Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAbby Azizah Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PENERAPAN TEORI GESTALT DALAM PEMBELAJARAN
Oleh: Suyatminah & Kulsum Nur Hayati
2
Tokoh Gestalt Max Wertheimer Wolfgang Kohler Kurt Koffka
3
Max Wertheimer ( ) Max Wertheimer dilahirkan di Prague pada tanggal 15 April 1880 dan wafat pada tanggal 12 Oktober di New York. Max Wertheimer pendiri psikologi Gestalt bersama- sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Max mempelajari ilmu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1904 di bidang psikologi. Dia kemudian diangkat menjadi professor dan sempat bekerja di beberapa universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika Serikat karena terjadi perang di benua Eropa pada tahun Di Amerika ia bekerja di New School for Research di New York city sampai akhirnya meninggal tahun 1934.
4
Max Wertheimer Dalam perjalanan liburan di awal karirnya sambil naik kereta api Wertheimer melihat sinar berkedip-kedip (hidup dan mati) dengan jarak tertentu, sinar itu memberi kesan sebagai satu sinar yang bergerak datang dan pergi tidak putus-putus. Dari kejadian tersebut Wertheimer memperoleh gagasan untuk satu eksperimen yang paling penting darinya ia mulai mengerjakan teka-teki yang menjadi titik awal memunculkan serangkaian khayalan-khayalan gerakannya . jika mata melihat perangsang dengan cara tertentu, akan memberikan ilusi gerakan. Wertheimer menyebut gejala ini dengan istilah Phi Phenomenon. Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang disebut "stroboscope" (benda berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalam kotak tersebut) di toko mainan anak-anak. Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt. Eksperimen Wertheimer mengenai Scheinbewegung (gerak semu) memberikan kesimpulan, bahwa pengamatan mengandung hal yang melebihi jumlah unsur-unsurnya. Inilah gejala gestalt.
5
Max Wertheimer Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
6
Gambar apakah ini?
7
Gambar apakah ini?
8
Gambar apakah ini?
9
Berapa kaki gajah?
10
Wolfgang Kohler ( ) Kohler lahir di Reval, Estonia pada 21 januari Ia mencapai gelar Ph.D dari Universitas Berlin tahun 1909, dan selanjutnya bersama Koffka, bekerja dengan Werheimer di Frankfurt academy sebagai asisten. Tahun 1913 sampai tahun 1920 dia menjadi direktur di Anthropologi Station di Pulau Tenerife yang berlokasi dipulau Canary. Selama Perang Dunia I, ia menghabiskan selama 4 tahun di pulau tersebut. Di pulau inilah ia mempelajari perilaku kera dan ayam. Hasil investigasinya kemudian diterbitkan dalam sebuah bukunya yang penting, The Mentality of Apes (1924). memuat tentang eksperimennya mengenai simpanse dan ayam untuk mengetes berbagai masalah yang berkaitan dengan belajar.
11
Wolfgang Kohler (Percobaan dg Simpanse)
Menurut hasil percobaan Kohler, ada kera/ simpanse yang cerdas dan ada pula kera yang bodoh. Kera yang bodoh, nampak hanya belajar dengan asosiasi dan pengulangan, sambil melakukan perilaku berulang-ulang. Sebaliknya, kera yang cerdas, menurut Kohler bisa belajar sangat banyak seperti apa yang manusia lakukan, bisa mempertunjukkan sesuatu dan kadangkala memperlihatkan kemampuan proses mental yang lebih tinggi.
12
Wolfgang Kohler (Percobaan dg Simpanse)
Kohler menggunakan dua jenis studi untuk mempelajari prilaku problem solving kera di dalam kandang. Pertama, seekor kera harus menemukan solusi untuk meraih seiris pisang yang diletakkan disisi luar kandang. Dalam studinya, ada problem ”tongkat”, dan seekor kera harus menggunakan tongkat panjang untuk mencapai seiris pisang, kera harus menggabungkan beberapa tongkat secara bersama- sama sehingga bisa mencapai pisang. Kedua, ada problem ”kotak”, dalam hal ini, kera harus memindahkan kotak itu dibawah pisang atau menumpuk satu kotak diatas yang lain untuk mencapai pisang. Dari eksperimen inilah kohler menemukan catatan penting, bahwa inteligensi kera bukan belajar dengan trial and error.
13
Wolfgang Kohler (Percobaan dg Simpanse)
14
Wolfgang Kohler (Percobaan dg Simpanse)
Menurut Kohler simpanse tidak kurang dari manusia yaitu mampu memecahkan masalah sekaligus dengan proses integrasi atau pemahaman. Pemahaman simpanse baru muncul setelah beberapa saat mencoba memahami masalahnya, dan pada saat itu pula muncul dengan tiba-tiba kejelasan, melihat hubungan-hubungannya, antara unsur yang satu dengan yang lain. Dan pemahaman yang serupa itu – yang datang dengan tiba-tiba oleh Kohler disebut ”Aha Erlebnis”. Proses pelibatan dalam serangkaian solusi ini adalah pengetahuan (insight).
