Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehReni Riski Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PROGRAM IMUNISASI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA Jl. Pelepah Elok Blok HF-7 , Kel. Kelapa Gading Barat JAKARTA UTARA Sudin Kesmas Jakarta Utara
2
PENDAHULUAN Imunisasi di Indonesia sejak Tahun 1956
1974 Indonesia dinyatakan bebas Cacar oleh WHO, dan 1978 seluruh Dunia dinyatakan bebas Cacar. Tahun 1973 vaksinasi BCG secara menyeluruh merupakan bagian dari program Imunisasi. Berturut-turut menyusul penambahan jenis antigen dlm program imunisasi yaitu ; 1974 Tetanus Toxoid (TT) 1976 DPT 1981 Polio 1982 Campak 2000 Hep.B Sudin Kesmas Jakarta Utara
3
TUJUAN PROGRAM IMUNISASI
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit2 yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
4
SASARAN Seluruh bayi mendapatkan imunisasi dasar
Seluruh anak sekolah mendapatkan imunisasi lanjutan (campak, DT dan TT) Wanita Usia Subur (termasuk bumil, dan catin) mendapatkan imunisasi TT5 dosis Kelompok berisiko tinggi
5
PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
Dari sebagian kecil penyakit yang telah ditemukan vaksinnya hanya 7 yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang untuk selanjutnya kita sebut PD3I . Beberapa pertimbangan untuk memasukannya ke dalam program antara lain adalah besarnya masalah yang ditimbulkan , keganasan penyakit , efektifitas vaksin dan yang terakhir masalah pengadaan vaksin. Berikut ini ke 7 Penyakit , menurut sifat-sifat klinis dan epidemiologisnya
6
DIFTERI Penyebab Corynebacterium diphtheriae
Gejala dapat tidak ada atau ringan sekali berupa membran dalam rongga hidung sampai sangat berat dan menyebabkan kematian, yang sering dijumpai adalah dengan pembengkakan kelenjar sekitar leher Golongan umur penderita biasanya dibawah 15 tahun. Untuk perlindungan kelompok umur tersebut dengan memberikan Imunisasi DPT terhadap Bayi dan DT pada murid SD Kls I . Cara penularan melalui partikel percikan ludah yang tercemar.
7
DIPHTHERIA 50% Meninggal dengan Gagal Jantung
8
PERTUSIS Penyebabnya bakteri Bordetella pertussis
Gejala awal berupa pilek dan batuk, mulai hari ke 10 batuk bertambah , batuk keras berturut-turut dan penderita baru dapat melakukan inspirasi dalam yang terdengar sebagai whoop kadang-kadang sampai muntah.Komplikasi umumnya adalah Pneumonia yang paling banyak menimbulkan kematian, Kematian lebih sering dijumpai pada usia kurang 1 tahun. Cara penularan melalui droplet biasanya dari saudara serumah. Pencegahan dengan Imunisasi DPT Sudin Kesmas Jakarta Utara
9
TETANUS Penyebabnya kuman Clostridium tetani
Spora tetanus yang masuk ke dalam luka berkembang biak dalam suasana anaerobik dan membentuk toxin.Pada neonatus (penyakit ini dikenal dgn Tetanus Neonatorum) kuman masuk melalui tali pusat. Gejala khas berupa kejang rangsang atau kejang spontan, muka tampak menyeringai, pada bayi mulut terkancing. Keluhan awal Tetanus Neonatorum adalah bayi tidak mau menetek dan mulut mencucut seperti ikan bila tidak diobati bayi akan menderita kejang sehingga bayi tampak biru hal ini dapat menyebabkan kematian. Reservoir adalah usus manusia dan hewan serta tanah yang terkontaminasi kotoran hewan atau manusia.Pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang kurang steril masih merupakan masalah Pencegahan dengan Imunisasi TT Ibu Hamil & WUS Sudin Kesmas Jakarta Utara
10
POLIO Penyebabnya Virus Polio Gejala awal tidak spesifik,
seperti infeksi saluran nafas bagian atas dan demam ringan. Paralisis yang bersifat flaksid . Dan harus dibedakan dengan penyakit lumpuh layu akut dan dikenal dengan AFP Penularan virus Polio secara droplet dan sangat cepat. Reservoir hanya manusia Pencegahan dengan Imunisasi Polio . Sudin Kesmas Jakarta Utara
11
TUBERKULOIS Penyebabnya Mycobacterium Tuberculosis
Penyakit ini masih merupakan masalah di kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, menyerang berbagai golongan umur dan merupakan penyakit dalam keluarga. Pencegahan dengan Imunisasi BCG terhadap Bayi Sudin Kesmas Jakarta Utara
12
Campak Penyebabnya Virus Morbilli / Virus Rubeola, ditularkan melalui batuk , bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung. Gejala awal menyerupai selesma disertai kunjungtivitis , sedang tanda khas berupa bintik koplik, timbul dimulai dari dahi dan belakang telinga kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota badan, pada kulit gelap sulit dilihat. Komplikasi terjadi pada 30 % penderita berupa kunjungtivitis berat dan Pneumonia. Pencegahan dengan Imunisasi Campak Sudin Kesmas Jakarta Utara
13
Penyebabnya Virus Hepatitis type B Gejalanya tidak khas
Kelompok Resiko tinggi adalah secara vertikal bayi dari ibu pengidap , secara horisontal pecandu narkotika , tenaga medis , pekerja laboratorium atau petugas akupungtur. Untuk memutuskan rantai penularan secara vertikal , maka diperlukan pemberian imunisasi Hepatitis B secara dini (0–7 hari) . Untuk memudahkan operasional dilapangan dibutuhkan teknologi tepat guna yang saat ini telah digunakan Uniject HB yang merupakan alat suntik dan vaksin siap pakai. Sudin Kesmas Jakarta Utara
14
SITEM KEKEBALAN KEKEBALAN PASIF
DAPAT TERJADI DENGAN PEMBERIAN ANTIBODY YANG BERASAL DARI HEWAN ATAU MANUSIA KE MANUSIA LAIN. KEKEBALAN PASIF MEMBERI PERLINDUNGAN TERHADAP BEBERAPA INFEKSI TETAPI SIFATNYA SEMENTARA , KADAR ANTIBODY AKAN BERKURANG SETELAH BEBERAPA MINGGU ATAU BULAN DAN PENERIMA TIDAK LAGI KEBAL TERHADAP PENYAKIT TERSEBUT KEKEBALAN PASIF YANG PALING UMUM ADALAH BAYI YANG MENDAPAT KEKEBALAN DARI IBUNYA, ANTIBODY INI AKAN MELINDUNGI BAYI DARI PENYAKIT TERTENTU SAMPAI BAYI USIA 1 BULAN SAMPAI 1 TAHUN.
