Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELUANG DENGAN Strategi preventif SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELUANG DENGAN Strategi preventif SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN."— Transcript presentasi:

1 MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELUANG DENGAN Strategi preventif SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO TIDAK TERJADI. STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN APABILA PROBABILITAS RISIKO BESAR. STRATEGI PREVENTIF AKAN MEMBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO-2 YANG BERADA PADA KUADRAN I BERGESER KE KUADRAN iiI DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI KUADRAN II BERGESER KE KUADRAN IV

2 STRATEGI PREVENTIF DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA SECARA HIRARKI DENGAN :
1. Melakukan rekayasa teknik ( pendekatan teknik ) 2. Membuat/ Memperbaiki Sistem dan Prosedur dan mengembangkan SDM lewat pendekatan administrasi 3. Pemakaian APD

3 MANAJEMEN RISIKO TERHADAP DAMPAK dengan STRATEGI MITIGASI STRATEGI MITIGASI ADALAH STRATEGI PENANGANAN RISIKO YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERKECIL DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI RISIKO Upaya Memperkecil DAMPAK terjadinya dengan menggunakan STRATEGI MITIGASI, SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA RISIKO-2 YANG BERADA PADA KUADRAN iI BERGESER KE KUADRAN I DAN RISIKO-2 YANG BERADA DI KUADRAN IV BERGESER KE KUADRAN III

4 STRATEGI MITIGASI DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA CARA, DIANTARANYA :
1. Diversifikasi Strategi ini adalah dengan menempatkan asset di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah, tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki.

5 2. Penggabungan ( Merger )
Contoh Merger beberapa bank saat reformasi yang colaps ( bangkrut ) bergabung membentuk Bank Mandiri. Saat ini Bank Mandiri hampir setara dengan BCA. 3. Pengalihan risiko ( dengan asuransi, outsourcing,dll) Asuransi : Dengan mengasuransikan harta perusahaan yang dampak risikonya besar berarti sudah mengalihkan dampak risiko tersebut kepada pihak asuransi. Dengan asuransi tidak akan mengurangi probabilitas terjadinya risiko tetapi akan mengurangi dampak dari risiko tersebut. Outsourcing : adalah cara lain untuk mentransfer kerugian kepada pihak lain jika terjadi risiko yaitu dengan cara outsource, yaitu cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak lain untuk mengerjakan sehingga kita tidak menanggung kerugian seandainya pekerjaan yang dilakukan gagal.

6 CONTOH HUBUNGAN RISK ASSESSMENT DENGAN pengendalian risiko di BEBERAPA perusahaan

7 Tangani dengan pengendalian
DITERAPKAN DI PT.SEMEN GRESIK (PERSERO), Tbk.) Tabel 2. peta risiko dan pengendalian 5,0 4,5 Pindahkan Risiko Hindari Risiko 4,0 3,5 3,0 2,5 Konsekuensi 2,0 1,5 Terima Risiko Tangani dengan pengendalian 1,0 0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 Likelhood

8 keterangan : konsekuensi Skore 1 : Tidak ada cedera, kerugian material kecil (tidak cedera) Skore 2 : Cedera ringan/P3K, kerugian materi sedang (cedera ringan) Skore 3 : Hilang hari kerja, kerugian cukup besar (hilang hari kerja ) Skore 4 : Cacat, kerugian materi besar ( cacat ) Skore 5 : Kematian, kerugian materi sangat besar ( Kematian ) LIKELHOOD (PElUANG) 5 : Hampir pasti akan terjadi/ almost certain 4 : Cenderung untuk terjadi 3 : Mungkin dapat terjadi 2 : Jarang kemungkinan terjadi/ unlikely : Jarang terjadi ( rare )

9 Penjelasan : risk retention ( Terima risiko ) pada risiko yang tingkatnya rendah (tingkat kemungkinan rendah dan tingkat keparahan kecil ), misalnya kerusakan pada peralatan yang tidak membahayakan Risiko dalam hal ini umumnya dapat dikelola atau diatasi oleh perusahaan.

10 2. risk transfer ( pindahkan risiko ) sebagai contoh terjadinya peristiwa peledakan atau bencana fatal lainnya yang meskipun jarang terjadi tetapi berakibat secara serius (tingkat kemungkinan rendah dan keparahan kecil). Dalam keadaan seperti ini umumnya dilakukan pengalihan risiko, misalnya melalui asuransui..

11 3. RISK REDUCTION (tangani dengan pengendalian) ATAU MENGURANGI RISIKO PADA KASUS YANG RELATIF SERING TERJADI TETAPI AKIBATNYA TIDAK MEMBAHAYAKAN ( TINGKAT KEMUNGKINA TINGGI, TINGKAT KEPARAHAN RENDAH ), MISALNYA KECELAKAAN KERJA YANG BERAKIBAT CEDERA RINGAN. PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN BIASANYA DILAKUKAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI RISIKO

12 4. RISK AVOIDANCE (hindari risiko ) PADA KEMUNGKINAN DAN KEPARAHAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA YANG BERSIFAT FATAL, PENGGUNAAN BAHAN KIMIA YANG SANGAT BERACUN ( TINGKAT KEMUNGKINAN DAN TINGKAT KEPARAHAN TINGGI), PERLU MENGHINDARI ATAU MENGHILANGKAN PROSES PRODUKSI YANG BERBAHAYA ATAU MEMPERTIMBANGKAN MEMINDAHKAN RISIKO TERSEBUT BILA MEMUNGKINKAN.