15
Wolfgang Kohler (Percobaan dg Ayam)
16
Kurt Koffka ( ) Kurt Koffka lahir di Berlin pada 18 maret Ia studi di Berlin juga dan mencapai Ph.D dalam bidang psikologi tahun 1909. Dari Berlin ia pergi ke Frankfrurt dan disanalah ia bekerja sebagai asisten di laboratorium Johannes Von Kries dan tahun berikutnya sebagai asisten di Oswald Kulpedi di Wurzburg awal 1910. Ia dan Kohler bekerja bersama dengan Wertheimer selama tiga semester. Disanalah pula ia mulai menulis yang kemudian menjadi sangat berpengaruh dalam mempopulerkan psikologi Gestalt.
17
Kurt Koffka ( ) Ia merupakan penulis terkenal dari kelompok Berlin. Seperti Wertheimer dan Kohler, Koffka menghabiskan banyak waktunya untuk memberi kuliah di Amerika sebelum akhirnya berpindah secara permanen pada tahun 1927. Ia mengajar di Smith Collage dan terus menulis, salah satu buku kreatifnya adalah ’’Grown of The Mind”, sebuah buku yang sangat relevan dengan prinsip-prinsip gestalt. Tahun 1925 dia mempublikasikan Principles of Gestalt Psycology. Dia adalah orang pertama yang menulis artikel dalam bahasa inggris mengenai Psikologi Gestalt. Artikelnya: Perception: An Introduction to Gestalt Theories. Dipublikasikan di Psychological Buletin tahun
18
POKOK-POKOK TEORI BELAJAR MENURUT GESTALT
19
Pandangan Gestalt Tentang Belajar dan The Memory Trace (Kesan Ingatan)
Belajar menurut Gestalt prinsipnya berkaitan dengan proses berfikir (proses problem solving) dan persepsi. Persepsi adalah kemampuan manusia untuk mengenal dan untuk memahami apa yang tidak diketahuinya. Penerimaan sesuatu berarti bahwa manusia dapat mengingat pengalaman- pengalaman, objek atau kejadian masa lalu. Persepsi memerlukan proses lebih banyak dari sekedar kemampuan melakukan reaksi terhadap sesuatu, yaitu pemrosesan yang sungguh-sungguh untuk mengintegrasikan sumber-sumber informasi ke dalam gambaran tunggal.
20
Prinsip Belajar menurut Gestalt (Hukum Pragnanz)
Hukum Pragnanz yaitu suatu prinsip yang menyatakan kecenderungan terhadap apapun yang dipandang untuk menerima kemungkinan kondisi yang paling baik. Hukum pragnanz digunakan sebagai petunjuk prinsip dalam mempelajari persepsi belajar dan ingatan.
21
Prinsip Belajar menurut Gestalt (Hukum Pragnanz)
Hukum Keterdekatan (law of proximity) . Dalam kita mengamati, obyek-obyek yang berdekatan satu sama lain akan nampak sebagai satu unit persepsi. Dengan demikian hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas. Hukum Ketertutupan (law of closure). Menyatakan bahwa kita mempunyai tendensi untuk melengkapi atau mengisi pengalaman-pengalaman yang tidak lengkap, agar menjadi lebih berarti. Atau hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri. Hukum Kesamaan (law of equivalence) . Dalam kita melakukan pengamatan, maka obyek-obyek yang mempunyai kemiripan (similarity) satu sama lain akan diorganisir ke dalam satu persepsi. Dengan kata lain hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
23
Prinsip Problem Solving dan Insight
Menurut Gestalt, yang terpenting dalam belajar adalah adanya penyesuaian pertama, yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti/ memperoleh insight (pemahaman). Insight barulah berfungsi bila ada persepsi terhadap masalahnya.
24
Belajar dg insight Insight dipengaruhi oleh kemampuan dasar. Kemampuan dasar itu berbeda-beda dari individu yang satu ke individu yang lain. Pada umumnya anak yang masih sangat muda sukar untuk belajar dengan insight. Insight dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lampau yang relevan. Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba- coba. Insight bukanlah hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya, tapi hal yang harus di cari. Sebelum dapat memperoleh insight orang harus sudah meninjau problemnya dari berbagai arah dan mencoba-coba memecahkan.
