INDIKATOR STATUS KESEHATAn perempuan BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST
1. Indikator Kesehatan Wanita Adalah : Ukuran yg menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan wanita dalam suatu populasi tertentu. Indikator kesehatan wanita di Indonesia dapat dilihat dari : Angka kematian ibu Tingkat pendidikan ibu Pekerjaan ibu Usia harapan hidup
Angka Kematian Ibu Adalah : Kematian seorang wanita yg terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yg disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, melaporkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup
b. Pendidikan Sangat menentukan keberhasilan status kesehatan wanita karena (pengetahuan) dapat merubah perilaku kearah yg lebih baik. c. Penghasilan Penghasilan sebagai indikator untuk meningkatkan kesehatan wanita yaitu faktor ekonomi dapat menentukan gizi yg dikonsumsi seseorang.
d. Usia Harapan Hidup Keberhasilan pembangunan sosial ekonomi dan budaya menyebabkan usia harapan hidup makin panjang /tinggi mis ekonomi baik maka pelayanan kes terhadap manula semakin baik pula.
2. Determinan Kematian Ibu Adalah : Keadaan atau hal2 yg melatarbelakangi & menjadi penyebab langsung serta tdk langsung dari kematian ibu a. Determinan Proksi/dekat/pendek , meliputi: - Kejadian kehamilan (Wanita hamil memiliki risiko untuk mengalami komplikasi, sedangkan wanita yg tdk hamil tdk). - Komplikasi kehamilan & persalinan (Komplikasi obstetrik merupakan penyebab langsung kematian ibu, sperti : Perdarahan, infeksi, eklamsia, abortus dll).
KOMPLIKASI pada ibu hamil, bersalin dan nifas: Ketuban pecah dini. Perdarahan pervaginam Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta Intra Partum : robekan jalan lahir Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan pembekuan darah. Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
Lanjutan Komplikasi….. Ancaman persalinan prematur. Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis, Sepsis. Distosia: Persalinan macet, persalinan tak maju. Infeksi masa nifas.
b. Determinan antara (menengah), meliputi : 1 b. Determinan antara (menengah), meliputi : 1.Status kesehatan (status gizi, penyakit infeksi, penyakit menahun: TBC, jantung, Ginjal dll) 2.Status Reproduksi (ibu hamil < 20 thn & > 35 thn, jumlah kelahiran dan status perkawinan)
FAKTOR RISIKO Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Anak lebih dari 4. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan. Anemia dengan Hemoglobin < 11 g/dl.
Lanjutan Faktor Risiko........ Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, dll), tumor dan keganasan
Lanjutan…FAKTOR RISIKO Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues). Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
Lanjuta determinan antara (menengah)…… 3. Akses tehadap pelayanan kesehatan (yankes) mis: letak/tempat yankes tdk strategis/sulit dijangkau, kualitas yankes masing kurang, informasi kurang) 4. Perilaku sehat mis: menjadi akseptor KB, ANC yg teratur (K1 & K4), Tidak berobat ke dukun, tdk melakukan aborsi. 5. faktor-faktor lain yg tdk dpt diketahui atau tdk terduga: KPD, atonia uteri, dll
c. Determinan jauh (deteminan sosial, ekonomi, budaya) meliputi: Status wanita dalam keluarga & masyarakat mis: wanita yg pendidikan lebih tinggi/ lebih memperhatikan kesehatan diri & keluarga, pekerjaan- cepat mendapat informasi. 2. Status keluarga dalam masyarakat mis: penghasilan keluarga, pekerjaan keluarga, pendidikan keluarga dpt berpengaruh trhdp risiko kematian ibu 3. Status masyarakat mis: kesejahteraan, ketersediaan SDM (dokter, pelyan kes, ketersediaan & kemudahan transportasi). Status masyarakat umumnya terkait pula pada tingkat kemakmuran suatu negara
3. INTERVENSI UNTUK MENCEGAH KEMATIAN IBU Intervensi thdp yenkes (khususnya obstetri esensial) Kemampuan petugas dalam penatalaksanaan komplikasi obstetri Peningkatan gizi (stamina ibu kuat) Peningkatan pendidikan (sadar akan kes.nya) Pemberdayaan wanita & kemitraan pria wanita (wanita dpt mengambil keputusan untuk menentukan alat KB)
4. STRATEGI UNTUK MENURUNKAN AKI Dengan memberikan perhatian & perlakuan khusus pada ibu hamil, bersalin, nifas, & BBL adalah dng cara : Membina & mengarahkan masy. Agar bersedia & mampu mengenali masalah (deteksi dini) risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas & BBL. Agar masy, mengetahui secara tepat & cepat apa yg harus diperbuat jika menghadapi kasus risiko tinggi & apabila terjadi komplikasi. Mengetahui harus merujuk kemana
b. Bekerjasama & melakukan pembinaan kader dalam memantau atau melakukan pengamatan sehari2 terhadap kondisi ibu hamil, bersalin, nifas & BBL yg tinggal disekitarnya c. Memberi penyuluhan & mengampanyekan suami siaga d. Bersama masy. Menggalang tabungan ibu bersalin
Maine & dkk, mengidentifikasi tanda” rantai penyebab” kematian ibu & menghubungkan dengan strategi intervensi yg dikelompokkan dlm 3 kategori : 1. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita utk menjadi hamil mis; keikutsertaan ber KB mencegah kematian ibu. 2. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita hamil mengalami komplikasi dlm kehamilan & persalinan mis; umur kehamilan bila < 20 thn & > 30 thn dpt menjadi faktor risti kehamilan.