13 DITERAPKAN di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati, tabel 3. Panduan estimasi tingkat risiko

14 TINDAKAN DAN SKALA WAKTU
Tingkat risiko dan tindakan yang dilakukan (PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati, 2009) tabel 4. Risk level dan tindakan dan skala waktu RISK LEVEL TINDAKAN DAN SKALA WAKTU TRIVIAL Tidak memerlukan tindakan lebih lanjut dan tidak memerlukan catatan atau dokumen TOLERABLE RISK Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kepada jalan keluar yang lebih menghemat biaya atau peningkatan yang tidak memerlukan biaya tambahan yang besar. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar MODERATE RISK Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan perlu diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko perlu diterapkan untuk jangka waktu tertentu SUBSTANSIAL RISK Pekerjaan tidak dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mereduksi risiko. Dimana risiko ada dalam pelaksanaan pekerjaan, maka tindakan segera dilakukan UNTOLERABLE RISK Pekerjaan tidak dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan sumber daya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan

15 TINGKAT RISIKO DAN PELAKSANA/PEMILIK risiko

16 TINGKAT RISIKO DAN PELAKSANA/PEMILIK RISIKO
Salah satu contoh Matriks Rangking Risiko Tentukan tingkat risiko bahaya secara kualitatif ( Low, Medium atau High ) di ruang kuliahmu saat ini dan di Lab K3 ? Impact Tidak penting kecil Sedang Besar Fatal jarang L M Kemungkinan kecil S Cukup mungkin H Sangat mungkin Hampir pasti Probability Ket : L = Low, M = Medium, S = Significant, H = High

17 Perangkingan yang dilakukan di atas hanya untuk keperluan menetapkan prioritas penanganan serta pembagian weWenang pelaku saja, misalkan sbb : Risiko yang Low : akan ditangani secara rutin oleh pelaksana yang bersangkutan Risiko yang medium : Manajer yang bersangkutan sudah harus turun tangan risiko yang significant : general manager yang bersangkutan sudah harus turun tangan risiko yang high, top management sudah harus ikut turun tangan

18 PENERAPAN DI LAPANGAN Di pt
PENERAPAN DI LAPANGAN Di pt.semen gresik, manajemen risiko berada di bawah direksi ( ESELON II ) DI DEPARTEMEN KEUANGAN, SEBAGAI PELAKSANA RISIKO ATAU PEMILIK RISIKO ( PERMENKEU PASAL 2 AYAT 3) ADALAH UNIT ESELON Ii

19 Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT
Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT.Semen Gresik ORGANISASI PENGELOLA RISIKO MILIK PT.SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk Revisi /08/01

20 Dengan menelaah upaya-upaya pengendalian risiko di atas, selain penurunan risiko yang menjadi tujuan utama pengendalian risiko oleh perusahaan, terkadang ditemukan masalah dari setiap upaya pengendalian risiko tersebut. Dengan kata lain setiap aktivitas kegiatan terkadang menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu diperlukan upaya manajemen risiko yang didasari oleh ciri khas dari definisi manajemen risiko ( yaitu merupakan proses, sangat dinamis dan dapat memberikan umpan balik atau feed back ) dalam pengendalian risiko dan masalah-masalah yang menyertainya

21 PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM strategi preventif dan mitigasi (sesuai ciri khas manajemen risiko )LEWAT PROSES SBB : 1. Komitmen dan Kebijakan 2. Perencanaan ( Plan ) 3. Penerapan ( Do ) 4. Pengukuran dan evaluasi ( Check) 5. Peninjauan Ulang ( Act ) Peningkatan Berkelanjutan

22 Model Prinsip Penerapan Manajemen Risiko (MR)
Peningkatan Komitmen Berkelanjutan dan Kebijakan Peninjauan Peninjauan Ulang & Ulang Peningkatan & Peningkatan oleh manajemen Perencanaan ( Plan ) oleh manajemen ( Act ) Checking & Corrective Action Penerapan dan Operasi (Do) (Check) Revisi /08/01

23 Komitmen dan Kebijakan
Prinsip 1 Komitmen dan Kebijakan “Sekarang, mari kita bicara pentingnya manajemen risiko di perusahaan” “Perusahaan perlu mendefinisikan kebijakan manajemen risiko serta menjamin komitmennya terhadap penerapan manajemen risiko ” Revisi /08/01

24 Kepemimpinan dan komitmen
Pengusaha & atau pengurus menunjukkan komitmennya melalui: Membuat peraturan Penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan Diadakan unit Compliance Office For Risk Management yang bertugas melaksanakan audit terhadap penerapan manajemen risiko Diadakan unit Manajemen Risiko yang bertugas menerapkan dan mengembangkan manajemen risiko di perusahaan Revisi /08/01

