ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT PARKINSON

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Ilustrasi Kasus Identitas Pasien Nama : Ny S Usia : 58 tahun
Diskusi Topik SESAK NAPAS & BATUK
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
Kasus SBI.
DISKUSI TOPIK SESAK NAPAS DAN BATUK Ibu N, usia 37 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mulanya.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
STUDI KASUS PENGKAJIAN FISIK
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
Nyeri Abdomen KASUS.
TYPOID PADA ANAK.
DASAR- DASAR PEMERIKSAAN FISIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLAUKOMA
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
Anamnesa pemeriksaan fisik,merumuskan diagnosa dan maslah potensial,merencanakan asuhan mengimplementasi rencana asuhan tentang neonatus,bayi,balita,dan.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENDENGARAN
LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
Radiologi Abdomen.
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
PERTEMUAN KE-4 “PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA”
Prinsip perawatan pasien medik
Praktek profesi GERONTIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Oleh:LOREN PUTRI SANDITA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PRISKILA APRILIA HAMBER
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
5.
TYPOID PADA ANAK.
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
ASUHAN NIFAS Kelompok 3 ARUM RAHAYU ENOK SITI KHODIJAH MAUDY MUAMALAH
Asuhan Keperawatan kepada An
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo
ASKEP PARKINSON.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKOLIOSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
24 Oktober 2013 Monica Ayu Rossalya
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
Asuhan Keperawatan Pasien dengan PPOK
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
PENILAIAN PENDERITA.
ASKEP COLITIS ULSERATIF
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Nasofaringeal
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA
TRAUMA ABDOMEN.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita, untuk menemukan berbagai tanda. Dilakukan secara sistematis dan berurutan. HERRI PROPHERTY.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
FARMAKOTERAPI III “ Studi Kasus Tentang Asma Bronkial “ pada Anak dengan Penyelesaian Metode SOAP dan PAM Disusun Oleh : Nama : Nurul Rahmania Semester:
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
PRESENTASI KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PEMBIMBING Dr. dr. I Gede Arinton, Sp. PD, KGEH, MKOM, MMR.
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
MUHAMMAD RISAL, S.Kep.,Ns.,M.Kes.  A.Riwayat Kesehatan ◦ Fokus pada gejala umum disfungsi gastrointestinal  nyeri, kembung, gas usus, mual muntah, hematemesis,
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT PARKINSON By: Lilis Maghfuroh, S.Kep.Ns.M.Kes. STIKES Muhammadiyah Lamongan

Idiopatik, faktor predisposisi : virus, toksik , genetik Dopamin menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum Kehilangan kelola dari substansia nigra Globus palidus mengeluarkan impuls yang abnormal Impuls globus polidus ini tidak melakukan inhibisi terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis Kerusakan kontrol gerakan volunter yang memiliki ketangkasan sesuai dan gerakan otomatis

Aliran darah serebral regional menurun Gangguan N.VIII Tremor ritmik bradikenesa Gangguan N.III, IV, VI Manifestasi otonom G3 N.IX,X Rigiditas deserebrasi Manifestasi psikiatrik Berkeringat, kulit berminyak, sering dematitis, rasa lelah berlebihan & otot terasa nyeri, hipotensi postural, penurunan kemampuan batuk efektif Gangguan konstruksi otot – otot bola mata Perubahan wajah & sikap tubuh Perubahan kepribadian, psikosis, demensia & konfusi akut Perubahan gaya berjalan, kekakuan dalam beraktifitas Gangguan konvergensi Gangguan citra diri Kesulitan menelan Pandangan Kabur Kognitif dan persepsi Hambatan mobilitas fisik Nutrisi kurang dari kebutuhan * Kerusakan komunikasi verbal * Perubahan proses pikir * Koping individu tidak efektif Intoleransi aktifitas

Penurunan aktivitas fisik umum Perubahan persepsi sensori visual Resiko konstipasi * Resti bersihan jalan nafas tidak efektif * Resiko penurunan perfusi perifer * Nyeri otot * Gangguan pemenuhan ADL Gangguan eliminasi alvi

Pemeriksaan Penunjang Mengukur tekanan Darah : Tekanan darah di ukur dalam keadaan berbaring, Menilai respon dalam stress ringan, mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional. CT Scan EEG

PENGKAJIAN Identitas Pasien : Nama, Usia : terjadi pada umur 40 - 60 tahun, Jenis Kelamin : dapat terjadi pada wanita dan Laki – Laki, Alamat, pekerjaan Riwayat Kesehatan: Keluhan utama Biasanya pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sulit untuk berjalan.

