Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PERSYARATAN PENGEMBANGAN LAHAN
BAGI PENGEMBANGAN LAHAN
2
Lapangan tempat bermain (play ground)
Tempat bermain dalam hal ini adalah tanah lapang yang dapat digunakan untuk bermain sepakbola, bola voli, badminton, baseball, dan olah raga permainan lainnya. Dengan demikian permukaan lahan akan terus diinjak-injak oleh para pemain dan penonton. Oleh karena itu dierlukan daerah yang datar, drainasenya baik, mempunyai tekstur dan konsistensi yang mampu mendukung permukaan tanah menjadi teguh, juga tidak berbatu.
3
Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat bermain
Tempat-permainan-lengkap untuk keluarga di Wisma Kompas. Karakteristik mendasar sebelum tahun 2000-an dalam kaitan dengan kenyamanan berlibur di kawasan pegunungan, antara lain: hawa sejuk semakin terasa; kelengangan lalu lintas kendaraan bebas macet; udara bersih luarbiasa; pepohonan yang lebat menyegarkan; arus warga bebas padat karena belum melimpah ruah. Diunduh dari sumber: ……. 31/10/2012
4
Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat bermain
Sifat Tanah Kelas kesesuaian dan faktor penghambat Baik Sedang Buruk Drainase Cepat, agak Agak baik dan Agak jelek, tanah cepat, baik agak jelek, jelek, sngat jelek- dan agak baik Air tanah lebih dari 75cm Air tanah lebih dari 50cm Air tanah kurang 50cm Bahaya banjir Tidak pernah Sekali dalam Lebih satu dua tahun kali dlm 2 tahun. Prmeabilitas Sgat cepat, sdg Agk lambat, lmbt Sangat lambat- Kemiringan 0-2% 2-6% > 6% Tekstur tanah lp,lph,lpsh lli,llip, lip, lid, permukaan*) l, ld llid, pl li,p,pl,tnh org. Dalamnya batuan > 100 cm 50-100 < 50 cm Kerikil dan krakal (0.2-25cm) 0% < 20% > 20% Batu ( > 25 cm) 0.01-3% > 3% Batuan % > 0.1% lp = lempung berpasir; lph = lempung berpasir halus; lpsh = lempung berpasir sangat halus; l = lempung; ld = lempung berdebu; lli = lempung liat; llip = lempung liat berpasir; llid = lempung liat berdebu; pl = pasir berlempung; lip = liat berpasir; lid = liat berdebu; li = liat; p = pasir; pl = pasir berlempung.
5
Lahan tempat berkemah (camping ground) Sukamantri, Camping Ground
Tempat berkemah adalah tempat untuk menginap dengan menggunakan tenda, beserta kendaraan kemah dan segenap aktivitas di luar perkemahan "(outdoor living)". Dalam kondisi seperti ini tanah harus dapat dilewati berulangkali oleh manusia atau secara terbatas oleh kendaraan. Sukamantri, Camping Ground Kawasan perkemahan yang banyak digunakan untuk aktivitas perkemahan pda hari-hari libur Diunduh dari sumber: ……. 31/10/2012
6
Kriteria evaluasi untuk tempat berkemah
c = cepat; ac = agak cepat; b = baik; ab = agak baik; aj = agak jelek; j = jelek; sj = sangat jelek. Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang Buruk Drainase*) c, ac,b,ab ab, aj. aj, j, sj. Air tanah le- Air tanah ku bih dari 75cm bih dari 50cm rang 50cm Banjir Tanpa Tanpa dalam Banjir dalam musim kemah Permeabilitas Sangat cepat, Agak lambat, Sangat lam- sedang lambat bat Kemiringan 0-8% 8-15% > 15% Tekstur tanah lp,lph,lpsh lli,llip, lip,lid, permukaan l, ld llid, pl, p pasir lepas (bukan pasir (mudah ter- lepas) bang,organik Kerikil dan 0-20% 20-50% > 50% kerakal Batu 0-0.1% % > 3% Batuan 0.01 > 0.1%
7
Chelsea Garden Show - London, England
Daerah untuk piknik Daerah untuk piknik adalah daerah semacam taman yang secara intensif digunakan untuk berpiknik. Kendaraan yang melewati jalan- jalan dalam taman tersebut dibatasi intensitasnya. Chelsea Garden Show - London, England Considered by many to be the “mother” of all garden shows, this is certainly England’s most celebrated. Even the Queen makes an appearance along with more than 50,000 a day for the four day run. The outdoor displays along with the Grand Pavilion are the show’s highlights.. Diunduh dari sumber:
8
Kriteria evaluasi lahan untuk daerah piknik (Sumber: USDA, 1971)
Sifat tanah Kesesuaian lahan: Baik Sedang Buruk Drainase c, ac, b, ab. ab, aj. Muka j, sj. Muka Muka air tanah air tanah ku air tanah ku- > 50 cm rang 50 cm rang 50 cm hingga permukaan Banjir Tanpa Banjir 1-2 ka- Banjir lebih li selama musim 2 kali sela- piknik ma piknik Kemiringan 0-8% 8-15% > 15% Tekstur tanah lp,lph,lpsh, lli,llip, llid,pl, lip,lid,li, permukaan l, ld p, (tidak lepas) p(lepas), organik Kerikil/kerakal 0-20% 20-50% > 50% Batu 0-3% 3 -15 Batuan 0-0.1% 0.1-3% > 3%
9
Hutan Kota Srengseng Secara umum, potensi dan daya tarik kawasan Hutan Kota Srengseng terdiri dari beberapa obyek yaitu : Konfigurasi lahan, Keanekaragaman hayati (Flora dan Fauna), Sarana Outbond, taman Bermain (Playground), Sarana pertunjukan, sarana perdagangan tanaman hias, dan Tempat untuk melaksanakan penelitian. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
10
Hutan Punti Kayu - PALEMBANG
Sebuah taman atau hutan wisata yang menjadi tempat rekreasi keluarga di Palembang, Sumatera Selatan. Dari pusat kota Palembang hanya berjarak 7 Km dan terletak di Jalan Kol.H.Burlian. Luas hutan ini sekitar 12 Ha dan merupakan hutan pinus kota terbesar di Indonesia. Ramai dikunjungi warga kota Palembang maupan dari luar kota pada hari-hari libur. Di kawasan ini juga terdapat kolam renang, museum fauna, kebun binatang dan penangkaran buaya. Hutan Punti Kayu pernah mendapat penghargaan sebagai Hutan Kota Terbaik seluruh Indonesia. Tiket Masuk : Rp ,- Sewa Perahu : Rp. 500,-/orang. Tiket Masuk Kebun Binatang : Rp. 500,-/orang. Tiket Masuk kolam renang anak : Rp ,-/anak Tiket Masuk museum fauna : Rp. 500,-/orang. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
11
Fresh And Natural di Taman Wisata Lembah Hijau
