Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAzhar Nisa Telah diubah "9 tahun yang lalu
2
INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN Oleh: Asep Solikin Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 2015
3
Muqoddimah Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara dalam mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya.
4
Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran
5
Sistem, Struktur, dan susunan Ilmu Pengetahuan
Peter R Senn dalam Ilmu Dalam Perspektif (Jujun Suriasumantri) meskipun tidak secara gamblang ia menyampaikan bahwa ilmu memiliki bangunan struktur Van Peursen menggambarkan lebih tegas bahwa “Ilmu itu bagaikan bangunan yang tersusun dari batu bata. Batu atau unsur dasar tersebut tidak pernah langsung di dapat di alam sekitar. Lewat observasi ilmiah batu-batu sudah dikerjakan sehingga dapat dipakai kemudian digolongkan menurut kelompok tertentu sehingga dapat dipergunakan.
6
Dalam penerapannya, ilmu dapat dibedakan atas berikut di bawah ini:
Ilmu Murni (pure science) Ilmu Praktis (applied science) Ilmu Campuran
7
Jenis-jenis Ilmu pengetahuan dan sifatnya
Natural Sciences (kelompok ilmu-ilmu alam) Social Sciences (kelompok ilmu-ilmu sosial) Sedang Dr. C. A. Van Peurson membedakan ilmu pengetahuan atas: Ilmu pengetahuan kemanusiaan Ilmu pengetahuan alam Ilmu pengetahuan hayat Ilmu pengetahuan logic-deduktif
8
Sifat-sifat Ilmu Pengetahuan
Bahwa ilmu itu rasional Bahwa ilmu itu Bersifat empiris Bahwa ilmu itu Umum Bahwa ilmu itu Akumulatif
9
Batasan-batasan Pengkajian Ilmu Pengetahuan dalam perspektif ajaran Islam Apakah batasan yang merupakan lingkup penelajahan ilmu? Dimanakah ilmu berhenti? Apakah yang menjadi karakter objek ontologis ilmu yang membedakan ilmu dan pengetahuan pengetahuan yang lain?
10
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu adalah sederhana: ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu tidak mempelajari ikhwal surga dan neraka. Sebab ikhwal surga dan neraka berada diluar Jangkauan pengalaman manusia. Ilmu tidak mempelajari sebab musabab terciptanya manusia sebab kejadian itu terjadi diluar jangkauan pengalamann manusia. Baik hal-hal yang terjadi sebelum hidup kita, maupun hal-hal yang terjadi setelah kematian manusia, semua itu berada di luar penjelajahan ilmu.
11
HAKIKAT AYAT-AYAT ALLAH
Allah SWT menuangkan sebagian kecil dari ilmu Nya kepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama, dengan ath thoriqoh ar rosmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat qauliyah. Kedua, dengan ath thoriqoh ghoiru rosmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham secara kepada makhluq-Nya di alam semesta ini (baik makhluq hidup maupun yang mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril
12
KESATUAN ANTARA AYAT QAULIYAH DAN KAUNIYAH
Allah menggunakan dua sandi besar dalam menunjukan kekuasaan-Nya. Kedua sandi tersebut adalah sandi qouliyah dan sandi qouniyah. Sandi qouliyah dapat dilihat dengan mempelajari Al Qur’an, sedangkan sandi qouniyah dipelajari dengan mencermati setiap fenomena yang ada di sekitar kita, baik peristiwa alam maupun kejadian sosial.
13
INTERKONEKSI DALAM MEMAHAMI AYAT QAULIYAH DAN KAUNIYAH
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi uga untuk melihat fenomena alam ini. Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang semestinya dieksplore dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri pada kemahakuasaan Allah SWT
14
Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan hati, yang kemudian diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang benar dan mana yang salah terhadap suatu obyek atau relitas. Cara seperti ini bisa disebut sebagai proses rasionalitas dalam ilmu. Sedangkan proses rasionalitas itu mampu mengantarkan seseorang untuk memahami metarsional sehingga muncul suatu kesadaran baru tentang realitas metafisika, yakni apa yang terjadi di balik obyek rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai transendensi.
15
Firman Allah (QS. 3: 191), artinya:
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka
16
Bagi orang-orang yang beriman, proses rasionalitas dan spriritualitas dalam ilmu bagaikan keping mata uang, antara satu sisi dengan sisi yang lain merupakan satu kesatuan yang bermakna. Bila kesadarannya menyentuh realitas alam semesta maka biasanya sekaligus kesadarannya menyentuh alam spiritual dan begitupun sebaliknya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.