Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENGEMBANGAN OBAT HERBAL
Drs.ZAHERMAN,Apt,MQIH KABID INFOKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN SUMATERA BARAT
2
Obat herbal Penggunaan pengobatan herbal tidak hanya sekedar mengganti obat kimia dengan tanaman alami, tetapi termasuk sebuah pendekatan berbeda dalam rangka peningkatan kesehatan dan memperbaiki tidakseimbangan dalam tubuh. (Herbal Remedies)
3
DEFINISI OBAT TRADISIONAL UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1992
Semua bahan atau ramuan bahan berupa, bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan secara pengalaman.
4
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL (UU RI no 36 Thn 2009 tentang KESEHATAN)
Pasal 61: (1) Masyarakat diberi kesempatan yg seluas-2nya utk mengembangkan, meningkatkan & menggunakan pelayanan kes tradisional yg dpt di pertanggung-jawabkan manfaat dan keamanannya. (2) Pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional sebgmn dimaksud pada ayat (1) dg didasarkan pada keamanan, kepentingan dan perlindungan masyarakat
5
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL (UU RI no 36 Thn 2009 tentang KESEHATAN)
Pasal 1 Butir 16: Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dg cara dan obat yg mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yg dpt dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dg norma yg berlaku di masyarakat
6
Pasal 47: Upaya Kesehatan diselenggarakan dlm bentuk kegiatan dg pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yg dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan
7
Pasal 59: (1) Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi: a. Pelayanan Kestrad yg menggunakan ketrampilan &, b. Pelayananan Kestrad yg menggunakan ramuan (2) Pelayanan Kestrad dimaksud pd ayat (1) dibina & diawasi oleh Pemerintah, agar dpt dipertanggung jwbkan manfaat & keamanannya serta tidak bertentangan dg norma agama (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara & jenis pelayanan kestrad sebgmn dimaksud pd ayat (1) diatur dg Peraturan Pemerintah
8
TUJUAN Terselenggaranya pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dg norma agama
9
TAHAP PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
INTEGRASI DLM SISTEM YANKES (Pola Intergrasi) NORMATIF FORMATIF INFORMATIF (Pola Toleransi) TERBUKTI SCR ILMIAH (Bermanfaat, Aman dan Dapat dipertggjwbkan) STANDAR BAKU (Obat, Cara Pengobatan, Kurikulum Pelatihan, Fasilitas Kesehatan AMAN MANFAAT RASIONAL (Uji Coba dlm Jar. Yankes) TRANSFE RABALE (scr empiris) DIKEMBANGKAN TERSENDIRI (Pola Tersendiri) RAMUAN KETRAMPILAN IZIN Standar masukan (tenaga, sarana yg aman dan bersih serta dana) Standar proses : -Tindakan sesuai dengan standar Standard keluaran - Efek samping - Komplikasi - Kematian IZIN (Dinkes Kab/Kota) – STPT/SIPT Standar proses: - Tindakan sesuai dengan standard Standar keluaran: - Efek samping - Komplikasi - Kematian WAJIB DAFTAR (Dinkes Kab/Kota) – STPT Standar keluaran : - Efek samping - Komplikasi - Kematian 9 9
10
PRINSIP PENYELENGGARAAN YANKESTRAD
