Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Passive Low Energy Architecture
( PLEA ) 1
2
PLEA merupakan forum gerakan secara internasional
yang mempromosikan program keberlanjutan lingkung an dalam bidang arsitektur dan perencanaan. PLEA didasarkan atas pemahaman tentang tanggung jawab terhadap lingkungan dengan komitmen menge mbangkan, Mendokumentasi, dan menyebarkan ten tang prinsip-prinsip dari perencanaan bioklimatik dan aplikasi prinsip alami serta mengembangkan teknik- teknik baru dalam prinsip Pemanasan, pendinginan, dan penerangan. Perancangan pada Proyek 2 ini mempunyai tema “Pasive Low Energy Architecture”, yang berarti men dasarkan teknik-teknik merancang pada prinsip-prinsip Yang secara spesifik menjadi fokus PLEA. PLEA meliputi forum gerakan yang menyeluruh ter hadap keberlanjutan lingkungan. Dalam proyek ini akan dipersempit dalam wilayah kerja perencanaan Tapak dan perancangan bangunan. Prinsip-prinsip yang diambil merupakan kompilasi dari beberapa sumber yang memfokuskan pada prin sip-prinsip yang dianut PLEA. What is PLEA ? PLEA stands for Passive and Low Energy Architecture, a commitment to the development, documentation and diffusion of the principles of bioclimatic design and the application of natural and innovative techniques for heating, cooling and lighting. PLEA serves as an international, interdisciplinary forum to promote the discourse on environmental sustainability in architecture and planning. PLEA is a global invitation to the undertaking of ecological and environmental responsibility in architecture and planning. PLEA aims to establish the highest standard of research and professionalism in building science and architecture in the interests of sustainable human settlements. PLEA is an autonomous, non-profit association of individuals sharing expertise in the art, science, planning and design of the built environment. PLEA is committed to lend its support to help solve architectural and planning problems wherever its expertise may be appropriate. PLEA is open to interactions with institutions dealing with the problems of housing and the built environment and to all professionals sharing the ideas expressed above. PLEA pursues its objectives through conferences and workshops ; expert group meetings and consultancies ; scientific and technical publications ; architectural competitions and exhibitions.
3
“…principles of bioclimatic design and the application of natural and innovative techniques for heating, cooling and lighting.” PLEA Dari komitmen PLEA tersebut dapat diterjemahkan dalam dalam beberapa fokus yang dappat diterjemahkan dalam konsep-konsep arsitektur, antara lain adalah perancangan dengan konsep bioklimatik, aplikasi terhadap konsep-konsep kerja alam, serta penyelesaian-penyelesaian rancangan dalam kontek pengkondisian ruangan dan penerengan. Prinsip bioklimatik merupakan aspek yang dapat memberikan keseimbangan terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan. Konsep bioklimatik merupakan proses tanggap atau respon terhadap faktor-faktor hukum alam yang terjadi sehingga rancangan merupakan bagian dari keseimbangan alam yang terjadi. Perubahan kondisi alam baik yang periodik ataupun yang temporer merupakan proses yang dapat diantisipasi untuk mendapatkan kenyamanan dalam bangunan. Sehingga bangunan mempunyai fungsi untuk dapat menjadi bagian keseimbangna alam namun juga dapat memenuhi syarat kenyamanan pengguna. Bioclimatic design, merupakan proses desain yang mempertimbangkan tingkat adaptasi bangunan terhadap keseimbangan lingkungan. Hasil dari adaptasi tersebut adalah tercapainya efisiensi penggunaan energi secara optimum. The application of natural, penerapan tentang prinsip-prinsip alam dalam membuat konsep-konsep arsitektur juga merupakan teknik yang dikembangkan dalam perancangan ini. Innovative techniques for heating, cooling and lighting, teknik-teknik baru dalam proses pemanasan ruangan, pendinginan ruangan dan penerangan.
