Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

4. Mengelola Perusahaan Keluarga

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "4. Mengelola Perusahaan Keluarga"— Transcript presentasi:

1 4. Mengelola Perusahaan Keluarga
Lecture Note: Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

2 Model Pengelolaan Bisnis Keluarga
Pola pikir perusahaan keluarga adalah menjadikan usahanya bertumbuh dan berkembang. Ada 4 fase pertumbuhan, yaitu: Fase pengembangan (developing phase) Fase pengelolaan (managing phase) Fase transformasi (transformation phase) Fase mempertahankan (sustaining phase). Model Pengelolaan Bisnis Keluarga Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

3 Pendiri dan anggota keluarga berperan sebagai motor penggerak bisnis utama.
Eksistensi perusahaan keluarga juga ditentukan oleh stakeholder lain seperti pelanggan, karyawan, dan komunitas sekitar. 1. Fase Pengembangan Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

4 2. Fase Pengelolaan Ada 7 isu penting yang dihadapi, yaitu:
Konflik nilai (value conflict) Suksesi (succession) Struktur organisasi (organization structure) Kompensasi (compensation) Kompetensi (competency) Pembagian pendapatan (revenue distribution) Penyelarasan (alignment). 2. Fase Pengelolaan Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

5 Adanya unsur-unsur profesionalisme dalam manajemen perusahaan
Pemantauan dan pengendalian perlu dilakukan untuk memastikan tercapainya keinginan dan harapan keluarga Pengembangan organisasi diarahkan untuk menjadi organisasi baru Inventarisasi aset perusahaan perlu dilakukan. 3. Fase Transformasi Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

6 Semua pengelolaan, sistem, prosedur serta kebijakan organisasi telah tertata dan terimplementasi dengan baik. Perusahaan bergantung pada sistem baku dalam menjalankan operasinya bukan pada figur probadi atau keluarga. 4. Fase Mempertahankan Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

7 Struktur Perusahaan Keluarga
Menurut Michael Friedman dan Scott Friedman, Struktur perusahaan keluarga terdiri dari: Kepemilikan tunggal (sole proprietorship) Kemitraan umum (general partnership) Kemitraan terbatan (limited partnership) Perusahaan terbatas (corporation). Struktur Perusahaan Keluarga Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

8 Aspek Keuangan dalam Perusahaan Keluarga
Terkait dengan akuntabilitas keuangan yang bersifat informal, lebih otokratis, dan terpusat Harapan cepatnya ROI lebih rendah dibandingkan perusahaan bukan keluarga karena lebih mementingkan penciptaan pekerjaan bagi anggota keluarga, kepuasan kerja, dan tetap mempertahankan perusahaan keluarga berapapun biayanya. Aspek Keuangan dalam Perusahaan Keluarga Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

9 Kompensasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan rewarding sebagai akibat dari hubungan kerja.
Banyak perusahaan sudah menerapkan sistem kompensasi modern Sistem kompensasi modern dapat dibedakan menjadi: Intrinsic rewards Extrinsic rewards. Rewards of recognition dan rewards of satisfaction perlu diterapkan dalam organisasi modern. Kebijakan Kompensasi Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

10 1. Intrinsic Rewards Intrinsic rewards dapat berupa:
Kesempatan bertumbuh Kualitas kerja Kepuasan kerja Tantangan Peluang untuk pengembangan pribadi dan profesi Rasa memiliki Kebebasan bertindak Kepemimpinan yang visioner Dll. 1. Intrinsic Rewards Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

11 Extrinsic rewards berupa imbalan langsung (direct rewards) dan imbalan tak langsung (indirect rewards) yang umumnya non-cash atau benefit yang melindungi karyawan atau berkontribusi pada standar hidup karyawan. 2. Extrinsic Rewards Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

12 Rewards of Recognition
Contoh dari rewards of recognition: Memuji orang sebaiknya di depan para karyawan atau semua anggota keluarga. Salesman of the year diundang makan siang bersama dengan CEO. Rewards of Recognition Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

13 Rewards of Satisfaction
Contoh dari rewards of satisfaction: Mengadakan celebration setelah suatu proyek atau pekerjaan selesai dilakukan dengan baik. Rewards of Satisfaction Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

14 Konflik dalam perusahaan keluarga dapat dirumuskan sebagai suatu situasi di tempat kerja di mana dua atau lebih orang atau kelompok orang dalam keluarga mempunyai pandangan, argumentasi, persepsi, dan pendapat yang berlawanan atau kontradiktif sehingga mereka saling menyalahkan yang berakibat pada perusahaan. Manajemen Konflik Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

15 Konflik dalam perusahaan keluarga dapat dikelompokkan menjadi:
Konflik antara kepentingan bisnis dan kepentingan keluarga Konflik antaranggota keluarga Konflik antara keluarga dan karyawan. Jenis-Jenis Konflik Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

16 Dampak Positif Konflik
Tanda peringatan Untuk memodifikasi sistem Sebagai pandangan manajemen baru Untuk mencegah timbulnya konflik-konflik yang lebih besar. Dampak Positif Konflik Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

17 Dampak Negatif Konflik
Meningkatnya biaya Kelelahan fisik dan mental Terbaginya perhatian Hilangnya sinergi dalam perusahaan. Dampak Negatif Konflik Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

18 Menghindari dan Menyelesaikan Konflik
Konflik bisa berdampak positif maupun negatif terhadap perusahaan Konflik berdampak positif apabila dapat meningkatkan pencapaian, sebagai tanda peringatan, untuk memodifikasi sistem, sebagai pandangan manajemen baru, serta untuk mencegah timbulnya konflik-konflik yang lebih besar Konflik dapat berdampak negatif terhadap bisnis jangka panjang, biaya untuk organisasi, kelelahan mental dan fisik, terbaginya perhatian, dan hilangnya sinergi dalam perusahaan. Menghindari dan Menyelesaikan Konflik Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom

19 Cara Menghindari Konflik
Membatasi peran setiap anggota keluarga yang bekerja sama Komunikasi secara terbuka di antara seluruh anggota keluarga dan dengan pihak luar Pertemuan keluarga (family meeting), RUPS, rapat dewan direksi, dan dewan komisaris perlu sering dilakukan Diperlukan kejujuran dari anggota keluarga dalam mengelola bisnis. Cara Menghindari Konflik Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom


Download ppt "4. Mengelola Perusahaan Keluarga"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google