Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013"— Transcript presentasi:

1 PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013
Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Februari 2012

2 PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI BEBERAPA NEGARA ASIA
Sumber: World Economic Outlook, IMF

3 PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA ASIA TENGGARA
Sumber: World Economic Outlook, IMF

4 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI
RPJMN SISI PRODUKSI  RPJMN 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata PERTUMBUHAN EKONOMI (%) Titik Tengah (%) 5.6 6.2 6.7 7.1 7.4 6.6 Sisi Produksi Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha Jasa-jasa SISI PENGELUARAN  RPJMN 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata PERTUMBUHAN EKONOMI (%) Titik Tengah (%) 5.6 6.2 6.7 7.1 7.4 6.6 Sisi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa

5 PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (TRIWULANAN)
SISI PRODUKSI (%) PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2009 2010 2011 2012 Q1 Q2 Q3 Q4 Pertanian 4 3 3,8 4,1 3,1 2,3 4,3 4,0 5,3 2,0 Pertambangan dan Penggalian 4,5 3,6 1,1 0,6 -0,1 2,5 3,3 -0,3 0,5 Industri Pengolahan 2,2 4,7 5,0 6,2 6,9 6,4 5,5 5,9 Listrik, Gas dan Air Bersih 14,3 3,9 5,2 5,8 5,7 6,5 6,1 7,3 Konstruksi 7,1 7 6,3 7,8 7,2 7,7 Perdagangan, Hotel Restoran 1,3 8,7 8,0 9,4 9,0 10,3 Pengangkutan dan Komunikasi 15,8 13,4 13,6 10,9 9,5 9,1 10,0 9,9 10,4 9,6 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 7,0 6,7 6,8 7,5 Jasa-Jasa 6 PERTUMBUHAN PDB (YoY) 4,6 PERTUMBUHAN PDB (kumulatif) SISI PENGELUARAN (%) PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2009 2010 2011 2012 Q1 Q2 Q3 Q4 Konsumsi Rumah Tangga 4,9 4,7 4,5 4,6 4,8 5,2 5,6 5,4 Pengeluaran Pemerintah 15,7 0,3 2,7 2,8 2,9 6,5 8,6 -2,8 -3,3 Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,3 8,5 7,3 9,1 7,1 11,5 10,0 12,5 9,8 Ekspor Barang dan Jasa -9,7 15,3 12,3 17,1 17,8 8,2 2,6 -2,6 0,5 Impor Barang dan Jasa -15,0 17,3 13,7 15,1 13,9 11,0 9,0 11,3 -0,2 6,8 PERTUMBUHAN PDB (YoY) 6,2 6,3 6,4 6,1 PERTUMBUHAN PDB (kumulatif) Sumber: BPS diolah

6 PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA (TAHUNAN)
SISI PRODUKSI (%) PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 2,8 2,7 3,4 3,5 4,8 4,0 3,0 Pertambangan dan Penggalian -4,5 3,2 1,7 1,9 0,7 4,5 3,6 1,4 1,5 Industri Pengolahan 6,4 4,6 4,7 3,7 2,2 6,2 5,7 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3 6,3 5,8 10,3 10,9 14,3 Bangunan 7,5 8,3 8,5 7,6 7,1 7,0 6,7 Perdagangan, Hotel Restoran 8,9 6,9 1,3 8,7 9,2 8,1 Pengangkutan dan Komunikasi 13,4 12,8 14,2 14,0 16,6 15,8 10,7 10,0 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 7,7 5,5 8,0 8,2 5,2 6,8 7,2 Jasa-Jasa 5,4 6,0 PERTUMBUHAN PDB 5,0 6,5 SISI PENGELUARAN (%) PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (YoY) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Konsumsi Rumah Tangga 5,0 4,0 3,2 5,3 4,9 4,7 Pengeluaran Pemerintah 6,6 9,6 3,9 10,4 15,7 0,3 1,3 Pembentukan Modal Tetap Bruto 14,7 10,9 2,6 9,3 11,9 3,3 8,5 8,8 9,8 Ekspor Barang dan Jasa 13,5 16,6 9,4 9,5 -9,7 15,3 13,6 2,0 Impor Barang dan Jasa 26,7 17,8 8,6 9,1 10,0 -15,0 17,3 13,3 6,7 PERTUMBUHAN PDB 5,7 5,5 6,3 6,0 4,6 6,2 6,5 Sumber: BPS diolah

