Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IMPLEMENTASI AL-AMANAH SEBAGAI AKTUALISASI BUDAYA KERJA UNS YANG BERORIENTASI PADA INTEGRITAS Oleh: Jamal Wiwoho Disampaikan dalam Pengajian Rabu Pagi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IMPLEMENTASI AL-AMANAH SEBAGAI AKTUALISASI BUDAYA KERJA UNS YANG BERORIENTASI PADA INTEGRITAS Oleh: Jamal Wiwoho Disampaikan dalam Pengajian Rabu Pagi."— Transcript presentasi:

1 IMPLEMENTASI AL-AMANAH SEBAGAI AKTUALISASI BUDAYA KERJA UNS YANG BERORIENTASI PADA INTEGRITAS Oleh: Jamal Wiwoho Disampaikan dalam Pengajian Rabu Pagi Universitas Sebelas Maret 17 April 2013

2 Etimologi “Amanah” “Amanah” berasal dari kata kerja “amana” – “ya’munu” yang berarti jujur atau dapat dipercaya. “Amanah”  “kejujuran” atau “hal yang dapat dipercaya” Lawan “amanah”  “khianat” Orang yang dapat dipercaya  “al-amin”

3 Pengertian Amanah Sebuah sifat dalam hati seseorang yang membuatnya tidak mau mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, walaupun dia mempunyai kesempatan luas untuk melakukannya tanpa ada orang yang akan menuntutnya.

4 AMANAH Amanah atau amanat adalah apa yang dipercayakan kepada seseorang, baik berupa perintah atau larangan, atau sesuatu urusan mengenai masalah agama atau masalah dunia. Menjaga amanat atau kepercayaan adalah sebuah sikap dasar yang terpuji dari setiap muslim, yang bersumber dari aqidahnya dan menjadi indikator dari kebenaran dan kemuliaan tujuan hidupnya. Dalam pandangan seorang muslim, amanah dalam pengertiaannya yang hakiki adalah sikap jiwa yang mendorong lahirnya perilaku yang konsisten dalam mengemban kewajiban dan tanggung jawab dalam segi kehidupan.

5 Firman Allah: “Diantara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan diantara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu Dinar, tidak dikembalikannya padamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan; “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (Ali Imran:75) “Barangsiapa yang memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) daripadanya. Dan barangsiapa yang memberi syafa’at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-Nisa’:58)

6 Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Al-Anfaal:27) “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikul-nya) dan janjinya.” (Al-Mukminun:8) “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung , maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzaab:72)

7 Penuturan Para Salaf: Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Jangan mengagumi seseorang karena omongannya, tapi kagumilah orang yang menunaikan amanat dan orang yang tidak suka melecehkan orang lain, dialah ornag yang patut dikagumi’. Ali bin Abi Thalib Karamahullahu Wajhah, “Kejujuran (melaksanakan amanat) adalah kunci rejeki”. Khalifah Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Andaikata seekor binatang jatuh terperosok di Iraq, pasti Allah akan meminta pertanggungjawabanku. Mengapa tidak kamu perbaiki jalan untuknya, hai Umar”.

8 Perintah Menunaikan Amanah
Allah Ta'ala berfirman إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا "Sesungguhnya Allah itu memerintahkan kepada engkau semua supaya engkau semua menunaikan - memberikan - amanat kepada ahlinya - pemiliknya." (an-Nisa': 58)

9 أَنْ تُؤَدُّوا (an tu`adduu)
Berarti, ‘menyampaikan’. Berasal dari kata “أدى” yang bermakna menyampaikan hak secara sempurna, tanpa dikurangi.

10 الْأَمَانَاتِ (al-amanat)
Kata “الأمانات” adalah bentuk jamak dari kata “الأمانة”. Berasal dari: Kata “أمن“ yang bermakna merasa aman, tenang, dan hilangnya rasa takut. Kata “إيمان“ karena Rasulullah saw. bersabda ((لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ))

11 Bentuk-Bentuk Amanah Memelihara titipan orang lain dan mengembalikannya seperti semula Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang mengambil harta manusia dengan maksud akan mengembalikannya, maka Allah akan menyampaikan maksudnya. Sebaliknya jika ia mengambilnya dengan maksud merusaknya maka Allah akan merusaknya“ (HR Imam Bukhari)

12 2. Menjaga Rahasia Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya amanah yang paling besar di sisi Allah pada hari Kiamat ialah seorang laki-laki yang berhubungan intim dengan istrinya atau sebalik-nya, kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya kepada orang lain” (HR Muslim dan Ahmad)

13 3. Tidak Menyalahgunakan Jabatan
Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah menurut semestinya, maka apa yang ia ambil lebih dari upah semestinya merupa-kan korupsi.” (HR Abu Dawud)

14 4. Menunaikan Kewajiban Dengan Baik
Al-Zalzalah 7 – 8 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

15 5. Memelihara Semua Nikmat yang Diberikan Allah
Ibrahim 34 وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

16 Pembentuk Amanah Sifat ‘iffah ‘kehormatan diri/keperwiraan’
Melaksanakan kewajiban Menjaga kepercayaan

17 Manusia  Yang Mau Memikul Amanah
Al-Ahzab 72 إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا "Sesungguhnya Kami telah memberikan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa takut terhadap itu, sedang manusia suka memikulnya, sesungguhnya manusia itu amat menganiaya serta bodoh sekalian.”

