Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Prinsip-Prinsip Komunikasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Prinsip-Prinsip Komunikasi"— Transcript presentasi:

1 Prinsip-Prinsip Komunikasi
Compiled by : Yun Fitrahyati Laturrakhmi Sinta Swastikawara

2 Brainstorming Prinsip komunikasi = asumsi-asumsi komunikasi = karakteristik komunikasi Dapat memperdalam pemahaman tentang komunikasi – mampu memberikan penjelasan lebih jauh dari beragam definisi dan hakikat komunikasi

3 Prinsip 1 : Komunikasi adalah Proses Simbolik
Komunikasi sebagai proses simbolik berarti bahwa komunikasi bergantung pada simbol (Wood, 2001) Simbol (lambang) merupakan sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang (Mulyana, 2011) Simbol didefinisikan pula sebagai representasi abstrak, arbitrer, dan ambigu tentang sesuatu (Wood, 2001) Prinsip 1 : Komunikasi adalah Proses Simbolik Berkaitan erat dengan gagasan bahwa manusia dipandang sebagai Animal Symbolicum yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya (Cassirer dalam Mulyana, 2011)

4 Sign (tanda) terdiri atas 3 kategori :
Simbol (lambang) Membutuhkan kesepakatan dari sekelompok orang Ikon Suatu benda fisik (2 atau 3 dimensi) yang menyerupai apa yang dipresentasikannya Indeks Tanda yang secara alamiah merepresentasikan objek lainnya Diistilahkan pula sebagai sinyal, gejala (symptom) Muncul berdasarkan hubungan sebab-akibat dan mempunyai kedekatan eksistensi (Mulyana, 2011)

5 Lambang (simbol) Ikon Indeks

6 ‘Karakteristik’ Lambang
Lambang bersifat sebarang, manasuka, sewenang-wenang Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, manusialah yang memberi makna Lambang bervariasi

7 (1) Lambang bersifat sebarang, manasuka, sewenang-wenang
Apa saja dapat dijadikan lambang (simbol), bergantung pada kesepakatan bersama Makanan, pakaian,tempat tinggal, pekerjaan juga bersifat simbolik (Mulyana, 2011)

8

9 (2) Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, manusia-lah yang memberi makna pada lambang (simbol) Makna ada dalam kepala manusia, bukan melekat pada lambang (simbol) Kata-kata (sekedar) mendorong orang-orang untuk memberi makna yang telah disetujui bersama terhadap kata-kata tersebut Tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan referent (objek yang dirujuknya). Contoh: warna hijau dan pantai selatan (Mulyana, 2011)

10 Angka, waktu maupun gelar mengandung makna tertentu :
Malam 1 Suro, saat terjadinya Gerhana Matahari, Jumat Kliwon, angka 9 Penggunaan gelar yang menunjukkan kesan prestisius (Mulyana, 2011)

11 Manusia sebagai pengguna lambang, sering lebih mementingkan lambang daripada hakikat yang dilambangkannya Penggunaan lambang juga seringkali dikaitkan dengan keberuntungan, keselamatan (Mulyana, 2011)

12 (3) Lambang Bervariasi Lambang maupun makna yang diberikan pada lambang tersebut bervariasi dari satu budaya ke budaya lain, dari satu tempat ke tempat lain, dan dari suatu konteks waktu pada konteks waktu lainnya Makna yang diberikan pada suatu lambang dapat pula berubah (bergeser) seiring berjalannya waktu, sekalipun berlaku dalam budaya yang sama Melalui kemampuan manusia dalam menggunakan lambang, manusia dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan baik bagi yang sama-sama hadir, berbeda tempat hingga berbeda generasi (Mulyana, 2011)

13 Prinsip 2 : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
‘We cannot not communicate’ Namun tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain maupun perilaku diri sendiri (Mulyana, 2011) Prinsip 2 : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

14 Prinsip 3 : Komunikasi Mempunyai Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
Disandi secara verbal Menunjukkan muatan (isi) komunikasi – apa yang dikatakan Dimensi Hubungan Disandi secara nonverbal Menunjukkan bagaimana cara mengatakannya sekaligus mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan ditafsirkan (Mulyana, 2011) Prinsip 3 : Komunikasi Mempunyai Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan

15 tentang makna . . . Content Level Relationship Level 2 level makna dalam komunikasi (Watzlawick, Beavin & Jackson in Wood, 2001) : The content level of meaning – the literal message (makna harfiah dari suatu pesan) The relationship level of communication – menggambarkan/menunjukkan hubungan antar komunikator

16 dalam konteks komunikasi massa …
Dimensi isi merujuk pada isi pesan Dimensi hubungan merujuk pada unsur-unsur lain : Penulis (terkenal ‘vs’ tidak; ‘berkepentingan’ vs tidak) Tata letak, jenis huruf yang digunakan (Mulyana, 2011)

17 Prinsip 4 : Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
Kesengajaan bukan syarat bagi terjadinya komunikasi Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung, terlepas dari apakah kita menyengaja atau tidak dalam melakukan suatu hal Perlu diingat bahwa setiap perilaku mungkin menyampaikan pesan (Mulyana, 2011) Prinsip 4 : Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan

18 Terkait dengan tingkat kesengajaan …
Umumnya dalam berkomunikasi, kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus daripada dalam situasi rutin Lebih banyak pesan nonverbal dibanding pesan verbal yang kita sampaikan secara tidak sengaja dalam proses komunikasi (Mulyana, 2011)

19 Prinsip 5 : Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Konteks fisik, ruang, waktu, aspek sosial dan psikologis turut mempengaruhi makna atas suatu pesan yang dikomunikasikan Mengenakan pakaian dengan warna mencolok (kuning, merah) pada saat ke Thailand selama masa berkabung – waktu Menerima tamu di teras vs di dalam rumah – tempat Kehadiran dosen dalam grup LINE mahasiswa – konteks sosial Tidak pernah senyum mendadak menjadi ramah – konteks waktu dan sosial (Mulyana, 2011) Prinsip 5 : Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

20 Prinsip 6 : Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka Orang akan memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon Prediksi tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat (Mulyana, 2011) Prinsip 6 : Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi

21 Prinsip 7 : Komunikasi Bersifat Sistemik
“communication as a systemic process…” (Wood, 2001) Artinya, komunikasi terjadi di dalam suatu sistem Komunikasi adalah perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal (Mulyana, 2011) Prinsip 7 : Komunikasi Bersifat Sistemik

22 Sistem Internal Sistem Eksternal
Seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi Unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu Diperoleh dari sosialisasi individu dalam berbagai lingkungan sosial Stimuli publik yang terbuka bagi setiap transaksi komunikasi = kerangka rujukan = bidang pengalaman = struktur kognitif Meskipun sistem eksternal berbeda, perilaku individu tidak mungkin sama persis karena perbedaan sistem internal sehingga bidang perseptual juga berbeda Mengandung unsur-unsur yang membentuk individu yang unik (Mulyana, 2011)

23 contoh : Asian culture dan saving face, disagreeing overtly
Lingkungan tempat para peserta komunikasi berada merupakan bagian dari suatu sistem lain yang lebih besar (Mulyana, 2011; Wood, 2001) contoh : Asian culture dan saving face, disagreeing overtly

24 Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para peserta komunikasi Meskipun demikian, tidak pernah ada 2 manusia yang sama persis Kesamaan dalam hal-hal tertentu akan mendorong orang –orang untuk saling tertarik dan komunikasi yang terjadi menjadi lebih efektif (Mulyana, 2011) Prinsip 8 : Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-budaya, Semakin Efektif Komunikasi

25 Beberapa studi. . . Rogers (dalam Rakhmat, 2005) membedakan kondisi homophily dan heterophily Kondisi homophily – adanya kesamaan-kesamaan antara peserta komunikasi (status sosial ekonomi, pendidikan sikap dan kepercayaan) Kondisi heterophily – perbedaan antara peserta komunikasi Ternyata… komunikasi akan lebih efektif pada kondisi homophily daripada pada kondisi heterophily

26 Beberapa studi. . . Hasil penelitian Rogers kemudian diuji oleh Stotland dkk di tahun 1960an dan terbukti bahwa orang mudah berempati dan merasakan perasaan orang lain yang dipandangnya sama dengan mereka (Rakhmat, 2005) Kondisi homophily dan komunikasi dapat pula ditemukan dalam riset Rogers and Bhowmik (1970) maupun McCroskey, Richmond, Daly (2006)– terkait pengukuran