7 ASUMSI DASAR DAN REALISASI EKONOMI MAKRO TAHUN 2012
Indikator Ekonomi 2012 APBNP Realisasi 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.5  6.2 2. Inflasi (%) 6.8  4.3 3. Nilai Tukar (Rp/US$) 9000  9712 4. Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5.0  3.2 5. Harga Minyak ICP (US$/barel) 105.0  106.9 6. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 930.0 830  7. Lifting Gas (mboepd) Sumber: Kementerian Keuangan RI

8 CATATAN PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DARI SISI PENGELUARAN
Dalam triwulan ke , konsumsi masih tetap terjaga dan memberikan peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Pengeluaran pemerintah masih belum bisa ditingkatkan, bahkan menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya PMTB meskipun meningkat masih lebih rendah dari yang diharapkan Ekspor mulai menunjukkan perbaikan, namun belum cukup memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih tinggi. Hal ini karena perekonomian dunia masih lemah Impor masih tinggi untuk memenuhi kebutuhan barang modal dan bahan baku

9 INVESTASI MENGALAMI PENINGKATAN WALAUPUN MASIH BELUM SEPERTI YANG DIHARAPKAN
Penanaman modal asing (PMA) pada tahun 2012 tumbuh sebesar 26,1% dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh sebesar 21,3% Komposisi terbesar untuk PMA dan PMDN adalah di sektor sekunder

10 EKSPOR MENURUN SEIRING BELUM PULIHNYA PEREKONOMIAN GLOBAL
Ekspor pada tahun 2012, mengalami penurunan sebesar -6,6%; dengan ekspor nonmigas yang tumbuh sebesar -5,5% Penurunan ini disebabkan oleh masih lesunya perekonomian dunia. Nilai Ekspor Non Migas ( ) Pertumbuhan Ekspor 2012 Uraian Pertumbuhan 2012 (%) Total Ekspor -6.6 Migas -10.9 Non Migas -5.5 Pertanian 8,0 Industri -4.9 Pertambangan -9.6 Sumber: BPS (diolah Bappenas)

11 Peran thd Total Impor Nonmigas 2012 (%)
PERTUMBUHAN IMPOR DISEBABKAN OLEH MENINGKATNYA KEBUTUHAN BARANG MODAL DAN BAHAN BAKU Impor Nilai (Juta US$) Jan-Des 2012 Pertumbuhan 2012 (%) Total Impor 191,670.9 8.0 Barang Konsumsi 13,415.2 0.2 Bahan Baku/Penolong 140,111.3 7.0 Barang Modal 38,144.4 15.2 73,1% impor merupakan bahan baku industri dan 19,9% merupakan barang modal Golongan Barang (HS) Pertumbuhan 2012 (%) Peran thd Total Impor Nonmigas (%) 1. Mesin dan peralatan mekanik 14.91 19.06 2. Mesin dan peralatan listrik 3.60 12.68 3. Besi dan baja 18.18 6.80 Sumber: BPS (diolah Bappenas)