Aman, bermanfaat dan dapat dipertanggung jawabkan Tidak bertentangan dgn norma, etika dan agama Setiap battra harus terdaftar dan Dinkes Kab/Kota Battra wajib membuat pencatatan & melaporkan kegiatannya setiap 3 bulan ke Dinkes Kab/Kota Battra hanya dapat memberikan informasi kepada masyarakat berkaitan dgn tempat pelayanan, jam praktik, metode pelayanan, keahlian dan gelar yg sesuai dg STPT dan SIPT yg dimilikinya Battra wajib meningkatkan keilmuan, keterampilan dan pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan Sanksi: teguran lisan, tertulis, pencabutan STPT/SIPT, pidana
11
JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER
NO JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER JML 1 AKUPUNTUR 12 2 TABIB 245 3 SINSHE 4 DUKUN TERLATIH 1176 5 DUKUN BAYI BELUM TERLATIH 394 6 BATRA PATAH TULANG 294 7 TUKANG PANGGUR GIGI 69 8 TUKANG JAMU GENDONG 296 9 BATRA URUT PIJAT 1478 10 BATRA SUNAT 44
12
JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER
NO JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER JML 11 BATRA RAMUAN 996 12 BATRA DGN PENDEKATAN AGAMA 107 13 BATRA PARANORMAL 229 14 BATRA TENAGA DALAM 45 15 BATRA TUSUK JARI 2 16 BATRA PIJAT REFLEKSI 27 17 BATRA MATA 10 JUMLAH 5.427
13
FAKTA DAN DATA 10 % dari Obat kimia sintetis yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit menyebabkan efek samping (side effect)” (Dr. Paavo USA) Banyak kerusakan yang serius pada individu yang menggunakan obat sintetis (Limits to Medicine; 1926)” (Dr. Ivan Illich) Pengobatan modern dengan obat sintetis bukanlah pengobatan yang mengandung cara yang baik dalam mengobati suatu penyakit” (Andrew Well USA) Tidak bisa di pungkiri bahwa obat sintetis yang digunakan untuk menyembuhkan, dalam jangka panjang menimbulkan kerusakan pada tubuh manusia.” (Dr. David Palmer Kanada)
14
Pengobatan herbal merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia serta melibatkan kurang lebih 80 % komunitas penduduk dunia (WHO). 40 % penduduk di Indonesia menggunakan pengobatan tradisional 70 % berada di pedesaan dan 30 % di perkotaan
15
RISET KESEHATAN DASAR TAHUN 2010
DATA RISET KESEHATAN DASAR TAHUN 2010 SUMATERA BARAT
16
Persentase Penduduk Umur ≥ 15 Tahun yang Mempunyai Kebiasaan Mengkonsumsi Jamu menurut Karakteristik, Riskesdas 2010 Kelompok umur (tahun) Setiap hari Kadang-kadang Sebelumnya Pernah 15-24 2,35 30,91 9,59 42,85 25-34 4,49 43,81 10,08 58,38 35-44 5,02 50,21 9,29 64,52 45-54 5,17 52,12 9,37 66,66 55-64 5,21 52,63 9,85 67,69 65-74 5,14 50,46 10,21 65,81 75+ 4,47 46,01 12,43 62,91
17
Pekerjaan Setiap hari Kadang-kadang Sebelum nya Pernah Tidak kerja
5.49 43.76 10,93 60.18 Sekolah 1,47 27,74 10,48 39,69 TNI/POLRI 2,84 42,74 11,14 56,72 Pegawai /PNS 3,82 43,96 13,47 61,25 Pelayan jasa/dagang 4,94 48,22 9,49 62,65 Buruh/tani/ nelayan 3,57 47,48 7,65 58,7 Lainnya 5,51 46,32 11,39 63,22 Pekerjaan
18
Jenis kelamin Tempat tinggal Pendidikan
Setiap hari Kadang-kadang Sebelum nya Pernah Jenis kelamin Laki laki 3,37 43,82 9,14 56,33 Perempuan 5,33 46,23 10,31 61,87 Tempat tinggal Perkotaan 5,44 47,99 10,86 64,29 Perdesaan 3,16 41,74 8,47 53,37 Pendidikan Tidak sekolah 4,74 47,82 7,59 60,15 Tidak tamat SD 4,51 48,26 8,78 61,55 Tamat SD 4,60 47,63 8,68 60,91 Tamat SMP 3,97 42,20 9,52 55,69 Tamat SMA 4,33 43,03 11,21 58,57 Tamat PT 3,86 39,38 14,06 57,30
19
JENIS JAMU BUATAN SENDIRI
JENIS TANAMAN SUMBAR NASIONAL TEMULAWAK 21.60 39.65 JAHE 40.85 50.36 KENCUR 18.64 48.77 MENIRAN 6.20 13.93 PACE 5.52 11.17 LAIN LAIN 76.19 72.51
20
BENTUK JAMU YANG DI GUNAKAN