Taman Wisata Lembah Hijau andalan wisata alam buatan di kota Bandar Lampung, semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal, nasional, juga wisatawan mancanegara (wisman) mulai melirik lantaran ada taman satwanya. Fresh and Natural, demikian motto obyek taman wisata ini yang sejalan dengan kondisi lingkungan yang bersih, sehat, nyaman, aman dan alami. Taman wisata ini merupakan perpaduan sebuah Taman Rekreasi pegunungan dan area satwa yang menempati suatu area berbukit, lembah serta sebuah sungai kecil berarus deras yang membelah kawasan wisata ini. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
12
Taman Wisata Matahari Cisarua Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
Taman rekreasi yang berada di Jalan Raya Puncak Km 77 Cisarua ini mempunyai 25 wahana permainan diantaranya, Kereta Gantung, Sepeda Air, dan Arung Jeram yang merupakan unggulan di Taman Wisata Matahari ini. “Hanya dengan Rp , anda dapat merasakan sensasi arung jeram di Sungai Ciliwung yang melintasi Taman Wisata Matahari ini,” Selain wahana wisata, Taman Wisata Matahari yang berdiri di atas tanah 30 hektar ini juga mempunyai saung, vila, areal parkir yang luas, dan penginapan. Kesemuanya dapat di pesan melalui telepon, serta mempunyai ruang pertemuan yang dapat menampung 200 orang. Tak perlu khawatir dengan harga tiket masuk dan tiket wahana wisata di Taman Wisata Matahari, harga tiket masuk untuk hari Senin hingga Jumat ialah Rp per orang, serta untuk hari sabtu, Minggu dan libur nasional cukup merogoh kocek sebesar Rp per orang. Harga tiket terusan pun sangat terjangkau, dengan Rp sudah dapat menikmati delapan wahana wisata di taman rekreasi berudara sejuk itu. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
13
Taman Wisata Toar-Lumimuut - Minahasa
Taman Wisata Toar Lumimuut adalah salah satu tempat wisata sejuk di wilayah Sonder, Minahasa. Taman Wisata Toar Lumimuut merupakan sebuah kawasan hutan kota yang di dalamnya terdapat kolam renang yang airnya jernih karena berasal langsung dari sumber mata air pegunungan. Di Taman Wisata Toar Lumimuut juga terdapat permainan sepeda air, arena memancing serta Water Slide dan Outbound. Loket masuk Taman Wisata Toar Lumimuut, dimana pengunjung dipungut Rp ,- untuk orang dewasa, dan Rp untuk anak-anak. Jika ingin berenang maka akan dikenakan biaya tambahan Rp ,- untuk anak-anak dan Rp untuk orang dewasa. Taman Wisata Toar Lumimuut diapit oleh Gunung Lokon dan Gunung Soputan, sehingga udaranya pun sejuk. Rimbun pepohonan hijau di latar belakang menyegarkan pandangan mata, dengan arena bermain sepeda air di latar depan. Untuk bermain sepeda air ini anak-anak dipungut biaya Rp.4.000, sedangkan orang dewasa Rp Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
14
Jalan setapak (paths dan trails)
Jalan setapak yang dimaksud adalah jalan setapak yang sering digunakan untuk lintas alam (cross country). Daerah ini akan digunakan sebagai jalan setapak seperti dalam keadaan aslinya dan tidak ada pemindahan material tanah, baik dengan penggalian maupun penimbunan. Jalan setapak Jalan setapak menuju permukiman pedesaan, sunyi lengang, asri dan nyaman Diunduh dari sumber: /10/2012
15
Kesesuaian lahan untuk jalan setapak (USDA, 1971)
Sifat tanah Kesesuaian Lahan: Baik Sedang Buruk Drainase c,sc,b,ab. aj. Muka air j,sj. Muka Muka air tanah lebih dari 50cm tanah < 50 air tanah<50cm, sering dekat dngn permukaan Banjir Sekali setahun 2-3 kali atau kurang setahun Lebih 3 kalisetahun Kemiringan 0-15% 15-25% >25% Tekstur tanah lp,lph,lpsh, llid,llip, lip,lid,li, permukaan l, ld lli ,pl p, organik Kerikil/kerakal 0-20% 20-50% > 50% Batu dan Batuan 0-0.1% 0.1-3% > 3%
16
Pembangunan Jalan Setapak di Surya Baru
Pembangunan Jalan Setapak sepanjang 130 meter x 1.2 meter di Blok Sinar Baru Dusun Mekarjaya telah diselesaikan pada pertengahan bulan Juli 2010 dikerjakan oleh Rekanan. Menurut tokoh masyarakat Sinar Baru, pembangunan jalan setapak ini sangat membantu kelancaran dan aktivitas warga ke RT- annya. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
17
JALAN SETAPAK MENJADI KEBUTUHAN PENDUDUK
Jalan Setapak merupakan kebutuhan penduduk yang saat ini masih belum tersentuh pihak pihak terkait, sepanjang kurang lebih panjang 2000 m membutuhkan sarana pembangunan jalan, dengan pengguna manfaat jalan adalah para peserta didik sekolah dan umum. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
18
Warga Dusun II Desa Tigaserangkai Bangun Jalan Secara Swadaya
Warga Dusun II Desa Tigaserangkai, Kecamatan Lahӧmi, Kabupaten Nias Barat, berinsiatif membangun sendiri jalan setapak sejauh 500 meter. Pembangunan jalan setapak merupakan swadaya seluruh warga Dusun II Desa Tigaserangkai, dan bantuan dari warga setempat yang berdomisili di Jakarta senilai Rp Bantuan uang tersebut digunakan untuk membeli semen, sementara material lainnya seperti batu, kerikil dan pasir berasal dari swadaya warga sekitar. Sekitar 30 orang warga bergotong-royong membangun jalan tersebut. Ada yang mengangkut pasir, kerikil, batu dan sebagian lagi mengaduk semen. Kemudian beberapa orang terlihat ibu-ibu rumah tangga tengah sibuk mengantarkan makanan dan minuman bagi para pekerja. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
19
Perbaikan Jalan Palatar Agung, Desa Bagolo, Kab
Perbaikan Jalan Palatar Agung, Desa Bagolo, Kab. Pangandaran , Jawa Barat Pemerintah Desa Bagolo ingin segera menyelesaikan proyek pembangunan jalan, khusus jalan-jalan desa yang ada di desa ini. Salah satunya program pengaspalan jalan menuju Wilayah Palatar Agung, sebagai salah satu jalur wisata menuju obyek wisata palatar agung dan daerah areal pesawahan warga Desa Bagolo sendiri. Pengaspalan Jalan Palatar Agung dengan biaya anggaran Rp 250 Juta ini langsung di kelola oleh pihak Desa Bagolo sendiri, dengan Panjang Jalan yang di aspal sekitar 1800 meter dan lebar 2.5 meter. Perbaikan dan Pengaspalan ini sangat penting, mengingat jalur palatar agung ini merupakan jalur potensial Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
20
Kesesuaian Lahan untuk Gedung Tempat Tinggal
