Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehCahyo Chaniago Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI REGIO ANKLE AND FOOT
Oleh: Sugijanto
2
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD FLAT FOOT
Patologi: Dibawa sejak lahir atau akibat kelemahan otot intrinsik Arcus longitudinal datar.
3
ASSESSMENT Anamnesis Inspeksi Tidak ada arcus longitudinal plantaris
Inbalance Inspeksi Telapak kaki datar, tulang navicularis menonjol ke medial.
4
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Tes cepat Gait analisis tampak kaki menyudut kelateral Plantar fleksi lebih lemah Tes gerak aktif Dalam batas normal Tes gerak pasif Gerak pronasi kaki ROM lebih besar dari normal, gerak pronasi terbatas elastic end feel Gerak lain normal Tes gerak isometric Fleksi jari-jari kaki kekuatan kurang dibanding dengan otot lain.
5
TES KHUSUS Tes khusus Pemeriksaan lain Diagnosis
Palpasi: arcus longitudinal plantaris rata Podometri Pengukuran adakah genu valgus Pemeriksaan lain Podografi: dijumpai flat foot. Diagnosis Gangguan kesimbangan dan berjalan akibat flat foot
6
INTERVENSI Strengthening exercice pada fleksor jari kaki Ballance exc
Walking exc dengan menggunakan ujung kaki Penggunaan medial arc support
7
Flat foot Medial arc support shoes Strengthening exc. Toes flexors
Bawaan Over weight External rotated leg Nyeri medial foot (knee) Palpasi nyeri navicular Medial arc support shoes Antalgi gait Stretch test lig. Plantar foot Navicular nonjol medial Strength test Strengthening exc. Toes flexors Calcaneal valgus Pengukuran longit arc Pronation foot
8
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD PES EQUINO VARUS
Patologi: Dibawa sejak lahir atau akibat kelumpuhan Kadang disertai spine bifida
9
ASSESSMENT Anamnesis Inspeksi Diketahui anak terlambat usia jalan
Berdiri dan jalan dengan punggung kaki Inspeksi Telapak kaki melengkung, menapak dengan sisi luar kaki atau dengan punggung kaki.
10
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Tes cepat Gait análisis tampak kaki menyudut kemedial atau berdiri denga sisi luar kaki atau bahkan punggung kaki Tes gerak aktif Gerak dorsal fleksi dan eversi kekuatan menurun Tes gerak pasif Gerak dorsal fleksi dan eversi dengan firm end feel Tes gerak isometric
11
TES KHUSUS Tes khusus Pemeriksaan lain Diagnosis Joint play movement
Stretch test pada arcus longitudinal kaki Pemeriksaan lain Podografi: dijumpai flet foot. Diagnosis Gangguan jalan dengan punggung kaki akibat pes equino varus
12
INTERVENSI US: Peregangan medial kaki
Pada apponeurosis plantaris dan medial kaki Dosis 2 – 2,5 watt/cm2 waktu 5 menit Peregangan medial kaki Strengthening exercice pada dorsal fleksi dan eversi Ballance exc Penggunaan sebatu koreksi
13
Pes equino varus Medial arc support shoes
Bawaan External rotated leg Nyeri medial foot (knee) Palpasi nyeri navicular Medial arc support shoes Antalgi gait Stretch test lig. Plantar foot Navicular nonjol medial Strength test Strengthening exc. Toes flexors Calcaneal valgus Pengukuran longit arc Pronation foot
14
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD PLANTAR FASCIITIS (Calcaneal Spur)
Patologi: Proses degeneratif Injury Obesitas
15
ASSESSMENT Anamnesis Inspeksi
Nyeri pada telapak kaki belakang diatas tuberositas calcanei Nyeri jenis nyeri tajam pada telapak kaki posterior Nyeri pada pagi hari dan meningkat pada saat berjalan Inspeksi Tidak tampak kelainan
16
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Tes cepat Gait analisis: early foot flat atau berjalan dengan telapak kaki anterior Gerak dorsal fleksi posisi berdiri nyeri. Tes gerak aktif Gerak dorsal fleksi nyeri Tes gerak pasif Gerak dorsal fleksi pasif nyeri pada calcaneus, ROM terbatas dengan springy end feel Tes gerak isometric Gerak plantar fleksi isometrik nyeri
17
TES KHUSUS Tes khusus Pemeriksaan lain
Palpasi pada apponeurosis plantaris dan tuberositas calcanei nyeri taja Pemeriksaan lain ‘X’ ray tampak osteophyte
18
INTERVENSI Evaluasi Nyeri sekitar calcaneus, gait analisis Intervensi
Pada fase acute diterapkan RICE US: diberikan pada fase kronik Pada apponeurosis plantaris dan tuberositas calcanei Dosis 2 – 2,5 watt/cm2 waktu 5 menit Longitudinal - Transverse stretching Active stabilization and balance exercise. Walking exc Evaluasi Nyeri sekitar calcaneus, gait analisis
19
Plantar fasciitis – calcaneal spur
Repetitive Stretching apponeurosis plantaris Degenerasi Over weight Nyeri tumit/plantar U S Antalgic gait, heel strike-foot flat ± Palpasi nyeri plantar fascia & calcaneus Transverse friction Stretch test Plantar fascia Donnut pad-medial arc suport shoes Strength test otot flexors
20
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD SPRAIN ANKLE
Patologi: Keseleo paling sering trauma inversi
21
ASSESSMENT Anamnesis Inspeksi
Ada riwayat trauma (kesleo) kearah inversi Nyeri jenis nyeri tajam pada kaki sisi lateral Nyeri meningkat pada saat gerak eversi Inspeksi Tampak oedeme dan/atau haemetome pada lateral kaki.
