Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEMENTERIAN PERTANIAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEMENTERIAN PERTANIAN"— Transcript presentasi:

1 KEMENTERIAN PERTANIAN
SOSIALISASI UPAYA KHUSUS SAPI INDUKAN WAJIB BUNTING (UPSUS SIWAB) TAHUN 2017 Jawa Timur, 8 Desember 2016

2 GAMBARAN UMUM UPSUS SIWAB

3 LANDASAN PERUNDANGAN :
1. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 48/Permentan/PK.210/10/2016 TENTANG UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PENINGKATAN POPULASI SAPI DAN KERBAU BUNTING UPSUS SIWAB bertujuan meningkatkan populasi ternak ruminansia besar dalam memenuhi kebutuhan produk ternak dalam negeri. UPSUS SIWAB: Kegiatan yang terintegrasi untuk percepatan populasi sapi dan kerbau secara berkelanjutan. Ternak Ruminansia Indukan: ternak betina bukan bibit yang memiliki organ reproduksi normal dan sehat digunakan untuk pengembangbiakan Ternak Ruminansia Betina Produktif: Ternak ruminansia betina yang organ reproduksinya masih berfungsi secara normal dan dapat beranak. 2. KEPUTASAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 656/Kpts/OT.050/10/2016 TENTANG KELOMPOK KERJA UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PENINGKATAN POPULASI SAPI DAN KERBAU BUNTING

4 ALUR KERJA UPSUS SIWAB 2017 3 Juta Bunting Populasi Akseptor IB
2600 ha penanaman HPT (rumput dan/legum) Prasarana sumber air Obat & vaksin Jaminan ketersediaan pakan Jaminan ketersediaan air Pencegahan penyakit ha penanaman HPT (rumput dan/legum) Penyehatan gangrep 8 Jt semen beku N2 cair dan container Tenaga inseminator, PKB, &ATR bersertifikat kompetensi Penyelamatan betina produktif 0.7 juta NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi,Aceh, Kaltara Kombinasi 1.9 juta Sulsel, Sumatera, Kalimantan 0,3 juta IB 3.3 juta Jawa, Bali, Lampung 2,9 Juta Inseminasi Buatan (IB) Embrio transfer SIWAB 4 jt akseptor 3 Juta Bunting Inka + IB Ekstensif Semi intensif Intensif Populasi Akseptor IB Langkah Operasional 0,8 Juta IB

5 Populasi Betina Dewasa 2-8 th (ekor) JUMLAH POTENSI AKSEPTOR
STRUKTUR POPULASI SAPI DAN KERBAU JAWA TIMUR TAHUN 2016 (Sebagai Dasar Penghitungan Target Akseptor dan Kebuntingan SIWAB 2017) No Jenis Total Populasi (ekor) Populasi Betina Dewasa 2-8 th (ekor) Sistem Perkawinan 1 Sapi Potong IB dan KA 2 Sapi Perah IB 3 Kerbau 27.792 16.675 KA JUMLAH POTENSI AKSEPTOR Dari total potensi akseptor ekor, yang diperkirakan menjadi akseptor riil 70% atau setara 1,5 juta ekor. Sisanya adalah betina dewasa yang dalam keadaan bunting, melahirkan, dll. Dari total akseptor riil 1,5 juta ekor, ditargetkan tingkat kebuntingan 73% atau setara 1,1 juta ekor. Potensi SDM petugas inseminator orang

6 ALUR KERJA OPERASIONAL UPSUS SIWAB
Pendataan dan Pemeriksaan Status Reproduksi AKSEPTOR IB IB BUNTING PENANGANAN MEDIS PERBAIKAN PAKAN PENANGANAN GANGREP PENANGANAN PERBAIKAN PAKAN GANGGUAN PERMANEN (DI POTONG)

7 SASARAN Terjadinya kebuntingan dari IB minimal 73%. Menurunnya penyakit gangguan reproduksi 60%. Menurunnya pemotongan sapi betina produktif 20%.

