MATEMATIKA EKONOMI Bagian 1 - Deret DOSEN FEBRIYANTO, SE., MM.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Advertisements

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
DERET Cherrya Dhia Wenny, S.E..
BAB 4 DERET Kuliah ke 2.
Studi Kelayakan Bisnis
Penerapan Barisan dan Deret
D e r e t MATEMATIKA EKONOMI.
D e r e t MATEMATIKA EKONOMI.
D e r e t MATEMATIKA EKONOMI
MATEMATIKA EKONOMI Bagian 1 - Deret
Diskripsi Mata Kuliah Memberikan gambaran dan dasar-dasar pengertian serta pola pikir yang logis sehubungan dengan barisan dan deret bilangan yang tersusun.
PENERAPAN DERET DALAM BIDANG EKONOMI
Logaritma & Deret (point 1)
Materi Matematika Bisnis
Penerapan Barisan dan Deret
BAB 4 DERET Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah - kaidah tertentu. Bilangan - bilangan yang merupakan unsur.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN/AKUNTANSI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
NILAI WAKTU DARI UANG Pertemuan ke-2.
(Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
BAB 4 DERET Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah - kaidah tertentu. Bilangan - bilangan yang merupakan unsur.
PERTEMUAN 2 DERET DAN TERAPANNYA.
KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013
FAKTOR BUNGA DALAM PEMBELANJAAN
MATEMATIKA EKONOMI Kelompok 8: Adita Septie AP A
BUNGA TUNGGAL DAN BUNGA MAJEMUK
SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP
DERET Bab 4 Dumairy.
POLA, BARISAN DAN DERET BILANGAN serta bunga
DERET Bab 4 Dumairy.
Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil
MODUL 9 NILAI WAKTU DARI UANG
NILAI WAKTU DARI UANG Pertemuan ke-2.
NILAI WAKTU DARI UANG Pertemuan ke-2.
D e r e t MATEMATIKA EKONOMI.
ANNUITAS Arum H. Primandari.
Pertemuan 7: Fungsi non aljabar dan aplikasi ekonomi
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 3: Deret dan Penerapannya
KULIAH 5 BUNGA MAJEMUK.
ANUITAS.
Analisis Investasi Interest Rate Model.
03 SESI 3 MATEMATIKA BISNIS Viciwati STl MSi.
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Pertemuan 8 Matematika Keuangan Future Value dan Present Value
BARISAN DAN DERET DAN PENERAPANNYA.
PENDAHULUAN.
Ani adalah seorang investor di bidang properti
MATEMATIKA DERET HITUNG DAN DERET UKUR.
DERET ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kadiah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah.
PERTEMUAN X Perhitungan Bunga dan Nilai Uang
D e r e t MATEMATIKA EKONOMI.
DERET & PENERAPANNYA Jaka Wijaya Kusuma M.Pd Matematika Ekonomi.
Baris & Deret : Penerapan Ekonomi
NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE OF MONEY)
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 3: Deret dan Penerapannya
BARIS UKUR DAN DERET UKUR
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 3: Deret dan Penerapannya
BARISAN DAN DERET GEOMETRI
PENERAPAN KONSEP BARISAN DAN DERET
Rakhma Diana Bastomi, SEI, MM
By Dewi Setianingsih ( )
DERET.
blog : soesilongeblog.wordpress.com
D E R E T.
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TIME VALUE OF MONEY (NILAI WAKTU UANG). Analisis suatu proyek biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif lama (memerlukan waktu yang cukup lama) dimensi.
BUNGA A. PENGERTIAN Bunga (Interest) adalah tambahan uang sebagai jasa atas sejumlah modal yang ditanam atau kelebihan pembayaran dari yang seharusnya.
Pertemuan Pertama Kompetensi Dasar : 3.7. Menganalisis pertumbuhan, peluruhan, bunga dan anuitas 4.7. Menyelesaiakan masalah kontekstual yang berkaitan.
DERET HITUNG DAN DERET UKUR By: Megawati Syahril, MBA, SE.
Transcript presentasi:

MATEMATIKA EKONOMI Bagian 1 - Deret DOSEN FEBRIYANTO, SE., MM.

2 Deret Deret ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku. DERETDeret ukur Deret hitung Deret harmoni DERET Deret berhingga Deret tak terhingga Deret dilihat dari jumlah suku Deret dilihat dari segi pola perubahan bilangan pada suku

3 Deret Deret hitung (DH)  Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu.  Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yaitu selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.  Contoh: 1) 7, 12, 17, 22, 27, 32(pembeda = 5) 2) 93, 83, 73, 63, 53, 43 (pembeda = - 10) 3) 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15(pembeda = 2)

4 Deret Suku ke-n dari deret hitung  Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah rumus. a : suku pertama atau S 1 b : pembeda n : indeks suku  Sebagai contoh, nilai suku ke-10 (S 10 ) dari deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 adalah S 10 = a + (n - 1)b S 10 = 7 + (10 - 1)5 S 10 = S 10 = 52.  Suku ke-10 dari deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 adalah 52. S n = a +(n-1)b

