SEJARAH PERKEMBANGAN BIDAN
Sansekerta ”Bidan/:Widwan” : ”Wise Woman” Inggris ”Midwife” berarti ”With Woman” (pendamping perempuan), Belanda ”Verloskundige” berarti penolong persalinan yang terampil.
SEJARAH PERKEMBANGAN BIDAN DI LUAR NEGERI Dalam kitab-kitab kuno: Kitab Papyrus, Mesir dan Tao Tse Ching, Cina. Dalam Kitab Suci Agama Kristen :Pada zaman Fir’aun sebelum Nabi Musa lahir, tercatat di Kitab Keluaran/Exodus 1:16-21; fir’aun memerintahkan bidan di mesir untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir
Buku-buku Filsafat Yunani Kuno: A. Socrates (470-399 SM) Ibunya seorang bidan mengakui bidan sebagai profesi yang paling dihormati. Sebagai perintis Filsafat Yunani dia mengembangkan metode pengajaran, Metode “dialektika” dan Socrates menamakannya “Maientike Tekhne” (Seni Kebidanan). belajar dari ibunya (Phenerete), melihat peran bidan dalam memberdayakan ibu-ibu pada saat melahirkan.
Di Cordoba, Spanyol pada abad ke 12, Dokter ahli kandungan bangsa Arab-Moro (Al-Zahrawi) mendidik wanita muda menjadi bidan, karena adat-istiadat pada waktu itu lebih menerima wanita sebagai pendamping ibu sewaktu melahirkan. tahun 1752 dibuat persyaratan bidan harus lulus ujian dengan materi ujian diambil dari buku “A short Treatise on the Art of Midwifery”. tahun 1789 pendidikan bidan dibuka di ibukota Madrid tahun 1932 pendidikan bidan secara resmi menjadi School of Midwives.
Di Swiss pendidikan bidan secara formal dimulai sejak abad ke 16 tahun 1569 sudah ada legislasi yang mengatur Praktik Kebidanan. Dari awal pendidikan bidan sudah terpisah dengan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
Belanda : pendidikan bidan harus terpisah dari pendidikan perawat (Bidan di Belanda disebut Verloskundige). Denmark : bidan merupakan profesi tersendiri. Pendidikan bidan dimulai tahun 1787 pendidikan post graduate selama 9 (sembilan) bulan bagi bidan untuk memenuhi kebutuhan terhadap Pendidik dan Pengelola mereka
Selandia Baru pada era 80-an mereka bersama para bidan menegaskan kembali otonomi bidan dan mengajukan usulan memperkuat legislasi tentang profesionalisme praktik bidan. merintis adanya pendidikan bidan Direct Entry setingkat Bachelor (Strata I).
Canada membuka pendidikan bidan secara resmi pada tahun 1991 setingkat Universitas dengan direct entry. Konsep dasar model pendidikan adalah kemitraan yang berintegrasi antara perempuan, guru bidan, mahasiswa bidan, institusi pelayanan dan pendidikan, serta organisasi bidan. Kemitraan menjaga agar program pendidikan bidan tetap pada tujuan utama, yaitu mencetak bidan-bidan yang dapat bekerja secara mandiri
Inggris salah satu negara dengan pendidikan bidan dan praktik kebidanannya sudah stabil. sudah ada Undang-Undang tentang praktik kebidanan (Midwifery Act) tahun 1902. Amerika mulai membenahi pendidikan bidan setelah perang dunia ke II. pendidikan bidan direct entry dengan level S-2 dimulai sejak tahun 1996 di University of New York (Brooklyn).
Australia maju pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan bidan dari Traditional Hospital Base Programme menjadi Tertiary Course Studies yang menyesuaikan kebutuhan pelayanan di masyarakat. Bidan bekerja di komunitas tetapi perannya berbeda dengan petugas kesehatan komunitas lainnya. Tingkat pendidikan bidan saat ini sudah mencapai tingkat doktoral.
SEJARAH PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA
Zaman Penjajahan Belanda Dokter militer Belanda (Dr. Van Der Bosch) membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama ( 2 tahun) karena kurangnyah peserta didik yang disebabkan karena adanya larangan ataupun pembatasan bagi wanita untuk keluaran rumah. Tahun 1851
Zaman Penjajahan Belanda………… Tahun 1902 Pendidikan bidan dibuka kembali utk wanita pribumi----RS militer batavia 1904 pendidikan bidan bagi wanita indo dibuka di Makasar Lulusan =====harus bersedia untuk ditempatkan dimana saja ====menolong masyarakat yang tidak/kurang mampu secara cuma-cuma. Tahun 1904
Zaman Penjajahan Belanda………… Pend keperawatan di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia. Input: HIS (Holandia Indische School / SD 7 thn)),menempuh pendidikn keperawatn selama 4 th. Lulusan wanita dapat meneruskan pend bidan selama 2 th. 1911/1912
Zaman Penjajahan Belanda………… peraturan yang menetapkan pendidikan bidan ada 2 jalur: Jalur I : dari MULO lama pendidikan 3 thn (direct entry) bidan kelas I Jalur II : lulusan mantri juru rawat, lama pendidikan 2 tahun bidan kelas II 1920
Tahun 1912-1938 Input : MULO (setingkat SMP), dibuka di Budi Kemulyaan, RSB Palang Dua, RSB Mardi Waluyo Semarang. Tdp peraturan yg membedakn lulusan : -Bidan kelas 1 : MULO +3 TH -Bidan kelas 2 : lulusan perawat
Zaman Penjajahan Jepang Pemerintah Jepang mendirikan bidan dengan nama dan dasar yang berbeda, namun memiliki persyaratan yang sama dengan zaman penjajahan Belanda. kurang ada yg berminat memasuki sekolah tersebut dan mereka mendaftar karena terpaksa, karena tidak ada pendidikan lain.SekolahPerawat/Bidan dengan dasar dan nama yang berbeda tp persyaratan sama
Zaman Kemerdekaan 1950-1953 Input: SMP, usia min 17 th; lama pend 3 th. Ttp keb sgt banyakdibuka PK/E (Penjenang Kesehatan E / Pembantu Bidan)~th 1976.inputnya :SMP+2 th 1953 KTB(kursus Tambahan Bidan) di Yogya selama 7-12 mg.th 1960 ke Jakarta. Tujuannya : Untuk memperkenalkan pd lulusan ttg perkemb prog KIA. Thn 1967 KTB ditutup.
