ORIENTASI KARYA SASTRA/ MODEL SASTRA ABRAMS SITUASI TOTAL KARYA SASTRA (TOTAL SITUATION OF A WORK OF ART)
PENDEKATAN OBJEKTIF Menjelaskan ‘work’ Karya sastra lepas dari hal-hal di luar teks. Karya sastra sebagai sesuatu yang otonom. Dinamik intrinsik karya sastra. Membicarakan masalah unsur-unsur intrinsik karya sastra sebagai suatu struktur.
UNIVERSE, SEMESTA--- KARYA SASTRA MRPK TIRUAN ALAM --------MIMETIK WORK, KARYA --- OTONOM --------- OBJEKTIF ARTIST, PENGARANG --- KARYA SASTRA MRP UNGKAPAN JIWA PENGARANG --- EKSPRESIF AUDIENCE, PEMBACA --- HUBG KOMUNIKASI KPD PEMBACA --- PRAGMATIK
Analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan semendetil mungkin keterkaitan semua unsur dan aspek karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Yang dipentingkan bukan penjumahan unsur-unsur tersebut, tetapi sumbangan semua gejala tersebut dalam menghasilkan makna secara menyeluruh.
PENDEKATAN EKSPRESIF Menjelaskan hubungan antara karya sastra dengan ‘artist’ Penulis mendapat sorotan yang khas sebagai pencipta yang kreatif. Jiwa pencipta mendapat minat utama dalam penilaian dan pembahasan karya sastra
PENDEKATAN MIMETIK Menjelaskan hubungan karya sastra dengan ‘universe’ Dari kata mimesis, istilah untuk menjelaskan hubungan antara karya seni dengan kenyataan, reality. Karya sastra yang baik adalah yang paling mampu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya. Plato dan Aristoteles sama-sama menggunakan istilah mimesis tersebut. Dalam bahasa Inggris: imitation, representation,---peneladanan, peniruan, pembayangan.
Mimesis >< creatio, pembayangan realita >< sesuatu yang benar-benar baru. Hubungan lebih bersifat: lebih merupakan interaksi, saling mempengaruhi, kaitan dwiarah. Pembaca selalu bolak-balik antara kenyataan dan rekaan, mimesis dan creatio. Karya sastra selalu berada dalam ketegangan antara kenyataan dan rekaan. Karya sastra sebagai dokumen sosial. Harus hati-hati dalam memisahkan mana yang mimesis dan mana yang creatio.
PENDEKATAN PRAGMATIK Menunjuk pada efek komunikasi antara karya seni dengan penikmatnya. Merujuk pada istilah Horatius: docere (memberi ajaran) dan delectare (kenikmatan), movere (menggerakkan). Pembaca bisa terpengaruh atau digerakkan untuk bertindak sesuatu akibat menikmati sebuah karya seni. Tugas seniman adalah ketiga hal tsb. Selian itu seni juga harus menggabungkan sifat dulce dan utile (menyenangkan dan bermanfaat) Mementingkan pembaca sebagai pemberi makna karya sastra.
URAIAN Dalam dunia kritik sastra, pada masa-masa tertentu salah satu di antara empat pendekatan itu dominan. Mis. Zaman romantik--- dominan ekspresif, penulis mendapat sorotan yang khas seb pencipta yang kreatif, jiwa penulis mendapat minat utama dalam penilaian dan pembahasan karya sastra, puisi lirik dianggap sebagai bentuk sastra yang paling utama.
Pada masa aliran strukturalisme berkembang,yang mendapat perhatian utama adalah karya sastra itu sendiri, bukan penulis atau pembaca, bkan kenyataan yang dibayangkan oleh karya seni, tapi sebagai sesuatu yang otonom Pada masa berkembangya aliran Marxis, aspek mimetik menjadi ciri utama dalam penilaian. Menurut Marx seni harus membayangkan atau mencerminkan kenyataan sosial ekonomi sebai alat untuk merombak keadaan masy.
Akan tetapi, keempat pendekatan itu tidak dapat dipisahkan secara mutlak. Dapat saja beberapa pendekatan diminati dalam waktu yang sama, hanya saja yang lain mendominasi lainnya.
Bagaimana kondisi di Indonesia? Lihat hal. 52 Pujangga Baru: ada Tatengkeng