18 MUNAFIK = TIDAK AMANAT Abu Hurairah r.a. menyatakan bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tanda orang munafik itu tiga macam yaitu jikalau berkata dusta, jikalau berjanji menyalahi (tidak menepati), dan jikalau diamanati (dipercaya untuk memegang sesuatu amanat) lalu berkhianat." (Muttafaq 'alaih)

19 Dalam riwayat lain disebutkan-dengan tambahan: "Sekalipun ia berpuasa, bersembahyang dan menyangka bahwa ia seorang muslim.“ (Dalam Hadis Riyadhush-Shalihin nomer hadis 200)

20 AMANAT TIDAK MEMANDANG HAL YANG SEPELE
Adi bin Amirah r.a., berkata, "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barang siapa yang kita tugaskan di antara engkau semua sebagai petugas atas sesuatu pekerjaan, kemudian menyembunyi-kan dari kita sebuah jarum, apalagi yang lebih besar dari jarum itu, maka hal itu adalah sebagai pengkhianatan yang akan dibawa-ya sendiri pada hari kiamat."

21 Kemudian ada seorang lelaki berkulit hitam dari kaum Anshar berdiri, seolah-olah saya (perawi hadis) pernah melihatnya, lalu ia berkata, "Ya Rasulullah terimalah kembali tugas yang Tuan serahkan itu dariku (maksudnya ia mohon dihentikan sebab takut akan berbuat serong sebagai petugas.)

22 Rasulullah s. a. w. bertanya "Mengapa engkau
Rasulullah s.a.w. bertanya "Mengapa engkau?" Ia menjawab, "Saya mendengar Tuan bersabda demikian, demikian (yakni sabda di atas itu.)

23 Beliau s.a.w. lalu bersabda pula, "Saya berkata sekarang: "Barang siapa yang kami tugaskan sebagai petugas dari engkau semua untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan, maka hendaklah datang kepada kami dengan membawa hasil sedikit atau hasil banyak - kalau sebenarnya dapat banyak. Jadi apa-apa yang diberikan padanya, ambillah itu. Dan apa-apa yang dilarang, janganlah diambil.“ (Riwayat Muslim)

24 Keterangan Penggelapan harta atau istilah pada zaman kita sekarang ini disebut korupsi, menilik hadis di atas adalah sangat besar dosanya bagi seorang pegawai yang diberi amanat dan kepercayaan untuk memimpin dan melayani umat, sekalipun yang digelapkan itu hanya sebuah jarum saja, apalagi kalau lebih besar nilainya. Oleh sebab itu, hadis di atas adalah suatu ancaman yang sangat keras serta peringatan yang tegas agar seseorang pegawai itu jangan berbuat pengkhianatan terhadap hak milik negara.

25 Dalam Hadis itu pula dijelaskan bahwa, seseorang yang memangku suatu jabatan, baik yang tingkat tinggi, sedang atau rendah, apabila merasa tidak sanggup memenuhi tugas yang dipertanggung-jawabkan kepadanya, wajiblah meminta berhenti sebagaimana yang dilakukan oleh seorang Anshar yang berkulit hitam, yang dengan terang-terangan memberikan kepada Nabi s.a.w. agar diterima kembali tugas yang diserahkan padanya.

26 INTEGRITAS Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesio-nal. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputus-an yang diambilnya.

27 INTEGRITAS Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

28 INTEGRITAS Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang berintegritas akan lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.

29 INTEGRITAS Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip obyektivitas dan kehati-hatian profesional.

30 BUDAYA KERJA UNSINTEGRITAS
Satunya kata dengan perbuatan, kemampuan mendeskripsikan maksud, ide dan perasaan serta menterjemahkan seutuhnya kedalam perbuatan yang dilandasi dengan ketulusan, kesetiaan, rasa tanggung jawab dan komitmen yang tinggi terhadap kemajuan organisasi selaras dengan visi misi yang dicita-citakan  AMANAH

31 ASPEK BUDAYA KERJA UNS INTEGRITAS
Dapat Dipercaya Jujur Bertanggungjawab Handal Konsisten Disiplin Komitmen

32


Download ppt "IMPLEMENTASI AL-AMANAH SEBAGAI AKTUALISASI BUDAYA KERJA UNS YANG BERORIENTASI PADA INTEGRITAS Oleh: Jamal Wiwoho Disampaikan dalam Pengajian Rabu Pagi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google