Bangunan gedung tempat tinggal yang dimaksud di sini adalah bangunan gedung yang bebannya tidak lebih dari tiga lantai. Penentuan kesesuaian lahannya didasarkan pada kemampuan tanah sebagai penopang pondasi bangunan . Sifat lahan yang berpengaruh adalah daya dukung tanah, dan sifat-sifat tanah yang berkaitan dengan biaya penggalian dan konstruksi. Daya dukung tanah ditentukan oleh kerapatan (density), tata air tanah (wetness), bahaya banjir, plastisitas dan tekstur, potensi mengembang dan mengkerut. Sedangkan biaya penggalian tanah untuk pondasi ditentukan oleh tata air tanah, kemiringan, kedalaman tanah hingga ke hamparan batuan, dan keadaan batu di permukaan (USDA, 1971). Permukiman di Kec. Blimbing, Kota Malang. Pengembangan dari lahan sawah
21
UJI SONDIR / CPT (CONE PENETRATION TEST)
Pengujian tanah untuk keperluan perancangan pondasi dapat berupa uji tanah di lapangan dan uji tanah di laboratorium, baik itu berupa uji fisik maupun uji mekanik, uji untuk mengetahui angka kekuatan tanah. Uji tanah di lapangan diperlukan untuk mencari data langsung dari lapangan. Uji ini dapat berupa uji lapisan tanah dengan alat bor (soil boring), uji kepadatan maupun kekerasan tanah. Uji Kekerasan tanah dapat berupa uji penetrasi standar (standard penetration test), uji sondir/uji penetrasi konus (Cone penetration test). Uji lapangan ini termasuk pelaksanaan pengambilan sampel tanah untuk keperluan uji laboratorium. Sedangkan uji di laboratorium dapat berupa analis butiran dan komposisi butiran/ gradasi, kadar air, berat isi, berat jenis (specific garfity) uji geser dengan alat geser langsung maupun dan alat triaxial hingga uji pemampatan tanah (consolidation test). Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
22
Kriteria kesesuaian untuk tempat tinggal
Sifat tanah Kesesuaian lahan: Baik Sedang Buruk Drainase Bangunan dengan ruang bawah tanah: Baik hingga sangat baik Agak buruk- terhambat Tanpa ruang bawah tanah: Sedang hingga Sngt cepat Buruk hingga Agak buruk Terhambat Air tanah musiman Dengan ruang bawah tanah: ( > 1 bulan ) > 150 cm > 75 < 75
23
Drainase Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air. Kelas drainase tanah yang sesuai untuk sebagian besar tanaman, terutama tanaman tahunan atau perkebunan berada pada kelas 1 dan 2. Drainase tanah kelas kelas 3, 4 dan 5 kurang sesuai untuk tanaman tahunan karena sering jenuh air dan kekurangan oksigen. Diunduh dari sumber: /11/2012
24
Bahaya banjir dengan simbol Fx,y (x: kedalaman air, y: lama genangan).
Banjir atau Genangan Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari: kedalaman banjir (X) dan lamanya banjir (Y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk setempat di lapangan. Bahaya banjir dengan simbol Fx,y (x: kedalaman air, y: lama genangan). Diunduh dari sumber: /11/2012
25
Permukaan Air Tanah (Water Table)
Ketika air merembes ke bawah permukaan, gravitasi menariknya turun dua zona tanah dan batuan. Zona bagian atas (upper zone) adalah rongga pori didalam batuan yang hanya jenuh sebagian dan air berbentuk seperti lapisan tipis (thin film) yang melekat (clinging) pada butiran karena tarikan permukaan (surface tension). Pada zona ini rongga pori terisi sebagian oleh udara dan sebagian lain oleh air disebut sebagai zona aerasi. Pada batas tertentu, semua bukaan akan terisi oleh air sehingga daerah ini disebut sebagai zona jenuh. Permukaan air tanah merupakan bagian paling atas dari zona jenuh ini dan merupakan elemen penting pada sistem air tanah Permukaan air tanah adalah permukaan bagian atas dari zona jenuh air (Hamblin & Christiansen, 1995). Diunduh dari sumber: /11/2012
26
Permukaan Air Tanah (Water Table)
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan penutupnya. Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal Diunduh dari sumber: /11/2012
27
Kriteria kesesuaian untuk tempat tinggal
Tanpa ruang bawah tanah: Air tanah musiman ( > 1 bulan ) > 57 cm > 50 < 50 Banjir Tanpa Jarang-sering Lereng 0 - 8% 8 - 15% > 15% Potensi mengembang dan mengkerut Rendah Sedang Tinggi Besar butir*) GW,GP,SP,GM ML, CL, CH,MG,OL,OH dengan PI<15 GC,SM,SC,CL dengan PI>= 15 Batu kecil Tanpa-sedikit Agak banyak- sangat banyak Batu besar Sedikit Sedang-sgt banyak Dalamnya hamparan batuan > 150 cm <100 cm Dengan ruang bawah tanah: > 100 cm 50-100 < 50 cm
28
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pemukiman penduduk di Lakkang Mengelilingi Lakkang tak membutuhkan waktu lama. jalan-jalan di desa ini merupakan jalanan setapak dan ada juga jalan yang terbuat dari paving block. Di sisi jalan adalah rumah-rumah penduduk denga karakter bugis makassar yang masih terpelihara berupa rumah pangggung dengan pagar bambu berwarna di depan rumah. Diunduh dari sumber: …..….. 31/10/2012
29
DKI Akan Bangun Kawasan Perumahan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) untuk seluruh wilayah DKI Jakarta. Tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan perumahan dan permukiman warga Jakarta yang semakin tinggi. Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah DKI Jakarta, menyatakan jika Jakarta tidak memiliki RP4D, kemungkinan besar banyak warga Jakarta yang tidak akan mendapatkan rumah. Atau tidak dapat memiliki tempat tinggal yang layak huni. Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
30
Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) di Perkotaan dan Perdesaan
Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
31
RPKPP : Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas
Penyusunan rencana pengembangan kawasan yang berisikan: Rencana umum alokasi ruang kegiatan Penetapan konsepsi, program dan kegiatan yang akan dikembangkan Penyusunan strategi pelaksanaan dan rencana teknik (DED) dan Pengembangan kelem-bagaan pelaksanaan pem-bangunan di tingkat lokal dan komunitas, lengkap dengan prosedur, meka-nisme dan rencana pelak-sanaannya Pelaksanaan pemba-ngunan fisik dan kegiatan sektoral terkait lain . Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
