Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
VARIABLE COSTING
2
VARIABLE COSTING ADALAH :
SUATU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK YANG HANYA MEMASUKKAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL SEBAGAI ELEMEN HARGA POKOK PRODUK, BIAYA PRODUKSI TETAP DIANGGAP SEBAGAI BIAYA BIAYA PERIODE (Period Cost) YANG LANGSUNG DIBEBANKAN KEPADA RUGI LABA PERIODE TERJADINYA DAN TIDAK DIPERLAKUKAN SEBAGAI BIAYA PRODUKSI
3
Variable Costing versus Absorption Costing
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik tetap maupun variabel. . Variable Costing : Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.Sedangkan BOP Tetap termasuk biaya periodik.
4
PERBEDAAN HARGA POKOK PRODUK
ELEMEN ABSORPTION COSTING VARIABLE BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD VARIABEL BIAYA OVERHEAD TETAP
5
PENENTUAN HP PERSEDIAAN
Variable Costing Biaya overhead pabrik tetap DIBEBANKAN pada Period Cost sehingga TIDAK MELEKAT pada persediaan Full Costing Sebagian biaya overhead pabrik tetap MASIH MELEKAT pada persediaan sampai produk laku terjual.
6
Contoh perhitungan Nopember Desember Persediaan awal 0 200
Produksi Penjualan Persediaan akhir . Biaya-biaya : Biaya produksi variabel/unit : Bahan langsung Rp.100, Rp.100,- Tenaga kerja langsung , ,- Overhead pabrik variabel , ,-
7
Contoh perhitungan Biaya produksi tetap/bulan 160.000 160.000
Adm&pemasaran variabel Adm&pemasaran tetap/bulan Harga jual/unit . Nilai persediaan : Absorption costing= 200 unit xRp260= ,- Variable costing=200 unitxRp = ,- Selisih
8
Dampak Terhadap Laba Bila Produksi = Penjualan sehingga tidak terjadi perubahan terhadap persediaan, maka Laba Absorption=Laba Variable Costing. Bila Produksi > Penjualan sehingga terjadi peningkatan persediaan, maka Laba Absorption > Laba Variable Costing. Bila Produksi < Penjualan sehingga terjadi penurunan persediaan, maka Laba Absorption < Laba Variable Costing.
9
Laporan Rugi Laba(format tradisional)
Nopember Desember Pendapatan penjualan 1.800 X Rp 2.200 X Harga pokok penjualan 1.800 x Rp 2.200 x LABA KOTOR Adm&Pemasaran (1.800xRp20) = (2.200xRp20) LABA NETO
10
Laporan Rugi Laba(format kontribusi)
Pendapatan penjualan Nopember Desember 1.800 X Rp 2.200 x Biaya variabel (1.800xRp180)+1.800x20= (2.200xRp180)+2.200x20= Margin kontribusi Biaya tetap LABA NETO
11
Perbedaan Laba Pada bulan Nopember ternyata laba neto Absorption Costing lebih besar daripada laba neto Variable Costing sebesar Rp ,-.Perbedaan ini timbul karena adanya penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir sebesar (Rp : 2.000) x 200 unit = Rp ,-
12
Perbedaan Laba Pada bulan Desember ternyata laba neto Absorption costing lebih rendah daripada Variable costing sebesar Rp ,- Hal ini terjadi adanya pengeluaran BOP Tetap dalam persediaan awal. Pendekatan Absorption Costing=Penjualan Pendekatan Variable Costing= Produksi
13
Reconciliation Of Absorption and Variable Costing Net Income (NI)
November December Variable Costing-NI Add: Fixed-FOH Cost (200 unitxRp.80) Deduct: (200 unitxRp.80) Absorption Costing
14
Keunggulan Variable Costing
Data yang diperlukan untuk keperluan CVP Analysis dapat diambil langsung dari Laporan Rugi Laba yang disusun dengan format kontribusi. Hal ini tidak dapat dilakukan pada Laporan Rugi Laba format tradisional. Laba akan terarah pada Penjualan karena Laba yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh tingkat persediaan. Manajer selalu berasumsi bahwa yang dinamakan biaya produksi hanyalah yang bersifat variabel saja, sehingga akan menjadi masalah kalau diterapkan Absorption Costing karena disamping ada biaya produksi variabel juga dimasukkan unsur biaya tetap.
15
Keunggulan Variabel Costing
Variable Costing berkaitan dengan Standar Costing dan Flexible Budget, tidak demikian dengan Absorption Costing. Laba Netto berdasarkan Variable Costing lebih dekat kaitannya dengan Net Cash Flow daripada Absorption Costing terutama pada perusahaan yang mengalami masalah serius dengan Cash Flownya. Data Variable Costing memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk, konsumen dan segmen bisnis lainnya.
16
Keunggulan Variable Costing
Pada Variable Costing, dampak Fixed Cost terhadap Laba sangat jelas. Tidak demikian dengan Absorption Costing yang samar-samar. Berdasarkan keunggulan2 Variable Costing tersebut bukan berarti Absorption Costing jelek, tetapi lebih mengarah pada tujuan penggunaannya. Variable Costing digunakan untuk membantu manajemen dalam melakukan analisis biaya, sedangkan Absorption Costing memberikan informasi keuangan bagi External Users.
17
If income performance is expected to reflect managerial performance, then managers have the right to expect-- As sales revenue increases from one period to the next, all other things being equal, income should increase. As sales revenue decreases from one period to the next, all other things being equal, income should decrease. As sales revenue remains unchanged from one period to the next, all other things being equal, income should remain unchanged.
18
Segment Reporting Elcom, Inc. Income Statement, 2004
Absorption-Costing Basis Stereos Video Recorders Total Sales $400,000 $290,000 $690,000 Less: Cost of goods sold 350, , ,000 Gross margin $ 50,000 $ -10,000 $ 40,000 Less: Selling and administrative exp , , ,000 Net income or loss $ 20,000 $ -30,000 $ -10,000
19
Elcom, Inc. Income Statement, 2004 Variable-Costing Basis Stereos Video Recorders Total Sales $400,000 $290,000 $690,000 Less variable expenses: Variable C of GS -300, , ,000 Variable S & A , , ,000 Contribution margin $ 95,000 $ 80,000 $175,000 Less direct fixed exp.: Direct fixed overhead -30, , ,000 Direct S & A , , ,000 Segment margin $ 55,000 $ 55,000 $110,000 Less common fixed exp.: Common fixed OH ,000 Common S & A ,000 Net income or loss $-10,000
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.