Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWinda Syifa Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
KEUANGAN Kebutuhan Finansial Likuiditas Rentabilitas Solvabilitas
Leverage Kesehatan Finansial Kredit Modal Kerja Kriteria Investasi
2
Kebutuhan finansial sebenarnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
Kebutuhan Operasional. Kebutuhan opersional adalah kebutuhan terhadap barang-barang modal yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan, misalnya untuk membeli bahan dasar, mebayar upah tenaga kerja, mebayar listrik, meberikan potongan atau discount serta penyediaan uang kas untuk berbagai keperluan operasionalnya. (Aktifa tetap) yang berupa mesin-mesin, gedung tempat usaha, peralatan kerja,peralatan kantor tidak kasat mata (intangimble asste) disebut goodwill. Goodwill ini dapat berupa lokasi yang strategis dari sebuah tempat, usaha, nama baik yang diperoleh oleh perusahaan dari sebuah tempat usaha, nama baik yang diperoleh oleh perusaan dari para konsumenya atau masyarakat banyak dan sebagainya.
3
Kebutuhan oparasional suatu perusahaan terdiri dari:
Kebutuhan modal Kebutuhan modal tetap Kebutuhan nama baik (Goodwill) Perbandingan antara modal kerja dengan modal tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan sering disebut stuktur kekayaan atau stuktur Aktifa. BACK
4
Likuiditas Pengertian likuiditas adalah suatu perushaan untuk membayar kewajiban- kewajiban finalisnya yang segera harus di penuhinuya( yang bersikap jangka pendek). Alat likuidnya tentu saja yang paling likuid adalah uang kas. Dengan uang kasnya itulah perusahhaan akan dapat menbayar seluruh kewajiban finansialnya itu. Current Ration Tinggi rendahnya likuaditas itu akan ditentukan oleh perbandinganya atau “Ratio” antara alat- alat likuidnya dengan dengan utang- utangnyayang segera di bayarnya itu. Ratio inilah yang di sebut ratio likuiditas adalah ration antara alat likuid yang berupa aktiva lancar dengan utang-utang lancarnya. Alat likuid tersebut adalah berupa aktiva lancar (Current Assets), sedangkan kewajiban financial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities). Oleh karena itu ratio macam ini disebut ratio likuiditas atau “CURRENT RATIO”. Rumus RATIO LIKIUDITAS : CR = CA CL Dimana: CR = Current Ratio (Ratio Likuiditas) CA = Current Assets (Aktiva Lancar) CL = Current Liability (Uang Lancar) <<BACK
5
Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimilikinya.Ratio sering disebut rentabilitas ekonomis yagn di singkat RE. dengan demikian maka ratio rentabilitas ekonomis ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Laba Laba RE= = Total Kekayaan Total Modal Disamping rentabilitas ekonomi kita juga mengenal Rentabilitas Modal sendiri yang sering di singkat MRS, ini merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba. Jadi RMS dapat dinyatakan sebagai berikut: Laba dari Modal Sendiri EAT RMS= = Modal Sendiri Modal Sendiri <<BACK
6
solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara kekayaan dengan total utang yang dimiliki oleh perusahaan. Solvabilitas merupakan likuiditas dalam jangka panjang atau kemapuan perusahan untuk membayarkembali seluruh hutangnya apabila perusahaan itu dilikuidasikan. Untuk mengukur besar kecilnya solvabilitas dapat di ukur dari ratio antar Total Aktiva dengan total utang : Solvabilitas = Total Aktiva Total utang <<BACK
7
Leverage Leverage sebenarnya cukup luas yaitu merupakan usaha untuk menggunakan sesuatu yang akan membawa konsekuensi beban teta. Misalnya saja apabila kita menggunakan mesin-mesin maka kita akan harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan mesin-mesin (depresiasi) sebesar presentase tertentu dari nilai mesin itu. Dari uraian itu dapat kita tangkap bahwa akan terdapat dua macam leverage yaitu : Operating Leverage Financial leverage Operatung leverage adalah penggunaan sesuatu kekayaan atau aktiva tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin, gedung, dan sebagainya. Sedang kan finansial Leverage adalah penggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatka beban tetap yang berupa bunga, sumber dana ini dapat berupa utang Obligasi, kredit dari bank dan sebagainya <<BACK
8
Kesehatan Finansial Apabila perusahaan tersebut tidak mampu untuk meraih hasil yang cukup untuk memenuhi kepentingan Stakeholder ataupun stockholder maka perusahaan itu akan berada dalam keadaan tidak sehat atau sakit, kesehatan perusahaan itu dapat di ukur dari beberapa ukuran seperti ratio-ratio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, serta aktifitasnya. Berdaskan atas kriteria atau ukuran-ukuran kesehatan finansial yang ditentukan oleh pemerintah bagi Badan-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia kita dapat mengetahui sehat tidaknya suatu perusahaan tertentu.