8 Optimalisasi Keberhasilan IB. Pengadaan Semen Beku sesuai SNI.
RUANG LINGKUP Optimalisasi Keberhasilan IB. Pengadaan Semen Beku sesuai SNI. Distribusi semen beku dan N2 cair. Penanganan gangguan reproduksi. Penguatan pakan. Penyelamatan betina produktif. Peningkatan kompetensi Inseminator, PKB dan ATR. Supervisi dan Pendampingan UPSUS SIWAB.

9 TARGET NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR PADA UPSUS SIWAB TAHUN 2017
Kegiatan IB minimal ekor. Sapi bunting IB ekor. Sapi lahir pada tahun 2018 minimal ekor.

10 TARGET UPSUS "SIWAB" 2017 PROVINSI JATIM
NO KABUPATEN/KOTA POPULASI RENCANA TARGET  TOTAL SAPI BETINA SAPI BETINA PRODUKTIF TH. 2017 1 PACITAN 83,659 60,517 43,427 34,000 2 PONOROGO 81,807 57,270 41,097 33,000 3 TRENGGALEK 32,668 23,752 17,044 16,000 4 TULUNGAGUNG 104,824 75,693 54,317 43,000 5 BLITAR 139,372 103,005 73,916 56,000 6 KEDIRI 202,263 150,114 107,722 80,000 7 MALANG 212,821 121,721 87,347 71,000 8 LUMAJANG 182,993 118,279 84,877 63,000 9 JEMBER 243,390 180,458 129,497 94,000 10 BANYUWANGI 111,304 72,377 51,938 41,000 11 BONDOWOSO 210,650 147,682 105,977 78,000 12 SITUBONDO 172,528 113,174 81,214 65,000 13 PROBOLINGGO 256,249 142,223 102,059 76,000 14 PASURUAN 105,469 71,106 51,026 42,000 15 SIDOARJO 9,507 3,105 2,228 2,000 16 MOJOKERTO 52,891 34,238 24,569 28,000 17 JOMBANG 72,887 55,395 39,751 18 NGANJUK 138,522 113,687 81,582 61,000 19 MADIUN 58,174 41,331 29,659 24,000 20 MAGETAN 107,683 46,157 33,122 27,000

11 NO KABUPATEN/KOTA POPULASI TOTAL SAPI BETINA SAPI BETINA PRODUKTIF TH. 2017 21 NGAWI 84,149 58,644 42,083 30,000 22 BOJONEGORO 186,861 108,869 78,124 60,000 23 TUBAN 324,295 232,470 166,820 118,000 24 LAMONGAN 101,790 59,702 42,842 35,000 25 GRESIK 50,064 23,296 16,717 16,000 26 BANGKALAN 197,675 98,805 70,902 52,000 27 SAMPANG 211,176 111,125 79,743 54,500 28 PAMEKASAN 155,086 99,263 71,231 49,000 29 SUMENEP 353,124 276,615 198,499 129,000 30 KOTA KEDIRI 3,764 2,707 1,943 1,500 31 KOTA BLITAR 2,920 1,820 1,306 895 32 KOTA MALANG 3,858 1,326 952 1,000 33 KOTA PROBOLINGGO 9,217 3,646 2,616 2,000 34 KOTA PASURUAN 332 120 86 - 35 KOTA MOJOKERTO 127 70 50 36 KOTA MADIUN 306 37 KOTA SURABAYA 265 181 130 38 KOTA BATU 2,655 692 497 JUMLAH 4,267,325 2,810,666 2,016,934 1,515,895

12 KEBUNTINGAN 1,2 JUTA EKOR SAPI
OUTCOME KEBUNTINGAN 1,2 JUTA EKOR SAPI

13 LANGKAH-LANGKAH MENDUKUNG PROGRAM UPSUS SIWAB
SDM : - Refresh dan Uji Kompetensi Petugas IB - Bimtek Petugas PKB, ATR, Handling Semen Beku - Bimtek Petugas ISIKHNAS di Kab/Kota Pemenuhan Sarana dan Prasarana (N2 Cair, Plastik Sheath, Plastik Glove, Container)