JENIS TANAMAN SUMBAR NASIONAL KAPSUL/PIL/TABLET 5.26 11.6 SEDUH/ SERBUK 47.10 44.1 REBUSAN/RAJANGAN 15.61 20.3 CAIRAN 48.88 55.3
21
JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER
NO JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER JML 1 AKUPUNTUR 12 2 TABIB 245 3 SINSHE 4 DUKUN TERLATIH 1.176 5 DUKUN BAYI BELUM TERLATIH 394 6 BATRA PATAH TULANG 294 7 TUKANG PANGGUR GIGI 69 8 TUKANG JAMU GENDONG 296 9 BATRA URUT PIJAT 1.478 10 BATRA SUNAT 44
22
JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER
NO JENIS BATRA, ALTERNATIF , KOMPLEMENTER JML 11 BATRA RAMUAN 996 12 BATRA DGN PENDEKATAN AGAMA 107 13 BATRA PARANORMAL 229 14 BATRA TENAGA DALAM 45 15 BATRA TUSUK JARI 2 16 BATRA PIJAT REFLEKSI 27 17 BATRA MATA 10 JUMLAH 5.427
23
KEBIJAKAN 0BAT TRADISIONAL NASIONAL (KOTRANAS) 2007
KepMenkes No. 381/MENKES/SK/III/2007 Tujuan: Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional secara berkelanjutan Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia agar memiliki daya saing Tersedianya obat tradisional Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul
24
Proses - Kimia - Fisika - Mikrobiologi Produk Bahan Alam Terstandar
Pengembangan bahan Obat dari Alam Standarisasi Simplisia Ekstrak / Krud / Isolat Obat dari Bahan Alam Standarisasi : Proses Kimia Fisika Mikrobiologi Pasca Panen Produk Bahan Alam Terstandar Budidaya
25
PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM
JAMU OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA
26
KRITERIA JAMU, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA
Jamu adalah sedian obat herbal Indonesia (Indonesian Herbal Medicines) yang keamanan dan khasiatnya telah diketahui secara turun menurun berdasarkan pengalaman (empiris). Bentuk sediaan Jamu sebagaimana asalnya yaitu berupa serbuk, pil, cairan, dan sejenisnya. Obat Herbal Terstandar adalah sedian obat herbal Indonesia yang dibuat dari bahan berupa ekstrak atau serbuk yang telah distandarisasi. Status keamanan dan khasiatnya telah dibuktikan secara ilmiah yaitu dengan uji pra-klinik. Bentuk sediaan Obat Herbal Terstandar biasanya berupa bentuk sediaan modern seperti kapsul atau tablet. Fitofarmaka adalah sedian obat herbal Indonesia yang sudah dilakukan uji klinik secara lengkap. Sesuai persyaratan untuk melakukan uji klinik, sebelumnya harus dilakukan standarisasi.
27
KETENTUAN LOGO JAMU 1. KELOMPOK JAMU HARUS MENCANTUMKAN LOGO DAN TULISAN JAMU LOGO BERUPA : RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN DITEMPATKAN PADA BAGIAN ATAS SEBELAH KIRI DARI WADAH / PEMBUNGKUS / BROSUR. WARNA LOGO : HIJAU DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN WARNA LOGO TULISAN “JAMU” HARUS : JELAS DAN MUDAH DIBACA, DICETAK DENGAN WARNA HITAM DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN TULISAN “JAMU”.
28
JAMU
29
KETENTUAN LOGO OBAT HERBAL TERSTANDAR
OBAT HERBAL TERSTANDAR HARUS MENCANTUMKAN LOGO DAN TULISAN “OBAT HERBAL TERSTANDAR” 2. LOGO BERUPA : JARI – JARI DAUN ( 3 PASANG ) TERLETAK DALAM LINGKARAN, DITEMPATKAN PADA BAGIAN ATAS SEBELAH KIRI DARI WADAH / PEMBUNGKUS / BROSUR. 3. WARNA LOGO : HIJAU DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN WARNA LOGO. 4. TULISAN “OBAT HERBAL TERSTANDAR” HARUS : JELAS DAN MUDAH DIBACA WARNA HITAM DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN TULISAN “OBAT HERBAL TERSTANDAR” .
