Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OLEH: TRISNA ANDARWULAN, S.S., M.PD

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OLEH: TRISNA ANDARWULAN, S.S., M.PD"— Transcript presentasi:

1 OLEH: TRISNA ANDARWULAN, S.S., M.PD
RESENSI OLEH: TRISNA ANDARWULAN, S.S., M.PD

2 DEFINISI diistilahkan dengan “Timbangan Buku”  review/ulasan buku, bedah buku karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas, kelebihan dan kelemahan dari suatu buku tulisan yang memberikan penilaian terhadap suatu buku yang baru diterbitkan

3 MANFAAT Membantu yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud atau yang memang tidak punya waktu membaca buku mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi pembaca tahu tentang cara menulis buku yang baik. mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan  pembaca tahu alasan tidak tertulis (undercover)penulisan buku tersebut mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis Bagi penulis  masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya Bagi penerbit  wahana koreksi karena biasanya peresensi juga menyoroti soal font, mutu cetakan, dan unsur penerbitan lainnya

4 BAHAN MERESENSI BUKU KUMPULAN CERPEN NOVEL PEMENTASAN DRAMA FILM
PEMENTASAN MUSIK LUKISAN PATUNG

5 JENIS 1 (NUGROHO, 2012) Resensi Deskriptif  menggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi, penulisan, maupun penciptanya (creator) singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya. Resensi Deskriptif-evaluatif  Penulis menilai sebuah karya secara keseluruhan sampai ada kesimpulan pada akhir resensi, yakni baik tidaknya kualitas karya karya yang diresensi. Resensi Deskriptif-komparatif  Melakukan penilaian pada sebuah karya dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi

6 JENIS 2 (WICAKSONO, 2011) Resensi Informatif  memberikan gambaran umum secara singkat tentang suatu buku. Resensi ini berisi hal-hal umum dan hal-hal penting tentang buku tersebut. Resensi Deskriptif mengulas buku beserta beberapa detailnya. Penulisan dibuat rinci dengan dibuat ringkasan perbab buku. Resensi Kritis/Evaluatif resensi yang ditulis dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Biasanya, isi resensinya adalah penilaian tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Resensi Asosiatif

7 TEKNIK PEMBUATAN Tulis data buku atau identitas buku  judul, penulis, penerbit, tempat terbit, thn terbit, cetakan, tebal, jmlh hlm. Buat judul resensi Baca buku secara mendalam dan kritis Buat ikhtisar isi buku Kritisi isi buku  bandingkan materi tulisan dengan keadaan sekarang; deskripsikan jenis buku yang diresensi; jelaskan tujuan penulis dalam menulis buku yang diresensi dan terangkan batasan tulisannya dengan tema; kritisi tema buku tersebut; Jelaskan struktur buku; buat kutipan untuk menunjukkan bagian penting buku tersebut, jelaskan apakah penulis menggunakan bahasa yang baku dan efektif simpulan

8 SUBSTANSI Data Buku atau Identitas Buku Judul Resensi
Ikhtisar Isi Buku Kelebihan dan Kekurangan Buku Simpulan  simpulan dan himbauan

9 Sang Pemimpi vs Ketika Cinta Bertasbih
Seminggu ini saya berusaha menamatkan dua novel yang akan difilmkan yaitu Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ketika Cinta Bertasbih 1 & 2 karya Habiburrahman El-Shirazy. Selesai membaca kedua novel ini, sebagai pembaca pemula, saya punya uneg-uneg untuk dituangkan dalam tulisan sebagai curhat. Sang Pemimpi berkisah tentang dua orang sahabat, Ikal dan Arai, plus teman satu kostnya yang bernama Jimbron. Dua tokoh ini punya impian yang, bagi penduduk kampung Belitong, sangat tinggi, yaitu menginjak altar suci Universitas Sorborne Prancis. Sedangkan Ketika Cinta Bertasbih bercerita tentang percintaan yang melibatkan tokoh-tokoh seperti Azzam, Furqon, dan Fadhil, serta melibatkan beberapa cewek akhwat seperti Elliana, Anna, Tiara, Cut Mala, dll. Dari dua novel ini ada perbedaan setting lokasi. Sang Pemimpi di Belitong dan sedikit di Jakarta, sedangkan Ketika Cinta Bertasbih mengambil setting di Mesir dan Solo. Andrea Hirata mampu meramu tulisannya sehingga seolah-olah kita sedang menonton adegan yang menghibur. Deskripsi cerita, dialog, dan penokohan diolah sedemikian alami sehingga tidak terkesan berlebihan, namun punya pesan yang jelas. Sedangkan Habiburrahman meramu tulisannya dengan pesan yang sangat kentara, bahkan terkesan menggurui. Sedangkan cerita yang terkadang tidak masuk akal, dibuat begitu dramatis sehingga mirip dengan cerita sinetron besutan Om-om India. Dan, sebenarnya Ketika Cinta Bertasbih daripada difilmkan lebih cocok disenetronkan. Karena ceritanya bisa menyulut emosi, menguras air mata dan dibuat muter-muter dalam beberapa seri. Segmen Sang Pemimpi adalah para remaja sekolah, pendidik, dan masyarakat pada umumnya. Bisa dikatakan, sebagai cermin Islam Indonesia yang toleran, bergaul dengan agama lain, tidak terlalu saklek dan militan. Bahkan di novel ini disebutkan bahwa Jibron diasuh oleh Pendeta Geovanni yang tidak mendoktrinnya apalagi punya missi, bahkan sangat menghormati agama Islam yang dipeluk Jimbron. Sedangkan Ketika Cinta Bertasbih sasarannya adalah para ikhwan dan akhwat yang Islamnya militan, yang jika membayangkan wajah sang kekasih saja harus segera beristighfar, dan mendiskripsikan kesalehan seseorang diukur dari seberapa rapat menutup auratnya. Di sela-sela cerita juga disebutkan tentang bagaimana musuh-musuh Islam sangat membenci Islam, Yahudi yang dapat mencetak uang dan senjata, serta cerita-cerita yang membakar ghirah (semangat) berjihad. Dan, ini sangat cocok bagi para aktifis dakwah, pejuang khilafah, dan pendamba Islam Kaffah. Semoga dengan karya-karya sastra yang beragam ini dapat memperkaya cakrawala pembaca Indonesia dengan bermacam-macam ideologi dan pola pikir.

