Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MEMAHAMI SEJARAH, BENTUK, TUJUAN, MATERI DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN ISLAM SEJAK ISLAM MASUK NUSANTARA PADA ABAD KE 7 HINGGA DATANGNYA ZAMAN PENJAJAH AGUS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MEMAHAMI SEJARAH, BENTUK, TUJUAN, MATERI DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN ISLAM SEJAK ISLAM MASUK NUSANTARA PADA ABAD KE 7 HINGGA DATANGNYA ZAMAN PENJAJAH AGUS."— Transcript presentasi:

1 MEMAHAMI SEJARAH, BENTUK, TUJUAN, MATERI DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN ISLAM SEJAK ISLAM MASUK NUSANTARA PADA ABAD KE 7 HINGGA DATANGNYA ZAMAN PENJAJAH AGUS DIAN ALIRAHMAN

2 ISLAM DI INDONESIA Indonesia memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia. Islam di Indonesia merupakan mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2% atau jiwa dari total jiwa penduduk. Walau Islam menjadi mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam.

3 Sejarah masuknya Islam
Fokus diskusi mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya

4 Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar.
Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke- 13 M.[1]. Melalui Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, sejak abad ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat

5 SANGGAHAN TEORI BARAT Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai abad 13 adalah tidak benar, HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) [2]. Pada saat nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah kerajaan Srivijaya. Pada tahun 674M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam [3]. Pada tahun 718M raja Srivijaya Sri Indravarman setelah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).

6 Teori Islam Masuk Indonesia abad 13 melalui pedagang Gujarat, menurut pendapat sebagian besar orang, adalah tidaklah benar. Apabila benar maka tentunya Islam yang akan berkembang kebanyakan di Indonesia adalah aliran Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tetapi kenyataan Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i. Sanggahan lain adalah bukti telah munculnya Islam pada masa awal dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik

7 Masa kolonial Pada abad ke-17 masehi atau tahun kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang, namun pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, sejak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Saat itu antara kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.

8 Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan berkembang di abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah Belanda

9 Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:
Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba antara kekuatan ulama dengan adat, contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa. Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru Besar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji, karena pada saat itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.[4]

10 Di akhir abad ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-ulama Minangkabau yang belajar di Kairo, Mesir banyak berperan dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di antara mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun kemudian, di Padang terbit koran dwi-mingguan al- Munir.[5]

11 Demografi Sebagian besar ummat Islam di Indonesia berada di wilayah Indonesia bagian Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah Timur, penduduk Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Utara dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dan lain-lain. Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan Madura yang secara besar-besaran dilakukan oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk Muslim disana. Untuk pertamakalinya, pada tahun 1990an ummat Kristen menjadi minoritas di Maluku. Kebijakan transmigrasi ini, yang telah melebarkan kesenjangan sosial dan ekonomi, mengakibatkan sejumlah konflik di Maluku, Sulawesi Tengah, dan sebagian wilayah Papua

12 Masjid Masjid adalah tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia, saat ini terdapat 125 ribu[7] masjid yang dikelola oleh lembaga tersebut, sedangkan jumlah secara keseluruhan berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004, jumlah masjid di Indonesia sebanyak buah, jumlah ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak buah. Diperkirakan, jumlah masjid dan mushala di Indonesia saat ini antara ribu buah.[8]

13 Pendidikan Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia.[9] Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Untuk tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan zaman, hal ini dapat dilihat dari terus beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam lainnya.

14 Politik Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun ada beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan syariat Islam, seperti Aceh. Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia jumlah partai politik Islam kian bertambah. Bila sebelumnya hanya ada satu partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat adanya kebijakan pemerintah yang membatasi jumlah partai politik, pada pemilu terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.

15 ISLAM DI INDONESIA Sumatera Jakarta Nusa Tenggara Barat Aceh
Jawa Barat Nusa Tenggara Timur Sumatera Utara Banten Sumatera Barat Jawa Tengah Sulawesi Bengkulu Yogyakarta Sulawesi Barat Riau Jawa Timur Sulawesi Utara Kepulauan Riau Sulawesi Tengah Jambi Kalimantan Sulawesi Selatan Sumatera Selatan Kalimantan Barat Sulawesi Tenggara Lampung Kalimantan Tengah Gorontalo Kepulauan Bangka Belitung Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Nusa Tenggara Jawa Bali

16 REFERENSI ^ a b Masuknya Islam di Indonesia, situs Kidung Peziarah Prof Dr HAMKA. Sejarah Umat Islam. H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, "Mustafa Kamal, SS, Sejarah Islam di Indonesia". Dakwatuna.com. Diakses pada 4 Januari Ricklefs, M.C. (2 Agustus 1991). A History of Modern Indonesia London: MacMillan. hlm Pengaruh Arsistektur Peradaban Islam di Indonesia, situs Era Muslim Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia Gerakan Memakmurkam Masjid, Institut Manajemen Masjid Nurun Maksuni, Pesantren dalam wajah Islam Indonesia, nusyria.net:2007


Download ppt "MEMAHAMI SEJARAH, BENTUK, TUJUAN, MATERI DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN ISLAM SEJAK ISLAM MASUK NUSANTARA PADA ABAD KE 7 HINGGA DATANGNYA ZAMAN PENJAJAH AGUS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google