Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sab’atul ahruf.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sab’atul ahruf."— Transcript presentasi:

1 Sab’atul ahruf

2 PENGERTIAN SAB’ATUL AHRUF
Sab’atul Ahruf dalam etimologi para ulama cenderung berpendapat “tujuh” sedangkan ahruf secara lughawi adalah jamak dari harf. Sab’atu ahruf menurut istilah adalah tujuh macam bahasa Arab mengenai satu makna.

3 dALIL قال رسول الله صلعم : أقرأني جبريل على حروف فراجعته فلم أزل أستزيده ويزيدني حتى أنتهى إلى سبعة أحرف (روه البخارى ومسلم) Artinya: Rasulullah bersabda, “Malaikat Jibril telah membacakan [al- Qur’an] kepadaku atas beberapa huruf, lalu aku berulang kali meminta kepadanya agar ditambahnya bacaan tersebut, maka Jibril pun menambah bacaan itu sehingga sampai tujuh huruf [macam].”(HR. Bukhari Muslim). قال رسول الله صلعم : إن هذا القرأن إنزل على سبعة إحرف فقرإوا ما تيسر منه . (روه البخرى و مسلم) Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya al-Qur’an ini diturunkan dalam tujuh huruf (tujuh macam bacaan), bacalah apa saja jenis bacaan yang mudah bagimu dari al-Qur’an.” (HR. Bukhari Muslim)

4 Perbedaan pendapat tentang sab’atu ahruf
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa SAB’ATUL AHRUF adalah tujuh macam bahasa dari bahasa bahasa arab yang bermakna. Sebagian kaum berpendapat bahwa SAB’ATUL AHRUF adalah tujuh macam bahasa dari bahsa-bahasa Arab dengan mana Quar’an diturunkan.

5 Sebagaian ulama berpendapat bahwa SAB’ATUL AHRUF adalah tujuh wajah ,yaitu amr (perintah),nahyu (larangan),wa’d (janji),wa’id (ancaman),jadal (perdebatan),qasas (cerita) dan matsal (perumpamaan).

6 Segolongan ulama berpendapat bahwa SAB’ATUL AHRUF adalah tujuh macam hal yang di dalamnya terjadi ikhtilaf(perbedaan). Ikhtilaful asma’(perbedaan kata benda) Perbedaan dalam segi i’rab Perbedaan dalam tashrif Perbedaan dalam taqdim (mendahulukan) Perbedaan dalam segi ibdal (penggantian) Perbedaan dengan sebab adanya penambahan dan pengurangan Perbedaan lahjah dengan pembacaan tafkhim(tebal) dan tarqiq (tipis)

7 وقال أبو الفضل الرازي في اللوائح : الكلام لا يخرج عن سبعة أوجه في الاختلاف : الأول : اختلاف الأسماء من إفراد وتثنية وجمع ، وتذكير وتأنيث والثاني : اختلاف تصريف الأفعال من ماض ومضارع وأمر الثالث : وجوه الإعراب الرابع : النقص والزيادة الخامس : التقديم والتأخير السادس : الإبدال السابع : اختلاف اللغات كالفتح والإمالة والترقيق والتفخيم والإدغام والإظهار ، ونحو ذلك .

8 فأولها : ما يتغير حركته ولا يزول معناه ولا صورته مثل : ولا يضار كاتب [ البقرة : 282 ] بالفتح والرفع وثانيها : ما يتغير بالفعل مثل ( باعد ) وباعد [ سبأ : 19 ] بلفظ الماضي والطلب وثالثها : ما يتغير بالنقط ، مثل ننشزها [ البقرة : 259 ] ( وننشرها ) ورابعها : ما يتغير بإبدال حرف قريب المخرج ، مثل وطلح منضود [ الواقعة : 29 ] و ( طلع ) وخامسها : ما يتغير بالتقديم والتأخير ، مثل وجاءت سكرة الموت بالحق و ( سكرة الحق بالموت ) وسادسها : ما يتغير بزيادة أو نقصان مثل وما خلق الذكر والأنثى [ الليل : 3 ] ( والذكر والأنثى ) وسابعها : ما يتغير بإبدال كلمة بأخرى ، مثل كالعهن المنفوش و ( كالصوف المنفوش ) .

9 Bentuk mufrod mudzakkar dan cabang- cabangnya, seperti tasniyah, jamak, ta`nist. Misalnya firman alloh dalam surat Al-Mukminun: 8,والذين هم لأمنتهم وعهدهم راعون dibaca dengan bentuk jamak dan dibaca pula dengan bentuk mufrod. Sedang rasmnya لأمنتهم dalam mushaf adalah yang memungkinkan kedua qiroat itu karena tidak adanya alif yang mati (sukun). Tetapi kesimpulan akhir kedua macam qiroat itu adalah sama. Sebab bacaan dalam bentuk jamak dimaksudkan untuk arti istigraq (mencakupi) yang menunjukkan jenis-jenisnya, sedang bacan dengan bentuk mufrod dimaksudkan untuk jenis yang menunjukkan makna banyak, yaitu semua jenis amanat yang mengandung bermacam- macam amanat yang banyak jumlahnya.