12 NERACA PERDAGANGAN MASIH DEFISIT, NAMUN DENGAN BESARAN YANG MENGECIL
Sumber: BPS (diolah Bappenas)

13 CATATAN PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DARI SISI PRODUKSI
Dalam triwulan ke , sektor yang paling tinggi pertumbuhannya masih pada sektor pengangkutan dan telekomunikasi Sektor pertambangan dan penggalian hanya tumbuh sebesar 0,5 persen (yoy). Hal ini karena subsektor minyak dan gas bumi mengalami perlambatan sebesar 4,59 persen. Sektor pertanian pertumbuhannya (yoy) lebih lambat dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya karena ada perlambatan pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 2,74 persen. Namun demikian seara kumulatif sektor pertanian sepanjang tahun 2012 tumbuh sebesar 4 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2011. Sektor industri pengolahan pada triwulan ke-4 tumbuh sebesar 6,24 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya. Dengan demikian secara keseluruhan tahun 2012 industri pengolahan tumbuh sebesar 6,14 persen, yang ditopang oleh pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 6,74 persen. Hal ini menunjukkan sektor pengolahan non migas terus mengalami kemajuan.

14 Perekonomian indonesia 2013: TANTANGAN DAN KEBIJAKAN

15 TANTANGAN PEREKONOMIAN DALAM TAHUN 2013
Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,23 persen lebih rendah dari yang ditargetkan sebesar 6,5 persen Meskipun tahun 2013 perekonomian dunia diperkirakan mengalami pemulihan, namun pemulihan masih berjalan lambat dan secara keseluruhan perekonomian global masih lemah Tekanan terhadap perekonomian Indonesia terutama yang terkait dengan eskspansi ekspor masih cukup kuat. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 dalam APBN adalah sebesar 6,8 persen, namun ada downside risk ke arah 6,6 persen Pengaruh perubahan peraturan yang terkait dengan upah minimum dan perburuhan memberi pangaruh pada perekonomian

16 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA
Sumber: WorldBank, 2013

17 OUTLOOK EKONOMI DUNIA SAMPAI DENGAN 2017 (IMF)
Outlook dari IMF menunjukkan bahwa meskipun berjalan lambat, hampir semua negara laju pertumbuhannya meningkat. Cina yang perkembangannya cukup mempengaruhi perekonomian Indonesia diperkirakan masih menurun pertumbuhannya, walaupun pada periode terakhir cenderung stabil. 17

18 TEMA PEMBANGUNAN NASIONAL 2013
TEMA RKP 2013 SUDAH SANGAT TEPAT TERKAIT DENGAN MASIH TINGGINYA TEKANAN DARI PEREKONOMIAN GLOBAL Iklim Investasi dan Iklim Usaha Infrastruktur Ketahanan Pangan Penanggulangan Kemiskinan Kesehatan Pendidikan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Energi Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pascakonflik Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Bidang Perekonomian Bidang Kesejahteraan Rakyat 1 8 2 9 3 10 PRIORITAS NASIONAL RPJMN 4 11 5 12 6 13 7 14 TEMA PEMBANGUNAN NASIONAL 2013 MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Unsur – unsur pokok tema ini adalah: Peningkatan Daya Saing Peningkatan Daya Tahan Ekonomi (resilience) Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat Stabilitas Sosial dan Politik

19 ASUMSI DASAR DAN OUTLOOK EKONOMI MAKRO TAHUN 2013
Indikator Ekonomi 2013 APBN Outlook 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6.8 6.6 2. Inflasi (%) 4.9 3. Nilai Tukar (Rp/US$) 9300 9500 4. Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5.0 5. Harga Minyak ICP (US$/barel) 100.0 105 6. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 900.0 850 7. Lifting Gas (mboepd) 1360.0 1240 Sumber: Kementerian Keuangan RI

20 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT PENGGUNAAN TAHUN 2012 – 2013 (persen, yoy)
Konsumsi Masyarakat 4.9 Konsumsi Pemerintah 6.7 PMTB (Investasi) 11.9 Ekspor 11.7 Dikurangi Impor 13.5 PDB 6.8

21 PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT SEKTOR TAHUN 2012 - 2013 (persen, yoy)
Pertanian, Peternakan 3.7 Pertambangan dan Penggalian 2.8 Industri Pengolahan 6.5 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6.6 Konstruksi 7.5 Perdagangan, Hotel dan Restoran 8.9 Pengangkutan dan Komunikasi 12.1 Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 6.1 Jasa-jasa 6 Produk Domestik Bruto 6.8