14 Penanggung Jawab Keberhasilan Langkah-langkah Operasional
1. Ketersediaan dan kecukupan pakan ternak (bibit rumput, legum dan konsentrat) BIDANG BUDIDAYA 2. Penyehatan gangguan reproduksi dan obat-obatan BIDANG KESWAN 3. Ketersediaan dan kecukupan semen beku standard SNI UPT IB 4. Ketersediaan N2 cair, kontainer semen beku dan distribusi semen beku tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas 5. Ketersediaan dan kecukupan tenaga inseminator, PKB dan ATR bersertifikat kompetensi 6. Penyelamatan betina produktif dari pemotongan BIDANG KESMAVET 7. Sistem dan hasil monitoring dan evaluasi SEKRETARIAT / UPT IB

15 ORGANISASI PELAKSANAAN
a. Tingkat Pusat : Tim Pembina Tingkat Pusat (UPSUS SIWAB). b. Tingkat Provinsi : Tim Pembina Tingkat Provinsi. c. Tingkat Kabupaten/Kota : Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota. d.Tingkat Kecamatan : Tim Pelaksana Tingkat Kecamatan.

16 ALUR KERJA KELEMBAGAAN UPSUS SIWAB
SIMPUL OPERASIONAL PUSAT SEKNAS SIWAB SIMPUL OPERASIONAL PROVINSI UPTD – IB ATAU BIDANG PRODUKSI TERNAK SATUAN PELAYANAN – IB MELEKAT DI BIDANG PRODUKSIPETERNAKAN SUPERVISOR : Petugas PKB dan ATR Ganrep Inseminator Wastukan Wasbitnak Medik RPH KABUPATEN SIMPUL OPERASIONAL PUSKESWAN TERPADU PKB dan ATR Gangrep Inseminator Wastukan (Jaminan Ketersediaan Pakan) Wasbitnak Pelaporan Online SIMPUL OPERASIONAL KECAMATAN

17 TIM SUPERVISI DAN PENDAMPINGAN UPSUS SIWAB PROVINSI JAWA TIMUR
NO. PROVINSI/ KABUPATEN PENANGGUNGJAWAB JAWA TIMUR Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi 1 Pacitan Kasubdit Ruminansia Perah, Dit Bitpronak 2 Ponorogo 3 Trenggalek 4 Tulungagung 5 Blitar Ketua STPP Malang 6 Kota Blitar 7 Kediri dan Kota 8 Malang dan Kota 9 Banyuwangi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya 10 Situbondo 11 Kota Probolinggo 12 Lumajang Kepala Lolit Sapi Potong Grati Jawa Timur, Badan Litbang Pertanian 13 Probolinggo 14 Pasuruan dan Kota 15 Sidoarjo Kepala Pusvetma Surabaya (vaksin) 16 Mojokerto dan Kota NO. PROVINSI/ KABUPATEN PENANGGUNGJAWAB JAWA TIMUR Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi 17 Jombang Kepala Pusvetma Surabaya (vaksin) 18 Nganjuk 19 Kota Batu Kepala BBPP Batu Jawa Timur, BPPSDMP 20 Gresik 21 Lamongan 22 Tuban 23 Bojonegoro Drh. Maidaswar, MSi 24 Madiun dan Kota 25 Magetan 26 Ngawi 27 Bangkalan BBIB Singosari & Stasiun Karantina Pertanian Bangkalan 28 Sampang 29 Pamekasan 30 Sumenep 31 Jember Kepala BPTP Jawa Timur, Badan Litbang Pertanian 32 Bondowoso

