Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Kondisi Wanita di Akhir Abad Ke-19
Karina Dwi Priliani
2
Kondisi Wanita Pada Awal Abad Ke-19
Wanita hanya menetap di rumah dan berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah, anak dan suami Wanita dianggap warga kelas kedua Dalam Le Code Civil de Français art. 213 « Le mari doit protection à sa femme, la femme obéissance à son mari. » Bekerja resmi dan mendapat pendidikan resmi merupakan 2 hal yang dilarang bagi wanita Wanita mempunyai fungsi untuk reproduksi. Bekerja dianggap suatu hal yang merusak/mengurangi kemampuan perempuan untuk reproduksi. Kalo kerja gabisa merawat suami dan anak-anaknya dan mengurusi rumah Tidak memiliki kekuasaan hukum apa pun Le code Civil de Francais adalah undang-undang sipil Perancis yang disusun pada masa kekuasaanNapoleon Bonaparte. Diberlakukan pada 21 Maret 1804 1804 : Le code civil prévoit que : « le mari doit protection à la femme, la femme doit obéissance à son mari » ; restrictions fortes au divorce ; incapacité juridique de la femme mariée.
3
Kondisi Prancis pada akhir Abad ke-19
Prancis memasuki masa pemerintahan Le Second Empire (1852) Industrialisasi Penemuan-penemuan mesin baru (mesin jahit) Industri tekstil (kain, sepatu) Perpindahan para petani dan keluarganya ke kota-kota besar untuk bekerja di bidang industri
4
Pada 1871, Prancis memasuki pemerintahan baru yaitu Republik ketiga.
Muncul banyak penemuan baru dalam bidang teknologi dan pengetahuan, salah satunya penemuan kamera Masyarakat Prancis mulai merasakan perubahan yang besar dari perkembangan industri dan teknologi Belle Époque: meningkatnya kelas sosial masyarakat borjuis
5
KONDISI WANITA PADA AKHIR ABAD KE-19
6
Upah lebih rendah dibandingan laki-laki
La Loi Falloux (1850): Pembangunan wajib sekolah dasar perempuan di commune dengan 800 penduduk Wanita mulai memasuki dunia pekerjaan domestik, seperti menjahit dan menyulam di pabrik-pabrik tekstil, bekerja di butik Upah lebih rendah dibandingan laki-laki 1861, Julie-Victoire Daubié, sarjana wanita pertama (Baccalauréat ès Lettres) Alfred de Falloux: Ministre de l'Instruction publique et des Cultes (sekarang Ministère de l'Éducation nationale) pada pemerintahan republik kedua Julie-Victoire Daubié: seorang jurnalis, le Baccalauréat ès Lettres dari l’Académie de Lyon pada 37 tahun Di sekolah: membaca, menulis, menghitung, pendidikan moral dan agama, menjahit
7
1876, pembelaan hak-hak perempuan dan gerakan feminis mulai muncul:
l’Association pour le droit des femmes oleh Maria Deraismes (hak-hak sipil dan pendidikan) Le droit des femmes oleh Hubertine Auclert (hak pilih) 1881, Loi J. Ferry: sekolah dasar menjadi gratis, laïc dan wajib untuk semua anak berumur tahun 1884, Loi Nacquet: perceraian dengan kesalahan diperbolehkan kembali. Syarat: adanya bukti Bidang pekerjaan meluas: pengetik telegram, juru ketik kantor, perawat, guru l’Association pour le droit des femmes pour l’obtention des droits civils et de réformes en faveur de l’éducation des filles. Hubertine Auclert fonde la société Le droit des femmes qui soutient le droit de vote pour les femmes Perceraian dengan adanya kesalahan (perzinahan, pelecehan bercedera dan perselingkuhan) – bukan kesepakatan bersama J. Ferry adalah
8
1906, wanita menduduki 36 % dari populasi aktif Prancis
Setengahnya sebagai pekerja domestik, sisanya sebagai dokter, perawat, guru Peran wanita di dunia kerja mulai diakui, tetapi peran utamanya tetap sebagai seorang istri
9
Keterkaitan Kondisi Wanita dengan L’école des Femmes
Eveline tidak diperbolehkan untuk bercerai oleh ayahnya dan Pastur Bredel Eveline akhirnya meninggalkan Robert Eveline mulai mencari pekerjaan Geneviève : « Tu auras beau faire, ma pauvre maman, tu ne seras jamais qu'une honnête femme ».
10
Sumber Data
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.