22 UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Konsumsi harus dapat ditingkatkan/dipertahankan Disiplin dan efektifitas penggunaan anggaran harus ditingkatkan Investasi harus dapat didorong untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Berbagai strategi harus diterapkan untuk mendorong peningkatan ekspor Impor harus dapat dikelola secara optimal

23 PENGUATAN EKONOMI DOMESTIK
Seiring dengan masih lemahnya proses pemulihan global, Indonesia harus terus mendorong upaya-upaya untuk memperkuat perekononomian domestik. Salah satunya adalah dengan mendorong: Mendorong konsumsi Mendorong perdagangan antar wilayah di Indonesia 1 Mendorong investasi 2 Mengelola impor secara optimal Mengutamakan impor barang produktif Meningkatkan produktivitas nasional Meningkatkan efisiensi ekonomi 3

24 DISTRIBUSI PDB PENGELUARAN (HARGA BERLAKU)
KOMPONEN PENGELUARAN 2010 2011 2012 I II III IV I-IV Konsumsi Rumahtangga 56,5 54,6 54,3 53,5 54,4 56,0 Konsumsi Pemerintah 9,1 9,0 7,0 8,3 11,1 8,9 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 32,0 31,9 32,7 33,1 34,8 33,2 Perubahan Inventori 0,3 1,0 4,4 3,4 1,2 -0,2 2,2 Diskrepansi Statistik 0,4 2,1 2,4 3,5 3,7 1,6 2,8 Ekspor Barang dan Jasa 24,6 26,3 24,9 24,5 23,2 24,3 Impor Barang dan Jasa 22,9 24,7 26,6 23,9 28,0 25,8 PRODUK DOMESTIK BRUTO 100 Konsumsi rumah tangga rumah tangga memiliki distribusi terbesar pada PDB Indonesia. Dalam upaya menjaga dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013, konsumsi rumah tangga menjadi komponen yang penting untuk dijaga dan terus didorong daya beli masyarakat harus dapat ditingkatkan/dijaga

25 UPAYA MENJAGA DAYA BELI MASYARAKAT
Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi untuk memperluas penciptaan lapangan kerja pada usia produktif Meningkatkan keberpihakan pada masyarakat miskin dengan pengembangan UMKM Menjaga stabilitas moneter menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan nilai tukar terjaganya stabilitas harga pangan terutama beras di dalam negeri. terpenuhinya stok beras dalam negeri, terutama cadangan beras pemerintah minimal satu juta ton. lancarnya distribusi pangan antar wilayah dan antar musim. terkendalinya impor bahan pangan terutama beras. Efisiensi dan efektivitas penyerapan anggaran pemerintah agar tepat sasaran

26 TAHUN 2013 INVESTASI DITARGETKAN UNTUK TUMBUH TINGGI
PMA PMDN PMTB 2013 16.5% 26.0% 9.5-11% Dengan didukung oleh strategi pengembangan investasi sebagai berikut:

27 TAHUN 2013 EKSPOR AKAN MULAI PULIH SEIRING DENGAN MULAI MEMBAIKNYA PEREKONOMIAN GLOBAL
IMPOR Pemulihan ekspor di tahun 2013 akan berlangsung secara bertahap, karena pemulihan ekonomi dunia akan berlangsung dengan lambat. Akibatnya harga komoditas di pasar internasional akan tumbuh lambat juga Ekspor diperkirakan akan naik pada Semester II-2013 Impor akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor; karena masih kuatnya: permintaan terhadap barang modal untuk kebutuhan investasi Permintaan terhadap bahan baku industri untuk memenuhi permintaan domestik yang masih cukup kuat. TAHUN Ekspor Riil Impor Riil 2013 4-6% 7-8.2%

