RUJUKAN TESIS : (SOEWARSO KOESOEMOBROTO) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI ANGKUTAN BUS UMUM JURUSAN PURI ANJASMORO (PRPP) – UNDIP – KLIPANG KOTA SEMARANG ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELOMPOK IV (RMI) EDI SAPUTRA( ) MONA MELYAR( ) SUKIRMAN( ) MAHMUDDIN( ) LEO FAHLEVI( ) RMI 2016
Analisa kelayakan finansial merupakan landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. PENDAHULUAN Menurut Husnan dan Muhammad (2005) umumnya aspek-aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalan studi kelayakan finansial proyek adalah manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (manfaat finansial), manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek tersebut dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional) dan manfaat social proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut.
Adapun data rujukan tesis yang akan dibahas pada presentasi ini adalah : DATA RUJUKAN TESIS Judul :Evaluasi Kelayakan Investasi Angkutan Bus Umum Jurusan Puri Anjasmoro (PRPP) – Undip – Klipang Kota Semarang. Penulis :Soewarso Koesoemobroto. Publikasi :Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang, Metode :Mengunakan Metode Analisa Biaya Operasi Kendaraan (BOK), NPV, BCR, IRR dan Wawancara. Tinjauan :Studi Kasus Bus Umum Jurusan Puri Anjasmoro (PRPP) – UNDIP - Klipang Kota Semarang.
Visi dari pemerintah atau dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk melayani masyarakat dalam hal jasa angkutan yang cepat, murah dan handal tetapi disamping itu juga memperhatikan kepentingan pengusaha yang tidak boleh rugi atas investasi yang sudah dikeluarkannya. POKOK PERMASALAHAN Argumentasi dari pengusaha bus untuk menambah armada memerlukan modal yang sangat besar sedang tingkat pengembalian belum jelas karena seringnya pergantian peraturan pemerintah terutama kenaikan tarif, kenaikan BBM dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Hal yang menjadi kendala dalam menentukan pendapatan dan biaya per satuan penumpang adalah : POKOK PERMASALAHAN 1.Tarif yang berlaku dimana diakui oleh PEMDA berdasarkan tingkat inflasi dan harga BBM 2.Jumlah penumpang yang berada pada satu perlintasan 3.Jumlah semua moda kendaraan yang beroperasi pada lintasan yang bersangkutan.
Tujuan dari penelitian tesis ini adalah : TUJUAN PENELITIAN 1.Penelitian ini bertujuan mengevaluasi sejauh mana kelayakan investasi dari pengoperasian bus jurusan PRPP - Klipang pada kondisi sekarang dengan jumlah bus dan tarif penumpang pada saat ini. 2.Sarnpai sejauh mana kelayakan tersebut dapat mengantisipasi pertumbuhan demand dimasa mendatang atau dengan tarif seperti saat ini pengusaha dapat mengembangkan usahanya dengan wajar. 3.Memperbaiki penilaian pengusaha terhadap investasi dari modal yang ditanam pada bus jurusan PRPP – Klipang.
Adapun metode, skema atau langkah study dalam penelitian tesis ini, ditunjukkan dalam bagan alir berikut : METODE PENELITIAN
Teori dan perumusan yang digunakan dalam penelitian tesis ini meliputi : A. Pengertian Kelayakan Finansial TINJAUAN KEPUSTAKAAN Yang dimaksud dengan layak finansial adalah : 1.Apakah modal yang ditanam atau diinvestasikan dalam kegiatan transportasi cukup menguntungkan pada saat ini artinya benefit lebih besar dari investasi. 2.Yang dimaksud menguntungkan adalah modal atau investasi yang sudah dikeluarkan serta biaya operasional yang ditanggung pengusaha dapat mengimbangi uang yang masuk dari penjualan tiket bus yang dijual kepada konsumen atau penumpang.
B. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) TINJAUAN KEPUSTAKAAN Biaya operasi kendaraan dapat didefinisikan sebagai biaya secara ekonomi yang dibutuhkan dalam pengoperasian kendaraan dalam kondisi normal untuk tujuan tertentu. Struktur biaya dari kegiatan usaha angkutan, biaya yang dikeluarkan untuk produk jasa angkutan lain yang akan dijual kepada pemakai jasa terbagi dalam : 1.Biaya yang dikeluarkan pengelola perusahaan 2.Biaya untuk operasi kendaraan 3.Biaya yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan dan berhubungan dengan kepentingan usahanya.
C. Metode Net Present Value (NPV) TINJAUAN KEPUSTAKAAN Metode Net Present Value merupakan besarnya selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan sebagai dasar pertimbangan yaitu suku bunga deposit yang berlaku di bank. Rumusan persamaan NPV (Haming dan Basalamah, 2010) adalah sebagai berikut : Dimana: NPV= Nilai sekarang bersih i = Tarif discount n = Masa manfaat proyek yang diharapkan Nbi= Nilai bersih aliran kas masuk sebelum bunga masuk setelah pajak yang akan dibebankan.