15
KEKEBALAN AKTIF TERJADI SEBAGAI AKIBAT STIMULASI IMUNOLOGI YANG MENGHASILKAN ANTIBODY DAN KEKEBALAN SELULAR. BIASANYA KEKEBALAN BERTAHAN UNTUK BEBERAPA TAHUN DAN SERING SAMPAI SEUMUR HIDUP. SALAH SATU CARA UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN AKTIF ADALAH BILA SESEORANG MENDERITA SUATU PENYAKIT , SETELAH SEMBUH MENJADI KEBAL TERHADAP PENYAKIT TERSEBUT SAMPAI SEUMUR HIDUP. CARA LAIN UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN AKTIF YAITU DENGAN IMUNISASI.
16
KOMITMEN GLOBAL ERADIKASI POLIO Sertifikasi Bebas Polio (tidak ditemukan lagi kasus Polio Liar) REDUKSI CAMPAK Tidak ada KLB Campak ELEMINISASI TETANUS NEONATORUM (ETN) Tidak ada lagi kematian Neonatal yang disebabkan ; Bayi yang dilahirkan tidak memperoleh kekabalan bawaan dari ibunya. Kesalahan penanganan persalinan. Kesalahan penanganan pasca persalinan (Perawatan Tali Pusar)
17
>7 Hari - < 2 bln (Posyandu)
WAKTU PEMBERIAN IMUNISASI TEPAT Jadwal pemberian Imunisasi pada Bayi JENIS IMUNISASI JUMLAH PEMBERIAN INTERVAL MINIMAL USIA BAYI BCG 1 Kali - 0 – 11 Bulan DPT-HB 3 Kali 4 MINGGU 2 – 11 Bulan POLIO 4 Kali CAMPAK 9 – 11 Bulan HEP. B (Uniject) < 7 Hari (RB) >7 Hari - < 2 bln (Posyandu) Keterangan : TIDAK MENGENAL INTERVAL MAKSIMAL
18
CAMPAK JADWAL IMUNISASI LANJUTAN Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
SASARAN MURID KLS.I SD/MI MENCEGAH KLB CAMPAK MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN PENYAKIT CAMPAK DARI MURID SD/MI KE BALITA DIRUMAH DILAKSANAKAN PADA AKHIR TAHUN AJARAN
19
MENCEGAH PENYAKIT DIFTERI DAN IMPLEMENTASI T 5 DOSIS
JADWAL IMUNISASI LANJUTAN Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT (Difteri Tetanus) SASARAN MURID KLS.1 SD/MI TT (Tetanus Toxoid) SASARAN MURID KLS.2 & 3 SD/MI MENCEGAH PENYAKIT DIFTERI DAN IMPLEMENTASI T 5 DOSIS DILAKSANAKAN PADA AWAL TAHUN AJARAN
20
T. 5 dosis Bila Interval Benar untuk mendapat kekebalan penuh
DOSIS T ( Status ) INTERVAL MINIMAL LAMA PERLINDUNGAN T.1 Kontak Pertama TT.1 - T.2 1 bulan setelah TT.1 3 Tahun T.3 6 bulan setelah TT.2 5 Tahun T.4 1 tahun setelah TT.3 10 Tahun T.5 1 tahun setelah TT.4 25 Tahun Keterangan : TIDAK MENGENAL INTERVAL MAKSIMAL
21
PERLINDUNGAN JANGKA PANJANG
Minimal T.5 dosis PADA MASA ANAK IMUNISASI STATUS PADA BAYI ( 0-11 BL) DPT 3X T.2 MURID SD/MI Kls.1 DT 1X T.3 MURID SD/MI Kls.2 TT 1X T.4 MURID SD/MI Kls.3 TT 1X T.5 1 dosis BOOSTER PADA DEWASA MUDA (WUS) 1 dosis BOOSTER PADA USIA 50 TAHUN
22
Cara Skrining TT WUS sederhana
STATUS T BERDASARKAN IMUNISASI PADA ANAK TAHUN LAHIR (USIA) PEMBERIAN IMUNISASI STATUS T 1992/1993 (Bayi) DPT 3 X T2 1998 (SD Kls.1) DT 1 X T3 1999 (SD Kls.2) TT 1 X T4 2000 (SD Kls.3) T5 SAAT INI USIA + 16 TH diberikan Booster 1 dosis
23
IMUNISASI RUTIN (BAYI) DAN BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
IMPLMENTASI T5 DOSIS STATUS T5 WUS Mencapai minimal 80 % IMUNISASI TT CATEN & BUMIL S T O P DIPERLUKAN DATA IMUNISASI RUTIN (BAYI) DAN BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
24
salah satunya Imunisasi
Sehat Investasi perlu Solusi salah satunya Imunisasi terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.