Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ekonomi Internasional

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ekonomi Internasional"— Transcript presentasi:

1 Ekonomi Internasional
Pertemuan ke-3: Teori Perdagangan Klasik 1

2 Merkantilisme

3 Merkantilisme Doktrin ekonomi yg berkembang pada abad XVI s/d XVIII di eropa barat, yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya surplus perdagangan sangatlah penting Merkantilisme juga dikenal sebagai paham bullionism—tingkat kesejahteraan ditentukan oleh banyaknya penguasaan atas logam mulia (emas, perak) Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

4 Cont,… Ide pokok merkantilisme:
Suatu negara akan makmur apabila ekspor (X) lebih besar dibanding impor (M) Surplus dari perdagangan (positif balance of trade) akan menyebabkan pemasukan (inflow) logam mulia Surplus ini dapat digunakan untuk membiayai angkatan perang yg lebih besar  perluasan perdagangan (kolonisasi) dan penyebaran agama Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

5 Cont,… Kebijakan-kebijakan merkantilisme:
Mendorong ekspor dengan memberikan banyak kemudahan (ex: ekspor subsidi) Menghambat impor dengan mengenakan banyak hambatan perdagangan Meningkatkan cadangan logam mulia Monopoli melalui kekuatan militer Kolonisasi dan melarang negara jajahan untuk melakukan perdagangan dengan negara lain Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

6 Cont,… Kritik David Hume atas merkantilisme: Negara (Raja) kaya/makmur
Bila X > M Logam Mulia ↑ (money supply ↑) Inflasi dalam negeri QX ↓ PX ↑ X < M Logam Mulia ↓ QM ↑ PM ↓ Negara (Raja) menjadi miskin Mekanisme Otomatis (Price-Specie Flow Mechanism) Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

7 Cont,… Kritik Adam Smith atas merkantilisme:
Kemakmuran bukan diukur dari LM GDP + Perdagangan Luar Negeri - G Free Trade Persaingan ↑ GDP + PLN ↑ Produktifitas ↑ Spesialisasi (absolute advantage) Kemakmuran ↑ Efisiensi ↑ Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

8 Neo Merkantilisme Kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri nasional. Proteksi dilakukan melalui: Kebijakan tariff (tariff barrier)—ex: countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge Kebijakan non-tariff (nontariff barrier)—ex: larangan, sistem quota, ketentuan teknis, harga patokan (customs value), peraturan kesehatan/karantina Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

9 Absolute Advantage

10 Absolute Advantage Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional (gain from trade) jika: Melakukan spesialisasi dan meng-ekspor pada produk/barang yang memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage) dibanding negara asing Meng-impor produk/barang yang memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute disadvantage) Absolute advantage: The ability of a country to produce a good using fewer productive inputs than is possible anywhere else in the world Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

11 Asumsi Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja (identical labor and capital mix within a country) Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang (exports must pay for imports—trade must be balanced, this assumption rules out the net flows of money between countries) Biaya transportasi diabaikan (there are no barriers to trade in goods) Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

12 Table: Jumlah jam kerja / unit output
Produk Negara Domestik (D) Asing (F) Soybeans (S) 3 12 Textiles (T) 6 4 autarki Perekonomian domestik (D) membutuhkan 3 jam kerja untuk memproduksi 1 unit S dan 6 jam kerja utk memproduksi 1 unit T Perekonomian negara asing (F) membutuhkan 12 jam kerja untuk memproduksi 1 unit S dan 4 jam kerja utk memproduksi 1 unit T Negara D dikatakan memiliki keunggulan mutlak pada produksi S dan negara F memiliki keunggulan mutlak pada produksi T Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

13 Ketika spesialisasi… Produk Per unit gain In soybeans (S) In textiles (T) Negara D +2 -1 Negara F +3 In world +1 Jika masing-masing negara berspesialisasi pada produk yg memiliki keunggulan mutlak (negara D pada S dan F pada T): Di negara D, 1 unit pengurangan di produksi T akan menambah 6 jam kerja yg bisa dialokasikan utk produksi S (+2 unit S) Di negara F, 1 unit pengurangan di produksi S akan menambah 12 jam kerja yg bisa dialokasikan utk produksi T (+3 unit T) Produksi total dunia meningkat (+1 unit S dan +2 unit T) Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

14 Cont,… Pada saat pretrade (autarky):
Harga barang = biaya input yang digunakan PS = WA x hoursSA = WA x 3 PT = WA x hoursTA = WA x 6 Pada saat autarki, biaya memproduksi S adalah ½ unit T di negara D sedangkan di negara F adalah 3 unit T Biaya memproduksi T adalah 2 unit S di negara D sedangkan di negara F adalah 1/3 unit S Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

15 Cont,… Ketika perdagangan antar kedua negara dimungkinkan, konsumen di negara D akan membeli barang T dari negara F sedangkan konsumen negara F akan membeli barang S dari negara D (harga lebih murah) Permintaan akan barang T di negara D dan barang S di negara F (barang yg tidak memiliki comparative advantage) menurun. Turunnya permintaan akan menyebabkan industri T di negara D dan industri S di negara di negara F melakukan layoffs (pengurangan tenaga kerja) Layoff menyebabkan realokasi sumber daya terjadi (dari industri T ke industri S di negara D dan industri S ke industri T di negara F), meningkatkan produksi yg mengalami peningkatan permintaan (S di negara D dan T di negara F) Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

16 Comparative Advantage (Model Klasik)

17 Comparative Advantage
Seadainya salah satu negara memiliki keunggulan mutlak atau ketidakunggulan mutlak pada kedua barang, apakah perdagangan masih dimungkinkan? Ya, jika masing-masing negara berspesialisasi pada produk yang memiliki keunggulan mutlak terbesar (jika memiliki keunggulan mutlak pada kedua barang) atau pada produk yang memiliki ketidakunggulan mutlak terkecil (jika tidak memiliki keunggulan mutlak pada kedua barang) Comparative Advantage: A country has comparative advantage in a good if the product has a lower pretrade relative prices than is found elsewhere in the world Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

18 Table: Jumlah jam kerja / unit output
Produk Negara Domestik (D) Asing (F) Soybeans (S) 3 12 Textiles (T) 6 8 autarki Negara D dikatakan memiliki keunggulan mutlak pada kedua produk S dan T sedangkan negara F memiliki ketidakunggulan mutlak pada produksi S dan T Negara D 4x (12/3) lebih efisien dibandingkan negara F dalam produk S, dan hanya 4/3x (8/6) lebih efisien pada produk T Negara D memiliki comparative advantage pada produk S dan negara F memiliki comparative advantage pada produk T Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

19 Ketika spesialisasi… Produk Per unit gain In soybeans (S) In textiles (T) Negara D +2 -1 Negara F +1.5 In world +1 +0.5 Jika masing-masing negara berspesialisasi pada produk yg memiliki comparative advantage (negara D pada S dan F pada T): Di negara D, 1 unit pengurangan di produksi T akan menambah 6 jam kerja yg bisa dialokasikan utk produksi S (+2 unit S) Di negara F, 1 unit pengurangan di produksi S akan menambah 12 jam kerja yg bisa dialokasikan utk produksi T (+1.5 unit T) Produksi total dunia meningkat (+1 unit S dan +0.5 unit T) Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

20 PPF Pretrade Total jam kerja di D = 12.000 dan F = 9.600 T S Negara D
2000 4000 Negara D T S 1200 800 Negara F Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

21 Pretrade Equlibrium T T Negara F Negara D CICD CICF S S 1200 2000 4000
800 Negara F CICF T S 2000 4000 Negara D CICD Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

22 Harga Autarky dan Harga Trade
Harga autarki barang S (PS) lebih murah di negara D dibandingkan negara F Harga autarki barang T (PT) lebih murah di negara F dibandingkan negara D Perdagangan akan meniadakan perbedaan harga diantara kedua negara, melalui mekanisme pasar yg terjadi karena peningkatan permintaan PS di negara D ↑, PS di negara F ↓, PS/PT di D ↑ dan PS/PT di F ↓ PT di negara D ↓, PT di negara F ↑, PT/PS di D ↓ dan PT/PS di F ↑ Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