32
RPKPP : Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas
Kawasan permukiman prioritas adalah bagian dari suatu wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus yang menyebabkan kawasan ini perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya. Kesalahan mengantisipasi pola penanganan dan pemberian priotitas pada kawasan dengan kebutuhan khusus tersebut akan berdampak terhadap proses dan capaian tujuan pembangunan perkotaan secara keseluruhan. Dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas dapat berupa: Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan atau perdesaan yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan. Kawasan permukiman yang dilengkapi/disertai dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah kota atau wilayah yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria ini seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan sejenisnya. Kawasan perdesaan yang berada dipinggiran areal perkotaan, dan berfungsi sebagai hinterland dan atau buffer/penyangga bagi kota induknya. Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu diselesaikan segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya. Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
33
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : Koefisien Lantai Bangunan (KLB) :
Tata cara pemilihan lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan KASIBA : sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan jaringan prasarana lingkungan untuk pembangunan perumahan dan permukiman berskala besar, terdiri dari satu atau lebih lingkungan siap bangun, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana lingkungan. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : Perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas persil tanah yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : Perbandingan antara luas lantai bangunan dengan luas persil tanah dan atau perbandingan seluruh luas lantai terhadap luas lahan yang bertujuan untuk menciptakan adanya keseimbangan antara luasan lahan terbangun dengan luasan lahan kosong yang dapat digunakan antara lain untuk keperluan resapan air, sirkulasi udara, pertanaman dan parkir kendaraan . Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
34
LISIBA (lingkungan siap bangun) :
Tata cara pemilihan lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan LISIBA (lingkungan siap bangun) : sebidang tanah yang merupakan bagian dari Kasiba ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian serta pelayanan lingkungan untuk pembangunan kapling tanah matang . PERMUKIMAN Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendu-kung peri kehidupan dan penghidupan. PERUMAHAN Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan . Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
35
Persyaratan umum lokasi perumahan dan permukiman
Tata cara pemilihan lokasi prioritas untuk pengembangan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan Persyaratan umum lokasi perumahan dan permukiman Lokasi kawasan perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah setempat atau memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tidak berada pada kawasan lindung, Bebas dari pencemaran air, udara, dan gangguan suara atau gangguan lainnya, baik yang ditimbulkan sumber daya buatan manusia maupun sumber daya alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami, Ketinggian lahan kurang dari meter di atas permukaan air laut (MDPL), Kemiringan lahan tidak melebihi 15 %, dengan ketentuan: (1) Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar-landai dengan kemiringan 0-8%, (2) Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%. Pada kota-kota yang mempunyai bandar udara, tidak menggangu jalur penerbangan pesawat, Kondisi sarana-prasarana memadai, Dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan pelayanan kota, Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, keterkaitan antara lokasi perumahan dengan pusat-pusat kegiatan (tempat kerja) dan pelayanan kota akan mempunyai implikasi ekonomi. Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
36
Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng
Sumber: William M, Marsh, Landscape Planning Environment Application, 2nd. Ed., 1991. Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
37
Persyaratan dan Standar Saluran Drainase Lisiba Yang Berdiri Sendiri
Saluran pembuangan air hujan dapat terbuka dengan ketentuan sebagai berikut : Dasar saluran terbuka ½ lingkaran dengan diameter minimum 20 cm, atau bentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm. Bahan saluran, tanah liat, beton, pasangan batu bata dan bahan lain Kemiringan saluran minimum 2 % Kedalaman saluran minimum 30 cm Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah harus dilengkapi dengan lubang pemeriksa dan pada bagian saluran yang lurus lubang pemeriksa harus ditempatkan pada jarak maksimum 50 meter. Untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah pada drainase terbukan dan tertutup perlu bak kontrol dengan jarak kurang lebih 50 M dengan dimensi (0,40x 0,40x 0,40) M3 Setiap Lisiba yang Berdiri Sendiri perlu menyediakan sumur resapan pada titik-titik terendah. Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan bahan-bahan lain. Diunduh dari sumber: /10/2012
38
KRITERIA KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