Riwayat Penyakit Sekarang sulit melakukan aktifitas sehari-hari , tidak bisa menelan, terjadi tremor dan penurunan ketajaman penglihatan Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan pada pasien dan keluarga apakah pasien pernah menderita penyakit yang menyerang saraf pusat seperti ensefalitis dan meningitis Riwayat Penyakit Keluarga Biasanya keluarga pasien ada yang mengalami penyakit seperti pasien

Pemeriksaan Fisik (Head to toe) Keadaan umum : klien lemah. Kesadaran : composmentis Tanda vital : S : Normal (36,50- 37,50C)C; N : Bradikardi (60-100 x/ menit); RR : Takipneu (18-24x/ menit),TD : 130/85mmHg Kepala : biasanya mesosepal, rambut hitam, bersih, biasanya adanya nyeri kepala, Mata : anemis, ikterik tidak ada , reflek pupil terhadap cahaya ada, Hidung : biasanya ada pernapasan Cuping hidung,tidak ada secret dan epitaksis Telinga : biasanya tidak ada serumen, bentuk simetris

Leher : Palpasi :biasanya tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Dada inspeksi : biasanya bentuk dada normal, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada otot bantu pernafasan,tidak ada nyeri pada dada, tidak ada pembesaran jantung, pengembangan paru kanan – kiri simetris. Palpasi :pada jantung tidak teraba ictus cordis, Perkusi : bunyi jantung pekak, bunyi paru – paru sonor seluruh lapang pandang. Auskultasi :biasanya tidak ada suara bising atau gallop dan pernafasan vesikuler.

Abdomen : Inspeksi :biasanya abdomen tampak rata, tidak ada pembesaran Auskultasi : Bising usus menurun (5-12x/menit) Palpasi :biasanya ada pengerasan pada regio kiri bawah, Perkusi :hypertimpani Genetalia : Inspeksi :biasanya tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid Palpasi :biasanya tidak ada pembesaran genetalia Ekstremitas : terjadi kekakuan dan kelemahan karena penyakitnya dan kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.

ROS (Review Of System) B1 (Breathing) Sistem pernafasan meningkat ( normal : 18- 24 x/mnt ) Palpasi taktil premitus seimbang kanan dan kiri Perkusi resonan pada seluruh lapangan paru Auskultasi tidak terdengar bunyi nafas tambahan B2 (Blood) Nadi meningkat ( normal : 60-100x/mnt), tekanan darah meningkat ( normal : 110/70 – 120/80 mmHg), tidak terdengar bunyi jantung tambahan

Pemenuhan Nutrisi menurun dikarenakan disfagia. B6 ( Bone ) B3 (Brain ) Pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada sistemlainnya. B4 ( Bladder ) Berkurangnya volume pengeluaran urin berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal. B5 ( Bowel ) Pemenuhan Nutrisi menurun dikarenakan disfagia. B6 ( Bone ) Ada penurunan aktifitas disebabkan karena ada penurunan kekuatan otot.

Pengkajian saraf kranial Saraf I : tidak ada kelainan pada fungsi penciuman Saraf II: tes ketajaman penglihatan turun Saraf III,IV,VI : Gangguan konstruksi otot – otot bola mata. Saraf V : Terjadi kekakuan pada wajah, wajah seperti topeng Saraf VII : terjadi penurunan rasa pada lidah Saraf VIII : tidak ada tuli konduksi dan tuli persepsi

Saraf IX danX :paralisis otot orofaring, kesulitan berbicara,mengunyah dan menelan. Saraf XI : tidak ada atrofi sterno kleidomastoideus dan trapezius, kemampuan mobilisasi leher baik Saraf XII : Lidah simetris, indra pengecapan mengalami kelumpuhan dan pengecapan pada dua pertiga lidah sisi kelumpuhan kurang tajam.

