Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh : Zainal Arifin. PENDAHULUAN Bagian-1  Latar Belakang Praktek Kerja Industri Pendidikan menengah kejuruan yang berfungsi menyiapkan tenaga kerja.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh : Zainal Arifin. PENDAHULUAN Bagian-1  Latar Belakang Praktek Kerja Industri Pendidikan menengah kejuruan yang berfungsi menyiapkan tenaga kerja."— Transcript presentasi:

1 Oleh : Zainal Arifin

2 PENDAHULUAN Bagian-1  Latar Belakang Praktek Kerja Industri Pendidikan menengah kejuruan yang berfungsi menyiapkan tenaga kerja terampil berdasarkan UUSPN (2003) pasal 15 adalah merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

3 PENDAHULUAN Bagian-2  Tujuan dari Prakerin dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pelaksanaan Prakerin, yang terdiri dari : a. Meningkatkan level kompetensi. b. Menumbuhkembangkan dan memantapkaan sikap profesional siswa. c. Terlibat langsung pada suatu bidang usaha. d. Melakukan kegiatan pada lini produksi. e. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru. f. Mengaplikasikan kompetensi dasar. g. Mendapatkan sebanyak mungkin masukan dari industri. h. Memberikan gambaran awal kepada industri.

4 2. Penulisan Karya Tulis Prakerin, yang terdiri :  Menerapkan kemampuan bahasa tulisan dan pengetahuan kejuruan terhadap kegiatan praktek yang dilakukan sehari-hari sehingga menjadi suatu dokumen yang benar dan baik yang dapat di pertanggung jawabkan.  Menerapkan disiplin administrasi dan bimbingan sebagai bagian dari pengembangan mental.  Memiliki bahan utama untuk ujian lisan sebagai syarat ketuntasan belajar (kelulusan) dan uji kompetensi serta ujian tulis kejuruan.

5 Pendahuluan Bagian-3  Ruang Lingkup 1.Jenis Kegiatan Kegiatan Praktek Kerja Industri dapat dilakukan secara utuh dengan menerapkan sejumlah kompetensi kejuruan dalam bentuk sebagai berikut : Pengoprasian dan pemeliharaan peralatan produksi atau usaha (jasa). Perbaikan peralatan industri, peralatan pendukung atau konsumen. Melakukan produksi barang sesuai industri tempat bekerja. Melakukan instalasi dan pembuatan jaringan peralatan industri dan komputer. Melakukan pembuatan software. Melakukan kegiatan administrasi otomatisasi perusahaan.

6 2. Pelaksanaan Pelaksanaan praktek kerja industri dilaksanakan pada semester 7 dengan beban belajar minimal 1200 jam setara 3 – 4 bulan di industri berdasarkan program dari setiap jurusan yang diikuti. Tetapi lamanya waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini bisa berubah sesuai dengan kesepakatan dengan pihak industri. Kerja praktek ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai tanggal 12 Juli 2010 sampai dengan 12 November 2010.

7 3. Tempat Prakerin Sesuai dengan jenis kegiatan maka tempat melaksanakan Prakerin adalah Dunia Industri dan Dunia Usaha (pemerintah maupun swasta). Tempat lain yang telah mendapat rekomendasi (Buku 1 Kurikulum 2004 bagian pelaksanaan belajar) ialah Unit Produksi Sekolah. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah PT PEAR (Putra Elang Angkasa Raya) Komplek Harmoni Mas Bl. A/4-5 Jakarta.

8 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.Sejarah PT. PEAR  PT. Putra Elang Angkasaraya didirikan pada tanggal 2 Februari 1998, di Jakarta.  Sejak awal pendirian, PT. Putra Elang Angkasaraya secara khusus bergerak di bidang dunia usaha penerbangan.  Sejak tahun 2004 PT. Putra Elang Angkasaraya mengembangkan kemampuan dengan didirikannya workshop powerplant, propeller, dan limited airframe, yaitu perawatan pesawat BO-105 dan C- 212.  Sampai saat ini kemampuan PT. Putra Elang Angkasaraya terus berkembang. Ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya karyawan dan fasilitas- fasilitas yang terus berkembang.