28 DARI SISI PRODUKSI, PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2013 HARUS DAPAT DITINGKATKAN
SASARAN: Pertumbuhan Industri Pengolahan = 6,5 % Untuk itu Diperlukan: Industri NonMigas paling tidak tumbuh 7,0 % Menjaga pertumbuhan industri barang konsumsi utamanya industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alat angkut dengan: paling tidak menjaga daya beli masyarakat; meningkatkan akses ke pasar global (ekspor); menjaga pasar domestik dari produk-produk impor illegal Meningkatkan investasi di sektor industri pengolahan dengan: Senantiasa memperbaiki iklim usaha dan investasi Memberikan insentif fiskal maupun fasilitasi lain. Mengurangi “high-cost” pengoperasian usaha dengan: Memperbaiki ketersedian dan kualitas sarana dan prasarana, utamanya listrik dan transportasi; Menekan pungutan-pungutan baik resmi maupun tidak resmi.

29 Perkembangan dan kebijakan yang terkait dengan ketenagakerjaan

30 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFATUR SKALA BESAR DAN SEDANG
Secara keseluruhan produksi industri manufaktur tumbuh positif di tahun Tetapi tidak semua jenis industri mengalami peningkatan produksi. Pertumbuhan Positif Pertumbuhan Negatif Jenis Industri Pertumbuhan Farmasi dan Produk Obat 13,19 % Logam Dasar -8,48 % Makanan 12,75 % Tekstil -8,32 % Tembakau 5,42 % Kulit dan Alas Kaki -6,96 % Pakaian Jadi 4,91 % Furniture -6,6 % Alat Angkutan 3,57 % Kertas -4,37 % Kendaraan Bermotor 3,23 % Minuman -0,5 %

31 PRODUKSI INDUSTRI MANUFATUR PADAT PEKERJA
3 Jenis Industri Padat Pekerja yang menjadi perhatian, yaitu tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki. Industri tekstil dan alas kaki untuk skala besar dan sedang mengalami penurunan masing-masing sebesar minus 8,32 persen dan minus 6,96 persen , tahun 2012. Sedangkan untuk skala mikro dan kecil, produksinya tumbuh secara positif, termasuk industri pakaian jadi Jenis Industri Skala Sedang Dan Besar Skala Mikro Dan Kecil Tahun 2012 Tw IV 2011-Tw IV 2012 (y on y) Tekstil -8,32% -14,78% 2,96% 8,26% Pakaian jadi 4,91% 9,14% 4,15% 8,76% Alas kaki -6,96% -3,18 8,89% 13,91% Industri Manufaktur 4,12% 11,09% 4,06% 1,89%

32 PEKERJA INDUSTRI MANUFATUR
Jenis Industri Jumlah Pekerja (Ribu Orang) Total Pekerja Industri (Ribu Orang) Industri Skala Besar dan Sedang Skala mikro/kecil Industri tekstil 482,9 945,7 1.428,6 Pakaian jadi 528,6 984,5 1.513,1 Alas kaki 208,2 244 452,2 Jumlah 1.219,7 2.174,2 3.393,9 Jumlah tenaga kerja untuk 3 jenis industri tersebut sekitar 3,39 juta Sebesar 65,0 persen pekerjanya bekerja dalam perusahaan yang skala usahanya mikro dan kecil.

33 PERKEMBANGAN UPAH INDUSTRI MANUFATUR
Kenaikan upah propinsi telah ditetapkan sesuai keputusan Tripartit (kecuali DKI Jakarta), dengan kenaikan rata-rata 20,3 persen (diantaranya Kaltim naik 49,7persen, Riau 34,5 persen, Jawa Timur 50 persen dan DKI 43,9 persen). Industri yang diperkirakan mengalamai dampak dari tekanan kenaikan upah diantaranya Industri Tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki. Kenaikan produksi bersamaan dengan kenaikan upah, memberikan keuntungan bagi pekerja. Penurunan produksi tanpa diikuti dengan kenaikan upah, kesejahteraan pekerja tetap terjaga. Sebaliknya bila penurunan produksi diikuti dengan kenaikan upah yang tinggi, akan memberatkan usaha. Untuk skala industri mikro dan kecil, meskipun produksinya tumbuh positif, tetapi bila kenaikan upah relatif tinggi, juga memberatkan usaha. Kenaikan upah adalah sesuatu yang wajar, jika dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Kenaikan upah minimum yang tidak diimbangi kenaikan produktivitas, akan membebani biaya tenaga kerja per unit produksi.

