Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MIKRO OBJEKTIF.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MIKRO OBJEKTIF."— Transcript presentasi:

1 MIKRO OBJEKTIF

2 Mikro Objektifis Fokus pada: proses sosial yang terkait dengan keberlangsungan atau menunjang perilaku menyimpang pada tingkat (level) individu Perlu diingat: walau fokus pada tingkatan individu, tetapi bukan pada tataran psikologis, melainkan proses sosial yang mempengaruhi tingkah laku si individu Bagaimana kekuatan sosial mempengaruhi perilaku menyimpang seseorang? Teori: Control Theories Social Learning Theories

3 1. Control Theories Melihat penyimpangan sebagai akibat kesalahan kontrol sosial. Fokus pada: “mengapa orang-orang tidak melakukan penyimpangan” Sebenarnya setiap orang ingin taat pada peraturan, namun orang melakukan penyimpangan karena perbuatan (menyimpang) tersebut lebih mudah (dilakukan) dibanding perbuatan yang tidak menyimpang

4 Fokus pada: ikatan sosial
Control Theories Asumsi: Fokus pada: ikatan sosial Semakin besar seseorang pada ikatan sosial, maka semakin kecil kemungkinan melakukan penyimpangan Setiap orang berpotensi melakukan penyimpangan Lemahnya Kontrol Sosial Individu melakukan penyimpangan

5 Yang termasuk teori-teori kontrol:
Control Theories Yang termasuk teori-teori kontrol: Social Bonding Theory (Travis Hirschi-1969) Neutralization Theory (Gresham Sykes dan David Matza-1957) Deterrence Theory

6 Control Theories… A. Social bonding theory (teori ikatan sosial)
Kontrol sosial yang “mengikat” individu pada ketaatan terhadap sosial disebut sebagai ikatan sosial (social bond). Elemen-elemen ikatan sosial: Commitment, tercermin pada pertimbangan untuk taat Attachment, sesuatu yang mengikat individu secara emosional Involvement, keterlibatan seseorang pada aktifitas konvensional Belief, sejauhmana keyakinan seseorang terhadap peraturan-peraturan yang berlaku

7 B. Neutralization Theory (Teori Netralisasi)
Control Theories… B. Neutralization Theory (Teori Netralisasi) Diyakini bahwa, sebagian besar pelaku penyimpangan sebenarnya juga mempercayai norma-norma yang ada di tengah masyarakat. Pertanyaan: “mengapa orang melakukan pelanggaran terhadap norma yang diyakininya?” Ide dasar: orang melakukan netralisasi terhadap ikatan sosialnya sebelum melakukan penyimpangan

8 2. Neutralization…. Teknik Netralisasi: Menolak untuk bertanggung jawab, atau memindahkan tanggungjawab (kesalahan) kepada hal lain Membantah ada yang terluka Membantah adanya korban Mengutuk orang yang mengutuk (menyalahkan orang yang menyalahkan) Tuntutan loyalitas

9 Asumsi teori netralisasi:
Ikatan pada nilai-nilai konvensional masyarakat Teknik netralisasi Melemahnya ikatan Memungkinkan terjadinya penyimpangan

10 C. Deterrence Theory (Teori Penggentarjeraan)
Control Theories… C. Deterrence Theory (Teori Penggentarjeraan) Asumsi: seseorang tidak akan melakukan penyimpangan karena takut akan hukuman Manusia diasumsikan berpikir rasional (menyenangkan atau menyengsarakan) Intinya: sanksi hukum dapat mencegah terjadinya pelanggaran norma

11 Control Theories… Deterrence Theory terdiri dari: General deterrence (penggentarjeraan umum) Specific deterrence (penggentarjeraan khusus) Yang mempengaruhi penggentarjeraan: Kepastian hukum Kerasnya hukuman Cepatnya hukuman

12 Asumsi: Control Theories… Kemungkinan terjadinya penyimpangan
Kenyataan pelaksanaan penghukuman Persepsi terhadap hukuman Tingkat ketakutan terhadap hukuman Kemungkinan terjadinya penyimpangan

13 2. Social Learning Theories
Differential Association Theory (Edwin H. Sutherland – 1939) Perilaku kriminal adalah dipelajari Perilaku kriminal dipelajari dalam suatu interaksi dengan orang lain dalam sebuah proses komunikasi Pembelajaran perilaku kriminal terjadi dalam kelompok intim secara personal Ketika perilaku kejahatan dipelajari, termasuk di dalamnya: a) teknik melakukan kejahatan, b) arahan khusus terkait motiv, dorongan, rasionalisasi, dan sikap Arahan khusus terkait motiv dan dorongan dipelajari dari hal-hal yang mendukung hukum ataupun tidak mendukung hukum Seseorang menjadi jahat karena lebih berasosiasi dengan pola tingkah laku jahat dan pola tersebut berpengaruh pada dirinya Differential associations berbeda dalam hal frekuensi, lamanya, prioritas, dan intensitas Proses belajar pola perilaku jahat sama halnya dengan mekanisme pembelajaran pola perilaku bukan jahat Tingkah laku jahat adalah cerminan kebutuhan dan nilai-nilai umum

14 2. Social Learning Theories
B. Differential Reinforcement Theory (Burgess dan Akers – 1966) Differential association Differential reinforcement Perilaku menyimpang dan pembelajaran motiv Penyimpangan dimasa datang


Download ppt "MIKRO OBJEKTIF."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google