Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh: Fandi Akhmad Pethit Aryo Wibisono Muh. Faris Prabowo.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh: Fandi Akhmad Pethit Aryo Wibisono Muh. Faris Prabowo."— Transcript presentasi:

1 Oleh: Fandi Akhmad Pethit Aryo Wibisono Muh. Faris Prabowo

2 Topik Bahasan : 1. Apa definisi ilmu Mukhtalif al-Hadits wa Masyakilihi ? 2. Apa saja kegunaan mempelajari ilmu Mukhtalif al- Hadits wa Masyakilihi ? 3. Apa saja yang termasuk dalam pembahasannya ?

3 Definisinya : Ilmu yang membahas hadits-hadits yang menurut lahirnya saling berlawanan, untuk menghilangkan perlawanan itu atau mengkompromikan keduanya sebagaimana halnya membahas hadits-hadits yang sukar difahami atau diambil isinya, untuk menghilangkan kesukarannya dan menjelaskan hakikatnya.

4 Definisinya : Hadits Mukhtalif adalah hadits-hadits yang mengalami pertentangan satu sama lain.Namun boleh jadi di antara pertentangan itu hanya terdapat pada zhahirnya saja dan ketika ditelusuri sebenarnya masih memungkinkan untuk dikompromikan.

5 1. Faktor Internal Berkaitan dengan internal dari redaksi hadits tersebut. Biasanya terdapat ‘illat (cacat) di dalam hadits tersebut yang nantinya kedudukan hadits tersebut menjadi dha’if. Dan secara otomatis hadits tersebut ditolak ketika hadits tersebut berlawanan dengan hadits shahih.

6 Sebab2 Adanya Hadits Mukhtalif 2. Faktor Eksternal Disebabkan oleh konteks penyampaian dari Nabi saw, dari segi waktu dan tempat dimana Nabi saw menyampaikan haditsnya. 3. Faktor Metodologi Berkaitan dengan cara bagaimana cara dan proses seseorang memahami hadits tersebut.

7 Sebab2 Adanya Hadits Mukhtalif 4. Faktor Ideologi Berkaitan dengan ideologi atau manhaj suatu madzhab dalam memahami suatu hadits, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan dengan berbagai aliran yang sedang berkembang.

8 1. Metode al-Jam’u wa at-Taufiq 2. Metode Tarjih 3. Metode Nasikh-Mansukh

9 1. Metode al-Jam’u wa at-Taufiq metode ini di nilai lebih baik dari pada melakukan tarjih, dan cara ini tidak berlaku pada hadits dha’if. Contohnya : hadist mengenai wudhu Rasulullah saw dan hadits tentang shalat berjamah 2 orang, ( posisi imam dan makmum)

10 2. Metode Tarjih Metode ini dilakukan setalah upaya kompromi tidak memungkinkan lagi. Maka seorang peneliti perlu memilih dan memungkin mana di anatara hadist- hadist yang tampak bertentangan yang kualitasnya lebih baik. Sehingga hadist yang lebih berkulitasnya itulah yang dijadikan dalil. Contohnya: “Perempuan yang mengabur bayi hidup-hidup dan bayinya akan masuk neraka.” (HR Abu Dawud) >< QS. At-Takwir 81: 8-9

11 3. Metode Nasikh- Mansukh Bahasa naskh bisa artinya menghilangkan (al-izalah) Sedangkan secara istilah naskh berarti penghapusan yang dilakukan oleh syari’ (pembuat syariat : yakni Allah swt dan Rasulullah saw) terhadap ketentuan hukum syari’at yang datang terlebih dahulu dengan dalil syar’i yang datang kemudian.

12 contoh, hadits tentang lalat : “Khalid Ibn Makhlad bercerita kepada kami, Sulaiman Ibn Bilal bercerita kepada kami, dia berkata: Uthbah Ibn Muslim telah bercerita kepadaku, di berkata, Ubaidah Ibn Hunain berkata: Saya mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila ada lalat jatuh dalam minuman kalian, maka hendaklah ia membenamkannya sekalian, lalu buanglah lalat tersebut. Sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat penyakit sedang pada sayap yang lain terdapat penawar.” HR.Bukhori Muslim

13 Berbagai macam hadits, masih di butuhkan berbagai literatur keilmuan dalam memahaminya. Dan juga dalam memahami hadits harus mempertimbangkan dari teori-teori ulama2 terdahulu agar kompromi keilmuan ulama dahulu dan sekarang masih tetap terjalin dg baik.

14


Download ppt "Oleh: Fandi Akhmad Pethit Aryo Wibisono Muh. Faris Prabowo."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google