30
OBAT HERBAL TERSTANDAR
31
KETENTUAN LOGO FITOFARMAKA
KELOMPOK FITOFARMAKA HARUS MENCANTUMKAN LOGO DAN TULISAN “FITOFARMAKA” LOGO BERUPA : JARI-JARI DAUN MEMBENTUK BINTANG TERLETAK DALAM LINGKARAN DITEMPATKAN PADA BAGIAN ATAS SEBELAH KIRI DARI WADAH / PEMBUNGKUS / BROSUR WARNA LOGO : HIJAU DI ATAS DASAR PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN WARNA LOGO. TULISAN “FITOFARMAKA” HARUS : JELAS DAN MUDAH DIBACA DICETAK DENGAN WARNA HITAM DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS DENGAN TULISAN “FITOFARMAKA”.
32
KEAMANAN PRODUK JAMU OBAT HERBAL TERSTANDAR FITOFARMAKA
Tidak mengandung bahan yang dilarang POM TR Uji Preklinik Uji Teknologi Farmas Uji Teknologi Farmasi Uji Klinik POM FF KEAMANAN PRODUK
33
Fitofarmaka Fitofarmaka
Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiat secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi Fitofarmaka harus memenuhi kriteria : Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Klaim khasiat dibuktikan secara uji klinik Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku Memiliki mesin-mesin dan peralatan dengan teknologi tinggi.
34
5 FITOFARMAKA YG TERCATAT DI BADAN POM
Nodiar Rheumaneer Stimuno Tensigard Agromed X-gra
35
1. Nodiar (POM FF ) Komposisi: Attapulgite 300 mg Psidii Folium ekstrak 50 mg Curcumae domesticae Rhizoma ekstrak 7,5 mg 4. Tensigrad Agromed ( POM FF , POM FF ) Komposisi: Apii Herba ekstrak 95 mg 5. X-Gra (POM FF , POM FF ) Komposisi: Ganoderma lucidum 150 mg Eurycomae Radix 50 mg Panacis ginseng Radix 30 mg Retrofracti Fructus 2,5 mg Royal jelly 5 mg 2. Rheumaneer (POM FF ) Komposisi: Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg Zingiberis Rhizoma ekstrak 85 mg Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg Retrofracti Fructus ekstrak 125 mg 3. Stimuno (POM FF , POM FF ) Komposisi: Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
37
OBA digunakan dengan alasan-alasan :
Menjaga kesehatan, estetika dan perawatan kecantikan. Sebagai alternatif jika tindakan medis sudah tidak mampu lagi mengobati penyakitnya. Sebagai alternatif jika tindakan medis dirasakan lebih menakutkan dan menimbulkan banyak resiko, misalnya operasi, kemoterapi. Karena alasan ekonomi, terutama pada pengobatan jangka panjang yang diduga akan membutuhkan biaya yang tinggi jika menggunakan pengobatan modern. Karena mudah diperoleh, tidak membutuhkan resep dokter dan harganya relatif lebih murah.
