Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kuliah 12 LSiPro – FT Untirta Muhammad Adha Ilhami 2nd Edition

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kuliah 12 LSiPro – FT Untirta Muhammad Adha Ilhami 2nd Edition"— Transcript presentasi:

1 Kuliah 12 LSiPro – FT Untirta Muhammad Adha Ilhami 2nd Edition - 2011
Theory of Constraints Kuliah 12 LSiPro – FT Untirta Muhammad Adha Ilhami 2nd Edition Muhammad Adha Ilhami

2 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami konsep dan teknik sistem produksi Theory of Constraint Mahasiswa mampu menentukan jumlah produk yang akan diproduksi dalam keterbatasan kapasitas. Memahami prinsip perencanaan produksi berbasis TOC Muhammad Adha Ilhami

3 Konsep Dasar Theory of Constraints mengenal tiga ukuran kinerja organisasi yaitu: throughput, persediaan, dan beban operasi. Dimana throughput ditingkatkan, persediaan diminimalkan, dan beban operasi dikurangi. Throughput didefinisikan sebagai tingkat dimana suatu perusahaan menghasilkan uang melalui penjualan. Sementara persediaan adalah seluruh material, bahan baku, barang setengah jadi, serta barang jadi yang dikeluarkan perusahaan dalam upayanya memenuhi permintaan. Adapun beban operasi (operating expenses) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam upayanya mengkonversi persediaan menjadi throughput. Sehingga utamanya tujuan perusahaan adalah meningkatkan throughput secara serentak bersama-sama mengurangi inventory dan mengurangi operating expenses. Muhammad Adha Ilhami

4 Prinsip TOC Kapasitas seharusnya tidak perlu dibuat seimbang, tapi aliranlah yang harus dibuat seimbang. Bottleneck Resource adalah resource dengan kapasitas lebih kecil dari permintaan. Non-Bottleneck Resource adalah resource dengan kapasitas lebih besar dari permintaan. Capacity Constrained Resource (CCR) adalah resource dengan utilisasi mendekati kapasitas permintaan dan bisa menjadi bottleneck jika terjadi inefisiensi. Muhammad Adha Ilhami

5 Situasi di Pabrik (1) BR feeding Non-BR = Non-BR feeding BR =
Output BR & Non-BR assembled = BR dan Non-BR have independent markets = Muhammad Adha Ilhami

6 Langkah Sistematik TOC
Secara umum langkah sistematik TOC: Identifikasi constraint dalam sistem Tentukan cara untuk melakukan eksploitasi constraint untuk memperbaiki performansi sistem. Subordinasi segala hal (part/resource) lain untuk mendukung Langkah 2. Jalankan tindakan untuk memperbaiki performansi sistem Bila, pada langkah sebelumnya constraint telah dibatasi atau constraint baru muncul, kembali ke langkah 1. Muhammad Adha Ilhami

7 Langkah I. Mengidentifikasi Kendala-Kendala Perusahaan
Pada langkah ini kendala yang dihadapi oleh perusahaan perlu diidentifikasi agar dapat ditemukan kendala utama dan kendala lainnya yang mengganggu kinerja perusahaan. Adapun jenis-jenis kendala yang mungkin ada di perusahaan adalah: Kendala Eksternal : faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan, misal : permintaan konsumen, dan keterbatasan supply bahan baku. Kendala Internal : faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal : kapasitas produksi, jam mesin, jam buruh, jumlah mesin, jumlah operator, efisiensi mesin, dan lain-lain. Kendala Longgar (loose constraint) : kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan sepenuhnya oleh bauran produk Kendala yang Mengikat (binding constraint): kandala dimana sumber daya yang tersedia dimanfaatkan sepunuhnya. Muhammad Adha Ilhami