Perumahan menurut UU No. 4 tahun 1992 adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Sedangkan permukiman dapat diartikan sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan serta penghidupan, yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdayaguna dan berhasilguna. Menurut Departemen Kimpraswil (2002), kawasan perumahan mempunyai beberapa persyaratan dasar fisik yaitu: Aksesibilitas, yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan perumahan tersebut Kompabilitas, kesesuaian dan keterpaduan antar kawasan yang menjadi lingkungannya Fleksibilitas, kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan sarana Ekologi, yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewa-dahinya. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
39
Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
Persyaratan fisik-dasar bagi kawasan perumahan sangat dipengaruhi oleh karakteristik fisik lahan dan alam : Topografi, yaitu kondisi fisik permukaan tanah baik bentuk, karakter, tumbuhan, aliran sungai, kontur tanah dan lain-lain yang sangat berpengaruh pada transportasi, sistem sanitasi dan pola tata ruang Sumber daya alam, yaitu semua potensi dan kekayaan alam yang dapat mendukung penghidupan dan kehidupan. Sumber alam ini selain sebagai sumber potensi ekonomi juga dapat memberikan matapencaharian bagi penghuninya Kondisi fisik tanah, yaitu kondisi fisik dari tanah dimana perumahan akan dibangun di atasnya. Dengan batasan-batasan diantaranya tidak mengan-dung gas beracun (toksititas), tidak tergenang air serta memungkinkan untuk membangun sarana dan prasarana lingkungan permukiman Lokasi atau letak geografis, yaitu posisi dari kawasan perumahan terhadap kawasan lainnya Tata guna tanah, pola tata guna tanah di sekeliling kawasan perumahan tersebut dimana keserasian dan keterpaduan antar kawasan sangat mempengaruhi perkembangan kawasan perumahan tersebut Nilai dan harga tanah, yaitu nilai dari potensi dan ekonomi pada kawasan perumahan itu Iklim, yaitu keadaan cuaca yang meliputi arah matahari, lamanya penyi-naran matahari, temperatur rata-rata, kelembaban, curah hujan dan musim Bencana alam, yaitu segala ancaman dari alam terhadap kawasan seperti angin puyuh, gempa bumi, erosi dan banjir Vegetasi, yaitu segala macam tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh di kawasan dimaksud dengan memperhatikan jenis pohon atau tumbuhan, pengaruhnya terhadap lingkungan serta masa tumbuh dan usia yang dicapai. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
40
Bencana Banjir Banjir dapat terjadi bila kapasitas sungai sebagai penampung limpasan air tidak mampu menampung debit dari air limpasan tersebut. Penyebab banjir dapat dibedakan karena alami dan akibat ulah manusia. Akibat ulah manusia, berupa perubahan fungsi lahan di daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melebihi angka 15% terhadap luasan DAS, menjadi pemicu terjadinya banjir. Perubahan fungsi lahan dapat terjadi dari lahan resapan menjadi lahan permukiman. Sehingga debit air yang dikirim dan ditampung sungai melebihi kapasitas/daya tampung sungai , terjadilah banjir luapan air sungai (Bledsoe, dalam Kodoatie, 2002). Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
41
EROSI DAN GERAKAN TANAH
Erosi adalah proses hilangnya atau terangkutnya tanah di permukaan. Penyebab utama erosi adalah air dan angin. Erosi yang terjadi pada kondisi alami, yaitu lahan yang tertutup oleh vegetasi asli tanpa campur tangan manusia disebut erosi geologi, erosi alami atau erosi normal. Erosi ini berlangsung terus menerus secara alami dan laju pembentukan tanah masih dapat mengimbangi besarnya kehilangan lapisan muka tanah. Apabila vegetasi penutup muka lahan dibabat, maka erosi berlangsung cepat, sehingga merusak lapisan atas tanah. Erosi ini disebut erosi tanah yang dipercepat. Penyebab utama erosi tanah adalah pelepasan (dispersi) butir-butir tanah akibat percikan air hujan dan pengangkutan butiran tanah yang telah terdispersi oleh aliran air permukaan (run off). Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
42
KEMIRINGAN MAKSIMUM JALAN RAYA YANG DIIJINKAN (%)
Sumber: Oglesby dan R. Gary Hicks, 1993:336 Diunduh dari sumber: /11/2012
43
DERAJAT CURAH HUJAN DAN ITENSITAS CURAH HUJAN
Sumber: Suripin (2003) Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
44
KLASIFIKASI KEMIRINGAN LAHAN DAN PERUNTUKANNYA
Sumber : Van Zuidam, 1983 Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
45
Faktor Penyebab Konversi Lahan Sawah
Menurut prosesnya, konversi lahan sawah dapat terjadi: secara gradual, seketika (instant). Alih fungsi secara gradual karena fungsi sawah tidak optimal. Umumnya hal seperti ini terjadi akibat degradasi mutu irigasi atau usahatani padi di lokasi tersebut tidak dapat berkembang karena kurang menguntungkan. Alih fungsi secara instant pada umumnya berlangsung di wilayah sekitar urban, yakni berubah menjadi lokasi pemukiman atau kawasan industri (Sumaryanto dkk, 1995). Kawasan Perumahan Blimbing Indah (PBI) Kota Malang. Kawasan ini berkembang dari lahan sawah irigasi
46
Kesesuaian Lahan Untuk Pembuatan Jalan
Pengertian Jalan adalah jalan yang terdiri atas: tanah setempat yang telah diratakan (tebal penggalian atau pengurugan tanah kurang dari 6 meter) dan disebut "subgrade"; lapisan dasar (base) yang terdiri atas kerikil, batu pecahan, penstabil tanah dari kapur atau semen; lapisan permukaan yang fleksibel (aspal) atau keras (beton), atau kerikil yang direkatkan seperti di pedesaan. Jalan ini dilengkapi dengan saluran drainase di kedua sisinya. Sifat-sifat tanah yang dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembuatan jalan adalah kekuatan tanah, stabilitas tanah dan jumlah tanah galian-urugan yang tersedia (USDA, 1971).
47
Jalan Veteran Kota Malang, merupakan jalan akses kota yang menghubungkan beberapa wilayah kecamatanm menuju pusat Kota Malang. Jalan raya ini merupakan pengembangan dari jalan setapak di antara lahan persawahan. Perkembangan Kota Malang telah mendorong pengembangan lahan dari sawah menjadi pusat-pusat aktivitas pendidikan, perdagangan dan perkantoran. Foto smno 2011
48
JALAN TOL SEMARANG-SOLO FOTO ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09 .
