12 SOSIOLOGI KOMUNIKASI Masalah – Masalah Sosial Dan Media Massa

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Jenis Program Televisi
Advertisements

Dra. Istiyati Catharina, M.Pd.
Aprinus Salam Pusat Studi Kebudayaan UGM
Kelebihan dan kelemahan Media cetak dan Elektronik
Komunikasi massa Puri Kusuma D.Putriii. “Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet.” (Napoleon)
MEDIA STUDIES AN INTRODUCTION.
PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN (P3 & SPS)
Fungsi Sosial & Psikologis Media Massa di Prancis Bernadeta S. Utami Sumber: Albert, Pierre La presse française. Paris: La documentation française.
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI
PASCA PRODUKSI TOPIK 2 PROGRAM ACARA TELEVISI DAN DRAMA TELEVISI
Oleh : Ovie Liana P. Pornografi sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, “pornographos” yang berarti menulis atau menggambar tentang pelacur.
STIGMA DAN IDENTITAS SOSIAL
Mass Media Effects SAP 2 Recap by “The Invation of Mars” 30 Oktober 1938; kepanikan 1 juta warga AS karena siaran radio yang menggambarkan serangan.
MEDIA MASA PERTEMUAN 13 Matakuliah : O0042 – Pengantar Sosiologi
ETIKA KOMUNIKASI DAN MASALAH PORNOGRAFI Pertemuan 11
‘MEDIA AS EXTENSIONS OF WO/MAN’: FEMINIST PERSPECTIVE ON MEDIATION AND TECHNOLOGICAL EMBODIMENT
Penyiar Televisi.
CIRI-CIRI FEATURE.
PASCA PRODUKSI TOPIK 2 PROGRAM ACARA TELEVISI DAN DRAMA TELEVISI
Teknologi Informasi dan Komunikasi
11 SOSIOLOGI KOMUNIKASI Efek Sosial Komunikasi Massa ILMU KOMUNIKASI
Komunikasi massa. “Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet.” (Napoleon)
Media Massa dan Kejahatan
03 SOSIOLOGI KOMUNIKASI FUNGSI KOMUNIKASI MASSA BAGI MASYARAKAT
KOMUNIKASI MASSA DAN MASYARAKAT MODERN Pertemuan 9 & 10
Mitologi,visual, dan narasi
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB MUATAN PESAN
GENDER OLEH : YESI MARINCE, M.Si.
KOMUNIKASI MASSA Oleh. Amida Yusriana.
Konsep-Konsep Dasar Feminisme
Program Studi Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
JENIS KELAMIN DAN GENDER
PRODUKSI NASKAH RADIO Produksi Naskah Jurnalistik Radio Pertemuan 12
Masalah sosial Muhammad Noor Hidayat.
KOMUNIKASI MASSA CYBER COMMUNICATION.
Media Massa dan Pembangunan Pedesaan
KOMUNIKASI MASSA Pertemuan 11
Munculnya Media Komunikasi Massa (1) Pertemuan 3
MODUL-7 KOMUNIKASI MASSA SEBAGAI PRANATA /LEMBAGA SOSIAL
“Strategi Pemilihan Tema Berita Dalam Program Berita “Suara Anda” Metro TV?” Andi Ahmad M 2008 –
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
KOMUNIKASI MASSA.
TEORI KOMUNIKASI MASSA
SITI SRI WULANDARI, S.Pd. M.Pd
MEMAHAMI TEKNIK KHITOBAH MELALUI RADIO DAN TELEVISI
KONSTRUKSI SOSIAL PORNOMEDIA DAN KEKERASAN PEREMPUAN DI MEDIA MASSA Pergeseran konsep porno dan Varian Porno Kontemporer Oleh: Burhan Bungin, Prof.,
Etika periklanan Asri anggun sari
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
FUNGSI PUBLISITAS DAN ARUS INFORMASI
MODUL-11 Efek Sosial Komunikasi Massa Euis Heryati
Channel (Media Komunikasi).
JURNAL FIGUR WANITA SEBAGAI PENARIK PANDANG DALAM IKLAN ANDRIAN D
Aspek hukum program siaran
Media Massa dan Pembangunan Pedesaan
Kritik Terhadap Media Massa
SISTEM KOMUNIKASI MASSA
AGRESIVITAS ANAK DALAM MENONTON FILM LAGA DI TELEVISI
MEDIA MASSA DAN OLAHRAGA
PERSPEKTIF FEMINIS DI MEDIA
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
TEORI TEORI DI KOMUNIKASI MASSA
Rizky aulia brilianti, S.hum., m.si.
Jurnalistik, Komunikasi, dan Pers A.Jurnalistik dan Komunikasi Eksistensi jurnalistik sebagai bagian dari Ilmu Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari.
Jurnalistik dan Pers Selain komunikasi, istilah jurnalistik juga memiliki kaitan erat dengan istilah pers. Bahkan, jurnalistik sering diidentikkan dengan.
Medium Jurnalistik A.Hakikat Media Massa Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dri sumber (komunikator) kepada khalayak.
Teori Komunikasi Massa
Transcript presentasi:

12 SOSIOLOGI KOMUNIKASI Masalah – Masalah Sosial Dan Media Massa ILMU KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi

Para akademisi dan praktisi meramalkan bahwa media massa akan mengalami perubahan secara drastis baik sifat, peran, maupun jenisnya. Terutama peran media massa, di waktu yang akan datang, banyak media massa lebih banyak mengambil peran sebagai institusi produktif daripada sebagai institusi edukasi. Hal ini disebabkan karena perubahan sosial yang begitu cepat dan tuntutan – tuntutan pemilik modal yang begitu kuat sehingga siapa pun yang telah memilih bekerja di media massa akan memiliki visi yang sama, yaitu “menyelamatkan diri” dengan menyelamatkan medianya dari kebangkrutan atau dari larinya pemilik modal.

Menghadapi persoalan ini, maka secara substansial sebenarnya media massa sudah bermasalah, dimana visi dan misi media massa secara substansial pula sudah berubah. Kalau secara teori media massa adalah institusi yang berfungsi memberi ; informasi, edukasi, dan hiburan, maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam pengertian sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberi informasi yang tidak edukatif penyaji hiburan yang tidak edukatif pula.

Mistisme dan Takhayul Pada mulanya tayangan mistisme dan takhayul lebih banyak berupa pemberitaan, kemudian menjadi tayangan sinetron yang berbasis tradisi masyarakat, namun akhir – akhir ini tayangan – tayangan mistisme itu lebih banyak dikemas dengan tayangan – tayangan keagamaan, terutama Islam.

Pada dasarnya masyarakat konsumen media di Indonesia yang berbasis tradisional lebih menyukai informasi – informasi takhayul dan mistisme sebagai bagian dari konstruksi besar pengetahuan mereka tentang hidup dan kehidupannya yang diperoleh dari berbagai sumber pengetahuan selama ia hidup.

Macam – Macam Tayangan Mistik dan Takhayul Mistik – semi sains, yaitu film – film mistik yang berhubungan dengan fiksi ilmiah. Tayangan ini bertutur tentang berbagai macam bentuk misteri yang ada hubungan dengan ilmiah, walaupun sebenarnya kadang tidak rasional namun secara ilmiah mengandung kemungkinan kebenaran. Contoh tayangan – tayangan macam ini adalah beberapa film discovery yang ditayang ulang oleh stasiun –stasiun TV kita, Manimal, Manusia Harimau, tayangan pertunjukan Deddy Corbuzzer, pertunjukan David Copperfield.

Mistik – fiksi, yaitu film mistik hiburan yang tidak masuk akal, bersifat fiksi, atau hanya sebuah fiksi yang difilmkan untuk menciptakan dan menyajikan misteri, suasana mencekam, kengerian kepada pemirsa. Contohnya adalah beberapa film kartun (semacam Scooby doo, Popeye, dan sebagainya), Batman, Alien, Robocop, Harry Potter, Misteri Gunung Merapi, Anglingdharma, Nini Pelet, Saras, Srikandi, dan sebagainya. Mistik – horror, yaitu film mistik yang lebih banyak mengeksploitasi dunia lain, seperti hubungannya dengan jin, setan, santet, kekuatan – kekuatan supranatural seseorang, kematian tidak wajar, balas dendam, penyiksaan dan sebagainya.

Bahaya Tayangan Mistik dan Takhayul Setiap pemberitaan media massa memiliki efek media bagi konsumen media, salah satu efek media tersebut adalah efek keburukan yang dialami oleh masyarakat. Begitu pula tayangan mistik dan takhayul memiliki efek buruk bagi masyarakat yang menontonnya. Efek buruk adalah selain berdampak pada kerusakan kognitif masyarakat, terutama anak – anak, bahaya terbesar dari tayangan mistik dan takhayul adalah pada kerusakan sikap dan perilaku. Walaupun secara ilmiah tidak ada hubungan konstan antara sikap dan perilaku, namun tayangan mistisme dan takhayul di media massa dikhawatirkan memengaruhi perilaku masyarakat dengan perilaku – perilaku buruk yang ada pada tayangan – tayangan tersebut.

