Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBagus Darmawan Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Sistem Inovasi: Paradigma Pembangunan Ekonomi Berdaya Saing
Disampaikan pada Dies Natalis Sekolah Pasca Sarjana UGM 25 Juli 2011
2
Perubahan Paradigma Pembangunan Ekonomi Dunia
Pertumbuhan Ekonomi sangat bergantung kepada Inovasi (Schumpeter, Romer) Tidak dapat bergantung kepada sumber daya alam yang tak terbarukan Munculnya konsep green economy, meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa merusak lingkungan Sumber daya manusia (SDM) yang tangguh menjadi kunci utama inovasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Akibatnya peranan Universitas menjadi sentral dalam membentuk SDM yang bisa berinovasi guna meningkatkan produktivitas
3
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENUJU KEUNGGULAN KOMPETITIF
Warisan Ciptaan Kompetitif Keunggulan Negara Peningkatan Produktivitas Kekayaan Negara Komparatif Peningkatan produktivitas menuju keunggulan kompetitif akan dicapai seiring dengan upaya memperkuat kemampuan SDM berbasis Iptek. Warisan ekonomi berbasis SDA yang bertumpu pada labor intensive perlu ditingkatkan secara bertahap menuju skilled labor intensive dan kemudian menjadi human capital intensive. Peningkatan kemampuan modal manusia yang menguasai iptek ditempuh terutama melalui sistem pendidikan tinggi, litbang, rekayasa, dan diklat berbasis kompetensi. Modal manusia yang berkualitas tersebut sangat diperlukan ketika memasuki tahap innovation-driven economies. Inisiatif Presiden menjadi pendorong utama terjadinya proses transformasi sistem ekonomi berbasis inovasi melalui penguatan sistem pendidikan (human capital) dan kesiapan teknologi (technological readiness). Proses transformasi tersebut memerlukan input pendanaan R&D yang terus ditingkatkan. Sumber Daya Alam Labor intensive Capital and Technology Skilled Labor intensive Innovation Human Capital intensive Peningkatan Kemampuan Ekonomi Ekonomi Berbasis SDA Ekonomi Berbasis Industri Ekonomi Berbasis Inovasi Factor Driven Investment Driven Innovation Driven Dimodifikasi dari bahan BKPM 3 3
4
PARADOKS PEMBANGUNAN EKONOMI KITA
4
5
Visi Inovasi Indonesia 2025
Peranan KIN dalam Master Plan 2025 RPJMPN UU No. 17/2003 Penguatan koridor Ekonomi Indonesia Pengkuatan Konektivitas Nasional Mempercepat kemampuan IPTEKNAS (SDM, Inovasi) RPJM Master Plan 2025 Strategi MP 2025 RKAP/Thn Visi Inovasi Indonesia 2025 Program Proyek RPJMPN dijalankan berdasarkan UU no 17/2003 yang kemudian dapat diturunkan dalam bentuk RPJM dan RKAP pertahun. Namun untuk jangka panjang RPJMPN dapat digunakan sebagai acuan untuk pembentukan Master Plan Master Plan 2025 dalam pelaksanaannya perlu dijabarkan dalam bentuk strategi MP 2025 yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk program dan proyek-proyek. Terdapat tiga tujuan utama MP 2025 yaitu: 1. Penguatan koridor Ekonomi Indonesia 2. Penguatan konektivitas nasional 3. Mempercepat kemampuan IPTEKNAS (SDM, Inovasi) Ketiga tujuan utama ini dapat dilakukan secara simultan dengan melibatkan KIN sebagai think tank dalam menentukan konten inovasi negara sehingga tercapai sebuah MP 2025 yang konvergen dan fokus dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. KIN 5
6
PENGEMBANGAN KLASTER INOVASI INDONESIA
Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi Dan Lumbung Energi Nasional "Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional" ''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, MIGAS dan Pertambangan Nasional'' Koridor Sulawesi Koridor Kalimantan Koridor Sumatera Koridor Jawa Koridor Papua - Maluku Koridor Bali - Nusa Tenggara "Pendorong Industri dan Jasa Nasional" “Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional" ''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional'' 6 6
7
INISIATIF INOVASI : 1-747 INPUT PROSES OUTPUT
1% dari GDP per tahun Untuk menunjang program inovasi melalui skema 747 diperlukan dana R&D hingga 1% dari GDP per tahun s/d tahun 2014. Peningkatan tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan daya dukung pemerintah, BUMN dan partisipasi swasta 7 Langkah Perbaikan Ekosistem Inovasi Sistem Insentif dan Regulasi yang mendukung inovasi dan budaya penggunaan produk dalam negeri Peningkatan Kualitas dan Fleksibilitas perpindahan sumber daya manusia Pembangunan Pusat- pusat Inovasi untuk mendukung IKM Pembangunan Klaster Inovasi Daerah Sistem Remunerasi Peneliti Revitalisasi infrastruktur R&D Sistem dan Manajemen Pendanaan Riset yang mendukung inovasi 4 Wahana Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Industri kebutuhan dasar (pangan, obat-obatan, energi dan air bersih) Industri kreatif (berbasis budaya dan ICT) Industri berbasis daya dukung daerah (S & T Park & Industrial Park) Industri strategis (pertahanan, transportasi) 7 Sasaran Visi Indonesia 2025 Meningkatkan jumlah HaKI dari penelitian dan industri yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi Meningkatkan infrastruktur S&T berstandar internasional Mencapai swasembada pangan, obat-obatan, energi dan air bersih yang berkesinambungan Meningkatkan ekspor produk industri kreatif menjadi dua kali lipat Meningkatkan jumlah produk-produk unggulan dan nilai tambah industri dari berbagai daerah Mencapai swasembada produk dan sistem industri pertahanan, transportasi dan ICT Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kemakmuran yang merata, dan memperkokoh NKRI Komite Inovasi Nasional mengusulkan kepada Bapak Presiden untuk mencetuskan President Initiatives yang intinya mengalokasikan dana sebesar 1 persen dari GDP yang terus ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pemerintah beserta partisipasi swasta di antaranya skema venture capital, angel capital, dan corporate social responsibility. Selanjutnya, pendanaan program R&D ini ditingkatkan secara bertahap sampai dengan 3% GDP menuju Tahun 2025. Pelaksanaannya dilakukan melalui 7 langkah perbaikan ekosistem inovasi, sedangkan prosesnya dilakukan dengan menggunakan 4 wahana percepatan pertumbuhan ekonomi sebagai model penguatan aktor-aktor inovasi yang dikawal dengan ketat. Dengan demikian diharapkan 7 sasaran Visi Indonesia 2025 akan dapat tercapai sehingga menjamin pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. INPUT PROSES OUTPUT
8
Sinergi Aktor-Aktor Inovasi dalam triple helix system
Demand Side (Market Pull) Supply Side (S&T Push) Government Role 8
9
Transformasi menuju Entrepreneurial University
Paradigma Entrepreneurship Bentuk-bentuk Entrepreneurship Menciptakan Technology Park Pembentukan usaha-usaha Spin off Paten dan Lisensi Kontrak Riset Kursus-kursus Pelatihan Industri Konsultan Mendapatkan Hibah/Bantuan Publikasi Hasil-hasil Riset Akademik Menghasilkan lulusan S1/S2/S3 yang berkualitas Business as Usual Inovasi Paradigma Tradisional
10
MODEL SISTEM INOVASI KOMODITAS KELAPA SAWIT
Pekebun (Plasma) BUMN, Swasta, FDI, Koperasi (Inti) Tax Insentif Investasi Investasi Investasi Rp Rp Rp Pembibitan Budidaya Unit Pengolahan & Pemasaran (Int) Pasar DN/LN Pemerintah Teknologi & Manajemen Teknologi & Manajemen Teknologi & Manajemen Lembaga IPTEK & PT (Swasta, BUMN) Insentif Riset
11
PEMBIBITAN BUDIDAYA UNIT PENGOLAHAN & PEMASARAN
INVENSI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT - Bibit Karoten Tinggi - Bibit Tahan Ganoderma - Pustaka Sumber Daya - Genetika Sawit (PT Lonsum) PEMBIBITAN INVENSI BUDIDAYA KELAPA SAWIT - Diagnosa dini bibit jantan/betina - Diagnosa dini abnormalitas - Kendali PUFA-MUFA - Biofertilizer ? BUDIDAYA INVENSI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT - Biodiesel - Surfactan - Biogrease - Oleochemical (Glycerin) - Nutraceutical - Pharmaceutical UNIT PENGOLAHAN & PEMASARAN
12
Model Inovasi Pangan Biofertilizer
Semakin meluasnya lahan kritis di Indonesia sebagai akibat penggunaan pupuk in-organik yg berlebihan (meningkat dari 26 juta Ha (2009) menjadi 112 juta Ha (2011)) Salah satu penanggulangan lahan kritis yang terbaik adalah melalui penggunaan biofertilizer (menggunakan keunggulan komparatif mikro organisme lokal) Sustainable agriculture berbasis biofertilizer ini dapat diterapkan di seluruh koridor ekonomi MP3EI
13
Sinergi Quick Win Pangan
Biofertilizer+Bibit Unggul kedelai (Litbang Pertanian + IPB + LIPI) Rencana pengujian lapangan di daerah Lampung sudah tersedia Pendekatan lintas sektoral dilaksanakan melalui model synergy yang sudah disepakati bersama oleh instansi terkait
14
BIOFARMA SEBAGAI HUB INOVASI VAKSIN GLOBAL
S-IPV WHO IVR PATH IVI BMGF NVI TR-7 Cell Line Seasonal Flu VARIOUS UNIVERSITY Pam2Cys + HC + Malaria QC dev HiB FD With BIOTECH CO HiB aP Lipovaxin + New Tb Rotavirus
15
KOTA ENERGI MANDIRI Home Energy System
16
JEMBATAN SELAT SUNDA Proses rekayasa sebaiknya dipercayakan semaksimal mungkin kepada profesional dalam negeri, agar proyek dengan kandungan teknologi yang sangat tinggi ini dapat menjadi salah satu kebanggaan nasional (karya anak bangsa); Proyek hendaknya dapat mendorong perkembangan industri strategis dalam negeri yang terkait (Contoh: Krakatau Steel)
17
Terima kasih 17
19
What are World Class University
World Reputation Int’ Acreditation World Ranking 2. Research Performance Research Output Strategic Capacity 3. Prominent Graduation Community Leader Int’ Figure 4. International Participation
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.