STANDARD OPERATIONS. DEFINISI STANDARD OPERATIONS  Kumpulan standar-standar yang memberikan gambaran akurat dan lengkap semua aspek dari sebuah tugas,

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 6 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN METODE PENGUKURAN LANGSUNG
Advertisements

Manajemen Operasi/Produksi
SMED & Teknik Reduksi Set-Up
Teknologi Kelompok & Manufaktur Selular

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
MANUFACTURING PLANNING & CONTROL (MPC)
SI527 - ERP (Enterprise Resources Planning)
Roesfiansjah Rasjidin Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik – Univ. Esa Unggul.
VIII. SUMBERDAYA MANUSIA DALAM MANAJEMEN OPERASI
MATERIAL RESOURCE PLANNING
PERTEMUAN 10 Inventory Models Mata kuliah: D Analisa Bisnis Kuantitatif Tahun: 2010.
Inventory Management. Introduction Basic definitions ? An inventory is an accumulation of a commodity that will be used to satisfy some future demand.
Konsep Manajemen Produksi/Operasi
J0444 OPERATION MANAGEMENT
SISTEM PRODUKSI TARIK (PULL PRODUCTION SYSTEMS)
Flexible Manufacturing System
MultiMedia by Stephen M. Peters© 2001 South-Western College Publishing Chapter 9 Production Management Introduction to.
Masalah Transportasi II (Transportation Problem II)
Model Persediaan Deterministik (Deterministic Inventory)
MATERIAL REQUIREMET PLANNING
Bab Manajemen Persediaan.
Tujuan : Mampu mengukur dan menentukan waktu baku
Definisi Aliran Material Persediaan
SETTING STANDARDS AND ANALYZING VARIANCES
Materi. Introduction In this discussion the appliaction of maintainability to the design process is addressed. The maintainability design process is similar.
Pasar Faktor Produksi.
SIKLUS PRODUKSI BAB 6 PERTEMUAN 11.
9 Chapter Production Management Introduction to
Teknologi Kelompok & Manufaktur Selular
ANALISA KESELAMATAN KERJA
METODE & PENGUKURAN KERJA
Sinkronisasi (Keselarasan)
Pembuatan routing sheet dan multiple product process chart
Pengelolaan Manajemen Persediaan
9 Chapter Production Management Introduction to
DOKUMENTASI PROSES Purchasing Department Manufacturing Department
Detailed Scheduling.
FUNGSI PRODUKSI YUYUN ISBANAH.
Detailed Scheduling Lecture 11.
Konsep Manajemen Produksi/Operasi
PRODUCTION LEVELING Part 2.
IMPLEMENTASI FMS.
Perancangan Produk, Proses, Skedul dan Fasilitas session 3
Software Engineering Rekayasa Perangkat Lunak
9 Chapter Production Management Introduction to
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
SISTEM PENYIMPANAN OTOMATIS (AUTOMATED STORAGE SYSTEMS)
Pengantar : Methods, Standard, and Work Design
MANAJEMEN OPERASI AGROINDUSTRI
Pengantar Bisnis 7 Sessi.
Manajemen Produksi dan Operasi
Manajemen Produksi.
Tujuan : Mampu mengukur dan menentukan waktu baku
ROT and AROT Method Week #5.
Master data Management
Konteks dan Arti Penting PPC
Pengelolaan produksi dan operasi
PROSES PRODUKSI.
PENGENDALIAN LANTAI PABRIK (SHOP FLOOR CONTROL-SFC)
Konsep Manajemen Produksi/Operasi
Nama Anggota : Fahmil Ramdhan Nurhadi Budiharto
#7_WORK MEASUREMENT ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA
Machining operation and machine tools
Pengantar : Methods, Standard, and Work Design
#8_STOPWATCH TIME STUDY ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA
Metode Kaizen dalam Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Produksi
9 Chapter Production Management Introduction to
Work System Design “Work Measurement” Hardianto Iridiastadi, Ph.D.
Transcript presentasi:

STANDARD OPERATIONS

DEFINISI STANDARD OPERATIONS  Kumpulan standar-standar yang memberikan gambaran akurat dan lengkap semua aspek dari sebuah tugas, operasi, atau proses  Menjelaskan secara akurat best practice  Harus diadaptasi untuk merefleksikan perubahan permintaan produk, tingkat keahlian dan kecakapan pekerja saat ini, mesin/alat saat ini, dan bagaimana pelaksanaan aktual pekerjaan dilaksanakan  Harus berubah ketika hal-hal berubah di shop floor  Prosedur kerja, urutan tugas-tugas, dan waktu-waktu yang disarankan untuk memproduksi satu unit output Standard Operations2