PEMBANGUNAN JALAN TOL. Sejumlah pekerja dengan bantuan alat berat melakukan proses pengerukan dan perataan tanah, pada proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran , di Kelurahan Gedawang, Semarang, Jateng, Jumat. Pembangunan jalan tol Semarang-Solo seksi I sepanjang 14,10 km yang ditargetkan selesai pada Juli 2010 itu masih dalam tahap pembuatan konstruksi dan pemadatan tanah. FOTO ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09 . Diunduh dari sumber: /10/2012
49
Kriteria evaluasi lahan untuk pembangunan jalan
Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang Buruk Drainase c, ac,b,ab aj j, sj Banjir Tanpa kung dari se Lebih dari kali dlm 5 th sekali Lereng 0-8% 8-15% >15% Dalamnya hampar- >100 cm 50-100 <50 an batuan Subgrade: Indeks AASHO 0-4 5-8 >8 Unified GW,GP,SW,SP, CL dengan PI GM,GC,SM, SC < 15 , CL dgn PI >= 15,CH,MH OH,OL,Pt Potensi mengem- Rendah Tinggi bang-mengkerut Batu 0-3% 3-15% > 15% Batuan besar 0-0.01% % > 0.1%
50
Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya:
MEKANIKA TANAH Mekanika tanah adalah suatu cabang dari ilmu teknik yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja. Sedangkan Teknik Pondasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip Mekanika Tanah dan Geologi. , yang digunakan dalam perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan, bendung clan lain-lain. Oleh karena itu perkiraan dan pendugaan terhadap kemungkinan adanya penyimpangan dilapangan dari kondisi ideal pada mekanika tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi yang benar. Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatannya: Tanah Kohesif : adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir-butirnya. (tanah Liat = mengandung liat cukup banyak). Tanah Non Kohesif : adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir-butirnya. (hampir tidak mengandung liat, misal tanah pasir). Tanah Organik : adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. Diunduh dari sumber: /11/2012
51
Penyusutan dan pemuaian (shrinkage and swelling)
Penyusutan dan pemuaian lebih nyata terjadi pada tanah bertekstur liat. Penyusutan dan pemuaian terjadi sebagai akibat terbentuk dan terlepasnya tegangan tarik kapiler pada air pori tanah serta tingkat absorpsi air oleh mineral liat tipe-mengembang yang terdapat dalam tanah. Kohesi sebagai akibat hidrasi partikel (Sumber: Russel dalam TRRL, 1952) Kekuatan kohesi (antar partikel tanah) dianggap bekerja pada tanah yang mempunyai kadar air rendah. Meskipun diketahui bahwa kohesi menurun cepat sejalan dengan meningkatnya kadar air, namun tabiat kekuatan antara partikel pada kadar air yang tinggi masih merupakan spekulasi. Hal tersebut merupakan fungsi kekuatan Van der Waal mengenai tarikan (atrraction) antara partikel serta kekuatan elektrostatik mengenai tolakan (repulsion) yang diakibatkan oleh muatan yang terkait dengan partikel. Liat Liat Diunduh dari sumber: /11/2012
52
Pengaruh lengas tanah terhadap pemuaian (swelling)
Dampak hidrasi partikel liat adalah pemuaian pada tanah yang bertekstur liat. Pada jarak yang pendek dari permukaan partikel liat, kekuatan pengorientasian dan penyerapan yang bekerja pada molekul air adalah sangat kuat dan air dipandang lebih menyerupai bahan padat daripada sebagai bahan cair (molekul air terjerap). Apabila lapisan air terjerap terbentuk pada saat pembasahan liat, maka volume efektif bahan padat (yang terkait dengan masing- masing partikel) meningkat; apabila lapisan air terjerap berhubungan satu sama lain, maka pemuaian masing-masing lapisan akan ditunjukkan dengan peningkatan volume total tanah. Tebalnya air terjerap pada liat akan semakin tebal, sampai tekanan penyerapan pada air sama dengan tekanan beban pada permukaan tanah, baik sebagai akibat pembebanan tanah sendiri maupun akibat beban luar. Apabila beban meningkat pada saat kesetimbangan dicapai, maka tebal film air terjerap berkurang sehingga terjadi penurunan. Penomena tersebut disebut konsolidasi. Struktur yang terbentuk dalam liat mudah mengalami perubahan kadar air, bertambah atau berkurang, tergantung pada kondisi perubahan kadar air dalam tanah. Diunduh dari sumber: /11/2012
53
Pengaruh air terhadap penyusutan (shrinkage)
Meskipun penyusutan pada liat mungkin merupakan akibat dari beban luar (konsolidasi), namun hal tersebut sering terkait dengan hilangnya air akibat penguapan atau penyerapan oleh akar tumbuhan. Hubungan volume dengan kadar air (Sumber: TRRL, 1952) Pada gambar terlihat bahwa grafik terdiri atas dua bagian; bagian pertama (tanah basah) adalah garis Linear; sedangkan bagian ke dua (tanah kering) adalah garis non-linear dimana untuk penurunan kadar air yang sama dengan penurunan kadar air pada bagian pertama, penurunan volume adalah lebih kecil. Diunduh dari sumber: /11/2012
54
Batuan induk ada di bagian bawah profil tanah
As you dig down into the ground the soil composition (the way the soil is made up) changes. There are four distinct layers of soil under the leaf litter. Batuan induk ada di bagian bawah profil tanah Diunduh dari sumber: /11/2012
55
SKEMATIK PROPFIL TANAH
The top layer of soil is called the SURFACE LITTER LAYER. This is where all the “litter” of any ecosystem lies. It includes leaves, branches, animal scats and bodies, mushrooms and other rotting matter. The PARENT MATERIAL is the actual bedrock underlying the soil layers. Diunduh dari sumber: /11/2012
56
Waimakariri Shallow soil profile.
Viticulture Notes Tua Marina vineyard is located on an alluvial terrace the north bank of the Wairau River in Marlborough, N.Z. Climate is semi-arid with annual rainfall averaging 647mm. Mean annual Growing Degree Days are1280. Soil type is Waimakariri Shallow, a free draining stony alluvial soil . Diunduh dari sumber: /11/2012
57
PROFIL TANAH ALUVIAL Diunduh dari sumber: /11/2012 DIUNDUH DARI SUMBER:
58
Soil Drainage Classes based on soil color and the depth of mottling (Anelli, 2005).