27 Prinsip 9 : Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
Bicara tentang proses komunikasi, berdasarkan bentuk dasarnya, proses tersebut bersifat 2 arah – diistilahkan dengan sifat sirkuler Ciri khas dari komunikasi sirkuler : Peserta komunikasi dianggap setara – mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama Proses komunikasi berjalan timbal-balik (2 arah, bukan 1 arah) (Mulyana, 2011) Prinsip 9 : Komunikasi Bersifat Nonsekuensial

28 Lanjutan ciri khas . . . Dalam praktiknya, antara pesan dan feedback tidak lagi dapat dibedakan Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit – komunikasi 2 orang pada dasarnya juga melibatkan komunikasi dengan diri sendiri Sirkuler sebagai penanda sifat komunikasi, namun unsur-unsur komunikasi tidak terpola secara kaku (dalam posisi linear, sirkular, helikal, dst), bahkan mungkin acak  sehingga komunikasi lebih tepat disebut bersifat nonsekuensial (Mulyana, 2011)

29 Prinsip 10 : Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis dan Transaksional
Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, komunikasi merupakan proses yang sinambung (continuous) (Mulyana, 2011) Setiap partisipan komunikasi selalu merujuk pada pengalaman masa lalu mereka untuk merumuskan dan menafsirkan pesan Prinsip 10 : Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis dan Transaksional

30 “Communication is a continuous, ongoing process”
Communication isn’t a series of incidents pasted together like photographs in a scrapbook; instead, it is more like a motion picture in which the meaning comes from the unfolding of an interrelated series of images (Rodman&Adler, 2006)

31 Sisi dinamis . . . Tidak pernah saat yang sama datang 2 kali (Mulyana, 2011) Dalam proses komunikasi, individu berubah, situasi pun tidak lagi sama Dalam komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi  maka, ketika kita menyampaikan suatu pesan, akan membuat sikap atau orientasi orang lain pada kita akan berubah, dan pada gilirannya perubahan orientasi tsb membuat orientasi kita pada orang tsb juga berubah (Mulyana, 2011)

32 transaksional . . . Komunikasi sebagai proses yang sinambung + dinamis = transaksi Proses penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding) pada dasarnya terjadi secara serempak bukan bergantian (Mulyana, 2011)

33 transaksional . . . Asumsi bahwa komunikasi selalu melibatkan encoding – membicarakan tentang ‘intentional act’ seperti pada penggunaan pesan verbal, padahal komunikasi juga melibatkan pesan nonverbal yang sering tidak disadari Maka dalam model transaksional, lebih digunakan istilah respond dibanding encoding (karena mampu mendeskripsikan intentional act maupun unintentional action yang dapat diobservasi dan diinterpretasikan) (Rodman & Adler, 2006 )

34 transaksional . . . The transactional model shows that communication isn’t something we do to others ;rather, it is something we do with them Artinya, komunikasi bergantung pada keterlibatan peserta komunikasi – disebut pula relational (not individual) Komunikasi relasional diciptakan secara unik melalui cara-cara interaksi yang dilakukan para peserta komunikasi ‘Because communication is transactional, it’s often a mistake to suggest that just one person is responsible for a relationship’ (Rodman & Adler, 2006)

35 transaksional . . . Pandangan tentang kesetaraan komunikator, pada hampir semua akivitas komunikasi sehari-hari terjadi secara spontan dan nyaris tanpa struktur sehingga kedua peran menjadi tumpang tindih Para peserta komunikasi saling mepengaruhi satu sama lain Sehingga, perspektif transaksional memberi penekanan pada sifat peristiwa komunikasi : Serentak Saling Mempengaruhi (Mulyana, 2011)

36 Prinsip 11 : Komunikasi Bersifat Irreversible
Suatu perilaku adalah suatu peristiwa yang berlangsung dalam waktu dan tidak dapat ditarik kembali (Mulyana, 2011) Prinsip 11 : Komunikasi Bersifat Irreversible

37 Masalah maupun konflik antarmanusia dapat terjadi karena masalah komunikasi, namun komunikasi bukanlah obat mujarab untuk menyelesaikan konflik tersebut (Mulyana, 2011) Menjadi berlebihan jika diungkapkan bahwa komunikasi (sekalipun dilakukan secara jelas), merupakan guaranteed panacea (Rodman & Adler, 2006) Prinsip 12 : Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah


Download ppt "Prinsip-Prinsip Komunikasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google