25 Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT
Contoh : Manajemen risiko pada struktur organisasi di PT.Semen Gresik ORGANISASI PENGELOLA RISIKO MILIK PT.SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk Revisi /08/01

26 Organisasi/Unit MR Revisi /08/01

27 Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko
Integrasi dan relevasi Apakah kebijakan mencakup dan sesuai dengan : Pernyataan visi dan misi perusahaan Keseluruhan sistem manajemen Kegiatan, produk dan jasa Pertanggungjawaban Apakah kebijakan MR menetapkan tanggung jwb dlm hal ; kemampuan utk meninjau ulang komitmen kebijakan; menyertakan penanggungjawab MR penetapan tujuan & sasaran utk menekan kec. kerja Mengalokasikan sumber daya utk memenuhi tujuan & sasaran Revisi /08/01

28 Apakah kebijakan memberikan kesempatan konsultasi dg :
karyawan ; manajemen; kontraktor & subkontraktor; pemasok; klien; ahli independen Pencegahan apakah kebijkan mencakup kepatuhan terhadap : Perundangan K3 yang relevan Peraturan yg terkait kriteria lain yang tidak selalu ,mempunyai pemenuhan terhadap hukum tetapi mempunyai aturan yang penting Revisi /08/01

29 Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang mampu
Contoh Visi & Misi Perusahaan PT. Semen Gresik yang mendukung program K3 VISI Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang mampu memberikan nilai tambah bagi stakeholders dengan mengedepankan sinergi dan daya saing. MISI – Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. – Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak proaktif, efisien serta inovatif dalam berkarya. – Memiliki kemampuan bersaing dalam pasar semen domestik dan internasional. – Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk meningkatkan keuntungan secara berkesinambungan. – Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan stakeholders terutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar. Revisi /08/01

30 Contoh Kebijakan Perusahaan PT.Semen Gresik
Kebijakan Perusahaan Semen Gresik : – Senantiasa memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen serta mengutamakan mutu dan pengiriman tepat waktu. – Menekan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas dan utilisasi produksi, mengembangkan fasilitas distribusi & transportasi, mengamankan bahan baku dan energi untuk mengoptimalkan profit margin guna mempertahankan pertumbuhan usaha secara berkesinambungan. – Mengembangkan sinergi group melalui penyelarasan proses bisnis dan sumber daya dalam upaya peningkatan daya saing dan/atau dampak positif Perusahaan. – Mengelola dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan senantiasa menaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik, termasuk upaya pencegahan pencemaran, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan selalu memperhatikan dampak penting, risiko dan praktek terbaik Good Corporate Governance (GCG) dalam mewujudkan perusahaan bertaraf Internasional. Revisi /08/01

31 Contoh Kebijakan K3 PT. Macmahon Revisi /08/01

32 Vice President Director
KEBIJAKAN LINGKUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (LK3) PT. KAYABA INDONESIA PT. Kayaba Indonesia adalah produsen Shock Absorber yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung (Jakarta) dan Kawasan Industri MM 2100 (Bekasi). Kami bertekad untuk menjadi Perusahaan yang terbaik dalam hal Cost & Quality di Asia Pasific dan mengimplementasikan Sistem Manajemen LK3 untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan resiko K3 dari seluruh aktifitas kerja. Untuk mewujudkan misi tersebut, kami berkomitmen untuk : Mencegah pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan melakukan Continual Improvement. Memenuhi peraturan perundangan LK3 dan persyaratan lainnya yang relevan. Melakukan penghematan Sumber Daya Alam (SDA) dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Konsisteni pelaksanaan Kebijakan LK3 menjadi dasar seluruh aktifitas perusahaan serta menjadi tanggung jawab seluruh karyawan. Kebijakan LK3 ini akan direview secara berkala jika perubahan kondisi dan dampak dari kegiatan, produk dan jasa. Kebijakan LK3 ini terbuka untuk masyarakat umum. Jakarta, 14 November 2003 ttd/cap Ir. Janto Pangestu President Director ttd/cap K. Ichinose Vice President Director Revisi /08/01

33 Prinsip2 : Perencanaan Yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan adalah identifikasi sumber daya,penilaian & pengendalian risiko serta tinjauan awal terhadap K3 Revisi /08/01

34 Perencanaan meliputi :
identifikasi bahaya, penilaian & pengendalian resiko dari kegiatan, produk Pemenuhan peraturan perundangan tujuan dan sasaran yg smart menggunakan indikator kinerja ukt penilaian kinerja K3 dan infromasi keberhasilan pencapaian SMK3 menetapkan sistem pertanggungjawaban dan sarana pencapaian kebijakan K3 perencanaan hasil yang terdefinisi dan terukur Revisi /08/01

35 Perencanaan S M A R T MANAJEMEN RISIKO Identifikasi sumber bahaya
Penilaian risiko Pengendalian risiko PEMENUHAN Perundangan K3 Standar K3 Pedoman Teknis K3 Aturan K3 lainnya PROGRAM K3 S M A R T Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond Revisi /08/01

36 1. Identifikasi sumber bahaya dan penilaian risiko/ Tingkat Risiko (berdasarkan risk assessment) Contoh : Kasus di PT. Semen Gresik Lokasi : Produksi semen Risiko Bahaya: Kebakaran Likelhood : Konsekuensi : Kesimpulan : Karakterisitk Risiko berada pada posisi Significant.

37 2. Mengendalikan risiko Upaya pengendalian risiko dilaksanakan berdasarkan posisi risiko. Contoh bila pada penilaian risiko skor Likelhood 3 dan skor konsekuensi 4 maka karakteristik risiko termasuk significant. Terkait dengan pengendalian risiko maka Risiko berada pada posisi Hindari risiko atau Risk Avoidance ( lihat Tabel 2 ). Maka Manajemen risiko dilakukan dengan menghindari atau menghilangkan proses produksi yang berbahaya atau mempertimbangkan memindahkan risiko tersebut bila memungkinkan.

38 Pengendalian risiko kebakaran berdasarkan analisa manajemen risiko sbb :
O Melakukan pemeriksaan kondisi tanki CO2 dan sistem CO2 line secara berkala (L), o Investasi Pfiser feeder dengan menaikkan kapasitas dari 24 TPH menjadi 32 TPH (L), o Penggatian nozle di burner IDO (L).

39 3. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan Upaya pelaksanaan pengendalian yang dilakukan harus didasari oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan ini mulai dari UU, Keputusan Prsiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur.

40 Contoh-2 Peraturan yang berlaku terkait pengendalian kebakaran
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Pasal-3: Syarat-syarat Keselamatan Kerja) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86: Setiap pekerja berhak memperoleh perlindungan atas keelamatan dan kesehatan kerja Permennaker 05/MEN/1996 tentang SMK3

41 Kepmen No. 51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisik
SE-Menaker No. SE-01/Men/1997 tentang NAB Faktor Kimia Permenaker No. 4 Tahun 1980 Tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan api ringan Instruksi Menaker RI No. 11 Tahun 1997 Tentang Pengawasan Khusus Penanggulangan Kebakaran

42 ALAT PEMADAM API RINGAN APAR
4. STANDAR-2 DAN PEDOMAN TEKNIS YANG DIKELUARKAN OLEH INSTANSI TERTENTU CONTOH : STANDAR -2 UNTUK PENGENDLAIAN KEBAKARAN ALAT PEMADAM API RINGAN DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN UKURAN API KECIL APAR HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL KONDISI BAIK SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

43 Sebagai sarana K3 (Safety Equipment) Pengandung Potensi Bahaya
STANDAR APAR APAR Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2 dapat mendorong seluruh medianya (sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik Syarat : - Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC) - Test pressure 1,5 x WP(65 oC) - Pengujian ulang tiap 5 tahun APAR Sebagai sarana K3 (Safety Equipment) Pengandung Potensi Bahaya

44 Standard Operating Procedure
No. Description Pihak Ke III (DPK, POLRI, MEDIS) DIREKSI Pj Lantai Koordinator unit/tim Balakar Ketua Penanggulangan Situasi Darurat Pegawai menemukan asap/api kecil di ruangan terindikasi oleh alarm lapor ke Security menindak lanjuti dan melaporkan ke TBK, selanjutnya minta persetujuan ketua dan pembina. Mulai Tindaklanjut Minta Keputusan Alarm I KPSD/GH Minta persetujuan Evakuasi Ke Direksi Team Balakar menghubungi ke DPK, POLRES Jaksel dan jajarannya, serta RS terdekat. Padam Ya Tidak Security dan petugas lainnya menanggulangi kebakaran sampai DPK tiba. Setuju Alarm II &Paging KPSD menginstruksikan jajarannya untuk bergerak sesuai tugas masing-masing dan beritahukan pada seluruh penghuni bahwa gedung dalam keadaan darurat dan Alarm II dibunyikan. Evakuasi Setelah alarm II berbunyi sesuai persetujuan seluruh unit melaksana-kan evakuasi dan berkumpul tempat yang aman untuk absen. Berkumpul Absensi Laporan Bila pada saat absen tidak lengkap, maka security segera mencari, apabila lengkap selesai. Ya Tidak Cari Selesai LENGKAP

45 5. Tujuan dan sasaran yang smart Tujuan dibuat harus SMART dan sasaran adalah arah dari tujuan
Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond Contoh : Tujuan pengendalian kecelakaan kerja adalah menurunkan FR dan SR tahun 2010 menjadi 20% dari tahun sebelumnya. Sasaran pengendalian kecelakaan kerja adalah bagian produksi semen yang memiliki risiko tinggi terjadi kebakaran.

46 6. Menggunakan indikator kinerja dalam evaluasi Indikator kinerja disebutkan dalam kei performance indikator ( KPI ) bersama indikator-indikator lainnya di perusahaan Di perusahaan ada yang menerapkan KPI yang dibuat dalam empat perpspektif berdasarkan konsep manajemen Balanced ScorCard meliputi perspektif finansial, pelanggan, proses produksi dan pertumbuhan-pembelajaran Kecelakaan kerja termasuk dalam perspektif Proses produksi. Dari KPI inilah bisa dinilai keberhasilan suatu perusahaan atau kinerja perusahaan.

