Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB-2 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB-2 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI"— Transcript presentasi:

1 BAB-2 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

2 KOMUNIKASI = PAKET ISYARAT
Perilaku komunikasi, apakah ini melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh atau kombinasi dari keduanya, biasanya terjadi dalam “paket”. (Pittenger 1960). Biasanya, perilaku verbal dan nonverbal saling memperkuat dan mendukung. Semua bagian dari sistem pesan biasanya bekerja bersama-sama untuk mengomunikasikan makna tertentu.

3 PESAN YANG KONTRADIKTIF
Komunikasi pesan verbal dan nonverbal yang saling bertentangan atau berbaur. Bayangkanlah seseorang yang mengatakan “Saya begitu senang bertemu dengan Anda,” tetapi berusaha menghindari kontak mata langsung dan melihat kesana kemari untuk mengetahui siapa lagi yang hadir. Orang ini mengirimkan pesan yang kontradiktif (juga dinamai “pesan berbaur”).

4 KOMUNIKASI = PROSES PENYESUAIAN
Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan sistem isyarat yang sama. (Pittenger 1960) Jelas terlihat pada orang-orang yang menggunakan bahasa berbeda. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa Anda berbeda. Tidak ada dua orang yang menggunakan sistem isyarat yang persis sama. Hal ini dipengaruhi banyak faktor seperti tingkat pendidikan, umur, budaya dan lain sebagainya.

5 KOMUNIKASI MENCAKUP DIMENSI ISI DAN HUBUNGAN
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau sesuatu yang berda di luar (bersifat ekstern bagi) pembicara dan pendengar. Tetapi, sekaligus komunikasi juga menyangkut hubungan diantara kedua pihak. (Watzlawick 1967). Sebagai contoh, seseorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya, “Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini.” Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi (kandungan atau konten) dan aspek hubungan (relational).

6 KETIDAKMAMPUAN Banyak masalah diantara manusia disebabkan oleh ketidakmampuan mereka mengenali perbedaan antara dimensi isi dan hubungan dalam komunikasi. Pertengkaran yang menyangkut dimensi isi relatif lebih mudah dipecahkan/diselesaikan (relatif mudah untuk memeriksa fakta yang dipertengkarkan). Tetapi, pertengkaran yang menyangkut dimensi hubungan jauh lebih sulit diselesaikan, sebagian karena kita jarang sekali mau mengakui bahwa pertengkaran ini sesungguhnya menyangkut soal hubungan, bukan soal isi.

7 KOMUNIKASI MELIBATKAN TRANSAKSI SIMETRIS DAN KOMPLEMENTER
Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer (Watzlawick 1967). Dalam hubungan simetris dua orang saling bercemin pada perilaku lainnya. Hubungan ini bersifat setara (sebanding), dengan penekanan pada meminimalkan perbedaan diantara kedua orang bersangkutan. Hubungan simetris bersifat kompetitif, dalam hubungan ini perlu menegaskan kesebandingan atau keunggulannya dibanding yang lain (Lederer dan Jackson 1968).

8 KOMUNIKASI MELIBATKAN TRANSAKSI SIMETRIS DAN KOMPLEMENTER
Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan diantara kedua pihak dimaksimumkan. Orang menempati posisi yang berbeda; yang satu atasan, yang lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif; dsbnya. Walaupun hubungan komplementer umumnya produktif dimana perilaku salah satu mitra “melengkapi atau menguatkan perilaku yang lain” (Lederer dan Jackson 1968), masih ada masalah.

9 RANGKAIAN KOMUNIKASI DIPUNGTUASI
Peristiwa komunikasi merupakan transaksi kontinu. Tidak ada awal dan akhir yang jelas. Sebagai pemeran serta atau sebagai pengamat tindak komunikasi, kita membagi proses kontinu dan berputar ini kedalam sebab dan akibat, atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya kita mensegmentasi arus kontinu komunikasi ini kedalam potongan-potongan yang lebih kecil yang dalam buku “Pragmatics of Human Communication” Watzlawick memberi istilah sebagai punctuation (pungtuasi).

10 KOMUNIKASI = PROSES TRANSAKSIONAL
Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan beraksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan (Barnlund 1970, Watzlawick 1977, Wilmot 1987).

11 KOMUNIKASI = PROSES Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupun kita mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan merupakan suatu yang statis, yang diam, komunikasi tidak pernah seperti itu. Segala hal dalam komunikasi selalu berubah-kita, orang yang kita ajak berkomunikasi dan lingkungan kita.

12 KOMPONEN YG SALING TERKAIT
Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan setiap elemen yang lain. Elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen: Masing-masing komponen dalam kaitannya dengan komponen yang lain.

13 KOMUNIKATOR BERTINDAK SEBAGAI SATU KESATUAN
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai makhluk yang utuh. Kita tidak dapat bereaksi, misalnya hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja, karena kita tidak demikian. Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif. Kita bereaksi dengan tubuh dan pikiran.

14 KOMUNIKASI TAK TERHINDARKAN
Mungkin Anda menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan dan termotivasi secara sadar. Dalam banyak hal ini memang demikian, tetapi sering pula komunikasi terjadi meskipun seseorang tidak merasa berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi.

15 KOMUNIKASI BERSIFAT TAK REVERSIBEL
Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dibalik atau dikembalikan lagi (irreversible). Dimana sekali dikomunikasikan tidak mungkin tidak bisa tidak mengomunikasikannya. Tetapi dapat berusaha untuk mengurangi dampak dari pesan yang sudah terlanjur disampaikan.


Download ppt "BAB-2 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google