23 Cont,… Proses penyesuian akan terus berlangsung sampai tercapai equilibrium yang baru → international trade equlibrium Karakteristik equilibrium Hanya terdapat satu rasio harga dunia → terms of trade (TOT) Perdagangan bebas akan menyebabkan masing-masing negara akan berspesialisasi penuh pada produk yang memiliki keunggulan komparatif TOT/harga dunia akan terjadi diantara nilai rasio harga kedua negara Produsen S di D tidak akan menjual dibawah harga autarki (1/2) dan konsumen F tidak akan membayar lebih besar dibandingkan harga autarki-nya (3/2) TOT merepresentasikan consumption possibility frontier—kombinasi barang yang dpt dikonsumsi dengan melakukan perdagangan Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

24 Keseimbangan Setelah Perdagangan (Posttrade Equilibrium)
Total jam kerja di D = dan F = 9.600 T S J Negara D T S M Negara F CICF I CICD H Ekspor Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

25 Cont,… Masing-masing negara berspesialisasi penuh pada produk yang memiliki comparative advantage, maka titik produksi negara D bergeser ke titik J dan F ke titik M (D spesialisasi di S dan F spesialisasi di T) Setelah adanya perdagangan, rasio harga di negara D dan F adalah sama yaitu rasio harga dunia Perdagangan menyebabkan konsumsi di masing-masing negara bisa lebih besar dibanding PPF-nya (kekurangan dalam penawaran produk akan dipenuhi dari perdagangan) Konsumsi akan terjadi pada persinggungan CIC dengan TOT (titik I): Pada saat spesialisasi, negara D memproduksi OJ unit S dan hanya OH unit yg diinginkan untuk dikonsumsi oleh konsumen negara D → HJ unit akan di export ke negara F Segitiga HIJ dinamakan trade triangle—menunjukkan berapa banyak barang yg bersedia diperdagangkan (ex: S pada negara D) di harga dunia yg berlaku Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

26 Trade Triangle Trade triangle kedua negara memiliki kesamaan bentuk (tapi belum tentu ukuran sama) Bentuk segitiga adalah segitiga ke kanan dan kemiringan garis diagonal kedua segitiga adalah sama (karena sama TOT) Kedua segitiga harus identik—karena asumsi exports must pay for imports—based kedua segitiga adalah sama Keinginan salah satu negara untuk mengekspor harus sama dengan keinginan negara lain untuk mengimpor Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

27 Reciprocal Demand (Penentuan TOT)
Bagaimana apabila trade triangle kedua negara tidak sama (salah satu lebih besar yang berarti keinginan salah satu negara untuk berdagang lebih besar di bandingkan partner-nya), bagaimana trade equilibrium akan tercapai? Melalui process reciprocal demand Reciprocal demand the process of international interaction of demand and supply necessary to produce an equilibrium international price Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

28 Ekuilibrium sebelum perdagangan (Pretrade equilibrium)
Negara D CICD PPFD A PPF merefleksikan sisi penawaran dan CIC merefleksikan sisi permintaan Dengan asumsi constant opportunity cost, PPF akan berbentuk garis lurus Ketika PPF berbentuk garis lurus, price ratio = slope PPF Kondisi equilibrium terjadi pada saat slope CIC sama dengan slope PPF yaitu titik A Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

29 Ekuilibrium sebelum perdagangan (Pretrade equilibrium)
Negara D CICD PPFD A PPF merefleksikan sisi penawaran dan CIC merefleksikan sisi permintaan Dengan asumsi increasing opportunity cost, PPF akan berbentuk cembung Kondisi equilibrium terjadi pada saat slope CIC sama dengan slope PPF yaitu titik A -PS/PT Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

