Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Eter (Alkoksialkana) Pertemuan 7.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Eter (Alkoksialkana) Pertemuan 7."— Transcript presentasi:

1 Eter (Alkoksialkana) Pertemuan 7

2

3 Eter yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus organik melekat pada atom oksigen tunggal. Rumus umum eter ialah R-O-R’, yang R dan R’-nya bisa sama atau berbeda, gugusnya dapat berupa alkil atau aril. Aril adalah Senyawa yang gugus benzene-nya mengikat gugus lain di salah satu atom C – nya Eter merupakan isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril). 

4 Alkohol vs eter Alkohol dan eter disebut pasangan isomer fungsi , karena kedua senyawa tersebut memiliki rumus molekul sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Karena gugus fungsi alkohol dan eter berbeda maka sifat-sifat alkohol dan eter berbeda sekali. No Alkohol Eter 1 Zat cair jenuh, mudah larut dalam air Zat cair jenuh, sukar larut dalam air 2 Bila Mr sama, Td Alkohol lebih tinggi Td lebih rendah 3 Akohol bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K ) membebaskan gas H2 Eter tidak bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K ) 4 Akohol bereaksi dengan PCl5 membebaskan uap HCl HCl Eter bereaksi dengan PCl5 tetapi tidak membebaskan uap HCl

5 Sifat fisis Eter Senyawa eter rantai C pendek cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan penambahan unsur C. Eter rantai C pendek mudah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik. Mudah terbakar Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter 140oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).

6 Tata Nama Eter Aturan IUPAC
Penamaan senyawa alkoksi alkana dilakukan dengan menetapkan rantai utama yaitu yang terpanjang dan mengandung gugus OR.  memberikan nomor pada rantai utama dimulai dari atom C yang mengandung gugus fungsi dan diakhiri dengan nomor dan nama cabang dan nama alkoksialkananya.

7 Tata nama cara lain Tata nama cara lain
menyebutkan kedua gugus alkil atau aril yang mengapit atom Oksigen dan dilanjutkan dengan penambahan nama eter.

8 Contoh: senyawa CH3-O-CH2-CH2-CH3

9 IUPAC Cara Lain

10 Pembuatan Eter Mereaksikan alkil halida dengan alkoksida
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan natrium alkoksida. Hasil samping diperoleh garam natrium halida. Mereaksikan alkil halida dengan perak(I) oksida Alkil halida bereaksi dengan perak(I) oksida menghasilkan eter. Hasil samping diperoleh garam perak halida.

11 Pembuatan Eter (2) Dehidrasi alkohol primer
Eter dapat dibuat dengan dehidrasi alkohol primer dengan asam sulfat dan katalis alumina.

12 Kegunaan dan Dampak Eter
 Eter digunakan sebagai pelarut. Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi. Metil tert-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin Dampak Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.

13 Contoh-contoh Penamaan Senyawa Organik
Metil tert-butil eter (Methyl Tertiary Butyl Ether) MTBE Tert-butil alkohol Tert-butil benzena Parabromo Toluene Triklorofenol (TCP) Antiseptic Anilin Toluene

14 Para Nitro Toluene Ortho Sulphonic Acid
Fenol Eugenol 4-allyl-2-methoxyphenol 2-methoxyphenol

15 Ikatan karbon dengan karbon yang lain
Atom C Primer adalah atom C yang berikatan dengan 1 atom C yang lain Atom C Sekunder adalah atom C yang berikatan dengan 2 atom C yang lain Atom C Tersier adalah atom C yang berikatan dengan 3 atom C yang lain Atom C Kuarterner adalah atom C yang berikatan dengan 4 atom C yang lain P = Primer ; S = Sekunder ; T = Tersier ; K = Kuarterner

16 Ikatan Kimia Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.  Pada umumnya, ikatan kovalen dan  ikatan ion dianggap sebagai ikatan "kuat", sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai ikatan "lemah"

17 mengapa alkana bercabang memiliki titik didih lebih rendah?
dengan adanya percabangan pada struktur alkana, maka bentuk molekul alkana cenderung menyerupai bentuk bola/bulat. Akibatnya luas permukaan bidang singgung antar molekul menjadi berkurang atau interaksi yang terjadi antar molekul menjadi berkurang sehingga gaya tarik antar molekulnya rendah. Dan untuk mengalahkan gaya tersebut hanya diperlukan energi yang dapat dicapai pada suhu rendah. Pengaruh percabangan dalam struktur molekul terjadi pada semua senyawa organik. Artinya makin banyak sustituen cabang dalam struktur molekul titik didih senyawa organik makin rendah apabila dibandingkan dengan senyawa yang memiliki massa molekul sama atau hampir sama.


Download ppt "Eter (Alkoksialkana) Pertemuan 7."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google