If the zone of mottling is found near the soil surface it can be assumed that the surface layer is poorly drained and frequently saturated with water. If the zone of mottling is deeper, this indicates a well drained surface layer, which is rarely if ever completely saturated. Soil scientists have used depth-of-mottling zone as a means of dividing soils into different drainage classes Diunduh dari sumber: /11/2012
59
Kesesuaian Lahan untuk Tempat Penimbunan Sampah
(berbentuk galian). Tempat penimbunan sampah berbentuk galian merupakan suatu galian untuk menimbun sampah setiap hari, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah setebal kira-kira 15 cm. Bahan tanah penutup diperoleh dari tanah bekas galian tersebut. Setelah galian tanah penuh sampah, permukaan ditutup dengan lapisan tanah setebal sekitar 60 cm. Kesesuaian suatu bidang tanah untuk tempat penimbunan sampah dipengaruhi oleh tata air tanah (drainase tanah, kedalaman permukaan air bumi , dan permeabilitas tanah), lereng, tekstur, kedalaman hamparan batuan, dan jumlah batu di permukaan tanah (USDA, 1971). Kemungkinan terjadi pencemaran terhadap air bumi oleh tempat penimbunan sampah dapat ditunjukkan oleh kedalaman muka air bumi dan permeabilitas tanah. Air bumi akan tercemar apabila dekat dengan dasar galian penimbunan sampah dan apabila tanahnya permeabel. Untuk mencegah pencemaran terhadap air bumi pada tanah yang sarang (permeabel), dasar dan dinding galian harus dipadatkan.
60
Tempat pembuangan sampah Galian
Proses pembangunan baru TPA Kaliori dengan sistem Sanitary Landfill Dalam arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Banyumas tahun salah satu perwujudan ruang yang ada adalah pengembangan jaringan prasarana wilayah yang salah satunya berupa amanat pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir dengan sistem Sanitary Landfill. Amanat pembangunan TPA dengan sistem Sanitary Landfill dikuatkan dalam Perda no. 10 tahun 2010 pada pasal 68 huruf (c). Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
61
Kriteria kesesuaian tempat penimbunan sampah berbentuk galian
Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang Buruk Dalamnya air bumi musiman (g) >= 180 cm >= 180 < 180 Drainase (d) c,ac,b,ab aj,ab j, sj Ancaman banjir (f) Tanpa Jarang Sering Permeabilitas (p) <= 5 cm/jam <= 5 > 5 Lereng (s) 0-15% 15-25% > 25% Tekstur hingga ke- Lmpung berpasir Lempung liat Liat,gambut dalaman 150 cm (t) lempung, lmpng berdebu, lmpung liat berpasir berdebu, lmpung berliat kerikil,liat berdebu, liat berpasir, pasir berlempung Dalamnya hamparan batuan (i) Batu (sb) 0-0.1% 0.1-3% > 3% Batu besar (sr) 0-0.01% > 0.01%
62
THE RELATIONSHIP BETWEEN SOIL DRAINAGE CLASS AND PRODUCTIVITY
The soil drainage class and some characteristic features associated with each class are depicted in the following figure (from Soil Survey). One characteristic feature in the figure is the depth of rooting that typically occurs in each drainage class, providing there are no other restrictions (i.e., compacted layer) to root penetration. Deeper rooting depths are associated with well drained soils, because the depth of the water table below the surface is not restricting root growth and oxygen exchange. Diunduh dari sumber: /11/2012
63
KELAS DRAINAGE TANAH Soil drainage classes identified by soil survey experts in the Bras d’Henri watershed. D3: well drained; D4: moderately well drained; D5: imperfectly drained; D6: poorly drained; D7: very poorly drained. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
64
KELAS TEKSTUR TANAH The Textural Triangle
Soil classification is typically made based on the relative proportions of silt, sand and clay. Follow any two component percentages to find the nominal name for the soil type. For example, 30% sand, 30% clay and 40% silt: Find 30% along the bottom (sand) line, and follow the slanted line up and to the left. Stop at the horizontal line for 30% clay, and find the soil type: clay loam. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
65
SOIL TEXTURE & ASSOCIATED PERMEABILITY.
The texture of the soil is the most important determining factor in measuring the ease and speed with which water and contaminants can move through the soil to ground water. Coarse textured soils such as sands have large pore spaces between the soil particles, allowing water to quickly percolate downward to the ground water. There is minimal time in which filtration and/or natural treatment of the water can take place. Conversely, in fine textured soils such as clays, the movement of water and contaminants through the soil is very slow. These fine textured soils act as a natural filter, allowing bacteria and other soil organisms to break down contaminants before they reach the ground water. Fine textured soils provide much better natural protection for ground water than coarse grained soils. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
66
FLUCTUATING WATER TABLE
When rain falls, the water table rises; in times of drought, the water table declines because of drainage to the natural outlets. Because of this fluctuation, a well that is not drilled very far below the current water table may intermittently "go dry" when the water table falls. In some areas of the world, people face serious water shortages because groundwater is used faster than it is naturally replenished. Ground water does not occur downward all the way to the core of the earth. Beneath water-bearing rocks everywhere, at some depth, the rocks are water-tight. This depth may be a few hundred feet, or more than likely tens of thousands of feet. On average, permeability of rock grows less as depth increases. Most wells drilled deeper than 2,000 feet find little water. The pores and cracks in the rocks at great depths are closed up because of the weight of overlying rocks. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
67
Diunduh dari sumber: http://www.ustudy.in/node/5629 ….. 1/11/2012
SUBSURFACE WATER Water infiltrates the Earth's surface and accumulates on top of impermeable geologic materials. Areas in which the pore spaces are completely filled with water are called the saturated zone. Above the saturated zone is an area in which the pore spaces are filled with air and water called the unsaturated zone. Aquifers can be confined by impermeable layers such as clay. The water under confining layers typically is under pressure. If a well is drilled, the water level will rise above the saturated zone. The hydraulic head or piezometeric water level can be measured in wells of confined aquifers. Water beneath the surface can essentially be divided into two zones , the unsaturated zone which includes soil water zone, and zone of saturation which includes ground water. Sometimes, especially during times of high rainfall, these pore spaces are filled with water. The water table divides the zone of aeration from the zone of saturation. The height of the water table will fluctuate with precipitation, increasing in elevation during wet periods and decreasing during dry. Note how the water table intersects the level of the stream surface. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
68
Seasonal variation in groundwater table