34 SKALA USAHA DAN BIAYA TENAGA KERJA
Rata-rata biaya Tenaga Kerja Capital intensive: 7% - 10% Labor intensive: 25% - 30% Kenaikan upah minimum tahun 2013, akan meningkatkan biaya tenaga kerja di industri padat karya Kenaikan upah saat ini belum mempertimbangkan faktor peningkatan produktifitas

35 PERKEMBANGAN UPAH MINIMUM NASIONAL DAN KABUPATEN
Sejak tahun 1999, upah minimum nasional rata-rata meningkat hampir 13,0 persen per tahun, dan upah riil naik sekitar 5,0 persen. UMK di Provinsi Jawa Barat Kabupaten/Kota 2012 2013 Kenaikan Kab. Bekasi 34,19% Kota Bekasi 47,65% Kab.Bogor 57,52% Kab. Sukabumi 35,71% Kota Depok 43,32% Kab. Sumedang 37,14% Kab. Subang 41,45% Kab. Purwakarta 56,48% Kab. Karawang 57,58% Kota Bogor 70,50% UMK di Provinsi Banten Kabupaten/Kota 2012 2013 Kenaikan Kota Tangerang 59,52% Kota Tangsel 59,30% Kab. Tangerang 59,54% Kota Cilegon 64,18% Kab. Serang 57,52% Kota Serang 46,22%

36 UPAH PEKERJA BANGUNAN DAN BURUH TANI
Perkembangan Upah buruh secara nominal meningkat, hingga Januari 2013. Upah buruh tani meningkat sebesar 0,46 persen, buruh bangunan 6,58 persen, dan pekerja lainnya termasuk pekerja informal. Sedangkan secara riil, upah buruh tani mengalami penurunan dari tahun 2012, sebesar 0,73 persen. Sementara itu, upah buruh bangunan secara riil naik 5,5 persen.

37 KEBIJAKAN DAN PROGRAM TAHUN 2013
Pemerintah berusaha untuk mempertahankan kesempatan kerja bagi pekerja yang sudah bekerja, dan menghindarkan adanya penutupan usaha dan PHK. Disisi lain, pemerintah juga menyiapkan program-program untuk meningkatkan kualitas kesempatan kerja (antara lain : peningkatan kesempatan kerja formal). Saat ini sedang menggali masukan dan merumuskan untuk menyusun kebijakan kebijakan insentif, bagi industri padat pekerja Daya beli riil masyarakat tetap dipertahankan, kebijakan ekonomi untuk menjaga inflasi tetap menjadi bagian penting dalam kebijakan makro. Penetapan KHL di Indonesia yang masih bersifat moving target akan dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor peningkatan produktifitas. Saat ini produktivitas kurang mendapat ruang dalam penetapan upah minimum. Produktivitas akan dirumuskan menjadi salah satu formula penetapan upah minimum. Termasuk kemungkinan diterapkannya international benchmarking

38 KEBIJAKAN DAN PROGRAM 2013 Dalam jangka pendek, untuk menjaga daya beli buruh tani dan buruh informal lainnya yang mengalami penurunan upah riil, pemerintah memperbesar program-program pemberdayaan termasuk program padat karya seperti cash for work. Program-program tersebut ditujukan kepada sebagian pekerja yang bekerja paruh waktu agar dapat memperoleh tambahan pendapatan. Program- program tersebut sifatnya hanya jangka pendek. Hal yang lebih penting untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja pertanian, adalah dengan meningkatkan produktivitasnya.


Download ppt "PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google