GOOD MANUFACTURING PRACTICES cara / teknik berproduksi yang baik dan benar Pedoman yg menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar aman, bermutu dan layak dikonsumsi Berisi penjelasan mengenai persyaratan minimum yg harus dipenuhi pd seluruh mata rantai makanan, mulai bahan baku sampai produk akhir. menguraikan ttg kondisi bagaimana dan prosedur yg mana yg akan dipakai perusahaan
Penerapan GMP dapat mengacu berbagai referensi, namun sejauh ini tidak ada standar internasional yang bersifat official seperti halnya standar ISO. Oleh karena itu berbagai negara dapat mengembangkan standar GMP tersendiri, seperti di Indonesia terdapat berbagai standar GMP yang di terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang di hasilkan. GOOD MANUFACTURING PRACTICES Sebagai contoh beberapa standar GMP tersebut: Standar GMP untuk industria obat-obatan di sebut dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara Pembuatan Makanan yang Baik) Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) Standar GMP untuk industri obat tradisional disebut dengan CPOTB ( Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
GMP = CPMB Persyaratan GMP sendiri sebenarnya sebenarnya merupakan regulasi atau peraturan sistem mutu (Quality System Regulation) yang diumumkan secara resmi dalam Peraturan Pemerintah Federal Amerika Serikat No. 520 (Section 520 of Food, Drug and Cosmetics (FD&C) Act). Peraturan sistem mutu ini termuat dalam Title 21 Part 820 of the Code of Federal Regulation), (21CFR820),tahun 1970 dan telah direvisi tahun Di Indonesia GMP untuk industri makanan dikenal dengan istilah Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) Istilah GMP di Indonesia diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI sejak tahun 1978 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB).
Kegunaan penerapan GMP Bagi Pemerintah Bagi Industri Melindungi konsumen dari penyakit atau kerugian yg diakibatkan oleh makanan yg tidak memenuhi persyaratan. Memberikan jaminan kpd konsumen bhw makanan yg dikonsumsi mrpk makanan yg layak. Mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan thd makanan yg diperdagangkan secara internasional. Memberikan bahan acuan dalam program pendidikan kesehatan dibidang makanan kepada industri dan konsumen. Memproduksi dan menyediakan makanan yg aman dan layak bagi konsumen. Memberikan informasi yg jelas dan mudah dimengerti kpd masyarakat utk melindungi makanan thd kontaminasi dan kerusakan Mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan dunia internasional thd makanan yg diproduksi.
Keuntungan penerapan GMP Menjamin kualitas dan keamanan pangan Meningkatkan kepercayaan dalam keamanan produk dan produksi Mengurangi kerugian dan pemborosan Menjamin efisiensi penerapan HACCP Memenuhi persyaratan peraturan/ spesifikasi/sandar
Waktu Penerapan GMP Pada dasarnya semua industri yang terkait dengan makanan, obat-obatan, kosmetik, pakan ternak wajib menerapkan sejak prabrik didirikan dan proses produksi pertama dilakukan, karena penerapan GMP merupakan persyaratan dasar bagi industri tersebut beroperasi. Namun karena rata- rata industri di indonesia bermula dari UKM, yang kemudian berkembang menjadi industri besar dengan tingkat pengetahuan GMP yang terbatas sehingga acap kali penerapannya di abaikan. Baru setelah ada tuntutan oleh pelanggan untuk sertifikasi GMP atau standar lainnya seperti ISO 22000, HACCP, BRC, IFS, dan SQF baru GMP tersebut di terapkan.
Strategi penerapan GMP Bangun komitmen pemilik perusahaan, manajemen dan karyawan. Komitmen merupakan hal yang paling utama, karena dalam merapkan GMP di butuhkan sumber daya terutama financial yang cukup besar. Di tambah lagi dengan komitmen karyawan untuk mau melaksanakan standar GMP secara efektif, karena bisa jadi di perlukan peruabahan pola pikir, dan kebiasaan. Pilih standar referensi penerapan GMP secara tepat dengan mempertimbangkan berbagai hal di atas. Tetapkan indikator-indikator keefektifan penerapan GMP, dan lakukan evaluasi kinerja penerapan GMP yang digunakan alat untuk peningkatan. Bentuk tim yang solid, dengan penanggung jawab personel yang memiliki jiwa kepemimpinan serta motivasi yang kuat. Secara terus-menerus lakukan awareness baik untuk manajer, supervisor maupun karyawan.