Seasonal variation in δ18O values from the Old Brahmaputra river during the period April to December 2004. Seasonal variation in groundwater table and monthly averaged rainfall in Bangladesh during 2005. The water table was monitored from the monitoring well. Each symbol specifies the depth of the screen. The averaged rainfall is inferred from the data cited on the web site of the Bangladesh Meteorological Department Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
69
Tempat pembuangan sampah Sanitary Landfill
Sanitary Landfills Site Selection Should be above the water table, to minimize interaction with groundwater. Preferably located in clay or silt. Do not want to place in a rock quarry, as water can leech through the cracks inherent in rocks into a water fracture system. Do no want to locate in sand or gravel pits, as these have high leeching. Unfortunately, most of Long Island is sand or gravel, and many lanfills are located in gravel pits, after they were no longer being used. Do not want to locate in a flood plain. Most garbage tends to be less dense than water, so if the area of the landfill floods, the garbage will float to the top and wash away downstream. Diunduh dari sumber: …..….. 31/10/2012
70
Kriteria evaluasi kesesuaian lahan untuk tempat pembuangan sampah secara terbuka
Sifat tanah Kesesuaian lahan: Baik Sedang Buruk Kedalaman groundwater > 150 cm < 100 Drainase tanah c,ac,b,ab aj j, sj Banjir Tanpa Jarang Sering Permeabilitas < 5 cm/jam > 5 Lereng 0-8% 8-15 > 15
71
Planning and Hillslope Profile permaculture landscape design
Planting the steeper lands above the key point preserves the soil from water erosion (to this end, any slopes steeper than 18 degrees should be forested) and adds warmth and moisture to cold air sliding downslope towards the house site, creating a thermal belt. Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
72
Kemiringan Lereng Menurut Donahue dkk (1983), bahwa penggandaan kemiringan lereng (% kemiringan) biasanya meningkatkan erosi dua kali lebih besar, dan pada lereng yang panjang dapat mencapai erosi tiga kali lipat. Lereng yang cembung erosinya lebih besar dibanding lereng yang cekung dan erosi yang semakin besar meningkatkan nilai kekritisan pada lahan. Data spasial kemiringan lereng dapat disusun dari hasil pengolahan data ketinggian (garis kontur) dengan bersumber pada peta topografi atau peta RBI. Pengolahan data kontur untuk menghasilkan informasi kemiringan lereng dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan komputer. Sistem pengklasifikasian kelas kemiringan lereng yang digunakan berdasarkan Dokumen Standar dan Kriteria RHL . Diunduh dari sumber: ….. 1/11/2012
73
Kesesuaian Lahan untuk Tempat Pembuangan Sampah Terbuka
Sampah dibuang di atas permukaan tanah. Material tanah yang digunakan untuk menutup tempat sampah, yang dilakukan setiap hari atau setelah smapah penuh didatangkan dari tempat lain. TPA PASIR HAYAM Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Pasir Hayam, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur dinilai sudah tidak ideal tidak lagi digunakan. Selain kondisinya yang sudah melebihi kapasitas, tidak adanya penggunaan teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan menyebabkan ratusan titik TPA liar di jalan-jalan protokol di CIanjur menjamur. Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
74
Tribun Medan - Kamis, 23 Juni 2011 23:00 WIB
Tempat pembuangan sampah terbuka Tribun Medan - Kamis, 23 Juni :00 WIB Metode pengelolaan sampah secara Open Dumping alias dilakukan di tempat terbuka ternyata masih banyak diadopsi kota-kota di Indonesia. Tercatat 500 tempat pembuangan akhir (TPA) jadi pengguna sistem ini. Padahal menurut kajian ilmiah, metode ini harus segera ditinggalkan karena rentan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan terhadap masyarakat di sekitarnya. Metode open dumping masih menjadi polemik pengelolaan sampah di Indonesia. Pengelolaan sampah secara open dumping sering kali tidak memerhatikan unsur kesehatan masyarakat dan kondisi lingkungan. Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
75
Kesesuaian lahan untuk Septic-tank
Penentuan kelas kesesuaian didasarkan atas kemampuan tanah untuk menyerap aliran dari septic-tank. Kemampuan tanah ini ditentukan oleh permeabilitas, tinggi muka air bumi, dalamnya tanah hingga hamparan batuan, perkolasi tanah, bahaya banjir, lereng dan keadaan batu di permukaan. Diagram of a functional septic system They perform the basic function: to process household black and gray wastewater into a cleaner effluent that can be evenly distributed beneath the ground and blended with the groundwater without creating a health hazard. Diunduh dari sumber: ….. 31/10/2012
76
Cepat,agak cepat-sedang
Kriteria kesesuaian lahan untuk septic-tank Sifat tanah Kesesuaian lahan Baik Sedang Buruk Permeabilitas Cepat,agak cepat-sedang Peralihan sedang - Agak lambat,lambat agak lambat agk cepat- sdg Konduktivitas > 25 mm/jam 15-25 < 15 hidraulik Perkolasi < 18 menit/cm 18-24 > 24 Dalamnya air bumi > 180 cm < 120 Banjir Tidak pernah Jarang Kadang-kadang atau sering Lereng 0-8% 8-15 > 15 Dalamnya lapisan kedap air, batuan >180 cm <120 Banyaknya batu Tanpa - Agak banyak - kecil Sedikit Sangat banyak Batu besar Tanpa Sedang-sangat banyak
77
Deep Percolation Deep percolation is when water moves down through the soil profile below the root zone and cannot be utilized by plants. Percolation is the movement of water through the soil. Measuring the percolation rate will help determine if the soil drains fast enough where you want to: direct water with a downspout, create a swale or use retention grading. The percolation rate will also help determine how suitable the soil is for certain trees. Some need well-drained soil while others prefer a water-logged site. Diunduh dari sumber: /11/2012
78
Measuring Water Percolation Rate
To measure how fast water percolates into the soil, you need to measure the time it takes for a specific amount of water to soak into a specific area of soil. The easiest way to do this is to get a length of cylindrical pipe that is sharp enough to push (or hammer) into the soil at one end. Mark it with two lines – one is the line to which you insert it into the soil, and the other is the line to which you fill the water. It should go deep enough into the soil that the water does not simply spill out to the sides. When ready, push (or hammer) it into the soil, fill it with water up to the water line, and time how long it takes for the water to disappear into the soil. If you only want to compare the percolation rate at two sites, you can simply compare the times. Be aware that the percolation rate will be different if the soil begins in a dry state than if it is already wet, so for an accurate comparison of two sites, begin with the soil in the same state of wetness. If you want an exact percolation rate, you need to calculate the volume of water held between the two lines, and the area of the circle created by the cylinder. This way you can calculate the unit of water per unit of soil surface per unit of time. The percolation rate will increase when the water column is higher (greater force due to the weight of the water) so the measurement will only be accurate for this particular water column height. Diunduh dari sumber: /11/2012
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.