Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perkembangan Otomasi Perpustakaan di INDONESIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perkembangan Otomasi Perpustakaan di INDONESIA"— Transcript presentasi:

1 Perkembangan Otomasi Perpustakaan di INDONESIA
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc Disajikan pada: Workshop & Peluncuran MySIPISIS Bogor, Juli 2007

2 banyak perpustakaan di negara-negara Asia yang belum memanfaatkan ICT untuk pengelolaan perpustakaannya, hal ini disebabkan pustakawan belum bisa meyakinkan atasannya untuk mendapatkan dana bagi pengembangan ICT di perpustakaan Menurut Unesco

3 Perkembangan ICT yang merupakan kombinasi dari komputer, komunikasi, informasi, entertainment, industri media massa menjadi alat untuk pertukaran informasi secara cepat dalam bentuk digital. Karena itu perpustakaan jika ingin maju harus mempertimbangkan introduksi penggunaan ICT di perpustakaan To the trainer: Emphasize the need for libraries to respond to developments in the information industry.

4 Melihat perkembangan otomasi perpustakaan kita perlu menoleh jauh ke belakang.
1978 ada 400 buah pangkalan bibliografi dan itu adalah 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan tahun 1975. 1983 data Unesco menunjukkan bahwa ada (tepatnya didaftar) sebanyak 188 buah sistem paket perangkat lunak untuk mengelola perpustakaan

5 dekade 1970an dekade 1980an Awal 1980an
Di Indonesia sendiri sudah mencanangkan jaringan kerjasama iptek berbasis komputer yang dikenal dengan nama ipteknet dekade 1980an dibentuk jaringan perguruan tinggi yang disebut dengan UNINET Awal 1980an Perpustakaan ITB dan Perpustakaan Lembaga Manajemen Kelistrikan (LMK) memelopori penggunaan komputer pribadi (PC) untuk pengelolaan perpustakaan

6 Akhir 1980an awal 1990an Banyak perpustakaan yang memulai menggunakan CDS/ISIS dalam mengelola data bibliografisnya banyak perpustakaan memulai otomasi. Di antaranya Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri melalui proyek Bank Dunia XXI yang dikoordinir oleh UKKP (Unit Koordinasi Kegiatan Perpustakaan) membeli software DYNIX yang disebarkan (dibagikan) kepada 51 Perpustakaan PTN di seluruh Indonesia Tidak mau kalah, Perpustakaan Nasional RI juga membeli VTLS dan versi mikronya disebarkan di seluruh Perpustakaan Nasional Provinsi.

7 Departemen Agama juga membagikan software pengelolaan perpustakaan yang benama INSIS yang diproduksi oleh Cursor Informatics kepada seluruh IAIN di Indonesia. Selain itu banyak Perpustakaan yang juga mengembangkan sendiri software perpustakaannya seperti:

8 Spectra UK Petra Surabaya SIPISIS Perpustakaan IPB Adonis Perpustakaan Universitas Andalas ISISonline Perpustakaan ITB Laser perpustakaan UMM (?) Digilib perpustakaan USU BDeL Universitas Bina Darma Palembang LEIC Universitas Syah Kuala Politeknik Negeri Sriwijaya Digital Library Widya Mandala Surabaya Ada juga yang dikembangkan oleh vendor yang murni komersial, sebut saja NCI Bookman, SIMPUS dan lain-lain

9 Harus diakui bahwa yang paling banyak pemakainya adalah SIPISIS
lebih dari 100 perpustakaan di Indonesia yang sampai saat masih menggunakan SIPISIS. Salah satu alasan barangkali karena SIPISIS tetap konsisten menggunakan ISIS sebagai perangkat lunak basisdatanya. Seperti diketahui bahwa pemakai ISIS ini sangat besar diseluruh dunia (UNESCO telah mengeluarkan lisensi sebanyak lebih dari lisensi). Padahal pengguna ISIS yang tidak berlisensi mungkin lebih banyak, khususnya di Indonesia.

10 Ketersediaanya (convenient availability),
Mengapa ISIS banyak digunakan fitur yang mudah bagi penggunanya (easy-to-use) Ketersediaanya (convenient availability), Gratis (tanpa biaya) dalam penerapannya, Dikembangkan secara terus menerus dan didukung UNESCO, Jumlah pemakainya yang sangat besar (Khusus untuk pengguna ini saya ingin mengusulkan agar semua pengguna SIPISIS memiliki lisensi penggunaan CDS/ISIS seperti contoh di Malaysia)

11 Recent developments in WINISIS
such as web-enabled interface, tools for data conversions into bibliographic standards and handling of digital documents, have made it a potential tool for development and management of digital libraries

12 UNESCO CDS/ISIS - today
Data Entry Database Publishing Search Data Exchange Pilot projects Loan Content Open source developments CDS/ISIS web page & FTP server CDS/ISIS basic tools Distribution

13 UNESCO CDS/ISIS - today
IsisMarc IsisDLL GenISIS GenISIS-CD WWWISIS ISO2709 IsisAscii XML2Isis IsisDLL JavaISIS WWWISIS SGP (very basic loan system) IsisDLL Content/databases Bibliographic, Factual, Terminologic Open source developments CDS/ISIS webpage & FTP server Winisis/MicroIsis UNESCO HQ + Distributors

14 Fitur ISIS Dapat menangani ruas yang mempunyai variable length, dan mempunyai kemampuan untuk mengelola Subruas (subfield), sehingga dapat menghemat ruangan penyimpan data (harddisk), terutama untuk basis data yang sangat besar. Mempunyai kemampuan untuk mengelola Repeatable Field Memungkinkan pemakai untuk mendefinisi-kan sendiri struktur data dari basis datanya sesuai dengan kebutuhan setempat. Memungkinkan pemakai melakukan entri data menggunakan beberapa formulir pengisian data yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik.