47 Contoh indikator kecelakaan kerja PT Semen Gresik tertera dalam KPI PT. Semen Gresik dapat dilihat lengkap pada hal penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko oleh PT.Semen Gresik. KPI PT. Semen Gresik Prespektif ada ada ada ada ada ada ada ada ada Tema strategis Tujuan strategis KPI Finansial Pelanggan Meningkatkan pembinaan masyarakat, lingkungan dan keselamatan kerja Realisasi program kemitraan dan bina lingkungan Kinerja lingkungan Tingkat kecelakaan fatal Peraturan dan pembinaan masyarakat yang efektif Proses produksi Pembelajaran dan pertumbuhan

48 7. Sistem Pertanggungjawaban Indikator yang tertulis dalam KPI harus menjadi tanggungjawab satu unit pemilik risiko. Karena indikator kecelakaan kerja termasuk dalam perspektif proses produksi maka indikator ini menjadi tangggung jawab unit produksi tersebut yang dipimpin oleh Direktur Distribusi. Unit inilah yang akan selalu berusaha menurunkan angka kecelakaan kerja karena akan menjadi ukuran penampilan ( performance ) atau kinerja unit tersebut. Setiap tahun akan dinilai pencapaian target kinerja. Bila berhasil mencapai target kinerja biasanya di perusahaan akan diberikan reward berupa bonus kinerja.

49 8. Perencanaan hasil Hasil yang ingin dicapai atau target yang ingin dicapai harus dicantumkan dalam indikator kinerja. Dengan perencanaan hasil yang ingin dicapai ini maka akan mengarahkan energi dan pikiran personil di unit tersebut, khususnya para penanggungjawabnya untuk berupaya keras mencapainya Contoh : angka kecelakaan kerja tahun berdasarkan perhitungan SF = 40 dan FR = , maka diharapkan target pada tahun menurun 10% menjadi SF = 36 dan FR = 45

50 Soal Diskusi Kelompok, 1 kelompok 4-5 mahasiswa
Identifikasi kasus kecelakaan KA di pelintasan Margorejo, dan tentukan : Tingkat risikonya Komitmen dan kebijakan PT KAI dan pengendalian risiko tersebut ( prinsif 1 ) ! Bagaimana perencanaannya ( prinsif 2 )! Keterangan : kasus di atas bisa diganti dengan kasus lain yang kepemilikan datanya lengkap. Bisa dicari lewat internet.

51 Prinsip 3 : Penerapan Manajemen Risiko
”Agar penerapan berjalan secara efektif, maka perusahaan harus mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran pengendalian risiko” Revisi /08/01

52 A. PENGENDALIAN RISIKO Menentukan upaya pengendalian risiko berdasarkan hasil analisis risiko Beberapa upaya pengendalian risiko telah disebutkan sebelumnya Contoh : Pengendalian DEBU DI INDUSTRI DILAKUKAN DENGAN REKAYASA TEKNIK YAITU DENGAN MEMASANG ALAT PRESIPITATOR DEBU dan menggunakan apd.

53 Contoh Alat Pelindung Diri
DUNIA SAFETY

54 Penerapan manajemen risiko
B. JAMINAN KEMAMPUAN Sumber daya Tanggung jawab Motivasi & kesadaran K3 Pelatihan & kompetensi Revisi /08/01

55 Sumber daya Dalam pelaksanaan manajemen risiko sumber daya yang harus disiapkan antara lain : a. Biaya/ anggaran Biaya untuk pelaksanaan pengendalian risiko harus masuk dalam anggaran perusahaan B. SDM SDM berupa pekerja yang disiapkan harus kompeten sesuai keahliannya dalam pengendalian risiko tersebut C. Material and machine Material dan mesin untuk pengendalian risiko harus disediakan d. Waktu untuk pelaksanaan pengendalian risiko sudah ditentukan

56 Pelatihan & awareness K3 Prosedur kerja yang aman Tanggung jawab
SDM & CARA KERJA Pelatihan & awareness K3 Prosedur kerja yang aman Tanggung jawab Job Safety Analysis On the job training Rapat K3 Keadaan darurat & P3K P2K3 Pemeriksaan kesehatan Ergonomi Revisi /08/01

57 Alat pelindung diri/APD MSDS
Sarana Labelling system Alat pelindung diri/APD MSDS Revisi /08/01

58 Sertifikasi peralatan Rekayasa teknik Tag Out & Lock Out
ALAT/MESIN Pemeliharaan alat Inspeksi alat Sertifikasi peralatan Rekayasa teknik Tag Out & Lock Out Sistem ijin kerja Revisi /08/01

59 Tanggungjawab Dalam pelaksanaan pengendalian risiko telah ada unit yang bertanggungjawab terhadap kegiatan tersebut, termasuk juga bila pekaksanaannya gagal. Unit ini langsung bertanggungjawab kepada Direktur

60 n .

