PERANG PADRI (1803-1838) Tunjung Tamarin Rahmadani Kelompok 1: Tunjung Tamarin Rahmadani Anida Fitriana Putri Ragil Syifa Tri Utami Nirmala Dewi Manggara Putri Religia Hisa Ayu Pramudita

Tokoh-tokoh Dalam Perang Padri Tuanku Imam Bonjol Tuanku Lintau Tuanku Nan Gapuk Tuanku Hitam Tuanku Nan Cerdik Tuanku Tambusay Tuanku Nan Renceh Tuanku Pasaman Tuanku Mansiangan Tuanku Pandai Sikek Tuanku Rao Tuanku Barumun Kolonel Stuers

LATAR BELAKANG 1.Sebab Umun Adanya pertentangan paham antara golongan Wahabi yang ingin memurnikan ajaran agama islam dengan para golongan Tasawuf yang terdiri dari kaum bangsawan dan pemangku adat. Ada kebiasaan buruk yang disahkan oleh kaum adat seperti minum minuman keras, menyabung ayam, berjudi, merokok, dll. Adanya pertentangan antara hukum adat dengan hukum di agama Islam. Yaitu diantaranya pada hukum adat menganut sistem kekerabatan Matrilineal sedangkan di Islam Patrilineal. Terjadi perebutan pengaruh antara kaum adat dengan ulama. Adanya campur tangan bangsa barat dalam perebutan kekuasaan tersebut yaitu Inggris dan Belanda. 2.Sebab Khusus Pertemuan antara kaum adat dengan ulama untuk menyelesaikan semua persoalan selama ini di Koto Tangah. Karena usaha itu tidak berhasil, kaum adat di serang oleh kaum ulama kemudian kaum adat meminta bantuan kepada Belanda di Padang pada tahun 1821.

Proses perang Perang Padri Gelombang Pertama (1821-1825) Terjadi di kota Lawas,kemudian berkembang di daerah lainnya seperti Alahan Panjang. Kaum Padri dipimpin Datuk Bandaro dan Kaum Adat dipimpin Datuk Sati. Setelah Datuk Bandaro meninggal,kemudian dilanjutkan oleh Tuanku Imam Bonjol dan dibantu oleh Tuanku Pasaman,Tuanku Nan Renceh,Tuanku Nan Cerdik,Tuanku Nan Gapuk. Karena terdesak dalam peperangan,pada 21 Februari 1821 kaum Adat meminta bantuan Belanda di Padang.Kemudian Belanda membangun Benteng di Batusangkar dengan nama Fort van der Capellen.

Gencatan senjata Pada 13 April 1823 Belanda mencoba menyerang kaum Padri,namun kaum Padri dengan gigih melakukan perlawanan. Belanda merasa kesulitan karena perlawanan yang dilakukan kaum padri cukup tangguh. Oleh sebab itu Belanda menyuruh seorang residen ,mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai melalui maklumat (perjanjian masang)