30 Keseimbangan Setelah Perdagangan (Posttrade Equilibrium)
Ekspor T S J Negara D CICD1 CICD0 A Perdagangan bebas akan mendorong spesialisasi ke produk yg memiliki keunggulan komparatif Dalam teori comparative advantage, spesialisasi yg terjadi adalah complete Ketika perdagangan bebas, price ratio yg berlaku adalah harga dunia, masing-masing negara akan melakukan pertukaran barang (negara mengekspor HJ unit S dan mengimpor HB unit T Keseimbangan baru tercapai di titik B, titik persinggunan CIC1 dan price ratio TOT Apakah masing” negara better off pasca trade? Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

31 Gain From Trade T Negara D TOT CICD1 CICD0 S
B H Ekspor T S J Negara D CICD1 CICD0 A Perdagangan akan menyebabkan penduduk negara D better off karena bisa mencapai CIC yg lebih tinggi Titik keseimbangan trade TIDAK HARUS seperti titik B (jumlah kedua barang bertambah) asalkan berada di sepanjang garis TOT, ex titik C dimana lebih banyak T dan lebih sedikit S Dalam situasi ini, untuk menilai gain from trade dapat dibantu dengan memperbandingkan tingkat real GDP (GDP/PT) pada titik keseimbangan sebelum dan sesudah perdagangan TOT GDP1/PT1 C GDP0/PT0 Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

32 Cont,… T Negara D TOT CICD1 CICD0 S Sumber gain from trade:
H Ekspor T S J Negara D CICD1 CICD0 A Sumber gain from trade: Consumption gain from trade Konsumen bisa membeli barang lebih murah Production gain from trade Perdagangan menyebabkan sumber daya terkonsentrasi pada sektor yg paling efisien sehingga meningkatkan jumlah output → Real GDP meningkat → meningkatkan kemampuan konsumsi penduduk dan pada akhirnya meningkatkan standar hidup TOT GDP1/PT1 C GDP0/PT0 Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

33 Real GDP Salah satu konsep mengukur national welfare adalah CIC, akan tetapi CIC menghadapi suatu kendala yaitu membutuhkan asumsi yg ketat atas preferensi kelompok → sukar terjadi di kenyataan GDP the level of output of new goods and services produced by an economy during a certain period of time and valued at the market price = PS x S + PT x T Penggunaan nominal GDP menghadapi kendala karena perubahan GDP bisa disebabkan oleh 2 hal: Peningkatan kapasitas produksi (jumlah S atau T ↑) Peningkatan harga (PS atau PT atau keduanya ↑) Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

34 Cont,… Real GDP Nilai GDP diukur dalam barang T adalah sama dengan jumlah produksi S diukur dalam barang T ditambah jumlah produksi T Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

35 Cont,… T S Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

36 Hubungan Trade dengan Wages
Dalam equilibrium pretrade (contoh terdahulu): PSD = WD x jam kerjaSD = WD x 3 (a) PTD = WD x jam kerjaTD = WD x 6 (b) PSF = WF x jam kerjaSF = WF x 12 (c) PTF = WF x jam kerjaSF = WF x 8 (d) Agar trade terjadi pada keunggulan komparatif masing-masing negara (D → S dan F → T), maka: PSD < E x PSF (1) PTD > E x PTF (2) E = nilai tukar, diukur dalam nilai mata uang D Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

37 Cont,… Substitusi kondisi pretrade ke dalam pers. (1) dan (2):
WD x 3 < E x WF x 12 (3) WD x 6 > E x WF x 8 (4) Manipulasi (dengan membagi kedua sisi dengan E x WF lalu membagi dengan 3 utk pers. 3 & 6 utk pers. 4): WD/(E x WF) < 4 (3a) WD/(E x WF) > 4/3 (4b) maka: 4/3 < WD/(E x WF) < 4 Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

38 Cont,… 4/3 < WD/(E x WF) < 4
WD/(E x WF) adalah relative wage ratio dalam nilai mata uang D Pertidaksamaan diatas menunjukkan: Agar trade terjadi pada keunggulan komparatif masing-masing, buruh di D harus menerima upah lebih besar dibandingkan di F; yaitu tidak lebih besar dari 4 kali dan tidak lebih kecil dari 4/3 kali dari tingkat upah di negara F Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