D. Metode Benefit Cost Ratio (BCR) TINJAUAN KEPUSTAKAAN Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfaat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio, Rasio manfaat - biaya (B/C) adalah perbandingan nilai manfaat sekarang dengan nilai biaya sekarang. Pendekatan perhitungan manfaat - biaya menggunakan rumus sebagai berikut: Jika B/C lebih besar dari satu maka manfaat lebih besar dari biaya, sama seperti IRR rasio manfaat - biaya (B/C) menunjukkan gambaran relatif proyek juga memperlihatkan berapa kali hasil manfaat terhadap biaya usulan investasi.
E. Metode Internal Rate Return (IRR) TINJAUAN KEPUSTAKAAN Metode Internal Rate of Return adalah suatu tingkat diskon yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). Untuk menghitung IRR harus dihitung NPV1 dan NPV2. (Haming dan Basalamah, 2010), merumuskan IRR sebagai berikut: Dimana: IRR = Internal Rate of Return yang akan dicari i1 = Tingkat bunga yang kecil i2 = Tingkat bunga yang besar NPV1 = Nilai sekarang bersih yang diperoleh dari faktor i2 (yang negatif) NPV2 = Nilai sekarang bersih yang diperoleh dari faktor i1 (yang positip)
A. Karakteristik Daerah Yang Diteliti HASIL DAN PEMBAHASAN Ruas jalan dilewati angkutan bus kecil pada lintas Klipang - PRPP pp seperti terlihat pada Gambar 4.2. berikut ini :
B. Penilaian Investasi (Finansial) HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan pendekatan kriteria Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR), investasi dikatakan menguntungkan bila memenuhi kriteria besarnya Net Present Value lebih besar dari 0 (nol).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pendekatan kriteria NPV, bahwajika NPV >0 suatu usaha berarti mendapatkan keuntungan, maka usaha angkutan kota Bus Kecil pada Lintas Klipang PRPP (PP) dengan beban bunga pinjaman bank sebesar 20% dan pendapatan kotor rata rata per hari Rp ,- usaha tersebut memperoleh keuntungan yang luar biasa atau sangat besar, karena dengan discount factor (i = 20%) NPV adalah positifyaitu sebesar Rp ,- Dengan IRR sebesar 97,10 %, artinya bahwa pada tingkat beban bunga sebesar 97,10 %, maka NPV sarna dengan 0 yaitu usaha angkutan pada lintas yang diteliti tidak menghasilkan keuntungan rnaupun mengalami kerugian.
KESIMPULAN Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.Berdasarkan penilaian Kinerja Operasional Kendaraan yang didasarkan pada biaya operasi rata-rata/km dan pendapatan rata-rata/km yang didapat titik pada impas dengan load factor sebesar 124,33%. 2.Dari hasil penelitian jumlah permintaan Angkutan Kota (bus kecil) jurusan Klipang - PRPP sebesar 829 orang/hari/kendaraan dengan jumlah kendaraan yang beroperasi rata-rata 28 buah kendaraan/hari. 3.Setelah diadakan analisa seharusnya jumlah kendaraan yang disediakan agar sesuai dengan permintaan saat ini adalah 39,10 kendaraan.
KESIMPULAN 4.Kebutuhan kendaraan diwaktu mendatang untuk tahun 2004 = 39,10, tahun 2005 = 44,76, tahun 2006 = 47,20, tahun 2007 = 49,29 dan tahun 2008 = 49,82. 5.Dari Analisa Finansial ternyata investasi pada jalur ini masih sangat menguntungkan terbukti dari harga IRR = 97,10%, sedangkan Net Present Value mencapai dan Benefit Cost Ratio = 1,2734 > 1 berarti feasible. 6.Dari hasil tersebut operasional bus kota jurusan PRPP - Klipang dari segi finansial cukup layak dan tidak merugikan pengusaha.
SARAN Agar keseimbangan permintaan dan penyediaan kendaraan pada angkutan kota Bus Kecil lintas Klipang - PRPP (PP) ini tercapai, hendaknya ditempuh solusi dengan menambah jumlah kendaraan yang seharusnya diperlukan dan bukan mengurangi tarif penumpang. Hal ini dikarenakan bahwa dengan jumlah kendaraan yang sudah beroperasi saat ini masih dalam kondisi berdesak-desakkan dan banyak berdiri, sehingga perlu adanya penambahan kendaraan sehingga tercapai keseimbangan.
EDI SAPUTRA( ) MONA MELYAR( ) SUKIRMAN( ) MAHMUDDIN( ) LEO FAHLEVI( )