Diagnosa keperawatan Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan menelan Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik umum. Perubahan presepsi sensorik visual berhubungan dengan pandangan kabur. Perubahan proses pikir berhububgan dengan perubahan kepribadian psikosis dimensia dan konfusi akut

Resti bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kemampuan batuk efektif Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan status mental sekunder terhadap peny. Parkinson Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskular Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kemunduran fisik(bradikenesia, rigiditas) Koping keluarga tak efektif b/d kesulitan menangani kemunduran fisik dan mental

Perencanaan Keperawatan Dx 1 : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Kelemahan otot Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam pasien mampu melakukan aktifitas fisik sesuai kemampuannya Kriteria hasil: K : Pasien mampu menunjukkan peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan. A : Pasien mengatakan tidak terjadi kekakuan saat beraktivitas P : Pasien melakukan aktifitas sehari – hari dengan sendiri sesuai kemampuanya. P : Pasien pada saat beraktifitas tidak mengalami kekakuan,dan kelemahan otot ,Kekuatan Otat : mengalami peningkatan atau normal

Intervensi Rasional Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan lakukan program latihan meningkatkan kekuatan otot. Anjurkan mandi hangat dan masase otot. Bantu klien melakukan latihan ROM,perawatan diri sesuai toleransi Kolaborasi ahli fisioterapi untuk latihan fisik Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan. Dengan mengikuti latihan peningkatan kekuatan otot mencegah terjadinya kontraktur sendi dan otot. Meningkatkan sirkulasi dan elasitas kulit dan menurunkan risiko terjadinya ekskoriasi kulit Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi / posisi normal ekstermitas dan mencegah terjadinya vena yang statis. Membantu dalam peningkatan fungsi sendi dan meningkatkan kekuatan otot.

Dx 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan kesulitan menelan Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi. Kriteria hasil: K: Pasien mengetahui cara meningkatkan nafsu makan. A : Pasien tidak malas untuk makan. P : Pasien menghabiskan makanan porsi makan yang diberikan. P : BB seimbang ,Hb (12-14g/dl), Albumin (4- 5,2 g/dl) klien tidak nampak lemas.

Intervensi Rasional kaji kemampuan mengunyah, menelan pada keadaan teratur auskultasi bising usus, evaluasi adanya distensi abdomen catat makanan yang disukai/tidak disukai oleh pasien dan termasuk dalam pilhan diet yang dikehendakinya. Berikan makanan setengah padat/cair anjurkan orang terdekat untuk ikut berpartisipasi pada waktu makan seperti memberi makan atau membawa makanan kesukaan pasien dari rumah. timbang berat badan setiap hari kolaborasi: berikan diet tinggki kalori atau protein nabati pasang/pertahankan NGT berikan makanan enteral/parenteral kelemahan otot dan reflek yang hipoaktif dapat mengindikasikan kebutuhan akan metode alternatif misalnya melalui selang NGT perubahan fungsi lambung sering terjadi sebagai akibat dari paralisis/ mobilisasi meningkatkan rasa kontrol dan mungkin juga dapat menigkatkan usaha untuk makan. Makanan lunak atau cair menurunkan resiko terjadinya aspirasi memberikan waktu bersosialisasi yang dapat meningkatkan jumlah masukan makanan pada pasien mengkaji kefektifan aturan diet makanan suplementasi dapat meningkatkan pemasukan nutrisi untuk pemasukan makanan

Dx 3 : Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik umum Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan pola defekasi klien bisa normal kembali Kriteria hasil: K : pasien mengetahui cara mengatasi kesulitan BAB A : pasien mengatakan BAB normal kembali P : pasien mampu mendemonstrasikan cara mengatasi kesulitan BAB. P : Bising usus normal 5-12 x/mnt, feses normal, tidak teraba massa pada kuadran kiri bawah.

Intervensi Rasional auskultasi bising usus, catak adanya atau tidak adanya atau perubahan bising usus catat frekuensi, karakteristik dan jumlah feses anjurkan pasien untuk pemasukan cairan yang lebih banyak miimal 2000ml/hari termasuk sari buah lakukan latihan defekasi secara teratur   Kolaborasi berikan obat laksatif,pelembek feses sesuai kebutuhan berikan selang rectal, supositoria, dan enem jika diperlukan penurunan atau hilangnya bising usus merupakan indikasi ileus paralitik yang berarti hilangnya motilitas usus mengidentifikasi derajat gangguan/disfungsi dan kemungkinan bantuan yang diperlukan meningkatkan konsistensi feses untuk dapat melewati usus dengan mudah kemampuan mengontrol pengeluaran feses penting untuk kemandirian fisik pasien dan penerimaan sosial melembekkan feses, meningkatkan fungsi defekasi sesuai kebiasaan, menurunkan ketegangan mungkin perlu untuk menghilangkan distensi abdomen, meningkatkan kebiasaan defekasi yang normal

TERIMA KASIHH