Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
A SISTEM PENGAPIAN Fungsi :
Menyediakan percikan api pada saat yang tepat untuk menyalakan campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Besarnya api busi pada saat yang tepat sesuai kondisi mesin sangat menentukan kesempurnaan pembakaran. Jenis Sistem Pengapian : 1. Battery : a. Konvensional (Platina) b. CDI CDI-DC 2. Magneto : b. CDI CDI-AC
2
ASTREA SUPRA Kunci Kontak Alternator CDI Unit Pulse Generator
Ignition Coil
3
SPESIFIKASI SISTEM PENGAPIAN SUPRA
4
KARISMA
5
GL NEOTECH
6
B ALTERNATOR Fungsi Alternator : Alat pembangkit arus listrik AC
Rotor Stator Ditambah cara kerja Pick Pulser (cari referensi) Fungsi Alternator : Alat pembangkit arus listrik AC Bekerja berdasarkan prinsip elektro magnetik.
7
Prinsip kerja : Magnet yang melintasi kumparan, maka akan timbul garis gaya magnet di sekitar kumparan. Saat magnet melintasi kumparan, maka garis gaya medan magnet di sekitar kumparan hilang. Akibat berubah-ubahnya garis gaya medan magnet, maka akan dihasilkan tegangan induksi pada kumparan. Besarnya induksi tergantung : Kecepatan gerakan magnet Besarnya medan magnet Jumlah gulungan
8
B GENERATOR PEMBANGKIT PULSA Fungsi : Konstruksi : Cara Kerja :
Menghasilkan tegangan pulsa untuk mengatur kerja SCR. Konstruksi : Generator Pulsa terdiri dari sebuah magnet permanen yang dililiti kumparan. Cara Kerja : Signal rotor mendekati atau meninggalkan generator pulsa, akan terjadi perubahan garis-garis gaya magnet. Perubahan garis-garis gaya magnet akan menghasilkan tegangan pulsa. Signal rotor mendekati kumparan Tegangan pulsa positif Signal rotor meninggalkan kumparan Tegangan pulsa negatif Penjelasan Pembangkit pulsa
9
PEMERIKSAAN KUMPARAN PEMBANGKIT ALTERNATOR
Ukur tahanan kumparan pembangkit alternator antara terminal Hitam/Merah dan Massa. STANDAR: Ω (NF100) PEMERIKSAAN KUMPARAN PULSA PENGAPIAN Ukur tahanan generator pulsa pengapian antara terminal Biru/Kuning dan Hijau. STANDAR: Ω (NF100)
10
PEMERIKSAAN TEGANGAN PUNCAK KUMPARAN PENGAPIAN
Ukur tegangan puncak dengan Voltmeter AC pada kabel Hitam/Merah dengan Hijau. STANDAR: 100 V (NF100) PEMERIKSAAN TEGANGAN PUNCAK KUMPARAN PEMBANGKIT Ukur tegangan puncak dengan Voltmeter AC pada kabel Biru/Silver dengan Hijau. STANDAR: 0,7 V (NF100)
11
PEMERIKSAAN STATOR Ditambah keterangan : Skala yang dipakai dan satuannya * Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
12
C CDI CDI = CAPASITIVE DISCHARGE IGNITION
Pengganti platina Mengontrol arus listrik ke Ignition Coil Keunggulan CDI >< Platina : Tidak memerlukan penyetelan. Menghasilkan tegangan listrik lebih besar dan stabil. Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin. Berdasarkan sumber arus CDI : CDI – AC : Astrea Series, GL Series, Tiger, NSR 150R CDI – DC : GL Neotech, Karisma, Kirana, NSR 150RR, Sonic
13
PRINSIP KERJA CDI - AC Cara Kerja CDI arus DC
14
PRINSIP KERJA CDI - DC Penjelasan prinsip kerja CDI DC
15
Rangkaian Sederhana DC CDI
Kapasitor Utama Ign. Coil 250V Trafo D1 D2 Busi Kapasitor 2 Transistor 12 V Battery SCR D3 Rotor PC Coil Trigger Circuit Trigger Circuit ACG Unit CDI Unit IGN. Unit FUNGSI KOMPONEN : D : Menghilangkan Ripple ( Noise ) tegangan dari battery D : Menghilangkan Ripple dari Trafo D : Menghilangkan Ripple akibat terjadinya Induksi Trafo : Menaikkan Tegangan 12 volt 350 volt Kapasitor Utama : Menyimpan arus listrik Kapasitor : Menyimpan arus listrik SCR : Saklar otomatis ‘Discharge Gate’ Trigger circuit : Pengubah dan pengatur sinyal ke SCR Transistor : Electrical switch / Saklar elektronis
16
PENGAJUAN WAKTU PENGAPIAN
Saat pengapian diatur oleh SCR yang akan bekerja berdasarkan tegangan pulsa pada kaki Gate Pengajuan pengapian diatur oleh ignition timing circuit dengan mengatur tegangan pulsa ke kaki Gate SCR. Cari referensi tambahan !!!