61 Motivasi dan kesadaran K Para pelaksana pengendalian risiko memiliki motivasi yang tinggi untuk mengendalikan risiko kecelakaan serta memeiliki kesadaran yang tinggi dalam penanganan masalah K3.

62 Pelatihan dan kompetensi Unit yang menangani pengendalian risiko telah mendapat pelatihan terkait pengendalian risiko tersebut sehingga mereka memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan tersebut. Biasanya ditunjukkan dengan sertifikat yang dimiliki.

63 Penerapan Manajemen risiko
C. KEGIATAN PENUNJANG Komunikasi Pelaporan Pendokumentasian Revisi /08/01

64 Komunikasi Komunikasi risiko didefinisikan sebagai proses pertukaran informasi secara terus-menerus, baik langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab yang terbuka dan interaktif atau berulang di antara individu unit manajemen risiko.

65 Rapat Komite APD si PT. Newmont Nusatenggara

66 Regu safety di Pertamina
.

67 SAFETY POSTER Revisi /08/01

68 PELABELAN BAHAN BERBHY
2 1 3 4 7 5 6 Revisi /08/01

69 SAFETY SIGN Revisi /08/01

70 Pelaporan Setiap kegiatan pengendalian risiko dilaporkan oleh manajer risiko kepada top manajemen perusahaan. Laporan dilakukan setiap bulan dalam rapat direksi.

71 Pendokumentasian Setiap pelaksanaan kegiatan pengendalian risiko didokumentasikan. Pendokumentasian dilakukan dalam sistem terkomputerisasi Contoh pendokumentasian oleh PT.Semen Gresik dapat dilihat pada hal penerapan SMK3-OHSAS dan manajemen Risiko oleh PT.Semen Gresik.

72 Prinsip 4 : checking & Corrective Action ( Check )
“Eh, Selamat pagi, pak Inspektor” Perusahaan perlu mengukur, memantau dan mengevaluasi pengendalian risiko yang dilakukan. Revisi /08/01

73 PRINSIF -2 CHECK Personel berpengalaman dan berkeahlian
Catatan terpelihara dan tersedia Peralatan dan metode yang memadai Tindakan perbaikan dan ketidak sesuaian Penyelidikan atas insiden Temuan dianalisa dan ditinjau ulang

74 YANG PERLU DIPERKSA/ DIPANTAU ?
PEMERIKSAAN BAHAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA 3. PEMANTAUAN KESEHATAN

75 PEMERIKSAAN BAHAYA

76 PEMERIKSAAN BAHAYA a.Inspeksi Tempat Kerja dan Cara Kerja dilakukan
secara teratur b.Inspeksi dilaksnakan oleh Auditor perusahaan ( Compliance Office For Risk Management) c.Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas di tempat yang diperiksa

77 d.Daftar periksa (chek list) tempat kerja telah
disusun untuk digunakan pada saat inspeksi e.Laporan insfeksi diajukan kepada Direktur perusahaan sebagai pelaporan

78 PEMANTAUAN LINGKUNGAN KERJA

79 Pemantauan Kimia Metoda analisa tube detector
No. Jenis gas Reagen Perubahan warna 1. Ammonia Hg(NO3)2 Bromophenolblue Abu – abu Violet 2. Benzene Iodine pentoksida Hijau - coklat 3. Karbon dioksida Hidrazin 4. Karbon disulfida 5. Karbon monoksida Coklat

80 Analisa gas dengan metoda impinger
Gas/uap Absorbent Reagen Metoda analisa H2S Zn Ac, Cd, Ac Metilen blue Spektrofotometri SO2 TCM Pararosaniline NH3 H3BO4 Nessler NO2 Pereaksi Saltman - Debu Filter Gravimetri Debu Pb

81 Dust Sampler TSP (Total Suspended Particulate) Respirable Dust
Inhalable Dust PM10 PM 2,5 METODA: GRAVIMETRI

82 PENGUKURAN PENERANGAN
ALAT LUX METER

83 Pemantauan NAB berkala Inspeksi tempat kerja Higiene perusahaan
LINGKUNGAN KERJA Pemantauan NAB berkala Inspeksi tempat kerja Higiene perusahaan Revisi /08/01

84 Alat Ukur Noise

85 National Seminar on Industrial Hygiene & Environmental safety
MODEL ALAT HEAT STRESS MONITOR National Seminar on Industrial Hygiene & Environmental safety

86 Praktek mengukur 4/7/2017

87 Lux Meter / Lighting Meter & UV meter

88 ELF meter, EMF meter

89 Velocity meter

90 Direct Reading Gas Detector
PORTABLE EQUIPMENT

91 Pemantauan Radiasi Mekanisme deteksi
Contoh Detektor 1 Proses Ionisasi Geiger muller 2 Proses sintilasi NaI 3 Reaksi kimia Film badge 4 Proses Termoluminisensi TLD 5 Perubahan biologi Darah

92 Detektor Bahan yang dapat berinteraksi dengan radiasi, berfungsi mengubah energi radiasi menjadi bentuk energi lain yang lebih mudah diamati

93 Berbagai Jenis Personal Dosimeter

94 Berbagai Jenis Survey Meter

95 Berbagai Jenis skala surveymeter

96 Berbagai Jenis penunjukan surveymeter

97 UV radiometer

98 PEMANTAUAN KESEHATAN

99 PEMANTAUAN KESEHATAN Sesuai dengan peraturan perundangan, kesehatan tenaga kerja yang bekerja pada tempat kerja yang mengandung bahaya harus dipantau. Perusahaan telah mengidentifikasi keadaan dimana pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan dan telah melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan ini.