15 Fitur ISIS Komponen penelusuran infromasi meng-gunakan bahasa penelusuran (search language) yang sangat baik dengan menggunakan opera-tor seperti field-level dan proximity, selain operator boolean and, or, not, tentu saja selain free-text-searching. Kemampuan sortir dan fasilitas untuk membuat report memungkinkan pemakai untuk menyusun dan memproduk keluaran seperti katalog, indeks, direktori dan sebagainya. Dapat memproduksi dan menerima format standar internasional ISO 2709 sehingga data-nya dapat dipertukarkan secara internasional.

16 Fitur ISIS Adanya fasilitas aplikasi bahasa pemrograman (CDS/ISIS Pascal dan ISIS_DLL) sehingga memungkinkan pemakai dapat membuat program interface sesuai dengan kebutuhan. Walaupun tidak memiliki fungsi relational, namun dengan bahasa format pemakai dapat membuatnya seperti fungsi relational. Mempunyai fungsi hypertext yang sangat baik sehingga pemakai dapat mendisain user interface yang kompleks.

17 Fitur WINISIS Beberapa basis data dapat dibuka sekaligus secara bersamaan. Bahkan satu basis data dapat dibuka beberapa kali pada jendela yang terpisah. Pemakai dapat menggunakan pull-down menu untuk mengakses basis data dari daftar basis data. Ukuran cantuman yang meningkat (dari 8 KB pada versi DOS ke 30 KB pada versi Windows). Ini memungkinkan untuk diguna-kan sebagai SIM pengelola fulltext database. Menyediakan fasilitas global record processing pada system menu ulitlity (penambahan ruas, penghapusan ruas dan penggantian teks pada isi ruas)

18 Fitur pada Data Entri WINISIS
seperti pada program berbasis windows lainnya WinIsis dapat menggunakan fasilitas drag and drop dalam data entri. Jadi kita bisa memasukkan teks (misalnya data abstrak) yang diedit/ditulis dengan program lain (misalnya Msword, Notepad dll). isi cantuman dapat divalidasi selama proses pengisian data (misalnya saja ruas yang disiapkan dengan ^a bila diisi dengan delimeter lain seperti ^b maka akan ditolak), dengan demikian dapat meminimalkan kesalahan pada waktu pengisian data.

19 Fitur Penelusuran WINISIS
standard (expert search) dan guided search. Dengan guided search memungkinkan pemakai yang kurang menguasai Winisis dapat meng-akses basis data dengan baik. dapat menampilkan kamus yang diambil dari seluruh ruas, namun dapat juga menampilkan kamus yang hanya diambil dari ruas tertentu saja. istilah (term) yang dicari dapat ditandai (highlight) pada cantuman hasil yang ditemukan yang ditampilkan di layar. hasil penelusuran yang ditemukan dapat ditandai selama browsing hasil untuk kemudian dapat diproses lebih lanjut seperti dicetak ataupun didownload.

20 Fitur penelusuran WINISIS
ukuran font yang digunakan pada saat display cantuman dapat dibesarkan atau dikecilkan dengan menggunakan perintah the Zoom in or Zoom out. pertanyaan (query) dapat disimpan dalam file dan dipindah ke disket dan dapat digunakan lagi pada saat penelusuran. mulai versi 1.4 penelusuran free-text searching dapat dilakukan dengan pembatasan cantuman tertentu (misalnya dari MFN MFN 300). sejak versi 1.3 Winisis dapat menampilkan hasil dalam bentuk tabel hasil penelusuran. Kolom pertama menampilkan semua cantuman dalam bentuk informasi singkat, sedangkan kolom kedua menampilkan informasi lengkap dari satu cantuman yang diinginkan (biasanya di”klik”). Dari kolom pertama pemakai dapat menyeleksi (highlight) cantuman yang akan dipilih untuk proses selanjutnya (dicetak, didownload dan lain-lain).

21 Desember 1985: versi 1.0 – didisain untuk berjalan di komputer IBM PC/XT dengan RAM yang terbatas (256 K) dan juga harddisk yang terbatas. Program terbagi menjadi 6 modul yang terpisah satu sama lain. Basisdata yang dapat dikelola masih terbatas ( cantuman). Maret 1989: versi 2.0 – integrasi keenam program yang terpisah menjadi satu. Peningkat-an kapasitas kemampuan pengelolaan basis da-ta (menjadi cantuman). Penyertaan interface pemrograman pascal CDS/ISIS. Juni 1993: versi 3.0 – CDS/ISIS yang dapat berjalan di LAN dirilis. Pengembangan CDS/ISIS versi UNIX. November 1997: CDS/ISIS for Windows versi 1.0 (WinISIS) dirilis (masih memerlukan versi DOS).