25
Belajar dg insight Belajar yang dengan Insight itu dapat diulangi. Jika sesuatu problem yang telah dipecahkan dengan insight lain kali diberikan lagi kepada pelajar yang bersangkutan, maka dia akan dengan langsung dapat memecahkan problem itu lagi. Insight yang telah sekali di dapatkan dapat dipergunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
26
PENERAPAN TEORI BELAJAR GESTALT DALAM PEMBELAJARAN
Mengajar membaca dan menulis menggunakan metode mengeja vs metode global/ struktural analisis sintesis (menerapkan teori gestalt)
27
Metode Mengeja VS Metode Global/SAS
Ketika awal belajar membaca, siswa dihadapkan pada huruf yang justru merupakan elemen terkecil. Hal ini sangat asing bagi anak. Seharusnya guru melakukan persepsi bukan dari elemen dulu, tetapi sebaliknya, secara keseluruhan (global) dulu, baru menuju bagian atau elemen. Metode mengeja menyalahi prinsip Gestalt .
28
Metode Mengeja VS Metode Global/SAS
Dalam metode mengeja, siswa pertama kali belajar langsung dihadapkan pada huruf. Huruf itu bagi anak belum dikenal, tidak mempunyai makna (arti). Seharusnya dimulai dari suatu kebulatan kesatuan yang mengandung makna. Jadi metode mengeja menyalahi prinsip Insightfullness. Dalam menghubungkan kata, siswa-siswa banyak mengalami kesukaran, karena tidak dikenal (tanpa arti), akibatnya sukar terjadi prinsip closure.
29
Metode Belajar Global Pada awal belajar membaca, siswa diberikan cerita pendek yang telah dikenal anak dalam kehidupan keluarga. Cerita ini merupakan satu kesatuan yang telah dikenal anak. Maka dengan mudah anak itu segera dapat membaca seluruhnya secara hafalan. Biarkan siswa membaca sambil menunjuk kalimat yang tidak cocok dengan yang diucapkan.
30
Metode Belajar Global Menguraikan cerita pendek menjadi kalimat- kalimat. Guru secara alamiah menunjukkan bahwa cerita pendek itu terdiri dari kalimat-kalimat. Misalnya dengan cara : Kalimat yang satu dengan yang lain ditulis dengan warna yang berbeda. Kalimat satu dengan yang lain ditulis dengan jarak yang cukup renggang. Biasanya setelah 2 atau 3 minggu siswa telah dapat membedakan kalimat satu dengan yang lain. Siswa telah mengingat kalimat-kalimat tsb.
31
Metode Belajar Global Memisahkan kata-kata menjadi suku kata.
Dalam periode tertentu, setelah siswa mengerti suku kata, diteruskan, memisahkan suku kata menjadi huruf. Dalam fase ini, barulah siswa diajarkan bunyi tiap-tiap huruf (pertengahan tahun). Setelah siswa mengenal huruf, diajarkan menyusun huruf menjadi suku kata. Menyusun suku kata menjadi kata. Menyusun kata menjadi kalimat. Untuk melaksanakan proses menyusun kembali, dapat dilakukan dengan bermacam permainan yang menarik
32
Contoh pembelajaran yang cocok menerapkan teori gestalt ini selain pada pelajaran bahasa : seperti mengarang, menganalisis isi buku, juga pada pelajaran fisika, kimia atau biologi: yaitu dengan metode belajar yang berbasis masalah (studi kasus), eksperimen. Dan pada pelajaran IPS berupa observasi, wawancara dan membuat laporannya
33
Penerapan dlm Metode Mengajar
Sangat penting artinya bagi siswa bila ia dapat menemukan pemahaman (insight) dengan caranya sendiri. Karena itu guru harus pandai mengatur strategi (membuat siasat) bagaimana cara mengajar untuk menimbulkan pemahaman (insight) oleh siswa sendiri tanpa siswa merasa digurui secara langsung. Buatlah siasat agar siswa menemukan pemahaman sendiri. Metode ini terkenal dengan metode problem solving (pemecahan masalah).
34
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI GESTALT
35
Kelebihan Teori Gestalt
Menghasilkan individu atau siswa yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh siswa. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dari peserta didik .
36
Kelebihan Teori Gestalt
Siswa dengan mudah dapat mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri. Siswa dapat dengan mudah berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif. Siswa mempunyai kesempatan untuk mencoba gagasan baru.
37
Kelemahan Teori Gestalt
Teori ini tidak dapat diterapkan dalam mempelajari semua pelajaran. Misalnya: anak tidak dapat mempelajari nama tanam-tanaman atau bintang-bintang dengan insight. Siswa Biologi tidak dapat mempelajari struktur dan fungsi hewan dengan pemahaman.
38
Kesimpulan Salah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik belajar yang dilaksanakan di sekolah adalah aliran psikologi kognitif (termasuk di dlmnya Teori Gestalt). Aliran ini telah memberikan konstribusi terhadap penggunaan unsur kognitif atau mental dalam proses belajar. Berbeda dengan pandangan aliran behavioristik yang memandang belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respons, aliran ini memandang kegiatan belajar bukanlah sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar.
39
Kesimpulan Menurut aliran gestalt, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan. Perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain sebagainya.
40
Terima Kasih materi dapat diunduh di: quls-edu.com
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.