18 Organisasi Upsus Siwab

19 TIM SUPERVISI DAN PENDAMPINGAN UPSUS SIWAB
PERMENTAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PENINGKATAN POPULASI SAPI DAN KERBAU BUNTING POKJA UPSUS SIWAB (Kepmentan 656/2016) Ketua Tim Pengarah : Menteri Pertanian Ketua Tim Pelaksana : Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Pertanian SEKRETARIAT POKJA UPSUS SIWAB Ketua : Dir Bit Pro Wk Ketua : Sesditjen PKH Sekretaris I : Drh. Maidaswar, M.Si Sekretaris II : Ir. Wignyo Sadwoko, MM Bidang Teknis Bidang Administrasi Tenaga Ahli TIM SUPERVISI DAN PENDAMPINGAN UPSUS SIWAB (Kepmentan 7659/2016): Dir Kesmavet: Aceh, Lampung 15 Ka BBV Denpasar : NTB Dir Bit Pro: Sumbar, Jabar 16 Dirjen PKH: Bali Dir Pakan: Sulsel, Sulbar 17 SesItjen : Kalbar Dir Keswan: Sumsel, Papua 18 Ka Puslitbangnak: Kalteng, Kaltara Dir PPH Nak: NTT 19 Direktur Pembiayaan: Kalsel Sesditjen: Jateng 20 Ketua STTP Malang: Kaltim Ka. Baturraden: Sumut 21 Kapus Karantina Hewan : Sulut Ka. BIB Lembang: Riau 22 Kapusluh: Sulteng Kapuslitan : Jambi 23 Ka BBIB Singosari: Sultra Kapusvetma: Bengkulu 24 Ka BBV Maros: Gorontalo Inspektur IV : Babel 25 Bblitvet Bogor: Maluku Ka BBPMSOH : Banten 26 Kapusdiktan BP2SDMP: Malut Ka BBV Wates: DIY 27 Ketua STTP Manokwari: Papua Barat SAM Bidang Investasi: Jatim : Komando Pelaporan Koordinasi Tembusan

20 ORGANISASI PELAKSANA UPSUS SIWAB (PASAL 31 PERMENTAN 48/2016)
Kelompok Kerja Pusat ditetapkan oleh Menteri Kelompok Kerja Provinsi ditetapkan oleh Gubernur Kelompok Kerja Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati /Walikota

21 STRUKTUR ORGANISASI POKJA UPSUS SIWAB (Kepmentan 656/Kpts/OT
(Ketua) Sekjen Irjen Dirjen PKH Dirjen PSP Ka. BKP Ka. BPSDMP Ka. Balitbang Ka. Barantan Tim Pengarah Anggota SAM Bidang Investasi Dir Bit Pro (Sekretaris) 1 Sesditjen PKH 8 Direktur Pembiayaan 15 Inspektur IV 22 Ka BBPMSO 2 Direktur Pakan 9 Kapus KH 16 Ka BBIB Singosari 23 Ka Balitvet Bogor 3 Direktur Keswan 10 Kapuslitbannak 17 Ka BBPTU HPT Baturraden 24 Ka BBP2KH Cinagara 4 Direktur Kesmavet 11 Kapusluhtan 18 Ka BBV Wates 25 Ka BBPP Batu Malang 5 Direktur PPH Nak 12 Kapuslattan 19 Ka BBV Denpasar 26 Ka BBPP Noelbaki 6 Ka. Biroren 13 Kapusdiktan 20 Ka BBV Maros 27 Ketua STPP Magelang 7 Kapusdatin 14 Sesitjen 21 Ka Pusvetma 28 Ka BIB Lembang Tim Pelaksana

22 TUGAS POKJA UPSUS SIWAB (Kepmentan 656/Kpts/OT.050/10/2016)
Tim Pengarah: Memberikan Arahan atas pelaksanaan Upsus Siwab Tim Pelaksana: Merencanakan Operasional kegiatan Upsus Siwab dengan peningkatan kelahiran sapi dan kerbau melalui IB dan KA Mengidentifikasi calon lokasi, peternak, akseptor, dan petugas Menyusun laporan periodik bulanan pelaksanaan Upsus Siwab Melaksanakan Sosialisasi Pedoman

23 SEKRETARIAT POKJA UPSUS SIWAB

24 Drh. Kurnia Achyadi, MS (IPB) Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Agr (IPB)
TENAGA AHLI SEKRETARIAT POKJA UPSUS SIWAB (Kepmentan 7859/Kpts/F/10/2016) Drh. Kurnia Achyadi, MS (IPB) Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Agr (IPB) Prof. Dr. Drh. Bambang Sumiarto, M.Sc (UGM) Prof. Dr. Drh. AA Gede Putra (Praktisi) Prof. Sudirman Baco (Unhas) Prof. Dr. I Ketut Puja, MS (Udayana) Dr. Drh. M. Hambal (Unsyiah) Drh. Agung Budianto, MP, Ph.D (UGM) Drh. Dwi Cipto, MS (Unpad)