Mencegah/memperkecil kematian wanita yg mengalami komplikasi dlm kehamilan/persalinan dengan mempunyai akses pelayanan kegawatdaruratan obsteri. Intervensi utk mendekatkan pelayanan obstetri kepada setiap bumil didasari oleh tiga premis (dsr pmkiran), yaitu; 1. Bahwa sebagian bumil akan mengalami komplikasi 2. Sebagian besar komplikasi tsbt tdk dpt diperkirakan /dicegah 3. Wanita mengalami komplikasi hrs mendapatkan pelayanan obstetri agar diri dan janinnya dpt diselamatkan sekaligus tercegahnya kesakitan yang berkepanjangan
Tiga Terlambat (3 T) dalam merujuk Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan. Terlambat mencapai Fasilitas Kesehatan Terlambat mendapat pertolongan di fasilitas kesehatan. Empat Terlalu Terlalu muda punya anak (<20 thn) Terlalu Banyak Melahirkan (> 3 anak) Terlalu rapat jarak melahirkan (<2 thn) Terlalu tua punya anak (>35 thn)
10 Pelayanan Antenatal 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. 2. Ukur tekanan darah. 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas). 4. Ukur tinggi fundus uteri. 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan. 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan. 8. Test laboratorium (rutin dan khusus). 9. Tatalaksana kasus 10.Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
5. Upaya Safe Motherhood Safe Motherhood : merupakan pelayanan kesehatan ibu yg berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan & persalinan dng selamat atau disebut jg dng pelayanan keselamatan ibu Tujuan : Untuk menurunkan angka kesakitan & kematian ibu hamil, bersalin dan nifas disamping menurunkan angka kesakitan & kematian BBL Untuk menjamin semua wanita untuk memperoleh pelayanan yg dibutuhkan secara aman & sehat selama kehamilan dan persalinan
Penyebab utama kematian wanita dikarenakan : Perdarahan hebat Infeksi Komplikasi akibat aborsi yg tdk aman Pregnancy induced hypertension (PIH) Persalinan lama Safe Motherhood dicanangkan pd thn 1987 oleh badan2 internasional & pemerintah, guna meningkatkan kesadaran dunia tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta untuk mendapatkan pemecahannya
Berjuta wanita tdk dapat mengakses pel. yan Berjuta wanita tdk dapat mengakses pel.yan.kes yg bermutu selama kehamilan & persalinan, khususnya wanita dng kondisi ekonomi yg miskin, tdk berpendidikan & di daerah pedesaan Hampir 35% wanita di negara berkembang tdk menerima perawatan ANC selama kehamilan Hampir setengah dari semua persalinan dilakukan tanpa bantuan tenaga terampil (tingkat kejadian hampir 80%) 70% wanita tdk menerima perawatan pasca persalinan, Hambatannya : Jarak dan kurangnya transportasi Biaya Interaksi dng penyedia jasa Faktor sosial budaya
Safe Motherhood dapat dicapai dng menyediakan pelyan. kes Safe Motherhood dapat dicapai dng menyediakan pelyan.kes.ibu yg bermutu pada semua wanita selama kehamilan, persalinan dan nifas, pelayanan tersebut meliputi : Perawatan oleh tenaga terampil sebelum, selama & sesudah melahirkan Perawatan kegawat daruratan untuk ancaman kehidupan/komplikasi obstetri Pelayanan untuk mencegah & menangani komplikasi aborsi yg tdk aman Pelayanan KB, untuk menjamin wanita merencanakan kehamilan & mencegah kehamilan yg tdk diinginkan Pendidikan kesehatan & pelayanan pada remaja Pendidikan masy. Untuk wanita, keluarga & pembuat keputusan
Usaha2 dalam upaya keselamatan ibu (safe Motherhood initiative) meliputi : Keselamatan ibu sebagai hak asasi Pemberdayaan wanita dalam pelayanan kespro Penundaan usia pernikahan & kelahiran anak pertama Setiap kehamilan memiliki resiko Menjamin setiap persalinan ditolong oleh tenaga profesional Meningkatkan akses terhadap pelyan. Reproduksi berkualitas Mencegah kehamilan yg tdk dikehendaki & aborsi yg tdk aman
Penatalaksanaan safe Motherhood di Indonesia dinyatakan dalam 4 pilar Keluarga Berencana (KB) Berfungsi untuk memastikan setiap orang atau pasangan mendapatkan informasi & pelyan.KB, agar dpt merencanakan waktu yg tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan & jlh anak. Dng demikian diharapkan tdk akan ada lg kehamilan yg tdk diinginkan & kehamilan yg termasuk dalam 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil & terlalu banyak anak) 2. Perawatan Antenatal Berfungsi untuk mencegah komplikasi yg mungkin timbul & memastikan bahwa komplikasi kehamilan telah dideteksi dini & diobati dng tepat
3. Persalinan Yang Bersih & Aman Berfungsi untuk menjamin semua petugas kesehatan yg menangani kelahiran memiliki pengetahuan, keterampilan & peralatan untuk melakukan pertolongan yg bersih & aman, serta memberikan perawatan post partum untuk ibu dan bayi 4. Perawatan Obstetrik Esensial Berfungsi untuk menjamin bahwa perawatan yg diperlukan untuk kehamilan resiko tinggi & komplikasi tersedia bagi semua wanita yg membutuhkannya
6. Indikator Upaya Penurunan AKI Indikator Dampak : AKI / maternal mortality rate (MMR) Indikator proses, output dan outcome, mis: - Persentase bidan terlatih dlm penanganan kegawatan obstetri (indikator proses = kegiatan) - Indikator hasil pelayanan, cakupan pelayanan ANC, PNC (Indikator output = hasil) - Proporsi komplikasi obstetri yg mendapat penanganan adekuat (indikator outcome = efek)
TERIMAKASIH