PERKEMBANGAN REMAJA Dyah Astriani.

Presentasi berjudul: "PERKEMBANGAN REMAJA Dyah Astriani."— Transcript presentasi:

1 PERKEMBANGAN REMAJA Dyah Astriani

2 FASE REMAJA Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, diawali dengan matangnya organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi Menurut Konopka (Pikunas,1976) remaja meliputi: 1. remaja awal: tahun 2. remaja pertengahan: tahun 3. remaja akhir: tahun

3 Tabel Komparasi Anak Awal, Anak, &Remaja pertengahan
NO Anak awal Anak Remaja Pertengahan Usia 3-5 5-12 12 tahun ke atas Tahap-tahap Piaget Dari sensorimotor-praoperasi Praoperasi-operasi kongkrit Operasional konkret-operasional formal Tahap-tahap Erickson Inisiatif vs rasa bersalah Percaya diri vs rendah diri Identitas diri vs kebingungan peran Perkemb sosioemosional Egosentris, pengalaman dengan teman sebaya, ekspresi diri, konflik, kerjasama belajar ketrampilan baru atau resiko mengidap rasa rendah diri, kegagalan Refleksitivitas Hubungan-hub. sosial Mencari teman sebaya, berteman berdasarkan persamaan hak Anak dewasa awal harus mengembangkan hubungan yang akrab atau menderita perasaan terisolasi Karakteristik fisik Menjadi lebih terkoordinasi, mengembangkan pilihan untuk satu sisi tubuh, peningkatan kendali atas otot besar dan halus Melambat Awal pubertas

4 1.Tugas Perkembangan Remaja
Mampu menerima keadaan dirinya Memahami peran seks/ jenis kelamin Mengembangkan kemandirian Mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial Menginternalisasikan nilai-nilai moral Merencanakan masa depan Dewasa ini tidak sedikit remaja yang melakukan perbuatan antisosial maupun asusila karena tugas-tugas perkembangan tersebut kurang berkembang dengan baik.

5 2. Memahami karakteristik remaja
Remaja umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin mencoba-coba, mengkhayal, merasa gelisah, dan berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap” Sehingga remaja memerlukan keteladanan, konsistensi, komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa Seringkali remaja melakukan perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidakkonsistenan di masyarakat yang dilakukan orang dewasa/ orang tua