100 c. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan. d. Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja sesuai peraturan perundang-undangan e. Catatan mengenai pemantauan kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

101 - TK absen/perawatan krn skt lebih dr 4 minggu
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS - Rutin dilakukan - TK absen/perawatan krn skt lebih dr 4 minggu - TK absen stlh kecelakaan kerja - TK absen lebih dr 2 minggu krn kecelakaan apapun - TK absen terkait penyakit tertentu (vertigo,sinkop,neoplasma,jantung,syaraf,infeksi kronis,kebiasaan buruk,gangguan jiwa) - Adanya keluhan dr TK atau atas pengamatan Pengawas Keselamatan & Kesehatan Kerja - Adanya penilaian Pusat Bina Hiperkes & Keselamatan Kerja (Balai Hiperkes & KK) - Adanya pendapat/keluhan umum di masy.

102 Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis yg ditemukan
Kesimpulan Hasil Px Khusus : - Sehat Perlu tindak lanjut : ada kelainan medis yg ditemukan Perlu tindak lanjut dr segi pekerjaannya : ada kelainan yg ditemukan dpt mengganggu keselamatan kerja

103 Pemeriksaan Kesehatan:

104 Pemeriksaan Kesehatan:

105 National Seminar on Industrial Hygiene & Environmental safety
LAB KESEHATAN KERJA

106 Contoh pemantauan oleh Dinas Tenaga Kerja dengan melakukan pengontrolan terhadap kondisi fisik dan kimia udara lingkungan kerja Gambar : pengukuran kualitas udara oleh salah satu instansi kesehatan di salah satu pabrik rokok Revisi /08/01

107 - Tugas diskusi dalam kelas - Satu kelompok 4-5 orang Soal : Buatlah Risk Management untuk komponen Check untuk risiko kecelakaan KA dan kendaraan bermotor di pelintasan Rel KA Margorejo Surabaya a. Tentukan komponen K3 yang perlu dipantau ! b. Tentukan tujuan pemantauan ! c. Tentukan unit pemantau ! Revisi /08/01

108 Prinsip 5 : PENINJAUAN ULANG ( Review ) DAN PENINGKATAN OLEH PIHAK MANAJEMEN
1. “Perusahaan dalam hal ini Compliance Office For Risk Management perlu secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan sistem manajemen risiko di perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan” Revisi /08/01

109 Tinjauan Ulang & Peningkatan
Dilakukan oleh Compliance Office For Risk Management meliputi : Evaluasi penerapan Manajemen Risiko Tujuan, sasaran, & kinerja K3 Hasil audit Penerapan Manajemen Risiko Evaluasi kebutuhan untuk peningkatan Manajemen Risiko Revisi /08/01

110 a PROSES TINJAUAN MANAJEMEN
Proses tinjauan manajemen harus menjamin bahwa informasi yang berlaku terkumpulkan untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasinya. Tinjauan ini harus didokumentasikan. Tinjauan manajemen harus menanggapi kemungkinan kebutuhan akan perubahan pada kebijakan, sasaran dna unsur lain dalam penerapan manajemen risiko, dipandang dari hasil audit manajemen risiko, keadaan yang berubah dan komitmennya pada peningkatan yang berkelanjutan. Revisi /08/01

111 b. LINGKUP TINJAUAN MANAJEMEN Untuk memelihara peningkatan, kesesuaian dan keefektifan yang berkelanjutan dari manajemen risiko, dan dengan itun kinerjanya, manajemen perusahaan hendaknya meninjau dan menilai sistem manajemen risikonya pada selang waktu yang ditentukan. Lingkup tinjauan hendaknya lengkap, walau tidak semua unsur manajemen risiko perlu ditinjau sekakligus dan proses tinjauan dapat dilakukan pada suatu periode waktu. Tinjauahn kebijakan, sasaran dan prosedur hendaknya dilakukan oleh tingkatan manajemen yang menetapkannya. Pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi hendaknya didokumentasikan untuk tindakan yang diperlukan. Tinjauan hendaknya mencakup : a. Hasil audit manajemen risiko b. Jangkauan tercapainya sasaran dan target c. Kesesuaian yang berkelanjutan dari penerapan manajemen risiko dalam hubungannya dengan keadaan informasi yang berubah. d. Kepedulian diantara pihak-pihak berkepentingan yang relevan. Revisi /08/01

