Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRadja Black Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Sistem Nilai Tukar tidak ada satupun sistem nilai tukar yang dikenal selama ini, secara umum cocok digunakan untuk semua struktur ekonomi suatu negara, dengan tanpa batas waktu. Penerapan sistim nilai tukar, baik nilai tukar tetap (pegged exchange rate) maupun nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate), sangat tergantung kepada kondisi, karakteristik dan struktur ekonomi suatu negara serta kondisi ekonomi global.
2
Sistem Nilai Tukar Berdasarkan tradisional literature, ada beberapa kriteria pokok yang harus dipertimbangkan seperti: –keterbukaan (openness) dan ukuran (size) ekonomi suatu negara; –tingkat mobilitas faktor-faktor produksi; –tingkat diversifikasi komoditi; –fleksibilitas harga dan upah; –perbedaan tingkat inflasi dengan negara mitra dagang dan inflasi dunia; –tingkat integrasi pasar; –integrasi fiskal; –variabilitas nilai tukar riil; dan faktor-faktor social dan politik
3
Keuntungan penerapan nilai tukar tetap atau yang lebih rigid Mempromosikan perdagangan internasional dan investasi Menciptakan disiplin kebijakan-kebijakan makro Promosi kerjasama internasional karena penerapan nilai tukar tetap menjaga tingkat inflasi domestik Mencegah timbulnya spekulasi irasional yang menyebabkan destabilisasi ekonomi
4
Keuntungan penerapan nilai tukar mengambang bebas Menjaga keseimbangan neraca pembayaran (balance of payment) Menjamin otonomi moneter yang lebih besar. Penentuan tingkat inflasi tidak tergantung kepada negara mitra dagang Mengisolasi perekonomian dari gangguan eksternal (external shocks) Mempromosikan stabilitas ekonomi Spekulasi (private speculation) dapat mendorong meningkatkan stabilitas ekonomi
5
Konsekuensi Nilai Tukar Tetap Tingkat keterbukaan ekonomi pun menentukan effektifitas kebijakan devaluasi Tiga phase berbahayanya pada kebijakan moneter. Phase pertama, exchange rate-based stabilization berjalan dengan baik dan dapat menekan inflasi yang meningkatkan stabilisasi ekonomi. Kemudian, pada phase kedua, secara perlahan terjadi apresiasi terhadap riil nilai tukar (real appreciation). Phase ketiga, akibat apresiasi nilai tukar, daya saing ekpor telihat jelas menurun, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah kebijakan devaluasi. Kondisi politik tidak mengizinkan untuk dilakukannya devaluasi: krisis keuangan Stabilitas ekonomi juga tergantung kepada kondisi perekonomian negara yang dipatok mata uangnya Tingkat fleksibilitas upah dan harga domestik merupakan salah satu faktor penting dalam penerapan sistem nilai tukar tetap. Sebagai contoh, untuk mengatasi defisit perdagangan melalui kekuatan pasar, nilai tukar tetap pada umumnya menyebabkan berkurangnya money income relatif terhadap negara lain (mitra dagang)
6
Konsekuensi Nilai Tukar Fleksibel Sindrom fear of floating –Negara emerging market cenderung export oriented, nilai tukar fleksibel akan mudah menimbulkan volatilitas –Belum mempunyai kelembagaan yang baik dan efektif untuk melaksanakan kebijakan moneter yang independen –Penerapan nilai tukar fleksibel (secara luas dterima oleh para ekonom) lebih menguntungkan bilamana neraca pembayaran seringkali mendapat gangguan eksternal –Tingginya mobilitas kapital dan modal di lingkungan global, informasi yang tidak sempurna di negara-negara emerging market, dan mempunyai tingkat liabilities yang didominasi mata uang US dollar.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.