Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Sumur Resapan
2
C hutan =0,1 - 0,2 C budidaya = 0,5 0,6 C permukiman pedesaan = 0,4
l C hutan =0,1 - 0,2 C budidaya = 0,5 0,6 C permukiman pedesaan = 0,4 0,5 C Urban metro = 0,9 1,0 Neraca Air: P = I + R I/P + R/P= 1 Ik + C = 1
4
Latar Belakang Penerapan SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
Perkembangan Kota Pertambahan Jumlah Penduduk Peningkatan Kebutuhan Lahan Perubahan Pola Guna Lahan dan Fungsi hidrologis lahan Peningkatan Kebutuhan Air Peningkatan Limpasan Resiko Banjir/Kering Bertambah Imbuhan Air Berkurang Beban Saluran Drainase Bertambah Perda PemKot 14/1998/123 Ancaman keberlanjutan input sumber air Penerapan SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
5
mengalirkan, membuang, menguras, mengalihkan air (Suripin, 2004)
Konsep Sistem Drainase Konvensional IMPLIKASI : Imbuhan Air Tanah MINIM Keberlanjutan Sumber Air Terancam Limpasan Semakin Besar Beban Sistem Drainase Bertambah Resiko Banjir Meningkat Drainage = mengalirkan, membuang, menguras, mengalihkan air (Suripin, 2004) Daerah Terbangun Semakin Meningkat ??
6
Konsep Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
Mempertahankan/Mengembalikan Fungsi Hidrologis Lahan dengan maksimalisasi konservasi sehingga limpasan terminimasi Imbuhan Air Tanah Bertambah Beban Limpasan Saluran Drainase Makro Berkurang Resiko Banjir Berkurang
7
Konsep Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
8
Potensi Peresapan Lokal
U s.LebakLarang Topografi : Topografi dpl dari utara ke selatan, ke barat, tidak beraturan mengikuti pembangunan beton,tapi secara garis besar tetap seperti kontur alami. Sumber : Peta Digital Bakosurtanal, 2000
9
mengalir dari utara ke tenggara/barat
Potensi Peresapan Lokal Peta Isofreatik, dan arah aliran air tanah Muka air tanah dpl mengalir dari utara ke tenggara/barat U Ketinggian MAT 0-20 m dmt Pengambilan Data : Jumat, 6 Mei 2005
10
Permeabilitas (Sampurno,1994)
Potensi Peresapan Lokal Permeabilitas (Sampurno,1994) Lokasi Kedalaman(m) K (cm/det) Keterangan Tugu-1 1 - Sangat lunak Tugu-2 2 1,9 x 10 -5 Tugu-3 3 6,4 x 10 -4 Permeameter
11
Analisis Hidrologi Distribusi Peluang Iwai Kadoya Gumbel Modifikasi
Log Pearson Chi Kuadrat Analisis Intensitas Hujan Peluang > 5 %
12
Analisis Hidrologi Van Breen Bell Tanimoto Hasper Weduwen
Metode Perhitungan Intensitas Hujan Analisis Intensitas Hujan Sherman Talbot Ishiguro Galat Terkecil
13
Analisis Hidrologi Kurva IDF Stasiun GM ITB
14
Intensitas hujan (mm/jam) dengan PUH T (Tahun)
Analisis Hidrologi Metode Van Breen dengan Persamaan Talbot Durasi t Intensitas hujan (mm/jam) dengan PUH T (Tahun) (menit) 2 5 10 25 50 100 20 40 60 80 120 30.664 240
15
Sistem Pengimbuhan Air Tanah
Sumur Resapan ? Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebih agar memiliki waktu dan ruang untuk meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. (Suripin)
16
SNI (1990) Sunjoto (1991) Soenarto (1995) Tipe II Tipe I Tipe II
Metode Perhitungan dan Desain Sumur Resapan SNI (1990) Sunjoto (1991) Soenarto (1995) Konstruksi Dinding Sumur Tipe II Tipe I Tipe II
17
Metode SNI (1990) H L As K i At D Keterangan :
i = Intensitas hujan (m/jam) At = Luas tadah hujan (m2),berupa atap atau permukaan tanah yang diperkeras K = Permeabilitas (m/jam) L = Keliling Penampang sumur (m) As = Luas penampang sumur (m2) D = Durasi hujan (jam) H = Kedalaman Sumur (m)
18
Penurunan Rumus SNI DINDING PORUS Qsumur= Qbid.tadah- Qres
Qbid.tadah=I.Abid.tadah Qres= K (LH+A) I.Abid.tadah=H.Asumur+KLH+K Asumur Dengan lama/durasi hujan, maka : Perlu ada Nilai Faktor untuk Konstruksi Dinding yang Tidak Seluruhnya Porus
19
Metode Sunjoto (1991) Q H L F R K C x I x A
H = tinggi muka air dalam sumur (m) F = faktor geometrik (m) Q = debit air masuk (m3/dtk) T = waktu pengaliran (detik) K = koefisien permeabilitas tanah (m/dtk) R = jari-jari sumur (m) 2 π(L + 2/3 R) ln ((L+2R) / 2R + π(L/2R)2 + 1 )
20
Penurunan Persamaan Sunjoto
Perhitungan Berdasarkan perubahan proses dari waktu ke waktu Adanya faktor geometri yang merupakan faktor koreksi terhadap bentuk sumur
21
Metode Soenarto (1995) Vp dt – Vr dt = A dH Vp dt Vr A dH
Vp = volume air hujan yang masuk dalam waktu dt (m3) Vr = volume air hujan yang terinfiltrasi ke dasar dan dinding sumur pada waktu dt (m3) A = luas penampang sumur (m2) dt = waktu yang diambil sebagai dasar perhitungan(det) H = tinggi muka air dalam sumur dihitung dari dasar sumur (m) Vr = K x (As + HL)
22
Penurunan Persamaan Sunjoto
Perhitungan Berdasarkan perubahan proses dari waktu ke waktu Adanya faktor geometri yang merupakan faktor koreksi terhadap bentuk sumur
23
Perbandingan Desain TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3
24
Di Permukiman Perkotaan
TIPE 2 TIPE 1 TIPE 3 Cocok Diterapkan Di Permukiman Perkotaan Tanah cukup keras Jarang penduduk Tanah Relatif keras Tanah Sangat Rapuh Dimensi (Volume) dibutuhkan relatif kecil Resapan Lebih Besar
25
Saran Untuk kebutuhan-kebutuhan lahan yang khusus,dapat diaplikasikan alternatif desain sumur resapan yang lainnya : Tipe II dengan dinding porus diganti dengan pasangan bata siar tegak/datar berongga (untuk daerah dengan beban bangunan tinggi) Tipe II dengan isian batu untuk daerah dengan kelerengan tinggi atau tanahyang mudah geser namun mempunyai permeabilitas yang baik
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.