8 Langkah II. Mengekspoitasi Kendala-Kendala yang Mengikat
Di banyak perusahaan ada sedikit kendala sumber daya yang mengikat. Kendala pengikat utama disebut drummer, dimana tingkat produksi kendala drummer merupakan tingkat produksi keseluruhan pabrik. Dalam penjadualan ke hulu, TOC menggunakan 2 fitur tambahan yaitu : Tali / Rope Penyanggah waktu / buffer Tali / Rope  Tindakan yang diambil untuk mengikat tingkat dimana bahan baku dikirim ke pabrik (awal proses) pada tingkat produksi sumber daya yang memiliki kendala. Muhammad Adha Ilhami

9 Langkah II. Mengekspoitasi Kendala-Kendala yang Mengikat (2)
Penyangga waktu / Buffer  dibuat agar menjamin sumber daya yang punya kendala tetap sibuk, sehingga dalam penjadualan, operasi sebelum kendala drummer harus memproduksi komponen yang dibutuhkan oleh sumber daya drummer dua hari lebih awal dari rencana penggunaan (jika penyangga waktu 2 hari) Muhammad Adha Ilhami

10 Langkah III : Mengangkat Kendala yang Mengikat
Keterbatasan dari kendala yang mengikat dapat dimaksimumkan (guna meningkatkan throughput) melalui program perbaikan yang berkelanjutan (keizen) seperti : menambah mesin, perbaikan mesin, menambah tenaga kerja, lembur, menambah shift dll. Muhammad Adha Ilhami

11 Langkah IV: Mengulangi Proses
Dari langkah III diatas, kendala sumber daya akan diangkat/diperbaiki sampai ke suatu titik dimana kendala tidak lagi mengikat.  Departemen Penggerindaan sekarang menjadi KENDALA DRUMMER yang BARU  Setelah kendala drummer yang baru diidentifikasi  proses TOC berulang lagi Muhammad Adha Ilhami

12 Contoh TOC Diketahui harga dan demand produk seperti pada Tabel berikut: Dan waktu proses adalah: Produk P Produk Q Demand 100 50 Harga Jual 90000 100000 Routing Produk P Produk Q RM1 RM2 PP RM3 A 15 10 B C 5 D Muhammad Adha Ilhami

13 Waktu Proses Purchased Part $5/unit Station D 10 minute Station D
P Demand 100/week $90/unit Q Demand 50/week $100/unit Purchased Part $5/unit Station D 10 minute Station D 5 minute Station C 10 minute Station C 5 minute Station B 15 minute Station A 15 minute Station B 15 minute Station A 10 minute RM1 $20/unit RM2 $20/unit RM3 $20/unit Muhammad Adha Ilhami

14 Langkah 1: Identifikasi Pembatas yang merupakan Bottleneck (Contoh)
Perhitungan penentuan bottleneck resource dapat dilihat pada Tabel, dimana diketahui setelah perhitungan bahwa resource yang bottleneck adalah resource 2. Oleh karenanya resource yang menjadi pembatas dalam proses produksi adalah resource B (stasiun kerja B). Resource P Q TOTAL AVAILABLE % A 1500 500 2000 2400 83.33% B 3000 125.00% C 250 1750 72.92% D 1000 1250 52.08% Muhammad Adha Ilhami

15 Langkah 2: Menentukan cara mengeksploitasi pembatas (constraint)(Contoh)
Seperti yang telah diidentifikasi di langkah 1, bahwa resource yang menjadi pembatas adalah resource (stasiun kerja) B. Namun perlu dipertimbangkan langkah pengeksploitasiannya yang tepat, ini penting mengingat salah dalam menentukan alokasi waktu proses (untuk produk) akan menyebabkan penggunaan resource yang tidak optimal. Adapun dalam hal ini penentuan alokasi produksi produk yang mana yang diutamakan menggunakan rasio kontribusi yang merupakan perbandingan antara kontribusi dan waktu proses. Kontribusi adalah profit per unit produk (harga jual dikurangi biaya produksi). Muhammad Adha Ilhami