Kepmenkes no.49/1968 tentang Peraturan Penyelenggaraan Sekolah Bidan Zaman Kemerdekaan…….. 1954 Pendidikan guru Bidan dan perawat selama 2 th kmd ditambah mjd 3 th di Bandung.1975 dilebur mjd SGP (Sekolah Guru Perawat) Kepmenkes no.49/1968 tentang Peraturan Penyelenggaraan Sekolah Bidan 1970 SPLJK(sekolah pendidikan lanjutan kebidanan) : SPR (Sekolah Pengatur Rawat)+2th
1974 DEPKES Menyederhanakan pend nakesdibuka SPK7an :menolong persalinan normalttp krn ada perbedaan falsafah dan kurikulum dg bidan7an tdk tercapai. 1975-1984 Pendidikan bidan ditutup selama 10 th.IBI msh exist 1981 Dibuka DI KIA: utk menambah kemampuan SPK
1985 PPB dg input : SPR dan SPK, lama pend 1 th 1989 PPB A dg input : SPK +1 THditempatkn langsung
1993 PPB B: AKPER + 1 thutk tenaga pengajar pd PPB A PPB C dg input : SMP +3 TH 1994-1995Diklat JJ,Life Saving Skill. 1996 IBI bekerjasama dg American College of Nursing Midwife dan RS Swasta TOT utk anggota IBI
mulai tahun 1996 telah dibuka pendidikan diploma III kebidanan dengan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI No. 009/U/1996 di enam provinsi dengan menerima calon peserta didik dari SMA
1995-1998 IBI + Mother Carepeer review dan pelatihan utk bidan di kalimantan 2000 LSS + APN dikoordinasi oleh MNH
Selanjutnya IBI mengharapkan pendidikan Bidan lebih lanjut atau lebih signifikan bila pada jenjang strata I atau S-1 merupakan jerih payah bidan untuk mengangkat derajat pendidikan bidan Tahun 2000 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang D-IV Kebidanan di FK UGM,FK UNPAD Tahun 2002.
S1 Tahun 2008 dibuka program S1 Kebidanan di Universitas Airlangga
AFTA,WTO Tuntutan pembangunan TANTANGAN tantangan GAMBARAN SITUASI SAAT INI GLOBALISASI Tuntutan pelayanan kebidanan AFTA,WTO Tuntutan pembangunan TANTANGAN Tuntutan ilmu kebidanan
KARAKTERISTIK KONDISI GLOBAL BUDAYA: keterbukaan,dinamis,flexibel,konsep multi budaya DUNIA USAHA: daya saing tinggi,desentralisasi TECHNOLOGY: Hi tech, otomatisasi INFORMASI: akses cepat,multi sumber SDM: kreativitas tinggi,skp inovatif,kritis,sensitif,interpreneur,berwawasan luas,sikap profesional
SITUASI PROFESI KEBIDANAN INTERNASIONAL TENAGA TEREGRISTRASI(RM) STANDARISASI KOMPETENSI STANDARISASI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN UNIVERSITY LEVEL & POST GRADE(require strong knowledge & ability to learn), DIRECT ENTRY STANDARISASI INSTITUSI PENDIDIKAN BERORIENTASI PD “STUDENT CENTRED” ORIENTASI PASAR GLOBAL
SITUASI……(Lanjutan) KONSEP PELAYANAN PERUBAHAN KONSEP”MATERNITY CARE” “WOMAN CENTRED” ACUTE CARE SERVICES PRIMARY CARE MENGEMBANGKAN EVIDANCE BASED PRACTICE PELAYANAN MULTI BUDAYA
SITUASI di Indonesia LATAR BELAKANG PENDIDIKAN YG BERVARIASI BELUM ADANYA STANDARISASI KOMPETENSI INSTITUSI PENDIDIKAN MASIH ADA YG BERORIENTASI TEACHER CENTRED PELAYANAN BELUM MULTI BUDAYA MASIH ADA KONSEP PELAYANAN “MIDWIFE CENTRED” EVIDANCE BASED PRACTICE PERLU DIKEMBANGKAN PENGEMBANGAN RISET MASIH KURANG MMR DAN IMR MASIH SANGAT TINGGI
WHAT OF THE FUTURE...? CHANGING CHLIDBIRTH: put women & their families at the centre of maternity services, by giving mothers choice, continuity, & control Midwives must be innovative & creative Midwifery is a dynamic profession, boundaries will expand & change overtime Berpartisipasi aktif mendukung kegiatan pendidikan dan penelitian dalam kebidanan