9 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Usaha a.Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan PT PEAR adalah melakukan usaha-usaha di bidang jasa penerbangan, yaitu jasa perbaikan unit maupun perawatannya. b.Ruang Lingkup Usaha Ruang Lingkup PT PEAR secara umum adalah menyediakan jasa perbaikan unit atau pesawat secara keseluruhan yang ada dalam capability list PT PEAR maupun pengadaan barang-barangnya.  Penyediaan jasa perbaikan unit.  Perawatan pesawat jenis fixed wing type C-212.  Perawatan pesawat jenis rotary wing type BO- 105.

10 AIRCRAFT ENGINE INSTRUMENT 1.Aircraft engine instrument (peralatan engine pesawat) merupakan salah satu bagian yang sangat penting pada pesawat selain avionics instrument, sehingga kedua bagian ini selalu mendapatkan pengawasan yang sangat ketat untuk perawatan maupun perbaikannya. Bahkan untuk engine instrument, setiap komponennya memiliki umurnya masing-masing, sehingga apabila umurnya sudah hampir habis, maka komponen-komponen tersebut harus melalui proses overhauled (perbaikan dalam proses perawatan) di perusahaan-perusahaan penerbangan yang memiliki capability untuk melakukan proses tersebut termasuk PT. PEAR salah satunya. Adapun indikator- indikator yang memonitoring bagian-bagian pada engine instrument, yang terdiri dari :

11 a. RPM Indicator yang terdiri dari Power Turbine RPM Indicator, dan Propeller RPM Indicator  Sensor yang digunakan untuk kedua bagian ini adalah tachometer generator yang dipasang paga gear box dan output-nya disambungkan ke tachometer indicator (dalam hal ini satuanya yaitu % RPM Indicator).  Output dari tachometer generator berupa signal listrik 3 phase 0 – 21 volt AC, 0 – 70 Hz pada putaran 0 – 4200 RPM.  Signal listrik ini kemudian diteruskan ke tachometer indicator untuk memonitor putaran shaft turbine engine.

12 b. Temperature Indicator (TOT, ITT, EGT) TOT, ITT dan EGT adalah bagian-bagian yang memonitoring suhu pada engine. TOT untuk memonitoring suhu luar engine, ITT untuk memonitoring suhu dalam engine, dan EGT untuk memonitoring suhu udara hasil pembuangan pada engine. Adapun alasan mengapa untuk memonitoring engine diperlukan tiga indicator, yaitu dikarenakan apabila suhu engine melebihi batas suhu yang ditentukan pada indicator, maka hal tersebut akan mengurangi jumlah umur pada engine itu sendiri. Sedangkan untuk membeli engine yang baru itu sangat mahal harganya, sehingga dituntut untuk mengoptimalkan lamanya pemakaian pada engine tersebut. Sehingga disitulah fungsi utama dari ketiga indicator tersebut. Sedangkan untuk EGT yang memiliki fungsi memonitoring temperatur hasil pembakaran bahan bakar pada engine yang ditunjukan indicator dalam o C. Sensor yang digunakan untuk ini adalah thermocouple yang ditempatkan pada bagian exchaust (gas buang) dari engine. Output dari thermocouple tersebut berupa signal listrik dengan satuan mv DC yaitu dari 0 – 37.325 mv DC sesuai dengan temperatur gas buang dari 0 o – 900 o C.

13 c. Torque Indikator  Berfungsi untuk memonitoring torsi (tenaga) yang dihasilkan engine untuk menggerakan putaran propeller atau baling-baling pada 1591 RPM sehingga mencapai tenaga gerak maju (110 lbs) yang diperlukan oleh pesawat untuk terbang (900 SHP/Shaft Horse Power). Indikasi pada indicator ditunjukan dalam % torque (0 – 100%).  Adapun sensor yang digunakan untuk ini adalah sensor pada torsi-torsi yang menghasilkan perubahan tekanan oil sesuai tenaga engine dan torque transmitter berupa unit yang diberikan tegangan input 28 vDC lalu menghasilkan tegangan output 5.0 – 0.0 vDC pada oil pressure 14.5 – 5.4 psi.  Perubahan tegangan output dari torque transmitter diteruskan ke torque indicator untuk menggerakkan pointer sehingga memonitor tenaga engine untuk memutarkan propeller.