22
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Tes cepat Gerak plantar maupun dorsal fleksi nyeri. Gerak inversi nyeri hebat. Tes gerak aktif Gerak inversi nyeri dan gerak eversi tidak terasa nyeri Gerak dorso dan plantar flexi Tes gerak pasif Gerak pasif inversi nyeri, ROM terbatas denga sringy end feel Gerak lain negatif Tes gerak isometric Gerak isometrik eversi nyeri bila tendon M. Peroneus longus dan brevis cidera
23
TES KHUSUS Tes khusus Pemeriksaan lain Diagnosis
Palpasi pada lig. Calcaneofibulare dan talofibulare terasa nyeri, kemungkinan lig. lain seperti lig. Calcaneo cuboideum. Pada cidera tendon palpasi diatas tendon mm.peroneus longus dan atau peroneus brevis terasa nyeri Joint play movement.pada sendi calcaneo-fibulare dan talofibulare nyeri dengan springy end feel. Pemeriksaan lain Diagnosis Nyeri lateral kaki disebabkan oleh sprain ankle.
24
INTERVENSI Pd fase acute diterapkan RICE
Bandaging dgn elastic bandage dan /atau tapping diberikan hingga satu minggu atau lebih US: diberikan pada fase kronik Pd ligamenta atau tendon yg cidera Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit Transverse friction Active stabilization and balance exercise. Walking exc
25
Ankle sprain Rest Ice Compression Elevation Joint mobilization
Active unstable foot Inversion injury Rest Nyeri lateral (medial) foot Ice Acute Akt. tinggi Compression Riwayat injury Elevation Antalgic gait Joint mobilization Nyeri inversi (eversi) ROM ± KronikAkt. rendah Active stabilization Acute edema
26
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD GOUTY ARTHRITIS
Patologi: Karena penumpulan purin dalam sendi akibat kadar asam urat tinggi. Dimulai dari MTP ibu jari kaki nyeri tajam sehingga harus berjalan dengan sisi lateral kaki.
27
ASSESSMENT Anamnesis: Inspeksi:
Nyeri tajam pada kaki terutama bila digerakkan Nyeri dimulai ibu jari kaki Nyeri meningkat saat berjalan Inspeksi: Bengkak pada MTP ibu jari kaki Pada kasus berat bengkak hingga seluruh kaki
28
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Tes cepat Gait análisis tampak antalgic gait dgn early foot flat dan tahap heel off hilang Tes gerak aktif Nyeri tajam saat gerak ibu jari kaki pada MTP I Tes gerak pasif Gerak fleksi-ekstensi MTP I nyeri terbatas dgn springy end feel Gerak Abduksi-adduksi MTP I nyeri terbatas dengan springy end feel Kadang gerak sendi kaki lain nyeri terbatas dgn springy end feel Non capsular pattern Tes gerak isometric Kadang tidak bisa dilakukan karena nyeri
29
TES KHUSUS Tes khusus Pemeriksaan lain Diagnosis Palpasi: oedeme MTP I
JPM dijumpai joint bockade tetapi elastic end feel Pemeriksaan lain Pemeriksaan lab: Uric acid pria >7 dan wanita >5,4 Diagnosis Antalgic gait akibat gouty arthritis
30
INTERVENSI Mendampingi medikamentosa utk mencegah kerusakan sendi
US under water Pd MTP I Dosis watt/cm2 waktu 2-3 menit Penggunaan tapping
31
Gouty arthritis Medicamentosa US under water Joint mobilization
Metabolism Endapan purin Inflamasi Awal MTP I Nyeri tajam ibu jari kaki Gait analysis Toe off Medicamentosa ROM MTP I terbatas US under water Non capsular pattern Palpasi: Tenderness Joint mobilization Joint blockade arah tertentu
32
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PD CONTRACTURE POST IMMOBILIZ
33
ASSESSMENT Anamnesis: Nyeri Inspeksi: Bengkak
34
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Tes cepat Gait Tes gerak aktif Nyeri Tes gerak pasif Gerak Tes gerak isometric Kadang
35
TES KHUSUS Tes khusus Pemeriksaan lain Diagnosis Palpasi: JPM
Pain and contracture akibat capsular pattern hypomobility ankle joint
36
INTERVENSI US Joint mobilization
37
DAFTAR PUSTAKA Cook CE, Osthopaedic Manual Therapy, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2007 Goodmann & Boissaunnault, Pathology implication for physiotherapy. WB Saunders co, London, 2000. Helting D & Kessler RM, Management of common musculoskeletal disorder, ippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 2006. Makofsky HW, Spinal Manual Therapy, Slack inc, NJ USA, 2003 Meadows JTS, Orthopaedic Differential Diagnosis in Physisal therapy, Mc Graw-Hill, NY, 1999. Van der El, A, Lunacek, P and Wagemaker, A, Manuele therapie, wervelkolom onderzoek, deel 1, Uitgeverij Manuwel, Roterdam, Ed. I, 1983. Van der El, A, Lunacek, P and Wagemaker, A, Manuele therapie Wervelkolom Behandeling, deel 2, Uitgeverij Manuwel, Roterdam, Ed. I, 1989. Dvorak, J and Dvorak, V, Medical checklists Manual Medicine, Gerg Thieme Verlag Stuttgart, New York, 1991.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.