Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pemeriksaan gangguan ginjal akut
2
Anamnesis untuk Tractus Urinarius
Tanyakan mengenai sakit saat berkemih, biasanya sensasi terbakar, kadang disebut dysuria atau difficulty of voiding Beberapa gejala lainnya: Urgency, keinginan kuat dan tiba-tiba untuk berkemih Frekuensi berkemih abnormal Demam atau menggigil; darah pada urin Nyeri pada abdomen atau punggung
3
Pemeriksaan Fisik - Palpasi ginjal (keduanya) pada posisi pasien tidur telentang untuk menilai adanya pembesaran dari kista, kanker, dan hidronephrosis - Ketuk bagian CVA (costovertebral angle) pada posisi pasien duduk untuk menilai nyeri yang umumnya disebabkan oleh infeksi.
4
Pemeriksaan Penunjang radiologik
- Foto polos abdomen: pemeriksaan awal untuk menilai bayangan, besar/ukuran, dan posisi kedua ginjal. Dapat melihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopaque, dan perkapuran. Perhatikan pula bataas m. psoas. - Pielografi intravena (PIV): persiapan dilakukan dengan memberikan kastor oil (catharsis) untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi ginjal. Keesokannya penderita puasa. Untuk bayi dan anak diberikan minuman yang mengandung karbonat agar mengembangkan lambung dengan gas. Pasien kemudian akan disuntik urografin. Lalu dibuat film bucky-anterior abdomen - Urografi retrograd: melihat anatomi traktus urinarius bagian atas dan lesi-lesinya. Digunakan bila PIV tidak dapat menyajikan anatomi dan lesi traktus urinarius bagian atas. Berguna sekali untuk melihat fistula. Urografi ini memerlukan prosedur sistoskopi. - CT-scan: gambaran ginjal akan bergantung keadaan hidrasi.
5
Pemeriksaan spesifik Parasitologi (Malaria) pada gangguan ginjal akut.
Diagnosis pasti infeksi malaria dilakukan dengan menemukan parasit dalam darah yang diperiksa dengan mikroskop Diagnosis dengan mikroskop cahaya Sediaan darah dengan pulasan Giemsa merupakan dasar untuk pemeriksaan dengan mikroskop dan sampai sekarang masih digunakan sebagai baku emas (gold standard) untuk diagnosis rutin. Sediaan darah malaria dapat digunakan untuk identifikasi spesies maupun menghitung jumlah parasit. Pemeriksaan sediaan darah tebal dilakukan dengan memeriksa 100 lapang pandang mikroskop dengan pembesaran /1000 yang kira-kira setara dengan 0,20 µL darah. Jumlah parasit dapat dihitung per lapang pandang mikroskop. Metode semi-kuantitatif untuk hitung parasit (parasite count) pada sediaan darah tebal adalah sebagai berikut: = parasit per 100 lapangan = 11 – 100 parasit per 100 lapangan = 1-10 parasit per 1 lapangan ++++ = > 10 parasit per 1 lapangan
6
Teknik mikroskopis lain
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan sensitivitas teknik mikroskopis yang konvensional Teknik quantitative buffy coat (QBC) Berdasarkan kemampuan jingga akridin memulas asam nukleat yang berada dalam sel. Darah dari ujung jari penderita dikumpulkan dalam tabung mikro-hematokrit yang berisi zat warna jingga akridin dan antikoagulan. Kemudian tabung tersebut disentrifugasi pada X G (1 G = akselerasi yang dialami) selama 5 menit. Parasit yang berfluoresensi dengan pemeriksaan mikroskop fluoresen merupakan salah satu hasil usaha ini, tetapi cara ini tidak dapat digunakan secara luas seperti pemeriksaan sediaan darah tebal dengan pulasan Giemsa.
7
Teknik Kawamoto Merupakan modifikasi teknik QBC yang memulas sediaan darah dengan jingga akridin dan diperiksa dengan mikroskop cahaya dengan lampu halogen.
8
Metode lain tanpa menggunakan mikroskop
Rapid antigen detection test (RDT) Dasarnya adalaah immunochromatography pada kertas nitrocellulose. Dengan cara ini berbagai protein parasit yang spesifik dapat dideteksi dalam darah dari ujung jari penderita. Protein kaya histidin II (histidine rich protein II) yang spesifik P. falciparum digunakan sebagai marker adanya infeksi tersebut. Enzim lactate dehidrogenase yang dihasilkan berbagai spesies plasmodium dapat digunakan untuk menyatakan infeksi non-falciparum seperti P. vivax. Saat ini sedang dikembangkan marker untuk P. malariae dari enzim yang sama. Enzim lainnya yang dipelajari adalah aldolase.
9
Metode yang berdasarkan deteksi asam nukleat
Metode ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: hibridisasi DNA atau RNA berlabel yang sensitivitasnya dapat ditingkatkan dengan PCR. Beberapa pelacak (probe) DNA dan RNA yang spesifik telah dikemabngkan untuk mengidentifikasi keempat spesies Plasmodium, tetapi terutama untuk P. falciparum dan ternyata tes ini sangat spesifik (mendekati 100%) dan sensitif (lebih dari 90%), dapat mendeteksi minimal 2 parasit, bahkan 1 parasit/µL. Darah. Penggunaan pelacak tanpa label radioaktif (non-radiolabelled) walaupun kurang sensitif dibandingkan dengan yang radioaktif, mempunyai self-life lebih panjang serta lebih mudah disimpan dan diolah.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.