4
POST-MODERN ECOLOGY IAN McHARG; Design with Nature
SIM VAN DER RYN AND STERLING BURNER; Integral Design NANCY JACK TOOD AND JOHN TOOD; Bioshelter, Ocean Arks and City Farming: Ecology as the Basis of Design HASSAN FATHY; Natural Energy and Vernacular Architecture KENNETH YEANG; Tropical Urban Regionalism CHRISTOPHER DAY; Places of the Soul JAMES WINE; Architect’s Statement TEAM ZOO/ATELIER ZO; Principles of Design BRENDA AND ROBERT VALE; Green Architecture WILLIAM McDONOUGH; The Hannover Principles PETER CALTHORPE; The Next American Metropolis KENNETH YEANG; Bioclimatic Skycrapers SIM VAN DER RYN AND STUART COWAN; Ecological Design Dalam beberapa prinsip masing-masing arsitek mempunyai kesamaan dalam melakukan respon terhadap kondisi alam. Perbedaan terdapat pada ruang lingkup penanganan obyek, aspek arsitektur yang ditekankan dan teknik yang dilakukan. Secara garis besar prinsip yang dilakukan meliputi hal-hal ruang habitat yang dikuasai, pola penggunaan atau konservasi dan karakteristik perancangannya. PRINSIP Sebuah perancangan habitat dan kebiasaan mempunyai tujuan membuat suatu siklus yang natural dan tidak merusak lingkungan(integral system) Perancangan bangunan diharapkan dapat medorong penggunaan energi se-efisien mungkin Sebuah rancangan harus mencerminkan bioregionalisme Perancangan arsitektur memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan sekitarnya. Aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkungan harus selalu dikendalikan dalam suatu keseimbangan menurut perilaku alam.
5
Perancangan Bioklimatik
2
6
RASIONAL Rancangan bioklimatik merupakan rancangan didasarkan pada respon terhadap siklus dan iklim setempat. Merancang yang didasarkan terhadap iklim mempunyai dasar : Menghemat penggunaan energi sehingga mempunyai konsumsi biaya yang rendah dalam operasionalnya Masalah ekologi, desain dengan iklim menggunakan perangkat non mekanik sehingga ramah lingkungan (Bio)Regionalisme dari rancangan terhadap iklim merupakan cara pandang sebuah komunitas masyarakat terhadap lingkungan binaan.
7
Strategi perancangan Bioklimatik
Perancangan dengan menggunakan konteks bioklimatik mempunyai ketergantungan terhadap kondisi unik dari alam sekitarnya. Dengan memahami karakteristik alam lingkungannya hasil rancangan merupakan sistem yang dipersiapkan untuk beradaptasi sevara maksimal terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam lingkungannya. Kondisi-kondisi spesifik dari iklim lingkungannya akan akan menggambarkan faktor-faktor kritis yang harus ditangani dalam rancangan bangunan tersebut. Tempat hunian mempunyai tingkat kebutuhan terhadap kenyamanan yang cukup tinggi. Terutama dalam kenyamanan fisik.
8
Bioclimatic Design Strategies, Practices and Recommendations
(Krishan et al,2001)
9
Beberapa Parameter Desain
10
Beberapa Parameter Desain
11
Beberapa Parameter Desain Khrishan
Parameter Adaptasi Iklim padaTapak Landform: topography and slope orientation Vegetation type and pattern Water bodies Street widths and orientation Open spaces and built spaces Ground character Plan Form Plan elements Building Orientation Surface area to volume ratio Roof form Parameter Adaptasi Iklim pada Arsitektur Fenestration pattern and configuration Fenestration orientation Fenestration controls External Colour and textures Roof Materials Walls Internal layout and patitions Internal materials Internal finishes Parameter dalam melakukan perancangan arsitektur jumlahnya sangat banyak jika dilakukan secara ideal. Dalam perancangan dengan dasar bioklimatik akan dibutuhkan parameter yang berkaitan dengan karakteristik alam lingkungannya. Parameter tersebut merupakan respon terhadap gejala-gejala alam jika suatu bangunan hadir dalam sebuah lingkungan. Dalam Khrishan(2001), parameter tersebut dibagi dalam dua kelompok besar yaitu, adaptasi iklim dalam konteks tapak dan adaptasi dalam konteks arsitektur (bangunan)
12
Climatically responsive architecture
Respon Arsitektur terhadap Iklim Climatically responsive architecture
13
Beberapa Parameter Desain
14
Beberapa Parameter Desain
15
Parameter desain bangunan bertingkat
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.