14 d. Fuel Flow Indikator  Berfungsi untuk memonitor debit aliran fuel (bahan bakar) yang mengalir ke engine, dan ditunjukan pada indicator dalam satuan 0 – 600 PPH (Pounds Per Hour).  Sensor yang digunakan untuk ini adalah Fuel Flow Transmitter, berupa unit yang menghasilkan signal AC jika dialiri fuel. Signal AC ini diteruskan ke frequency converter untuk dirubah ke tegangan DC yang selanjutnya diteruskan ke indicator untuk menggerakan pointer sehingga memonitor debit aliran fuel.

15 PERBAIKAN ENGINE GAGE TEMPERATURE  Gambar EGT dan Bagian Dalamnya

16 1.Diskripsi dan Operasi  Engine Gage Temperature atau EGT dibuat untuk mengindikasikan suhu pada gas buang hasil pembakaran dari engine dalam sebuah sistem pesawat yang penunjukannya menggunakan jarum penunjuk/pointer (analog) dan seven segment (digital).  Sinyal input dari sebuah thermocouple type-k (chromel- alumel) dimasukkan ke sebuah cold junction compensator yang menghasilkan output sesuai dengan temperatur murni pada engine, jadi tidak dipengaruhi oleh suhu ruang. Sinyal output dari kompensator tadi disaring sehingga menghilangkan noise, kemudian dikuatkan oleh sebuah operasional amplifier (op-amp) yang benar-benar stabil dan presisi. Tegangan output keluarannya dimasukkan pada sebuah pengkonversian analog ke digital (A/D converter).

17  Posisi pointer pada penunjukannya dikendalikan oleh besaran arus yang masuk ke moving coil-nya. Pointer-nya merupakan sebuah unit operasi dengan torsi tinggi yang sudutnya melebihi 250 0.  Pada Analog to Digital converter (A/D converter) menghasilkan tiga digit dalam format BCD atau Binary Code Decimal pada output-nya dengan nilai yang mutlak dan terkalibrasi sehingga sama dengan 4 0 pada hot junction temperature. Output tersebut diperbaharui selama 3 kali setiap detiknya. Data dari BCD dimasukkan ke three BCD to seven segment decoders, yang langsung mengendalikan tampilan di seven segment. Seven segment-nya pun dapat terlihat walaupun terkena sinar matahari. Output BCD juga dimasukkan ke sebuah semi- custom NMOS digital integrated circuit yang mana memberikan nilai pada indikasi temperatur dan menyalakan lampu peringatan akan apabila terjadi kelebihan temperatur diatas 650 0.

18 Gambar perbaikan EGT Pada dasarnya apabila kita mengerti buku manual dari prosedur perbaikkan EGT itu sendiri, maka cara memperbaikkinya hanya tinggal mengikuti apa yang tertulis pada buku manual tersebut.

19 Kesimpulan Pada dasarnya, perbaikan maupun perawatan setiap unit di pesawat mutlak harus mengikuti apa yang ada pada buku manual. Bekerja sesuai prosedur wajib dilaksanakan oleh para karyawan di PT. PEAR. Kalau keluar dari apa yang ada di dalam buku manual, maka pekerjaan yang sedang atau sudah dikerjakan dianggap “ gagal ”. Oleh karena itu, setiap unit dari pesawat terbang pasti memiliki buku manualnya masing-masing.


Download ppt "Oleh : Zainal Arifin. PENDAHULUAN Bagian-1  Latar Belakang Praktek Kerja Industri Pendidikan menengah kejuruan yang berfungsi menyiapkan tenaga kerja."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google