112 c. PENJELASAN TINJAUAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen perusahaan seharusnya pada selang waktu yang tepat, melaksanakan tinjauan penerapan manajemen risiko untuk menjamin kesinambungan keefektifan dan kesesuaiannya. Tinjauan penerapan manajemen risiko seharusnya lengkapnya cukup luas untuk mengarahkan dimensi lingkungan dan semua kegiatan, produk atau jasa dari perusahaan, termasuk dampaknya pada kinerja finansial dan posisi persaingan yang mungkin ada. Pengkajian manajemen risiko harus mencakup : 1) Tinjauan sasaran, target dan kinerja lingkungan kerja 2) Temuan audit manajemen risiko 3) Evaluasi keefektiofannya Revisi /08/01

113 4)Evaluasi kesesuaian kebijakan K3 dan kebutuhan untuk perubahan dalam hal ada : - perubahan peraturan perundang-undangan - perubahan harapan dan persyaratan pihak terkait - Perubahan produk atau kegiatan perusahaan - Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi - Pelajaran yang diperleh dari peristiwa sekitar - Keinginjan pasar yang dikehendaki - Pelaporan dan komunikasi Revisi /08/01

114 d. ISI TINJAUAN MANAJEMEN RISIKO 1) Bagaimana manajemen risiko dikaji secara periodik 2) Bagaimana keterlibatan karyawan dalam pengkajian manajemen risiko danm tindak lanjutnya 3) Bagaimana pandangan pihak terkait dipertimbangkan dalam pengkajian manajemen risiko Revisi /08/01

115 2. PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN Konsep penyempurnaan yang berkelanjutan diwujudkan dalam manajemen risiko. Hal ini dicapai dengan mengevaluasi lingkungan kinerja manajemen risiko secara berkelanjutan dibandingakn terhadap kebijakan K3 dan lingkungan, sasaran dan target K3 dan lingkungan untuk mengidentifikasi peluang penyempurnaan peningkatan. Revisi /08/01

116 a. PROSES PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN Proses penyempurnaan yang berkelanjutan seharusnya : 1) Mengidentifikasi daerah peluang untuk penyempurnaan manajemen risiko menuju kinerja K3 dan lingkungan yang lebih baik. 2) Menentukan akar penyebab atau penyebab ketidaksesuaian atau ketidakefisienan penyimpangan. 3) Mengembangkan dan menerapkan rencana tindak koreksi dan pencegahan terhadap akar/penyebab 4) Memverifikasi keefektifan tindakan koreksi dan pencegahan 5) Mendokumentasikan tiap perubahan dan prosedur yang dihasilkan dari proses penyempurnaan 6) Membuat perbandingan dengan sasaran dan target. Revisi /08/01

117 b ISU PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN Beberapa isu yang dipertimbangkan dalam tindakan koreksi dan pencegahan serta penyempurnaan yang berkelanjutan seperti : 1) Proses apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengidentifikasi tindakan koreksi, pencegahan dan penyempurnaan ? 2) Bagaimana perusahaan memverifikasi bahwa tindakan koreksi, pencegahan dan penyempurnaan efektif dan tepat waktu ? Revisi /08/01

118 Tentang Manajemen Risiko Pengendalian Kebakaran
Contoh Peninjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen PT.Semen Gresik Tentang Manajemen Risiko Pengendalian Kebakaran 1. Terjadinya peristiwa kebakaran pada peralatan pabrik. 2. Likelihood = 3 Konsekuensi = 4 3. Sebab: o Kondisi lingkungan: debu batu bara beterbangan, kurangnya water spray, kurangnya pembersihan o Kendala bahan, peralatan dan proses: pemakaian batu bara low calory, peyimpanan fine cole yang terlalu lama, kebuntuan di hopper, kebuntuan di cone bottom bin fine coal, isolasi kabel rusak, dan umpahan IDO kontak dg material panas. 4. Rencana perlakuan: o Melakukan pemeriksaan kondisi tanki CO2 dan sistem CO2 line secara berkala (L), o Investasi Pfiser feeder dengan menaikkan kapasitas dari 24 TPH menjadi 32 TPH (L), o Penggatian nozle di burner IDO (L). Revisi /08/01

119 Rekomendasi Implementasi Manajemen Risiko Selanjutnya
1. Reviu Risk Register secara Periodik, 2. Membangun aplikasi manajemen risiko berbasis Teknologi Informasi, 3. Pengintegrasian manajemen risiko mulai perencanaan stratejik sampai dengan bussiness continued planning. 4. Evaluasi kelayakan rencana perlakukan untuk masing-masing risiko, 5. Pengembangan ke arah Risk Base Audit. 6. Evaluasi penerapan risk maturity level. Revisi /08/01

120 - Tugas diskusi dalam kelas - Satu kelompok 4-5 orang Soal : Lakukan review terhadap tugas yang telah saudara buat dalam manajemen risiko kecelakaan KA dan kendaraan bermotor di pelintasan Rel KA Margorejo Surabaya Revisi /08/01

121 Terima Kasih Atas Perhatiannya


Download ppt "MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PELUANG DENGAN Strategi preventif SEBELUM RISIKO TERJADI HARUS ADA CARA-CARA PREVENTIF YANG DILAKUKAN SEDEMIKIAN."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google