16 Langkah 2: Menentukan cara mengeksploitasi pembatas (constraint)(Contoh)
Seperti yang telah diidentifikasi di langkah 1, bahwa resource yang menjadi pembatas adalah resource (stasiun kerja) B. Namun perlu dipertimbangkan langkah pengeksploitasiannya yang tepat, ini penting mengingat salah dalam menentukan alokasi waktu proses (untuk produk) akan menyebabkan penggunaan resource yang tidak optimal. Adapun dalam hal ini penentuan alokasi produksi produk yang mana yang diutamakan menggunakan rasio kontribusi yang merupakan perbandingan antara kontribusi dan waktu proses. Kontribusi adalah profit per unit produk (harga jual dikurangi biaya produksi). Muhammad Adha Ilhami

17 Langkah 2: Menentukan cara mengeksploitasi pembatas (constraint)(Contoh)
Hasil perhitungan menunjukkan, bahwa produk P memiliki rasio kontribusi 3, sementara produk Q memiliki rasio kontribusi 2. Hal ini mengindikasikan produk P lebih berkontribusi terhadap keuntungan perusahaan, sehingga alokasi waktu produksi diutamakan untuk pemenuhan produk P terlebih dahulu. Produk P Q Harga Jual 90 100 Ongkos Bahan 45 40 Kontribusi (ribuan) 60 Waktu di pembatas (menit) 15 30 Rasio kontribusi/waktu 3 2 Muhammad Adha Ilhami

18 Langkah 2: Menentukan cara mengeksploitasi pembatas (constraint)(Contoh)
Dari Tabel 4, diputuskan bahwa P diproduksi dahulu baru produk Q, setelah seluruh produk P selesai diproduksi, maka sisa waktu digunakan untuk memproduksi Q. P (menit) P (unit) Q (menit) Q (unit) Available Sisa A 1500 100 300 30 2400 600 B 900 C 150 750 D 1000 1250 Muhammad Adha Ilhami

19 C. Langkah 3: Merencanakan Kendala yang Mengikat. (Contoh)
Dari langkah 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa yang berfungsi sebagai drum adalah resource B, karena resource B menjadi penentu tingkat produksi perusahaan. Untuk Rope adalah stasiun kerja A harus menjamin ketersediaan “supply” WIP/bahan baku ke stasiun kerja B (sebagai drum). (Non-BR supply BR) dan Material RM2 yang menjamin supply material ke stasiun B (untuk membuat komponen berbahan baku RM2). Buffer-nya, RM2 (asumsi untuk 1 minggu) diperlukan 130 unit RM2 untuk supply Stasiun B, dan Stasiun A (adalah buffer) untuk supply stasiun B khusus produksi produk Q dengan komponen berbahan baku RM3. Muhammad Adha Ilhami

20 C. Langkah 3: Merencanakan Kendala yang Mengikat. (Contoh)
Melihat dari urutan prosesnya, maka RM2 harus tersedia (sebanyak rencana produksi Q dan P). Sementara RM3 juga harus tersedia karena dibutuhkan untuk produksi Q setelah melalui stasiun kerja A. Sehingga prioritas pengadaan bahan baku ada pada bahan baku RM2 dan RM3 (tidak boleh terlambat sama sekali, karena jika terlambat maka kapasitas produksi sudah pasti menurun). Muhammad Adha Ilhami

21 Langkah 4: Merencanakan dan Melaksanakan Tindakan Perbaikan Sistem (Contoh)
Tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan memfokuskan pada resource B sebagai bottleneck resource. Jika waktu proses dapat dikurangi maka kapasitas bisa meningkat dan mungkin saja bottleneck jadi beralih ke resource lainnya. Beberapa tindakan perbaikan, misalnya mengurangi waktu setup, penjadwalan perawatan berkala (mengurangi unplanned breakdown) dan peningkatan kemampuan resource B. Muhammad Adha Ilhami


Download ppt "Kuliah 12 LSiPro – FT Untirta Muhammad Adha Ilhami 2nd Edition"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google