39 Model Klasik dengan Banyak Barang

40 Model Klasik dengan Banyak Barang
Dengan memperbanyak jenis barang, maka tiap” negara akan mengimpor/mengekspor satu atau lebih barang tergantung relative wage ratio dan the chain of comparative advantage-nya Dalam tabel diatas, negara F jauh lebih produktif dibandingkan negara D, dan terbesar pada barang T Industri (labor hour) S T X Y Z Negara D 4 9 10 2 5 Negara F 3 Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

41 Industri (labor hour F to A)
Cont,… Dengan trade, negara D akan berspesialisasi pada Y dan negara F akan berspesialisasi pada T (keunggulan komparatif terbesar) Bagaimana dengan barang lainnya? Tergantung relative wage ratio Tabel berikut menyajikan ratio jam kerja di negara F dibandingkan negara D dan disajikan dalam urutan rasio dari kecil ke besar (the chain of comparative advantage) Dari tabel ini, agar trade terjadi berdasarkan keunggulan komparatif, maka relative wage ratio haruslah: 1/3 < WD/(E x WF) < 1 Industri (labor hour F to A) T X S Z Y rasio 0.33 0.4 0.5 0.6 1 Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

42 Industri (labor hour F to A)
Cont,… Jika relative wage ratio adalah 0.66, negara F akan memiliki keunggulan hampir disemua barang kecuali barang Y dibanding negara D, oleh karena itu D akan berspesialisasi di Y dan mengimpor barang lain dari F Jika relative wage ratio adalah 0.45, negara D juga bisa memperdagangkan barang S & Z dan mengimpor barang T & X dari negara F Industri (labor hour F to A) T X S Z Y rasio 0.33 0.4 0.5 0.6 1 Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

43 Offer Curve dan TOT

44 Offer Curve Offer curve digunakan untuk mengilustrasikan proses reciprocal demand dalam penentuan TOT F H Ekspor T S E Negara D CICD1 CICD0 G TOT1 Impor Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

45 Bagaimana jika TOT berubah?
S2 S0 F S1 T S E CICD1 CICD0 G TOT1 TOT2 H CICD2 T0 T1 T2 Price-consumption curve Negara D TOT (PS/PT) meningkat (PS ↑) → slope TOT menjadi semakin tegak Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

46 Cont,… Negara D Offer curve S2 S0 G S1 World Trade in T Impor D
Ekspor F E F TOT1 TOT2 H T0 T1 T2 Offer curve World Trade in S Impor F Ekspor D Negara D Pretade price-ratio Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

47 Cont,… TOT meningkat (PS ↑) → slope TOT menjadi semakin landai
CICF1 CICF0 F TOT2 TOT1 H CICF2 T0 T1 T2 Price-consumption curve TOT meningkat (PS ↑) → slope TOT menjadi semakin landai Negara F Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

48 Cont,… Negara F Offer curve S2 S0 F S1 E G TOT2 TOT1 J T0 T2
Pretade price-ratio Offer curve World Trade in S Impor F Ekspor D World Trade in T Impor D Ekspor F Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

49 Reciprocal Demand Negara D dan F World trade in T Impor D Ekspor F
SK Negara F SF E TOT2 TOT1 K World trade in S Impor F Ekspor D World trade in T Impor D Ekspor F Negara D SD Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik

50 Cont,… Keseimbangan terjadi pada titik k dengan TOT2
Jika keseimbangan awal terjadi pada TOT1, negara F berkeinginan mengimpor SF unit tetapi negara D hanya bersedia mengekspor SD unit Timbul excess demand yang akan mendorong PS naik → TOT bergeser keatas menuju TOT2 Pada titik ekuilibrium k, karena masing” negara berada pada price-consumption path-nya, maka CIC kedua negara bersinggungan → alokasi sumber daya (internasional) effisien Chapter 3: Teori Perdagangan Klasik


Download ppt "Ekonomi Internasional"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google