KETERLIBATAN SHOP FLOOR  Industrial engineers merupakan sumber key people yang mengawali pengembangan standard operations  Industrial engineers semestinya mendapatkan bantuan dari shop-floor supervisors and workers  Sasaran: Untuk para supervisor dan worker dalam melaksanakan pengembangan pengukuran dan standar mereka sendiri  Supervisors and workers harus dilatih terkait metoda dan prosedur analisis operasi, studi waktu/gerakan, dan tool-tool terkait  Standard-standar tersebut mesti diterapkan dalam planning, scheduling, and control Standard Operations3

MANFAAT  Ketika dilaksanakan di shop-floor, koreksi-koreksi terhadap standar-standar dapat dilakukan segera saat sebuah perubahan terjadi  Memungkinkan planners untuk membuat master schedules yang layak dan merefleksikan shop-floor status  Memungkinkan identifikasi bahaya dan prosedur keselamatan ( safety hazards and procedures ) yang menghasilkan atau memungkinkan terjadinya defects dan kemudian memodifikasinya  Memungkinkan pekerja yang tidak berpengalaman ( inexperienced workers ) untuk menjadi terbiasa dengan sebuah tugas dalam waktu singkat  Memungkinkan para pekerja dan supervisor memeriksa standards vs. current work Standard Operations4

PROSEDUR 1. Menentukan required cycle time 2. Menentukan standard task time dengan mengukur tiap tugas berkali-kali. Semua waktu-waktu manual dan mesin harus dimasukkkan dalam task time. Keputusan terhadap kecepatan pekerja ditentukan. 3. Menentukan completion time per unit 4. Memahami kapasitas produksi 5. Mengembangkan standard operations routines 6. Mengisi standard operations routine sheets 7. Menentukan process routing sequence 8. Mengembangkan standard operations sheets Standard Operations5

CYCLE TIME  Alasan perhitungan cycle time: kuantitas yang diproduksi harus didasarkan pada sasaran output produksi  Sasaran keluaran semestinya dinyatakan dalam bentuk frequency that an item must be produced in the allotted time (takt time)  Jangan masukkan pemborosan proses (ini akan membawa pada munculnya permasalahan dalam sistem) Standard Operations6

STANDARD TASK TIME  Task - Elemental unit of work; a simple step or motion  Operation - Group of tasks performed together, such as those performed at a workstation  Standard task time - Expected time for an average worker to perform a task at a satisfactory level. Used to determine production capacity and work schedules.  Machine time - Automatic run time of the machine  Manual or handling time - Time in which the worker is working on the machine or handling parts  Note: There may be a learning curve for a newly created task or a new person performing a standardized task. Standard Operations7

Standard Task Time  Standard Task Time = (Actual Time) * (Performance Rating) * (Allowance Factor) = 105 sec. * 0.95 * 1.1= approximately 110 sec.  Performance rating: 100% jika pekerja memiliki skill rata-rata. Dapat dinaikkan atau diturunkan jika skill pekerja rendah atau tinggi  Allowance factor: mempertimbangkan unavoidable delays yang merupakan bagian normal dari operasi. Jangan pertimbangkan delays yang memungkinkan untuk dihilangkan atau gunakan sebagai sebuah faktor solusi sementara ( fudge factor ).  Apa yang terjadi jika performance rating seorang pekerja baru adalah 105%? Akankah dia mampu memenuhi takt time = 120 sec.? Standard Operations8

Completion Time per Unit (CTU)  Definisi: Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memproses satu unit.  Ditetapkan untuk setiap tugas dan operasi ( for value- added and non-value added activities )  Dapat sama dengan standard task time, atau tidak  Jika sebuah tugas diamati dan didapati mempunyai waktu 5, 5, 4, 3, and 4 seconds untuk empat unit, rata- ratanya dibutuhkan untuk completion time per unit = 4.2 sec. (ditampilkan pada halaman berikut).  Completion time per unit adalah jumlah completion time per unit untuk semua tasks. Standard Operations9

Completion Time per Unit Standard Operations10

Production Capacity  Kapasitas produksi ( production capacity ) adalah jumlah unit yang dapat diproduksi dalam waktu produksi tersedia ( available production time ).  Gunakan completion time per unit untuk mengestimasi production capacity.  Memerlukan informasi tentang lot size and setup time. Standard Operations11