9
Tabel Kriteria Penilaian Kesehatan BUMN
Adapun ukuran kesehatan financial yang di tentukan pemerintah sebagaimana tertera pada SK Menteri Keuangan RI Nomor 740/1989 yang isinya terlihat pada table di bawah ini : <<BACK Tabel Kriteria Penilaian Kesehatan BUMN kategori Rentabilitas Likuiditas Solvabilitas Sehat sekali Sehat Kurang sehat Tidak sehat 12% 8%- 12% 5%- 8% <5% 150 <75 200 <100 Bobot 75% 12.5%
10
Kredit Modal Kerja Dalam pembelanjaan modal kerja kita sering mendengar istilah KMKP yaitu singkatan dari kredit modal kerja permanen. Kebutuhan modal kerja itu dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu modal kerja Variabel dan Nodal kerja tetap atau permanen, kredit baik kredit jangka pendek (KJD) maupun kredit jangka panjang (KJP). Dalam tinjauan atas beban financial terhadap cara pembelanjaanya ini kita akan berhubungan dengan beberapa konsep seprti: Modal Optimum dan Optimum Modal Jangka Waktu Kritis <<BACK
11
Kriteria Investasi Kriteria investasi Adalah alat bantu manajemen perusahaan untuk menilai proyek investasi yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan investasi. kriteria penilaian investasi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan/income adalh Average Rate of Return atau sering juga disebut Accounting Rate of Return. kriteria inventasi yang mendasarkan pada konsep Cash Folw, dapat dirinci: Konsep Cash Folw yang tidak memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau faktor yang tidak didiskontokan (Undiscounted cash folw) yaitu metode payback periode. Konsep Cash Folw yang memperhatikan waktu terhadap uang atu faktor diskonto (discounted cash folw) antara lain adalah: Net Present Value (NPV) Profitability Index (PI) Internal Rate of Return (IRR).
12
Metode Payback Periode
Payback periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investas dengan menggunakan “proceed” atau aliran kas neto (Net Cash Folow). Hal ini dapat di rumuskan sebagai berikut: Capital Outlay Payback periode = x 1 tahun Proceed Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan seperti: mengabaikan time value of money lebih mementingkan pada pengembalian iventasi daripada aspek laba dalam waktu umur investasi sehingga cash flow sesudah umur payback periode tidak memperhatikan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah merode ini sangat sederhana sehinga mudah dalam memperhitungkannya.
13
Metode Net Present Value
Memperhatikan nilai waktu dari uang, maka proceed atau cash folw maupun investasi harus didiskontokan atas dasar faktor diskonto yang berlaku pada saat itu. Faktor bunga akan mempengaruhi nilai uang ini karena uang tersebut dapat didepositokan di bank sehingga uang tersebut pada saat ini akan menjadi lebih besar di kemudian hari karena akan bertambah dengan besarnya bunga deposito tersebut. Faktor lain adalah faktor risik, yaitu bahwa uang yang sudah diterima pada saat ini akan memiliki risiko yang lebih kecil atau boleh di katakan tidak mengandung risiko. Maka cara mencari NPV adalah sebagai berikut: X X Xn NPV = Xo ……… (1+i) (1+i) (1+i)n dimana: X = Proceedes i = tingkat diskonto n = tahun umur iventasi
14
Metode Internal Rate of Return
Internal Rate of Return itu dapat di artikan sebagi bunga yang akan menjadikan nilai sekarang dari proceeds yang di harapkan akan diterima (PV of future proceeds) atau nilai investasinya. Kalu dalam NPV kita menghitung PV proceed dan PV investasi dengan tingkat diskonto yang sudah di tentukan, maka disini kita justru harus mencari tingkat diskontonya yang akan menyamakan PV dari proceeds tadi dengan PV dari inventasinya. Jadi : IRR = i Dimana : PV proceeds = PV investasinya. <<BACK
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.