Pelecehan Seksual dan Pornomedia 1. Berawal dari Wacana Seks Masalah tubuh perempuan sebagai objek porno, sebenarnya telah lama menjadi polemik dihampir semua masyarakat disebabkan karena adanya dua kutup dalam menilai tubuh manusia (terutama perempuan) sebagai objek seks. Pertama : kelompok yang memuja – muja tubuh sebagai objek seks serta merupakan sumber kebahagiaan, kesenangan, keintiman, status sosial dan seni. Seks juga dipandang sebagai sumber ketenangan batin, sumber inspirasi bahkan salah satu tujuan akhir perjuangan manusia.

Kedua : kelompok yang menuduh seks sebagai objek maupun sumber subjek dari sumber malapetaka bagi kaum perempuan itu sendiri. Kelompok ini diwakili pula oleh dua aliran pemikiran (a) kelompok yang mewakili pemikiran feminis radikal, Pemikiran ini menuduh laki – laki secara biologis maupun politis menguasai tubuh perempuan, Laki – laki memiliki “fisik yang lebih kuat” untuk memperlakukan perempuan sebagai objek seks mereka. (b) Kelompok lain yang menamakan diri mereka sebagai feminis marxis melihat bahwa ideologi kapitalis adalah sumber penguasaan seks terhadap perempuan. Jatuhnya status seks perempuan disebabkan karena perubahan dalam system kekayaan.

Pergeseran Konsep Pornografi Pada awalnya ketika masyarakat belum terbuka seperti sekarang ini, begitu pula media massa dan teknologi komunikasi belum berkembang seperti saat ini, semua bentuk pencabulan atau tindakan – tindakan yang jorok dengan menonjolkan objek seks disebut dengan kata porno. Kemudian ketika ide – ide porno itu sudah dapat dilukis atau diukir pada lembaran – lembaran kertas atau kanvas dan terutama ketika penemuan mesin cetak di abad ke – 14 sehingga masyarakat telah dapat memproduksi hasil – hasil cetakan termasuk gambar – gambar porno, maka istilah pornografi menjadi sangat sering digunakan untuk menandai gambar – gambar porno saat itu sampai saat ini.

Pornografi Pornografi sudah banyak kita kenal, bahkan konsep pornografi ini paling umum dikenali karena sifatnya yang mudah dikenal, mudah ditampilkan, dan mudah dicerna. Pornografi adalah gambar – gambar perilaku pencabulan yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia. Pornoteks Adalah karya pencabulan (porno) yang ditulis sebagai naskah cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai bentuk narasi, konstruksi cerita, testimonial, atau pengalaman pribadi secara detail dan vulgar, termasuk pula cerita porno dalam buku – buku komik, sehingga pembaca merasa seakan – akan ia menyaksikan sendiri, mengalami atau melakukan sendiri peristiwa hubungan – hubungan seks itu.

Pornosuara Pornosuara, yaitu suara, tuturan, kata – kata dan kalimat – kalimat yang diucapkan seseorang, yang berlangsung atau tidak langsung, bahkan secara halus atau vulgar melakukan rayuan seksual, suara atau tuturan tentang objek seksual atau aktivitas seksual. Pornoaksi Adalah suatu penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh, penonjolan bagian – bagian tubuh yang dominan memberi rangsangan seksual sampai dengan aksi mempertontonkan payudara dan alat vital yang tidak disengaja atau disengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual bagi yang melihatnya.

Pornomedia Dalam konteks media massa, pornografi, pornoteks, pornosuara dan pornoaksi menjadi bagian – bagian yang saling berhubungan sesuai dengan karakter media yang menyiarkan porno itu. Namun dalam banyak kasus, pornografi (cetak-visual) memiliki kedelatan dengan pornoteks, karena gambar dan teks dapat disatukan dalam media cetak. Sedangkan pornoaksi dapat bersamaan pemunculannya dengan pornografi (elektronik) karena ditayangkan di televisi. Kemudian pornosuara dapat bersamaan muncul dalam media audio-visual, seperti televisi, ataupun media audio semacam radio dan media telekomunikasi lainnya seperti telepon.

Konstruksi Sosial Pornomedia Dalam buku Imaji Media Massa (2001:222), penulis menceritakan betapa konstruksi sosial media massa (the social construction of mass media) memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam mengkonstruksi agenda pemberitaan media di masyarakat sehingga agenda itu menjadi konstruksi pengetahuan di masyarakat pada umumnya. Kekuatan konstruksi sosial media massa itu terletak pada kekuatan media massa itu sendiri sebagai media penyebaran informasi yang sangat cepat, luas, serentak, suddenly, dan dapat mengkonstruksi citra yang amat berkesan terhadap objek pemberitaan di masyarakat.   Ketika media massa menggunakan pornomedia sebagai objek pemberitaan maupun proses pemberitaan, maka informasi dan pemberitaan porno itu akan sangat cepat (dan meluas) terkonstruksi sebagai pengetahuan di masyarakat. Proses kecepatan terjadi melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivitas dan internalisasi .