10 Perbedaan segi i`rob, seperti firman Allah taala ما هذا بشرا jumhur membacanya dengan nashob, sebab ما berfungsi seperti ليس sebagaimana bahasa penduduk Hijaj, dengan bahasa inilah alaquran diturunkan. Adapun Ibnu Masud membacanya dengan rafa` ما هذا بشرا sesuai dengan bahasa tamim, karena mereka tidak memfungsikan ماseperti ليس juga seperti firman-Nya: فتلقى ءادم من ربه كلمت dalam Al-Baqoroh: 37. Di siniأدم dibaca dengan nashab dan كلمت dibaca dengan rafa` كلمت.

11 Perbedaan dalam tashrif, seperti firman-Nya: فقالوا ربنا باعد بين أسفارناdalam Saba`:19), dibaca dengan menashobkan, ربنا karena menjadi mudof dan باعد dibaca dengan bentuk perintah (fiil amr). Di sini, lafazh ربنا dibaca pula dengan rafa`(ربنا) sebagi mubtada` dan باعد dengan membaca fathah huruf ain sebagai fiil madhi. Juga dibaca بعد dengan membaca fathah dan mentasydidkan huruf ain dan merofa`kan lafad ربنا.

12 Perbedaan dalam taqdim (mendahulukan) dan takhir (mengakhirkan), baik terjadi pada huruf seperti firman-Nya: أفلم يياس dibaca أفلم يأيس (Ar-Rad 31), maupun di dalam kata seperti فيقتلون ويقتلون (At- Taubah:111) di mna yang pertama dibaca dalam bentuk aktif dan yang kedua dibaca dalam bentuk pasif, juga dibaca dengan sebaliknya, adapun qiroat وجاءت سكرة الحق بالموت (Qaf 5: 19) sebagi ganti dari وجاءت سكرة الموت بالحق adalah qiroah ahad dan syadz (cacat) yang tidak mencapai derajat mutawatir.

13 Perbedaan dalam segi ibdal (penggantian), baik penggantian huruf dengan huruf, وانظر إلى العظام كيف ننشزها seperti Al-Baqoroh: 159) yang dibaca dengan huruf za` dan mendhommahkan nun, tetapi juga dibaca menggunakan huruf ra` dan menfathahkan nun. Maupun penggantian lafad dengan lafad, seperti firman-Nya: كالعهن المنفوش (Al-Qoriah:5) Ibnu Masud dan lain-lain membacanya dengan كالصوف المنفوشterkadang penggantian ini terjadi pada sedikit perbedaan makhroj atau tempat keluar huruf, seperti; طلح منضود (Al- Waqiah:29), dibaca dengan طلع karena makhroj ha` dan ain itu sama, dan keduanya termasuk huruf halaq.

14 Perbedaan dengan adanya penambahan dan pengurangan
Perbedaan dengan adanya penambahan dan pengurangan. Dalam penambahan misalny وأعد لهم جنات تجرى تحتها الأنهار (At-taubah:100), dibaca dengan tambahan من yaitu من تحتها الأنهار keduanya merupakan qiroat mutawattir. Mengenai perbedaan karena adanya pengurangan (naqs), seperti قالوا اتخذ االله ولدا (Al-Baqarah: 116), tanpa huruf wawu jumhur ulama membacanya قالوا اتخذ االله ولدا perbedaan dengan adanya penambahan dalam qiroat ahad, terlihat dalam qiroat Ibnu Abbas وكان أمامهم ملك يأخذ كل سفينة صالحة غصبا (Al-Kahfi; 79), dengan penambahan kalimat صالحة dan memakai kata أمامهم sebagai ganti dari kata وراء .

15 erbedaan lahjah dengan pembacaan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), fathah dan imalah, izhar dan idghom, hamzah dan tashil, isymam,dan lain-lain. Seperti membaca imalah dan tidak imalah seperti هل أتاك حديث موسى (thaha: 9), yang dibaca dengan mengimalahkan kata اتى dan موسىى membaca tarqiq huruf ra` خبيرا بصيرا dalam mentafhimkan huruf lam dalam kata الطلاق mentashilkan (meringankan) huruf hamzah dalam ayatقدأفلح المؤمنون (Al- mukminun: 1), huruf ghoin dengan didhommahkan bersama kasroh dalam ayat وغيض الماء (Hud; 44) dan seterusnya.

16 HIKMAH DITURUNKAN AL-QURAN DENGAN SAB’ATUL AHRUF
Menyatukan umat islam dalam satu bahasa Quraisy yang tersusun dari berbagai bahasa pilihan dikalangan suku-suku bangsa Arab yang berkunjung ke Mekah pada musim haji dan lainnya.

17 Mempermudah umat islam, khusunya bangsa Arab yang menjadi tempat diturunkannya Al- Quran, sedangkan mereka memiliki beberapa dialek (lahjah) meskipun mereka bisa disatukan kearabannya. Hikmah ini diambil dengan alasan sabda Rasulullah SAW “Agar mempermudah umatku” Dan “sesungguhnya umatku tidak mampu melaksanakannya.”

18 Bukti kemukjijatan Al Qur’an bagi naluri kebahasaan orang arab
Bukti kemukjijatan Al Qur’an bagi naluri kebahasaan orang arab. Al Qur’an mempunyai banyak susunan bunyi yang sebanding dengan segala macam cabang dialeg bahasa yang telah menjadi naluri bahasa orang-orang arab, sehingga setiap orang dapat mengalunkan huruf-huruf dab kata-katanya sesuai dengan irama naluri mereka dan lahjah kaumnya.


Download ppt "Sab’atul ahruf."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google