22 CDS/ISIS for Windows (Winisis) versi 1.311 (versi lengkap) dirilis.
Januari 1999: CDS/ISIS for Windows (Winisis) versi (versi lengkap) dirilis. Juni 2000: JavaISIS versi 3.0 dirilis (untuk versi client/server CDS/ISIS). Untuk pertamakalinya CDS/ISIS dapat dijalankan di Apple Macintosh. Januari 2001: CDS/ISIS for Windows versi 1.4 (official) dirilis. Versi 1.5 (official) dirilis dua/tiga tahun kemudian Saat ini UNESCO hanya mengembangkan satu saja sistem yang memang sesuai dengan tuntutan pemakai yaitu versi Windows baik Windows 3.1x, 95, 98, Me, NT4 dan Win2000. Namun demikian UNESCO juga masih mendistribusikan versi DOS (perkembangannya hanya sampai versi 3.08, dan setelah itu tidak dikembangkan lagi); serta versi UNIX.

23 Saat ini banyak juga ahli informasi (information professionals) yang tertarik kepada pengembangan sistem berbasis open source Greenstone, DSpace, EPrint,

24 Perpustakaan Masa Depan akan
Menjadi Digital Melakukan Jaringan Memiliki koleksi multimedia Mengakses informasi global Menjadi virtual To the trainer: Information poor countries now have a chance to keep up with the information rich countries through ICT. Almost all countries have responded to cable TV. It is predicted that this technology will be used to deliver different forms of information in the future.

25 Resiko otomasi perpustakaan
Kekurangan sumberdaya. Ketergantungan akan sistem menjadi mutlak. Sering terjadi ketika pembaharuan sistem yang dipakai ternyata terlalu cepat bagi perpustakaan Perubahan pola organisasi. Dengan berubahnya alur kerja berdasarkan konsepsi otomasi, dituntut perubahan pola atau struktur organisasi Dampak pada staf. Seringkali ada penolakan staf perpustakaan terhadap sistem otomasi.

26 CDS/ISIS - Product family
Here are some of the products available in the software family: CDS/ISIS for DOS CDS/ISIS for Windows (all versions) CDS/ISIS for UNIX (character mode) JavaISIS, Client - Server Internet suite UNESCO/BIREME ISIS_DLL, programming tool BIREME WWWISIS WinIDIS, the interface to IDAMS

27 CDS/ISIS – New Products
During 2001, the following new products have been released by UNESCO: as Open-Source (all coming with documentation) XML2ISIS a tool for importing XML files to CDS/ISIS Available in English, French, Spanish, Italian, German IsisAscii a tool for importing ASCII delimited files to CDS/ISIS Genisis 2 a wizard for database Web publishing Available in French, Spanish and soon English as Freeware WinIDAMS data mining and statistical analysis

28 CDS/ISIS – Documentation
UNESCO strengthened available documentation CDS/ISIS for Windows Handbook Available in English Spanish version (March 2002) Russian version (April 2002) Italian and German (during 2002) Base de données CDS/ISIS – Guide Pratique A “from information to data” guide to CDS/ISIS Available in French

29 CDS/ISIS – Ongoing projects
In the year 2002, UNESCO will complete the following projects: ISO2709 Import/Export a tool for handling all ISO2709 formats, including common MARC exports (in co-operation with the University of Paris III) MARC21 Lite a complete implementation of the bibliographic format with a specialized data entry software which users will be able to adapt to other MARC-like formats (in co-operation with the Library of Congress)

30 CDS/ISIS – Next biennium
Guideline In co-operation with external partners (i.e. universities, int.al organizations) decentralized development of a new CDS/ISIS system. Some projects already on-going in co-operation with the University of Budapest. Objectives Strengthen international co-operation Develop a better system in terms of performance, reliability and architecture Go Open Source

31 CDS/ISIS Utilities for Windows
ISIS2XML a software for converting CDS/ISIS record into XML format (by P. Chabert) ( download setup, French) (Read me) XML2Isis an utility for converting XML data into CDS/ISIS records ( download setup) (source code) (documentation) ImpExp2709 extends the ISO2709 capabilities of CDS/ISIS to all ISO2709 types (compatible MARC) (download setup) (documentation English, Italiano) (Read me) IsisASCII allows importing ASCII delimited files into CDS/ISIS databases (download setup) (source code) (documentation: English, Spanish) (Read me)(What's new) RDB allows data exchange between relational ODBC databases and Iso 2709 (Setup Disk 1 , Disk 2 , Disk 3 , Disk 4 , Disk 5) (Upgrade) (User Manual) (source code) (Read me) MSTRCV2 tool for rebuilding the Cross Reference File XRF Executable (readme)

32 TERIMA KASIH


Download ppt "Perkembangan Otomasi Perpustakaan di INDONESIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google