25 TUGAS SEKRETARIAT POKJA UPSUS SIWAB (Kepmentan 7859/Kpts/F/10/2016)
Ketua dan Wakil Ketua dibantu Bidang Teknis: Menyusun pedoman teknis Upsus Siwab Merancang operasional kegiatan Upsus Siwab (termasuk Sistem dan Prosedur Monev) Menyusun laporan periodik Sosialisasi pedoman Monev Upsus Siwab Tim Teknis Focal point sesuai tusi Melaksanakan tusi pelaksanaan Pokja Upsus Siwab Tenaga Ahli Memberikan saran dan pertimbangan teknis dan ilmiah kepada Ketua Sekretariat Pokja

26 SIMPUL OPERASIONAL UPSUS SIWAB
PUSAT POKJA UPSUS SIWAB SIMPUL OPERASIONAL UPTD – IB ATAU BIDANG PRODUKSI TERNAK PROVINSI SATUAN PELAYANAN – IB MELEKAT DI BIDANG PRODUKSIPETERNAKAN SUPERVISOR : Petugas PKB dan ATR Ganrep Inseminator Wastukan Wasbitnak KABUPATEN SIMPUL OPERASIONAL PUSKESWAN TERPADU (yang melaksanakan kegiatan penanganan Gangrep, Jaminan Ketersediaan Pakan, dan Pelaporan Online) PETUGAS: PKB dan ATR Inseminator Wastukan Wasbitnak Medik RPH SIMPUL OPERASIONAL KECAMATAN 7

27 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Upsus Siwab

28 PRINSIP MONEV DAN PELAPORAN UPSUS SIWAB
Terpantaunya perkembangan program dan kegiatan secara real time di setiap jenjang; Kendala dan permasalahan lapangan diupayakan dapat diselesaikan di lapangan dan atau sesuai jenjang pada saat permasalahan teridentifikasi Hasil monev Upsus Siwab dipastikan diketahui oleh personil dan/atau penanggung jawab di setiap jenjang sesuai tanggung jawab penugasan dan wilayah kerja di simpul-simpul operasional kelembagaan Upsus Siwab secara real time.

29 MONEV DAN PELAPORAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM UPSUS SIWAB
Sistem monev dan pelaporan capaian kinerja program Upsus Siwab diintegrasikan dengan Sistem Monitoring dan Pelaporan SMS Kementan bersama-sama dengan Upsus lainnya (padi, jagung, kedele, cabe dan bawang) di bawah koordinasi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin). Pemantauan perkembangan capaian kinerja Upsus Siwab dilaporkan secara elektronik oleh petugas lapangan di kecamatan yang ditunjuk (Inseminator, petugas PKb dan ATR, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Wastukan, Wasbitnak). Hal ini memungkinkan secara vertikal penanggungjawab wilayah pada jenjang yang lebih tinggi dapat memantau perkembangan jumlah sapi/kerbau yang di IB, bunting, dan melahirkan di wilayah yang menjadi tanggungjawabnya secara bersamaan pada saat/waktu petugas mengentry data kinerja.

30

31 ALUR PELAPORAN UPSUS SIWAB
Tim Pokja Pusat Sistem Siwab ( ) Pusdatin Tim Supervisi dan Pendampingan Jml akseptor di IB Jml kebuntingan Jml kelahiran Tim Pokja Provinsi Tim Pokja Kab/Kota Petugas 18

32 MONEV DAN PELAPORAN CAPAIAN KINERJA KEGIATAN UPSUS SIWAB
Pemantauan perkembangan capaian kinerja kegiatan aspek teknis dan manajemen secara elektronik oleh petugas kabupaten/kota yang ditunjuk (supervisor inseminator, petugas PKb dan ATR, Wasbitnak, Wastukan, dan Medik Veteriner). Hal ini memungkinkan secara vertikal penanggungjawab wilayah pada jenjang yang lebih tinggi dapat memantau perkembangan kegiatan Upsus Siwab di wilayah kerja yang menjadi tanggungjawabnya.