Untuk menghasilkan produk yg bermutu baik, GMP menetapkan Kriteria persyaratan bangunan dan fasilitas lain Standar spesifikasi bahan baku dan produk, komposisi produk Kondisi parameter proses pengolahan
Ruang Lingkup GMP Lingkungan dan lokasi Bangunan dan fasilitas unit usaha Fasilitas dan kegiatan sanitasi Sistem pengendalian hama Hygiene karyawan Pengendalian proses Manajemen pengawasan Pencatatan dan dokumentasi
Lingkungan dan lokasi Lingkungan Lingkungan sarana pengolahan hrs terawat baik, bersih dan bebas sampah. Sistem pembuangan dan penanganan limbah cukup baik. Sistem saluran pembuangan air lancar. Lokasi Terletak dibagian pinggir kota, tidak padat penduduk dan lebih rendah dr pemukiman. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Bebas banjir, polusi asap, debu, bau, dan kontaminan lain. Bebas dr sarang hama spt hewan pengerat dan serangga. Tidak berada dekat industri logam dan kimia, pembuangan sampah atau limbah.
Bangunan dan fasilitas unit usaha Desain Bangunan Desain, konstruksi dan tata ruang hrs sesuai dengan alur proses. Bangunan cukup luas dan dpt dilakukan pembersihan secara intensif. Terpisah antara ruang bersih dan ruang kotor. Lantai dan dinding dr bhn kedap air, kuat dan mudah dibersihkan, serta sudut pertemuannya berbentuk lengkung. Fasilitas unit usaha Penerangan cukup, sesuai spesifikasi proses. Ventilasi baik memungkinkan udara mengalir dr ruang bersih ke ruang kotor. Sarana pencucian tangan dan kaki dilengkapi sabun dan pengering atau desinfektan. Gudang mudah dibersihkan, terjaga dr hama, pengaturan suhu dan kelembaban sesuai, penyimpanan sistem FIFO dilengkapi catatan.
Fasilitas dan kegiatan sanitasi Program sanitasi meliputi : > Sarana penyediaan air > Sarana pembuangan air dan limbah > Sarana pembersihan /pencucian > Sarana toilet/jamban > Sarana hygiene karyawan
Sistem pengendalian hama Pengawasan atas barang/bahan yg masuk Penerapan/praktek hygienis yg baik Menutup lubang dan saluran yg memungkinkan masuknya hama Memasang kawat kasa pd jendela dan ventilasi Mencegah hewan piaraan berkeliaran di lokasi unit usaha
Hygiene Karyawan Persyaratan dan pemeriksaan rutin kesehatan karyawan Persyaratan kebersihan karyawan -Menjaga kebersihan badan -Mengenakan pakaian kerja dan perlengkapannya -Menutup luka -Selalu mencuci tangan dengan sabun Melatih kebiasaan karyawan
Pengendalian proses Pengendalian pre produksi (persyaratan bhn baku, komposisi bhn, cara pengolahan bhn baku, persyaratan distribusi/transportasi, penyiapan produk sebelum dikonsumsi) Pengendalian proses produksi Pengendalian pasca produksi (jenis dan jumlah bhn yg digunakan produksi, bagan alir proses pengolahan, keterangan produk, penyimpanan produk, jenis kemasan, jenis produk pangan yg dihasilkan)
Manajemen Pengawasan Pengawasan thd jalannya proses produksi dan perbaikan bila terjadi penyimpangan yg menurunkan mutu dan keamanan produk. Pengawasan rutin utk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi
Pencatatan dan Dokumentasi Berisi catatan ttg proses pengolahan, termasuk tanggal produksi dan kadaluarsa, distribusi dan penarikan produk karena kadaluarsa Dokumen yg baik akan meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk