STUDI KASUS
1.Ny. ABC 34 tahun, G4P3A0, peserta BPJS-Kesehatan no XXX, tanggal 17 Agustus 2015, jam datang ke RSUD JHU dirujuk Bidan dengan keterangan partus macet, telah ditolong bersalin 2 jam, bayi tidak lahir. Hasil pemeriksaan di kamar bersalin dengan diagnosis : Partus Kala II, distosia e.c. occiput posterior, ibu dan janin baik, Dilakukan pertolongan persalinan dengan ekstraksi vakum, tanggal 17 Agustus 2015 jam lahir bayi perempuan dengan BB 3700 gram, 48 cm, NA 8/9. Pada hari yang sama, jam dilakukan tubektomi pomeroy dengan mini-laparotomi dalam narkose umum. Tanggal 19 Agustus 2015, ibu dan bayi dipulangkan dalam keadaan baik, dan diberikan surat rujukan untuk kontrol pada bidan perujuk. Diagnosis utama : Distosia persalinan partus kala II Diagnosis tambahan : Cukup anak Tindakan: - Partus ekstraksi vakum - Mini-laparotomi Tubektomi Pomeroy
2.Ny. SNW, 28 tahun, G3P2A0, peserta BPJS-Kesehatan no XXX, tanggal 26 Agustus 2015, jam datang dengan keluhan perdarahan per- vaginam, tanpa surat rujukan. Hasil pemeriksaan di kamar bersalin dengan diagnosis : Abortus inkompletus kehamilan 12 minggu. Dilakukan kuretase dan jaringan dikirimkan ke laboratorium Patologi Anatomi. Pada tanggal 27 Agustus 2015 jam dilakukan laparoskopi tubektomi dengan pemasangan cincin Fallop. Pasien dipulangkan pada tanggal 27 Agustus 2015 jam dalam keadaan baik dan diberikan surat rujukan untuk kontrol di Puskesmas. Diagnosis utama : Abortus inkompletus Diagnosis tambahan : Cukup anak Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan jaringan PA Tindakan : - Kuretase (sisa konsepsi) - Laparoskopi Tubektomi
3.Ny. NBC, 22 tahun, G1P0A0, peserta BPJS-Kesehatan no XXX, tanggal 1 September 2015, jam datang ke kamar bersalin RSUD GH dengan keluhan hamil cukup bulan, ketuban pecah tanpa mules. Hasil pemeriksaan ibu dan janin baik, CTG reaktif. Dilakukan induksi persalinan dengan infus oksitosin, dan 8 jam kemudian lahir spontan bayi laki-laki dengan BB 2700 gram, 46 cm, NA 9/10. Pasca kelahiran dilakukan pemasangan AKDR-pasca plasenta. Perawatan nifas 1x24 jam tanpa komplikasi, ibu dan janin dipulangkan dalam keadaan baik Diagnosis utama : Hamil aterm, Ketuban Pecah Dini Diagnosis tambahan : tidak ada Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan jaringan PA Tindakan : - Partus spontan - Insersi AKDR pasca plasenta
4.Ny. KJK, 24 tahun, P1A0, datang ke Poliklinik Ginekologi RSUD FG tanggal 4 September 2015 dengan surat surat rujukan FKTP Puskesmas disertai keterangan : Akseptor AKDR Copper-T ingin hamil, AKDR tidak dapat di ekstraksi dari uterus. Hasil pemeriksaan klinis : status generalis dan ginekologis normal, tidak tampak filamen AKDR pada serviks. Dilakukan pemeriksaan USG transvaginal tampak AKDR insitu intrauterin. Pasien dikirim untuk perawatan sehari (one-day care surgery) untuk dilakukan ekstraksi AKDR menggunakan pengkait AKDR dalam narkose pada tanggal 5 September Saat dilakukan ekstraksi AKDR ternyata AKDR tidak dapat dikeluarkan karena perlekatan erat dengan dasar mukosa endometrium, dan ditegakkan diagnosis : Embedded AKDR (AKDR tertanam). Dilakukan histeroskopi dan dapat dikenali lokasi dan posisi AKDR dan dilanjutkan melakukan ekstraksi AKDR dengan histeroskopi. Pasien dilakukan obeservasi pasca tindakan selama 2 jam dan kemudian dipulangkan dalam keadaan baik. Diagnosis utama : Embedded- AKDR Diagnosis tambahan : tidak ada Pemeriksaan penunjang : USG transvaginal Tindakan : - Histeroskopi ekstraksi AKDR
5.Ny. IDM, 22 tahun. P1A0, datang ke Poliklinik Ginekologi RSUD AB pada tanggal 20 Agustus 2015 dengan surat rujukan bidan dengan keterangan : hematom lengan kiri atas. Pasien akseptor implant 2 batang, dimana kedua batang implant masih tertanam di lengan kiri atas, telah dicoba mengeluarkan batang implant tetapi gagal. Pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sedang, tanda vital baik, terdapat hematom lengan atas seluas 3x5 cm dengan luka sayatan (vulnus scissum) sepanjang 3 cm masih berdarah. Dilakukan foto rontgen lengan atas, tampak 2 batang implant tertanam mendekati sepertiga proksimal os humerus. Dilanjutkan melakukan evakulasi hematom, hemostatis sumber perdarahan dan explorasi-ekstraksi implant dan menggunakan neurolept analgesia; dapat dikeluarkan 2 batang implant. Pasien dipulangkan 2 jam pasca tindakan dalam keadaan baik dengan pemberian ampisilin 3x500 mg dan panadol 3x500 mg per-oral selama 3 hari. Diberikan surat rujukan kontrol di Puskesmas terdekat Diagnosis utama : Hematom lengan atas Diagnosis tambahan : Embedded implant Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan rontgen lengan atas Tindakan : - eksplorasi dan hemostasis luka - ekstraksi implant KB T85.7