Production Capacity Contoh:  Sebuah pallet baru sheet metal dibutuhkan setelah 50 lembar di-stamp. Operasi setup memerlukan waktu 9 minutes dan 2 seconds. Standard Operations12

Standard Operations Routine  Tujuan: Untuk menentukan urutan tugas-tugas yang akan dikerjakan ( standard operations routine).  Tiga tipe SOR: 1. Single repeated operation – sebuah operasi yang dikerjakan berulang kali dari satu produk ke produk lain. 2. Multiple repeated operations – beberapa operasi pada mesin-mesin berbeda yang dikerjakan berulang kali. 3. Multiple non-repeated operations – berbagai operasi berbeda yang dikerjakan berulang pada hari-hari lainnya, namun tidak dikerjakan berulang sepanjang hari tertentu. Standard Operations13

SOR Sheet  Untuk multiple, repeated operations: 1. Tentukan CT yg dibutuhkan dan tuliskan pada SOR sheet. 2. Tentukan perkiraan jumlah pekerja dan rentang operasi yang tiap pekerja dapat kerjakan dalam CT yang dibutuhkan tsb. 3. Gambarkan garis kontinu dalam SOR sheet, CTU untuk operasi pertama. 4. Jika sebuah automated machine dinyalakan, gambarkan garis putus-putus yang dituliskan berlanjut dari garis pada Langkah Gambarkan garis bergelombang, lanjutan dari garis yang dituliskan pada Langkah 3 untuk menampilkan waktu yang dibutuhkan untuk berjalan ke mesin berikutnya. 6. Ulangi langkah 3, 4, and 5 untuk tiap operasi. 7. Tuliskan sebuah garis gelombang kembali ke tugas #1 jika pekerja harus berjalan ke task #1 tersebut.  Note: Jika pekerja tiba pada task #1 sebelum CT dibutuhkan, maka routing sequence telah verified.  Note: Lembar (sheet ) ini harus digambarkan dua kali untuk memastikan bahwa mesin-mesin tidak beroperasi ketika pekerja tiba di mesin. Jika demikian, hal ini akan memperpanjang CTU. Standard Operations14

Operations Routine and Process Routing Sequence  Process routing sequence : Urutan operasi–operasi yang harus dikerjakan untuk membuat sebuah part atau produk.  Note: standard operating routine mungkin berbeda dengan process routing sequence.  Contoh: Worker’s sequence mungkin mempunyai arah berlawanan dengan aliran produk. Standard Operations15

Standard Quantity of WIP  Kuantitas baku WIP (Standard quantity of WIP): – Persediaan minimum work-in-process agar proses dapat berjalan/berfungsi. – Jumlah minimum material yang diperlukan untuk mencapai aliran kerja yang mulus ( smooth flow of work ).  Jika SOR sequence sama dengan urutan process routing sequence  Kuantitas baku WIP mungkin sama atau kurang dari jumlah operasi-operasi.  Jika SOR sequence berlawanan arah dengan process routing sequence  Satu WIP harus digunakan diantara operasi-operasi. Standard Operations16

Standard Quantity of WIP  WIP harus dijaga dimana para pekerja saling bertukar part-part.  WIP menyangga variasi.  Buffers semestinya ditempatkan secara taktis pada bottleneck operations.  Semestinya mempertimbangkan kuantitas yang diperlukan untuk memeriksa kualitas produk pada posisi-posisi yang perlu dalam proses.  Juga perlu mempertimbangkan kuantitas yang ditahan hingga temperatur sebuah unit dari mesin sebelumnya mencapai tingkat yang diperlukan (seperti drying time ). Standard Operations17

Standard Operations Sheet  Meliputi: – Completion time per unit – Required cycle time – Standard operations routine sheet – Standard WIP – Actual cycle time – Layout (with positions of quality checks)  Tujuan: – Teaches worker about each operation – Insures standards are met – Tool to evaluate performance and improvement Standard Operations18

Rules  Lembaran-lembaran SOS harus selalu ditanggali untuk mengidentifikasi saat revisi terakhir  Lembar-lembar SOS harus direvisi secara teratur (reguler)  Standard operations: – “Are always imperfect” – Should never be considered fixed – Must be adapted to reflect changing demand, worker skills, etc. Standard Operations19

Syarat Keberhasilan Standard Operations 1. Focus pada pekerja, bukan pada mesin-mesin 2. Jaminan kerja (job security) karena para pekerja hanya ditransfer, tidak dipecat 3. Repetitive work 4. Level production 5. Multi-skilled operators 6. Team effort Standard Operations20