Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pengantar Psikologi Eksperimen
By Dewi Mahastuti, M.Si
2
Cara Perolehan Pengetahuan
Kekukuhan Pendapat (Tenacity) Otoritas (Authority) Intuisi (Intuition) Rasionalisme (Rationalism) Empirisme (Empiricism) Metode Ilmiah (Science)
3
Penelitian Dalam Psikologi
4
DISAIN/RANCANGAN EKSPERIMEN
Disain/rancangan eksperimen merupakan suatu perencanaan secara sistematik mengenai langkah-langkah atau prosedur eksperimen secara menyeluruh. Dengan demikian,melalui disain eksperimen yang benar, seorang peneliti diharapkan mampu memperoleh data secara objektif dan akurat, sehingga dapat melakukan generalisasi yang valid mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Dalam disain eksperimen ini ditekankan pada kemampuannya untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Suatu disain yang baik harus mampu memberikan interpretasi yang baik terhadap hipotesis yang diajukan, tanpa memberikan interpretasi lain selain yang telah dihopetesiskan. Contoh : Bila seorang peneliti akan melakukan eksperimen mengenai efektivitas pemberian musik pengantar kerja terhadap tingkat produktivitas, maka disain penelitian harus mampu menjawab pertanyaan apakah perbedaan produktivitas itu semata-mata disebabkan oleh efek pemberian musik pengantar kerja, dan bukan oleh sebab-sebab lain selain efek pemberian musik pengantar kerja.
5
Dalam kerangka penelitian eksperimen, ada beberapa jenis penelitian eksperimen :
Penelitian pra eksperimen. Dikatakan pra eksperimen, karena penelitian ini tidak melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel diduga berpengaruh pada terjadinya hubungan kausalitas variabel-variabel yang dimaksud. Dengan demikian, dalam penelitian pra eksperimen ini tidak dijumpai adanya kelompok kontrol. Penelitian eksperimen murni (true experiment). Penelitian eksperimen ini dilakukan kontrol secara ketat terhadap variabel-variabel yang diduga ikut berpengaruh pada perubahan variabel dependen. Di samping itu, penunjukkan subyek sebagai sampel eksperimen dilakukan dengan teknik random (random assignment). Penelitian kuasi-eksperimen (quasi-experiment). Prinsipnya, penelitian eksperimen ini sama dengan penelitian eksperimen murni. Perbedaannya, kontrol pada penelitian kuasi-eksperimen ini tidak terlalu ketat. Disamping itu, penunjukkan subyek sebagai sampel eksperimen tidak dilakukan dengan teknik random.
6
Ciri-ciri Penelitian Eksperimental
Manipulasi Observasi yang objektif Fenomena yang dibuat agar terjadi Dalam situasi yang terkontrol ketat Satu Faktor divariasikan dan faktor lain tetap konstan Randomisasi Kontrol
7
Kelebihan Vs Kekurangan
kekuatan pada kesimpulan Dapat melakukan banyak manipulasi pada variabel bebas KEKURANGAN hasil eksperimental agak sulit digeneralisasikan waktu penelitian yang cukup lama manusia sebagai objek
8
Sebelum dibicarakan disain-disain dalam penelitian eksperimen, terlebih dulu disepakati simbol-simbol yang umumnya digunakan dalam eksperimen : R : menunjukkan adanya teknik randomisasi (random assignemen). T : tidak menunjukkan adanya teknik random (tanpa random) X : menandakan adanya perlakuan -X : menandakan tidak adanya perlakuan (kelompok kotrol) Y1 : pengukuran pertama pada variabel dependen Y2 : pengukuran kedua pada variabel dependen
9
T (X) ==> Y Disain Satu Kelompok
Pada disain ini, eksperimen dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen, tanpa ada kelompok kontrol. Pengukuran terhadap variabel dependen dapat dilakukan melalui pretest maupun posttest. Untuk satu kelompok eksperimen ini, terdapat beberapa disain, yaitu : One-group posttest only design. Beberapa ahli mengatakan disain ini sebagai one-shot study atau one-shot case study. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : T (X) ==> Y Simbol ‘T’ merupakan indikasi bahwa dalam disain ini, subyek yang digunakan sebagai sampel umumnya diperoleh secara non random (tidak ditunjuk berdasarkan teknik random.