33 No Aspek Teknis Data yang Dilaporkan 1 Ketersediaan dan Kecukupan Pakan Ternak Jenis hijauan Asal bibit HPT Luas tanam Lokasi 2 Penyehatan Gangguan Reproduksi Gejala penyakit Diagnosa Pengobatan 3 Ketersediaan dan Kecukupan Semen Beku Standar SNI Bangsa Jumlah straw dikirim Jumlah straw dalam kondisi baik Jumlah straw rusak

34 No Aspek Teknis Data yang Dilaporkan 4 Manajemen Produksi pelaporan hewan birahi; nama inseminator; waktu IB; ID straw; ID pejantan; Waktu pemeriksaan kebuntingan; umur kebuntingan; informasi keguguran; waktu kelahiran; jenis kelamin anak sapi; berat badan anak sapi. 5 Ketersediaan N2 cair Volume pengiriman N2 cair Volume penerimaan N2 cair Stok N2 cair

35 No Aspek Teknis Data yang Dilaporkan 6 Ketersediaan dan Kecukupan Tenaga Inseminator, PKb dan ATR bersertifikat Kompetensi Jumlah inseminator yang bersertifikat kompetensi Jumlah inseminator yang belum bersertifikat kompetensi 7 Penyelamatan Betina Produktif Jumlah betina produktif yang dipotong di RPH Jumlah betina produktif yang diselamatkan

36 ALUR PELAPORAN CAPAIAN KINERJA KEGIATAN UPSUS SIWAB

37 Instrumen Monev dan Pelaporan Kinerja Upsus Siwab

38 INSTRUMEN MONEV DAN PELAPORAN KINERJA UPSUS SIWAB
Instrumen iSIWAB dikembangkan dari model iSIKHNAS dengan memanfaatkan data pada komponen fungsi-fungsi produksi sapi/kerbau yang diperoleh menggunakan SMS dan excel . Langkah pertama yang dilakukan adalah membangun base data ternak dan pemiliknya dengan cara identifikasi pemilik ternak dan individu ternak. Identifikasi pemilik ternak dan individu ternak dilakukan oleh Inseminator/petugas lain yang ditunjuk untuk didaftarkan dalam sistem.

39 Lanjutan... Identifikasi ternak merupakan proses pemberian identitas atau tanda pengenal pada ternak untuk tujuan verifikasi, kepemilikan, pengontrolan biosecurity, dan pelacakan. Pemantauan perkembangan kinerja program Upsus Siwab menggunakan instrumen iSIWAB. Pemantauan perkembangan kinerja kegiatan menggunakan instrumen iSIKHNAS. Cara penggunaannya dijelaskan dalam Modul Pelaporan Upsus Siwab yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Juklak Sistem Monev dan Pelaporan Upsus Siwab.

40 SUPERVISI DAN PENDAMPINGAN
TINGKAT KECAMATAN Supervisi dan pendampingan di tingkat kecamatan dilaksanakan oleh petugas peternakan dan kesehatan hewan di tingkat kecamatan (Puskeswan), Fungsional Medik, Paramedik, Wasbitnak, Wastukan, Penyuluh Peternakan, Petugas RPH, Dokter Hewan Praktisi, Inseminator, Petugas teknis Kecamatan baik PNS dan Tenaga Harian Lepas, dan Petugas Instansi terkait lainnya (Mantri Hewan, Bintara Pembina Desa). Petugas Puskeswan dalam merencanakan kegiatan berkoordinasi dengan petugas lapangan di kecamatan. Koordinasi pendampingan di tingkat kecamatan meliputi : Supervisi dan monitoring pelaksanaan kegiatan pencapaian SIWAB di tingkat Kecamatan; Rekapitulasi laporan masing-masing petugas dan Babinsa; Penyerahan rekapitulasi laporan kepada Dinas yang membidangi fungsi PKH.

41 Lanjutan... TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Koordinasi supervisi dan pendampingan UPSUS SIWAB oleh : Dinas yang membidangi PKH Kabupaten/Kota, TNI dan Polri yang ada di wilayah Kabupaten/Kota setempat; UPTD yang membidangi fungsi PKH; Koordinator Pejabat Fungsional dibidang PKH (Medik, Paramedik, Wasbitnak dan Wastukan); Ketua Asosiasi yang menangani fungsi PKH dan Inseminator. Sinkronisasi kegiatan supervisi dan pendampingan dilaksanakan secara terintegrasi, meliputi supervisi dan pendampingan petugas dan Staf TNI dan Polri yang ada di tingkat Kabupaten/Kota. Melakukan rekapitulasi laporan masing–masing Puskeswan terhadap pencapaian kegiatan SIWAB. Menyerahkan rekapitulasi laporan kepada Sekretariat Dinas PKH di tingkat Provinsi