38
DAFTAR PERUSAHAAN IKOT DI SUMATERA BARAT
NO KAB/KOTA NAMA PERUSAHAAN 1. KOTA PADANG ( 6 ) PT.MEDINA ADI FARMA ( Jl. Semarang Wisma Indah I/3 Siteba Padang ) CV. ANNISA ( Jl Perum Mutiara Putih Blok U No 8 Kt.Tangah ) CV HIDAYATULLAH ( Sei Lareh Lubuk Munturun ) PT.LAMINDO KARYA UTAMA ( Jl. Jhoni Anwar III No 2 CV. JAYA HERBAL ( Jl. Arang Perahu No. 35 ) CV. FITRAH & CO ( Jl. Ambon F/2 Ulak Karang ) 2. KOTA PAYAKUMBUH (1 ) PERUSAHAAN KERIS SAKTI ( Jl Batu Hampar )
39
NO KAB/KOTA NAMA PERUSAHAAN 3. KAB. PDG PARIAMAN PT. ARGO VICO ( Ds Lantak Mangkudu ) 4. KAB. PES.SELATAN ( 1 ) CV. HARAPAN SEJAHTERA ( Jl. Barung-Barung Belanati ) 5. KOTA SOLOK ( 1) PT. KEBUN INTI TANAMAN ATSIRI ( Komp Balitri Laing ) 6. KAB. AGAM ( 1) NAIBURA ( Jl. Blkg Pasar Inpres Padang Luar ) 7. KOTA PARIAMAN (1) CV. BINA UMMAT ( Jl. Samauan Bakri No 5 Kurai Taji ) 8. KAB. PASAMAN ( 1) CV. DE MBE DALIMA FARMA ( Jl. Syahruddin Lubuk Sikaping ) 9. KAB. TANAH DATAR (1) JAMU CAP PANAH TIGA ( Batu Sangkar )
40
PERANAN DINKES PROVINSI
PERENCANAAN & EVALUASI PROGRAM YANKESTRAD TINGKAT PROVINSI/KB/KOTA ADVOKASI DAN SOSIALISASI PROGRAM YANKESTRAD TINGKAT PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA PENINGKATAN PENGEMBANGAN UKBM /BATTRA BAGI MITRA KERJA DAN LP & LS BIMTEK DINKES PROV KE KAB/KOTA, PUSK BINAAN DLM RANGKA IDENTIFIKASI BERBAGAI POTENSI YAN-KESTRAD & PENINGKATAN PEMANFAATAN TOGA DI UKBM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERPADU TERHADAP PENYELENGGARAAN YANKESTRAD PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN YANKESTRAD
41
Peluang posisi Obat Bahan Alam
Dimana obat sintetik serupa belum begitu banyak ragamnya, misalnya sebagai antiviral, imunomodulator, anti-hiperurisemia dan anti-gout, serta urolitas, dan lain-lain. Dimana obat sintetik serupa dirasa sangat mahal, misalnya antikanker, antihiperlipidemia, anti-diare, dan lain-lain. Dimana obat sintetik serupa banyak mempunyai efek samping yang tidak dikehendaki, misalnya antikanker, anti-inflamasi, dan lain-lain. Dimana obat sintetik serupa harus dikonsumsi secara terus-menerus, misalnya untuk mencegah penyakit asma bronkiale, diabetes melitus, hipertensi, dan lain-lain. Dimana obat sintetik serupa dirasa belum mampu menyelesaikan secara tuntas dalam mengeradikasi penyakit tertentu
42
Langkah2 yang perlu diambil
Peningkatan keamanan, mutu dan khasiat OBA untuk pengobatan sendiri dan pengembangan OBA untuk pelayanan kesehatan formal Peningkatan mutu produk dan mutu bahan baku dalam negeri melalui budidaya tanaman obat, menggunakan prosedur standar, standardisasi ekstrak dalam hal kadar bahan aktifnya. Pengembangan pengaturan tata cara distribusi bahan baku tanaman obat dan OBA Pengembangan pasar OBA dalam negeri dan luar negeri
43
RENCANA PENGEMBANGAN YANKESTRAD PUSKESMAS
NO KAB/KOTA PUSKESMAS 2010 2011 2012 2013 2014 1 KAB.AGAM SUNGAI PUAR IV KOTO 2 KOTA PATAKUMBUH PADANG KARAMBIA Payolansek PADANG KARAMBIuA 3 KAB.SIJUNJUNG Tj.Ampalu Sijunjung 4 KAB.PESISIR SELATAN 1.Saliido 2. Pasar Baru 5 KAB.SOLOK SELATAN Pakan Rabaa Muara labuh 6 KOTA SAWAHLUNTO 1.Kampung Teleng 2. Silungkang 7 KOTA PADANG Lb Kilangan Kuranji
44
BIDANG INFOKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TERIMA KASIH BIDANG INFOKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.