10
Pada disain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan tertentu
Pada disain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan tertentu. Pengukuran dilakukan beberapa waktu setelah pemberian perlakuan tersebut. Pengukuran ini dimaksudkan untuk melihat apakah perlakuan yang diberikan tersebut memiliki efek atau tidak terhadap variabel dependen. Analisis yang paling tepat untuk disain seperti ini adalah analisis deskriptif. Contoh : Seorang eksperimenter ingin menguji kemampuan kepemimpinan karyawan pada level tertentu melalui pemberian pelatihan leadership. Setelah dilakukan pelatihan, beberapa waktu kemudian diukur kemampuan kepemimpinannya, dan disimpulkan bahwa efektif atau tidak pelatihan yang diberikan. Kelemahan utama pada disain ini adalah rawan terhadap ancaman validitas internal, karena hampir tidak ada kontrol terhadap variabel di luar variabel eksperimen dan tidak adanya informasi tentang kondisi subyek eksperimen sebelum diberikan treatment.
11
T Y1 ==> (X) ==> Y2 One-group pretest-posttest design.
Pada disain ini, pengukuran terhadap variabel dependen dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum perlakuan diberikan dan setelah perlakuan diberikan. Pada umumnya, instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen ini adalah instrumen yang sama atau setara. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : T Y1 ==> (X) ==> Y2 Sebelum perlakuan diberikan, dilakukan pengukuran terhadap dependen variabel. Selang beberapa waktu setelah perlakuan diberikan, dilakukan pengukuran lagi terhadap variabel dependen. Fokus dalam eksperimen ini adalah perbedaan sekor antara Y1 dan Y2. Analisis yang paling tepat untuk disain seperti ini adalah analisis variansi (Anova), khususnya treatment by subjects atau repeated measures.
12
Contoh : Seorang peneliti akan meneliti tentang pengaruh metode praktikum terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran tertentu. Sebelum diberikan perlakuan (praktikum), siswa dites terlebih dulu untuk mengetahui prestasi belajarnya, kemudian diberikan treatment berupa praktikum. Selang beberapa waktu, para siswa di tes lagi untuk mengetahui prestasi belajarnya. Kedua hasil tes inilah yang akan dibandingkan. Kelemahan disain ini adalah kekhawatiran terhadap validitas internal, yaitu kelemahan yang bersumber pada familiaritas instrumen, pengalaman, kematangan dan regresi statistik. Untuk mengatasi hal ini, teknik yang paling tepat adalah dengan membentuk kelompok kontrol (pembanding), khususnya untuk mengatasi permasalahan pada regresi statistik.
13
T Y1 Y2 ==> (X) ==> Y3 Y4
Longitudinal design “time design” Disain ini merupakan perluasan dari kedua disain sebelumnya, khususnya perluasan dari disain pretest and posttest design. Pada disain ini, pengukuran terhadap variabel dependen dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu 2 kali sebelum dan 2 kali sesudah perlakuan diberikan. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : T Y1 Y2 ==> (X) ==> Y3 Y4 Dalam disain ini, bila perbedaan antara Y1 dan Y2 dengan Y3 dan Y4 sama besar, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel independen dangna variabel dependen. Dengan kata lain, pemberian perlakuan akan memberikan efek yang kuat terhadap perubahan pada variabel dependen.
15
Disain Dua kelompok atau lebih
Pada disain ini, umumnya terdapat satu atau lebih kelompok pembanding yang dijadikan kelompok kontrol atau diasumsikan sebagai kelompok kontrol. Untuk eksperimen ini, pengukuran terhadap variabel independen dapat dilakukan dengan memberikan posttest atau pretest dan posttest. Ada beberapa contoh disain eksperimen dengan dua kelompok atau lebih, antara lain : Dua kelompok dengan satu variabel independen Disain ini merupakan disain yang cukup sederhana. Bila dalam disain ini, pengukuran terhadap variabel independen hanya dilakukan pada posttest maka disain ini dinamakan posttest only control group design. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : (X) ==> Y1 R (-X) ==> Y1
16
Umumnya, dalam suatu sampel yang telah ditentukan, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (yang akan dikenai treatment) dan kelompok kontrol (yang tidak mendapatkan perlakuan). Pemilihan subyek ke dalam kelompok-kelompok ini dilakukan dengan random. Dalam disain ini, diasumsikan bahwa sebelum perlakuan diberikan, kedua kelompok tersebut sama. Dengan demikian, setelah perlakuan diberikan, bila terjadi perbedaan sekor pada variabel dependen, maka perbedaan tersebut semata-mata dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan yang diberikan. Pada disain ini, teknik analisis yang umumnya digunakan adalah analisis variansi (ANOVA) satu jalur.
17
----------------------- (X12) ==> Y1 R ------------------------
Disain dengan dua variabel independen Pada disain ini, variabel independen yang digunakan adalah 2 variabel, yaitu X1 dan X2. Pengukuran terhadap variabel dependen dilakukan setelah perlakuan diberikan. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : (X11) ==> Y1 (X12) ==> Y1 R (X21) ==> Y1 (X22) ==> Y1 Sebelum perlakuan diberikan, kondisi antar kelompok-kelompok tersebut diasumsikan sama. Bila ada perbedaan, maka perbedaan semata-mata disebabkan oleh perbedaan perlakuan yang diberikan.
18
R ---------------------
Dua kelompok dengan pengukuran ulangan Dalam disain ini, terdapat dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Pengukuran terhadap variabel dependen dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebelum perlakuan diberikan dan setelah perlakuan diberikan. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : Y1 ==> (X) ==> Y2 R Y1 ==> (-X) ==> Y2 Sama dengan disain sebelumnya, kondisi sebelum perlakuan diberikan diasumsikan sama. Bilamana terdapat perbedaan Y1 pada kedua kelompok tersebut, maka sebenarnya random assignment kurang berhasil.
19
--------------------- R Y1 ==> (-X) ==> Y2
Disain lebih dari dua kelompok dengan pengukuran ulangan Dalam disain ini, terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Umumnya, kelompok eksperimen lebih dari satu kelompok. Secara skematis, disain ini dapat digambarkan sebagai berikut : Y1 ==> (X) ==> Y2 R Y1 ==> (-X) ==> Y2 (X) ==> Y2 Satu kelompok eksperimen diberikan pretest dan posttest, sedangkan satu kelompok eksperimen lain hanya diberikan posttest. Pada kelompok kontrol, pengukuran dilakukan dengan pretest dan posttest. Disain ini juga berguna untuk melihat pengaruh pengukuran sebelum diberi perlakuan terhadap pengukuran setelah diberi perlakuan. Bila ternyata tidak ada pengaruhnya, maka sekor Y2 pada kelompok pertama dan ketiga juga tidak berbeda.
20
---------------------
Disain empat kelompok dengan pretest dan posttest (Solomon) Disain Solomon ini seringkali dianggap sebagai disain paling ideal khususnya untuk ilmu-ilmu sosial. Disain ini dipandang kuat, lengkap dan memuaskan. Secara skematis, disain ini digambarkan sebagai berikut : Y1 ==> (X) ==> Y2 Y1 ==> (-X) ==> Y2 R (X) ==> Y2 (-X) ==> Y2 Pada disain ini, selain melihat efek perlakuan, juga dapat dipandang mampu mengontrol 2 hal, yaitu ketika dilakukan pretest dan ketika tidak dilakukan pretest. Dengan demikian, problem efek pengalaman, historis dan maturasi dapat dieliminir.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.