17
PRINSIP PENGAJUAN SAAT PENGAPIAN
Putaran mesin naik tegangan kump pembangkit pulsa naik ambang batas tegangan picu ke SCR dicapai lebih awal.
18
PEMERIKSAAN WAKTU PENGAPIAN
Pemeriksaan waktu pengapian menggunakan timing light : Idle Speed : garis F segaris tanda penyesuai. Putaran mesin ditambah, garis F bergeser. High Speed : garis F harus berada tepat di tengah dua garis tanda penyesuai.
19
PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA GRAND
EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
20
PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA PRIMA/ STAR/ WIN
EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
21
PEMERIKSAAN CDI UNIT GL SERIES
EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
22
PEMERIKSAAN CDI UNIT TIGER
SW (Bl/W) EXT (Bl/R) E (G) IGN (Bl/Y) PC (Bu/Y) KOSONG KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
23
PEMERIKSAAN CDI UNIT NEOTECH
SW (R/Bl) KOSONG KOSONG IGN (Bl/Y) E (G) PC (Bu/Y) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
24
PEMERIKSAAN CDI UNIT NSR
EXT Bl/R IGN (Bl/Y) CNL W/R E (G) PC (Bu/Y) SW (Bl/W) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai
25
CDI CDI, REGULATOR RECTIFIER, IGNITION COIL NF 125/D Reg. Rec. Ign.
Y G R W Reg. Rec. R/Bl Ign. Coil CDI Bu/Y Bl/Y E Bl R
26
Pemeriksaan Kump. Primer Pemeriksaan Kump. Sekunder
IGNITION COIL Fungsi : Meningkatkan tegangan listrik dari sumber arus baik dari accu maupun dari alternator sampai mencapai tegangan lebih dari V, sehingga mampu membentuk loncatan api di busi. Terdiri 2 Kumparan : Kumparan Primer Diameter kawat lebih besar, lilitan lebih sedikit Kumparan Sekunder Diameter kawat lebih kecil, lilitan lebih banyak. Pemeriksaan Kump. Primer Pemeriksaan Kump. Sekunder
27
PEMERIKSAAN IGNITION COIL
Standard Pengukuran Ignition Coil dengan tanpa tutup busi. Dicross check dengan BPR (untuk hasil ukur tipe NSR) Gambar diperjelas !
28
E BUSI Fungsi : Menghasilkan percikan bunga api listrik .
Tingkat panas (Heating Range) = Kemampuan busi melepaskan panas Busi Panas (Nomor Kecil) Pelepasan panas lambat Busi Dingin (Nomor Besar) Pelepasan panas cepat, cocok untuk kecepatan tinggi. Contoh : BUSI NSR STD = W24 ES, Kecep Tinggi = W 27 ES Pemakaian busi yang salah : Busi tipe dingin susah start, pembakaran tidak sempurna, timbul kerak Busi tipe panas Over heating, pre ignition, electrode meleleh.
29
SPESIFIKASI BUSI DENSO
Gambar diperjelas
30
D P 8 E A-9 SPESIFIKASI BUSI NGK Thread Dia Remark Heating Value
Thread Lenght A: 18 mm B: 14 mm C: 10 mm D: 12 mm P: Porcelain projected type R: Resistor spark plug 4 (Hot type) 5 6 7 9 (Cold type) E: 19 mm H: 12.7 mm A, Z: Special type S: With copper wick V: Narrow center electrode K: Side electrode Number Indicates the plug gap. “9” : 0.9 mm. Disatukan dengan slide 75
31
PEMERIKSAAN LONCATAN API BUSI
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.