6.Ny AFG, 28 tahun G4P3A0, peserta BPJS-Kesehatan no XXX datang dengan keluhan nyeri perut hebat sejak pagi tadi. Anamnesis : akseptor KB AKDR sejak 4 tahun lalu, terlambat haid 2 bulan lalu, uji kehamilan urin positif bulan lalu, belum pernah datang periksa kehamilan. Pemeriksaan fisik dengan T 90/60 mmHg, takikardia (120 dpm) dan anemia, ditemukan tanda akut abdomen, fluksus pervaginam positif, ditemukan tanda kehamilan pada serviks, uterus membesar sesuai kehamilan 8-10 minggu. Pemeriksaan USG tidak ditemukan kantong gestasi intrauterin, AKDR insitu, tampak kantong gestasi pada adneksa kiri, kedua ovarium normal, tampak cairan bebas intra-abdominal >300 ml. Diagnosis : kehamilan ektopik terganggu, AKDR insitu. Pada informed consent pasien ingin dilakukan sterilisasi dan pengangkatan AKDR. Dilakukan operasi sito : laparoskopi hemostasis, evakuasi bekuan darah/darah intra-abdomen, salpingektomi sinistra dan laparoskopi tubektomi cincin fallop tuba kanan. Jaringan tuba dikirim untuk pemeriksaan Patologi Anatomi. Perawatan 1x24 pasca bedah baik, os dipulangkan untuk kontrol apda Puskesmas Layanan Primer 5 hari kemudian. Diagnosis utama : Kehamilan tuba kiri Diagnosis tambahan : Cukup anak Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan USG transvaginal - Pemeriksaan jaringan PA Tindakan : - Laparoskopi salpingektomi sinistra - Laparoskopi tubektomi kanan - Ekstraksi AKDR
7.Ny. HRY, 30 tahun, G3P2A0, peserta BPJS-Kesehatan, datang tanggal 30 Agustus 2015 jam 14.00, dirujuk Puskesmas dengan keterangan hamil aterm, perdarahan per-vaginam. Anamnesis : Periksa hamil di Puskesmas, hari pertama haid terakhir 30 November 2014, perdarahan kehitaman sejak bangun pagi, disertai rasa mules ringan. Pemeriksaan fisik : T 140/90 mmHg, N 110 dpm, abdomen lemas dengan uterus kontraksi tetanik, janin presentasi kepala, tbj 3200 gram, bunyi jantung janin dpm, CTG deselerasi variabel, edema tungkai ++/++. Pemeriksaan dalam dengan nilai pelvik 3. Pemeriksaan USG trans-abdominal tampak bekuan darah retroplasenta 6x3 cm. Pada informed consent : pasien ingin dilakukan sterilisasi pasca salin. Diagnosa : Hamil 39 minggu, solusio plasentae, gawat janin, cukup anak. Dilakukan SCTPP sito, lahir bayi perembuan, 3400 gram, 49 cm, NA 6/8, dengan bekuan darah retroplasenta 200 ml; dilakukan pula tubektomi pomeroy. Perawatan pasca bedah 2x24 jam, ibu dan bayi dipulangkan dalam keadaan baik dengan surat rujukan pada Puskesmas perujuk. Diagnosis utama : Hamil 39 minggu, solusio plasentae, Pre-eklampsia ringan, gawat janin O68.9 Diagnosis tambahan : Cukup anak Pemeriksaan penunjang : USG trans-abdominal Tindakan : - SCTPP sito - Tubektomi Pomeroy
8.Tn A, 40 tahun telah memiliki 4 anak, peserta BPJS-Kesehatan, dirujuk Puskesmas dengan keterangan : Hipertensi cukup anak, ingin vasektomi. Anamnesis : Penderita hipertensi sejak 1 tahun terakhir dengan T /100 mmHg, telah menggunakan obat anti-hipertensi, isteri berusia 30 tahun menderita penyakit jantung MS sedang-berat sehingga tidak dapat menggunakan alat KB, menginginkan dilakukan KB vasektomi (MOP). Hasil pemeriksaan tanda vital baik, T 140/90 mmHg, pemeriksaan EKG normal, foto thoraks dengan radio kardiothoraks normal. Dilakukan prosedur vasektomi di kamar bedah minor dengan neurolet sedasi. Observasi pasca tindakan 2 jam dengan tanda vital stabil, dan pasien dipulangkan dengan surat rujukan kembali pada Puskesmas untuk kontrol 5 hari kemudian. Diagnosis utama : Cukup anak Diagnosis tambahan : Hipertensi ringan Pemeriksaan penunjang : EKG, Rontgen thorax Tindakan : - Vasektomi tanpa komplikasi