10 KETERPESONAAN “TIMUR” TERHADAP “BARAT
Judul :Pesona Barat: Analisis Kritis-Historis tentang Kesadaran Warna Kulit Indonesia Penulis : VissiaIta Yulianto Penerbit: Jalasutra, Yogyakarta Cetakan : 1, Tebal : xvii+170 halaman KETERPESONAAN “TIMUR” TERHADAP “BARAT Definisi “cantik” kini sudah mengalami pergeseran makna.Idealisme kecantikan yang terdapat dalam kakawin-literatur pada zaman budaya Jawa, belum mempunyai hubungan atau kontak dengan budaya Barat menunjukkan kecantikan diasosiasikan dengan alam, seperti bunga, gunung, laut, dan padanan lainnya. Di era 1980-an, perempuan Indonesia tersihir dengan kosmetik lokal yang menjanjikan kulit kuning langsat bak putri keraton.Kini, cantik dinarasikan dengan warna kulit yang putih, badan tinggi semampai, dan wajah Indo. Hal ini terepresentasi dengan munculnya berbagai iklan yang menawarkan produk pemutih kulit dan wajah. Bagi masyarakat, khususnya perempuan Indonesia, memiliki kulit putih bukan semata-mata karena warna kulitnya saja, tetapi juga semua simbol yang melekat padanya: prestise, percaya diri, superioritas, dan dipandang sebagai satu representasi “Barat”.

11 Buku ini menyajikan sebuah konteks bagaimana kolonialisme Belanda, refeodalisme rezim Orde Baru, dan kapitalisme global menjadi sebuah sinergi dalam membentuk kesadaran tentang dan perilaku terhadap warna kulit di Indonesia kontemporer. Di bawah kolonialisme Belanda, politik diskriminasi dan pemaksaan budaya mengakibatkan berakarnya mentalitas inlander (konsep rendah diri) dalam masyarakat pribumi.Menganggap “Barat” sebagai bangsa yang lebih unggul, merasa rendah diri di hadapan mereka, serta masih adanya mental inlander inilah yang dimaksud penulis sebagai keterpesonaan bangsa “Timur” yang “terjajah” terhadap “Barat”. (DEW/LitbangKompas) Sumber: Kompas, 26 Agustus u_Pengetahuan_dan_Implementasinya_9.1

12 SOAL LATIHAN Tulis identitas buku secara lengkap dan jelas.
Buat judul resensi sesuai dengan konteks buku. Baca secara mendalam dan kritis buku yang Anda resensi. Buat ikhtisar isi buku. Kritisi isi buku dengan memperhatikan aspek-aspek kekritisan resensi. Sampaikan pendapat Anda mengenai buku yang Anda resensi. Katakan sejujurnya. Tempatkan diri Anda sebagai seorang kritikus. Evaluasi kelayakan itu dibaca oleh publik atau kelompok tertentu. Analisis kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi secara berimbang. Sebagai pelengkap, analisis fisik buku tersebut, seperti sampul, kertas, hasil cetakan, dan sebagainya. Kegiatan Anda selesai. Berikan kata penutup. Meski Anda sudah menyampaikan pendapat tentang buku tersebut, Anda harus tetap mengembalikan penilaian pada pembaca.


Download ppt "OLEH: TRISNA ANDARWULAN, S.S., M.PD"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google