5 Deret Jumiah n suku deret hitung  Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-sukunya, sejak suku pertama (S 1 atau a) sampai dengan suku ke-n (S n ) yang bersangkutan.  Menghitung jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu n, terdapat empat bentuk rumus yang bisa digunakan  Jumlah deret hitung 7, 12, 17, 22, 27, 32 sampai suku ke-10 adalah J 10 = 10/2 (7 + S10) J 10 = 5 (7 + 52) J 10 = 295 Jika Sn belum diketahui

6 Deret Deret ukur (DU)  Deret ukur ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu.  Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret ukur dinamakan pengganda, yakni merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku di depannya.  Contoh 5, 10, 20, 40, 80,160(pengganda = 2) 512, 256, 128, 64, 32, 16(pengganda = 0,5) 2, 8, 32, 128, 512(pengganda = 4)

7 Deret  Suku ke-n dari DU Rumus penghitungan suku tertentu dari sebuah deret ukur:  Sn = ap n-1  a : suku pertama  p : pengganda  n : indeks suku Contoh  Nilai suku ke 10 (S 10 ) dari deret ukur 5, 10, 20, 40, 80,160 adalah  S 10 = 5 (2) 10-1  S 10 = 5 (512)  S 10 = 2560  Suku ke 10 dari deret ukur 5, 10, 20, 40, 80,160 adalah 2560

8 Deret Jumlah n suku deret hitung  Jumlah sebuah deret ukur sampai suku tertentu adalah jumlah nilai sukunya sejak suku pertama sampai dengan suku ke-n yang bersangkutan.  Rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke-n, yakni:  Jika p 1, menggunakan rumus yang di sebelah kanan.  Contoh: Jumlah n suku dari deret hitung 5, 10, 20, 40, 80, 160 adalah

9 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Perkembangan Usaha  Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha (produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal) bertambah secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya. Model Bunga Majemuk  Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus simpan-pinjam dan kasus investasi.  Dengan model ini dapat dihitung; misalnya, besarnya pengembalian kredit di masa datang berdasarkan tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima di masa datang. Model Pertumbuhan Penduduk  Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal penaksiran jumlah penduduk. Sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus, penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur.

10 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Perkembangan Usaha Contoh  Sebuah perusahaan jamu “roso" menghasilkan bungkus jamu pada bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, perusahaan mampu meningkatkan produksinya sebanyak 500 bungkus setiap bulan. Jika perkembangan produksinya tetap, berapa bungkus jamu yang dihasilkannya pada bulan kelima? Berapa bungkus yang telah dihasilkan sampai dengan bulan tersebut?  Diketahui: a = 3.000S 5 = (5 - 1)500 = b = 500 n = 5 Jumlah produksi pada bulan kelima adalah bungkus, sedangkan jumlah seluruh jamu yang dihasilkan sampai dengan bulan tersebut bungkus. U n = a +(n-1)b

11 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Bunga Majemuk  Jumlah di masa datang dari suatu jumlah sekarang adalah  Fn = P(1 + i) n P: jumlah sekarang i : tingkat bunga per tahun n: jumlah tahun  Nilai sekarang (present value) dari suatu jumlah uang tertentu di masa datang adalah: F: jumlah di masa datang i : tingkat bunga per tahun n : jumlah tahun

12 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Bunga Majemuk Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun, dengan tingkat bunga 2% per tahun. Berapa jumlah seluruh uang yang harus dikembalikannya pada saat pelunasan? Dikteahui:  P =  n = 3  i = 2% = 0,02 Penyelesaian:  F = P (1 + i ) n  F= (1 + 0,02) 3  F= (1,061208)  F=

13 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Bunga Majemuk  Tabungan seorang mahasiswa akan menjadi sebesar Rp tiga tahun yang akan datang. Jika tingkat bunga bank yang berlaku 10% per tahun, berapa tabungan mahasiswa tersebut pada saat sekarang ini?  F=  n= 3  i = 10% = 0,1  P =  Jadi besarnya tabungan sekarang adalah Rp ,00.

14 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Pertumbuhan Penduduk  Pt = P 1 R t-1 Dimana R = 1 + r  Pi : Jumlah pada tahun pertama (basis)  Pt : Jumlah pada tahun ke-t  r : persentase pertumbuhan per tahun  t : indeks waktu (tahun)

15 Deret dalam Penerapan Ekonomi Model Pertumbuhan Penduduk  Penduduk suatu kota berjumlah 1 juta jiwa pada tahun 1991, tingkat per tumbuhannya 4% per tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun Jika mulai tahun 2006 pertumbuhannya menurun menjadi 2,5%, berapa jumlahnya 11 tahun kemudian ?  Pt = P 1 R t-1 Dimana: R = 1 + r  P 1 = 1 jutaP tahun 2006= P 16 = 1 juta (1,04) 15  r = 0,04= 1 juta (1,800943)  R = 1,04= jiwa  P 1 = P 11 tahun kemudian = P 11  r= 0,025  R = 1,025P 11 = (1,025) 10 P 11 = jiwa