42 Lanjutan... TINGKAT PROVINSI
Koordinasi supervisi dan pendampingan kegiatan UPSUS SIWAB dilakukan oleh Kepala Dinas yang membidangi PKH Kabupaten / kota, TNI, Polri, Kepala BPTP, Kepala UPT lingkup Kementerian Pertanian, Kepala UPTD yang membidangi fungsi PKH, dan Perguruan Tinggi; Sinkronisasi kegiatan supervisi dan pendampingan dilaksanakan secara terintegrasi; Melakukan rekapitulasi laporan masing-masing Kabupaten/Kota; Menyerahkan rekapitulasi laporan kepada Ketua UPSUS SIWAB.

43 Lanjutan... TINGKAT PUSAT
Penyelenggaraan rapat koordinasi, perencanaan, supervisi, dan pendampingan yang dihadiri oleh Penanggungjawab, Ketua Harian, dan Anggota Tim Pengendali, Tim Pembina danTim Pelaksana; Pemantauan pelaksanaan kegiatan supervisi dan pendampingan UPSUS SIWAB; Evaluasi dan pelaporan supervisi dan pendampingan UPSUS SIWAB di tingkat nasional; Memonitor laporan masing–masing penanggungjawab Provinsi dan Kabupaten/Kota; Menyusun dan melaporkan hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan supervisi dan pendampingan Provinsi, menyerahkan rekapitulasi laporan tingkat Provinsi kepada Direktur Jenderal PKH.

44 PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta solusi yang telah dilaksanakan atau tindakan yang diperlukan; Dilaksanakan secara periodik di setiap tingkatan Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional

45 Lanjutan... EVALUASI Dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja pelaksanaan kegiatan; Dilaksanakan berdasarkan data dan informasi hasil pemantauan langsung di lapangan, laporan, dan informasi lainnya; Hasil evaluasi dijadikan dasar untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dan solusi pemecah permasalahan; Dilakukan secara berkala di setiap tingkatan yaitu Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi dan nasional.

46 Lanjutan... PELAPORAN Dibuat oleh masing-masing tingkatan secara periodik (bulanan,triwulanan, dan tahunan) untuk mengetahui perkembangan kinerja kegiatan; Disampaikan secara berjenjang dari kabupaten/kota ke propinsi dengan tembusan ke pusat, dan dari propinsi ke pusat; Dikoordinasikan oleh Tim Pembina Pusat UPSUS SIWAB sesuai tanggungjawab wilayah.

47 Terima Kasih

48 ALUR KERJA UPSUS SIWAB 2017 3 Juta Bunting Populasi Akseptor IB
2600 ha penanaman HPT (rumput dan/legum) Prasarana sumber air Obat & vaksin Jaminan ketersediaan pakan Jaminan ketersediaan air Pencegahan penyakit ha penanaman HPT (rumput dan/legum) Penyehatan gangrep 8 Jt semen beku N2 cair dan container Tenaga inseminator, PKB, &ATR bersertifikat kompetensi Penyelamatan betina produktif 0.7 juta NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi,Aceh, Kaltara Kombinasi 1.9 juta Sulsel, Sumatera, Kalimantan 0,3 juta IB 3.3 juta Jawa, Bali, Lampung 2,9 Juta Inseminasi Buatan (IB) Embrio transfer SIWAB 4 jt akseptor 3 Juta Bunting Inka + IB Ekstensif Semi intensif Intensif Populasi Akseptor IB Langkah Operasional 0,8 Juta IB

49 ALUR KERJA OPERASIONAL UPSUS SIWAB
Pendataan dan Pemeriksaan Status Reproduksi ekor AKSEPTOR IB ekor IB BUNTING ekor Ekor Ekor PENANGANAN MEDIS Ekor PERBAIKAN PAKAN PENANGANAN GANGREP PENANGANAN PERBAIKAN PAKAN GANGGUAN PERMANEN (DI POTONG)


Download ppt "KEMENTERIAN PERTANIAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google