Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DHA Dalam Makanan Formula Khusus Bayi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DHA Dalam Makanan Formula Khusus Bayi"— Transcript presentasi:

1 DHA Dalam Makanan Formula Khusus Bayi
Produk-produk makanan formula untuk bayi yang beredar di Indonesia saat ini banyak yang mencantumkan adanya penambahan docosahexaenoic acids (DHA, 22:6n-3). Tindakan produsen makanan formula ini tidak lepas dari usaha untuk memberikan nilai tambah pada produk-produknya yang didasari pemikiran bahwa DHA adalah salah satu bagian penting untuk perkembangan otak bayi. Namun demikian kemungkinan sebagian besar konsumen (para orang tua) tidak mengetahui apakah bayi memerlukan tambahan “ekstra” DHA. Disebut ekstra karena sebenarnya komponen ini sudah ada dalam air susu ibu (ASI). Satu hal yang pasti: produk makanan formula untuk bayi yang diperkaya dengan DHA memiliki harga lebih mahal dibandingkan produk serupa tanpa penambahan DHA. DHA merupakan salah satu jenis asam lemak tidak jenuh rantai panjang (long-chain polyunsaturated fatty acids, LCPUFA). Dalam industri pangan komponen ini biasanya diperoleh dari minyak ikan, fosfolipida kuning telur, dan fermentasi sel tunggal. Di otak, DHA adalah membran yang paling penting berkaitan dengan fungsi sambungan antarsel saraf. Pada bayi, DHA membantu membangun membran sel saraf dan juga berperan penting terhadap fungsi membran pada photoreceptor yang ada di retina. Pada orang dewasa, DHA diperlukan untuk memelihara fungsi otak agar tetap normal. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bayi yang cukup memperoleh air susu ibu cenderung memiliki kemampuan penglihatan dan kecerdasan yang lebih baik dibandingkan bayi yang hanya diberi makanan formula. Para peneliti mulai menambahkan DHA untuk menguji apakah bayi akan mendapatkan perkembangan retina dan sistem sel saraf dengan baik. Hasilnya ternyata masih jauh dari apa yang diharapkan. Salah satu hasil penelitian terbesar dalam menguji manfaat penambahan DHA, yang melibatkan 400 bayi, diterbitkan dalam Pediatrics edisi Agustus 2001, jurnal yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics. Studi ini tidak menemukan hasil yang menguntungkan pada 245 bayi yang diberi makanan formula yang diperkaya dengan DHA. Berdasarkan beberapa pengukuran kemampuan kognitif dan penglihatan, para peneliti tidak menemukan perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok bayi yang diberi air susu ibu, makanan formula standar, dan makanan formula yang diperkaya dengan DHA. Bagaimana bisa terjadi demikian jika DHA sangat penting dalam perkembangan membran sel otak dan retina? Mengapa penambahan dari DHA tidak memberikan pengaruh yang lebih baik? Makanan formula standar saat ini menyediakan prekursor asam lemak alinolenic cid (ALA). Kedua komponen ini disebut asam lemak esenial (essential fatty acids, EFA) karena tubuh tidak dapat memproduksi dari prekursor lain. ALA merupakan asam lemak yang termasuk dalam kelompok n-3 sehingga DHA dapat dihasilkan dari komponen tersebut. Sebagian peneliti percaya bahwa bayi tidak mampu mensintesis DHA dalam jumlah cukup dari asam lemak esensial untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sementara peneliti lain menyebutkan bahwa bayi dapat mensintesis semua DHA yang mereka butuhkan sepanjang suplai ALA dan LA dalam rasio yang tepat. Bukti yang ada menunjukkan, formula dengan kandungan asam lemak minimum 1.75 persen sebagai ALA dan ratio LA terhadap ALA sebesar 5:1 hingga 15:1 telah mencukupi untuk mendukung perkembangan mata dan otak walaupun tidak mendapatkan DHA secara langsung. Kondisi Bayi Menentukan Selama tiga bulan terakhir masa kehamilan terjadi sintesis jaringan otak yang sangat cepat. Oleh karena itu janin membutuhkan DHA dalam jumlah yang cukup tinggi. Sistem enzim desaturasi pada hati janin belum sepenuhnya berfungsi dan belum dapat memberikan kebutuhan asam lemak tidak jenuh rantai panjang (long-chain PUFA) seperti halnya DHA hingga berusia 16 minggu setelah kelahiran. Lebih dari itu kapasitas plasenta untuk mensintesis long-chain PUFA dari EFA sangat terbatas. Jadi, makanan yang dikonsumsi oleh wanita hamil haruslah mengandung jumlah EFA yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri maupun kandungannya. Dengan dasar pemikiran ini banyak ahli mempercayai bahwa bayi yang lahir sebelum waktunya atau prematur memiliki risiko pertumbuhan dan penglihatannya lebih terhambat dibandingkan bayi yang lahir normal. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar respon bayi prematur terhadap kandungan DHA yang lebih tinggi dalam makanannya. Hasilnya cukup positif, bahwa formula yang diperkaya dengan DHA kepada bayi prematur menunjukkan beberapa keuntungan, seperti kemampuan penglihatan meningkat setelah empat hingga enam bulan dan kemampuan berbicara juga dapat sama dengan kontrol, yakni bayi yang lahir normal dan diberi ASI. Air Susu Ibu Penambahan DHA ke dalam makanan formula bayi dimaksudkan agar produk memiliki kualitas yang mendekati air susu ibu, namun air susu ibu lebuh dari sekadar pembawa long-chain PUFA seperti DHA. Selain mengandung DHA air susu ibu juga mengandung sekurangnya 160 jenis asam lemak yang tidak ditemukan dalam formula yang dihasilkan industri. ASI mengandung pula asam amino yang unik, mikronutrien, protein aktif untuk daya tahan, enzim, oligosakarida, limposit, macrophages, neutrophile, lysozyme, mucin, laktoferin, dan hormon. Dari sudut pandang kesehatan, keuntungan utama pemberian air susu ibu sangat jelas: mengurangi risiko penyakit. Air susu ibu mengandung antibodi dan komponen lain yang memberikan kekuatan terhadap sistem kekebalan bayi dan membantu melindungi dari infeksi, alergi, dan asma. Bagaimana dengan para ibu hamil atau menyusui jika mereka mengonsumsi produk makanan atau susu yang diperkaya dengan DHA? Apakah tambahan DHA tersebut dapat memberikan manfaat bagi bayi mereka? Sebuah laporan dari C.L. Jensen dan rekan-rekannya dari Children’s Nutrition Research Center di Houston, Texas, menyebutkan bahwa balita yang diberi ASI oleh ibu yang mengonsumsi tambahan DHA memiliki tes perkembangan psikomotor yang lebih tinggi saat usia mereka 30 bulan. Hingga saat ini mekanisme kerja DHA dalam hubungannya dengan perkembangan bayi atau balita secara menyeluruh belum diketahui secara pasti. World Health Organization (WHO) telah menyarankan agar makanan formula khusus bayi diperkaya dengan DHA. Namun seberapa besar DHA yang harus ditambahkan pada makanan formula khusus untuk bayi agar diperoleh manfaat yang signifikan sampai saat ini masih belum dapat dipastikan. Satu hal yang pasti: pemberian air susu ibu dalam waktu yang cukup kepada bayi memberikan efek yang sangat baik terhadap perkembangan mereka.


Download ppt "DHA Dalam Makanan Formula Khusus Bayi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google