PENGEMBANGAN TEMBAKAU DI JAWA TIMUR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM AGRIBISNIS OLEH : Dr. Ir
Advertisements

Makalah Kunci (Keynote Speech)
MODEL KEMITRAAN USAHA AGROINDUSTRI JAGUNG
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN )
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
FAKTOR PRODUKSI MANAJEMEN USAHATANI
Capt. Dr. Anthon Sihombing (Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
PERKEMBANGAN AREAL TEMBAKAU di KAB. BOJONEGORO TAHUN
TERMINOLOGI Apa yang dimaksud dengan 1. MANAGEMENT ENERGY :
Kuliah Pengantar Agroindustri
Pengadaan Bahan Baku (Lanjutan)
KULIAH 2 ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Profil Desa dan Kelurahan Provinsi Jawa Timur
KONDISI PETANI TEMBAKAU INDONESIA
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
UU 23 / 14 ??.
Perkembangan Inflasi Kota Surabaya
Musrenbang Provinsi Jawa Timur
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
PELIBATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
EKONOMI UANG DAN BANK PTA 2016 /2017 UNIVERSITAS GUNADARMA
LPMP Provinsi Jawa Timur Di Hotel Utami – Sidoarjo
Hotel "SUN CITY" Sidoarjo, 28 Januari 2009
PENGELOLAAN HUTAN DENGAN POLA AGROFORESTRI DI PERUM PERHUTANI
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Penyediaan Bahan Baku Tembakau untuk Industri Hasil Tembakau
RENCANA PRODUKSI DAN PERCEPATAN HILIRISASI BENIH KOMODITAS PERKEBUNAN
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL
Administrasi, Persoalan Pangan, dan Urbanisasi
Oleh: M. Wahid Supriyadi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya
Modul / Tatap Muka 10 MENENGAH & KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UKM
INDUSTRI & PERDAGANGAN
Peran Dunia Usaha Mendorong Perekonomian Nasional Melalui Potensi Desa
Lanjutan bab 3 Pertemuan 6.
KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA TIMUR UU KIP Ketty Tri Setyorini.
Peranan Pertanian dalam Pembangunan Perekonomian Di Indonesia
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Permintaan dan Penawaran Agregat
CIRI-CIRI PERTANIAN.
LINGKUNGAN KEMENAG PROVINSI JAWA TIMUR
Peran dan Perkembangan Agribisnis di Indonesia
PROPOSAL PENELITIAN TANAMAN SIRSAK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Aplikasi Komputer  Dosen Pembimbing : Rahmat Novrianda, ST.
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
Oleh : ZULFAHRIZAL STP, M.Si 24 Desember 2009
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017
TERMINOLOGI adalah suatu proses ilmu dibidang energi untuk
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
Anggun Lia Jenysania. T Indah Yuni Astutik Rohmad Priyanto
ARGUMENTASI PERDAGANGAN BEBAS
KERAGAAN LUASAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN,PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DIKAB. BULUNGAN-PROP.KALTARA.
DINAS PERIKANAN & PANGAN PETUNJUK TEKNIS USULAN MUSRENBANGDES
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
PERCEPATAN MENUJU PASAR RAKYAT BER-SNI
PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
PAPARAN HASIL MONITORING SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD)
Oleh: Ir. FAUZIAH, MSi Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Bengkulu, 1-2 Agustus 2018.
bps#Sampang2018#statistics
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS HORTIKULTURA 2020
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN
SEKSI BAGASI BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN Disampaikan Oleh : JAKES SITO.SP Sebagai Media Penyuluhan
PENINGKATAN AKSES, MUTU & LAYANAN MADRASAH Tahun Anggaran 2019
Transcript presentasi:

PENGEMBANGAN TEMBAKAU DI JAWA TIMUR

PERAN JAWA TIMUR DALAM PERTEMBAKAUAN Kontribusi produksi tembakau Jawa Timur rata-rata 10 tahun terakhir sebesar 83.292 ton terdiri dari tembakau VO sebesar 73.304 ton dan Tembakau NO 9.988 ton (sekitar 50 % kebutuhan Nasional) Budidaya tembakau menyebar di 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Dengan luasan rata-rata 10 tahun terakhir ± 110.813 ha terdiri dari tembakau Voor-Oogst seluas 102.742 ha dan Na-Oogst 8.071 ha Jenis tembakau rakyat yang diusahakan terdiri dari : Tembakau Virginia, Jawa, Madura, Paiton, Kasturi, White Burley, Lumajang VO dan tembakau Besuki Na Oogst Pabrik rokok besar dan kecil yang ada di Jawa Timur sebanyak 1.367 unit dengan kapasitas produksi 169 milyar batang lebih dari total produksi nasional 218,7 M lebih Kontribusi cukai rokok Jawa Timur menyumbangkan sebesar 75 % atau Rp 31,5 Triliun dari cukai nasional (Rp 42 Triliun)

KONTRIBUSI AREAL TEMBAKAU JAWA TIMUR TERHADAP NASIONAL

KONTRIBUSI PRODUKSI TEMBAKAU JAWA TIMUR TERHADAP NASIONAL

REALISASI PENERIMAAN CUKAI ROKOK

SUMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN Sumbangan terhadap perekonomian : Investasi Usaha; Pendapatan dari nilai jual produk; Sumber devisa; Penerimaan cukai; Penyerapan lapangan kerja; Peluang usaha produk ikutan Nilai investasi masyarakat (Rp 6,2 jt/ha); mencapai Rp 682 M lebih, meliputi Penyerapan TK Rp 545 M lebih dan Saprodi Rp 137 M lebih Pendapatan masyarakat dari nilai jual produk (asumsi rata-rata 83.292 ton harga @ Rp 12.000,-/Kg), sebesar Rp 990 M lebih Dari budidaya tembakau mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 27.703.250 HOK selama musim tembakau bila dihitung setiap hektar menyerap 250 HOK Dengan jumlah pabrik 1.367 Unit dan kapasitas produksi 169 M batang rokok, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 196.837 orang lebih

PERMASALAHAN Permintaan terhadap tembakau beberapa tahun terakhir terus menurun rata-rata sebesar 4,9 % akibat Isue internasional masalah pertembakauan, khususnya terhadap efek kesehatan, dampaknya : Turunnya daya serap tembakau oleh pabrik rokok Terjadi ketidak seimbangan antara supply dan demand Areal tembakau Besuki NO terus mengalami penurunan karena animo petani semakin rendah dan beralih ke tembakau White Burley dan Kasturi Tembakau Virginia semakin turun arealnya akibat dari pergeseran musim, desakan program ketahanan pangan, persaingan pendapatan antara komoditi Tembakau Madura sulit dikendalikan karena tingginya animo petani, komoditi alternatif tidak mampu bersaing, potensi lahan yang spesifik untuk tembakau terbentang luas Pergerseran tembakau dari flue curing ke sun curing karena mahalnya bahan bakar. Perlu dikaji pengolahan flue curing dengan bahan bakar selain solar

Terkait areal tembakau, kendala yang ada adalah : Data kebutuhan tembakau dari pabrik rokok Sering terlambat dan tidak semua pabrik rokok rutin menyampaikan data kebutuhan Terkait areal tembakau, kendala yang ada adalah : - Penanaman diluar daerah tradisional - Tanam di daerah sawah basah/pinggiran pantai (chloor tinggi) Kemitraan sudah jalan, namun kuantitas arealnya masih relatif sedikit (sekitar 10.000 Ha) Mutu produk tembakau NO kurang sesuai permintaan konsumen : a. Akibat gencarnya gerakan anti rokok oleh masyarakat internasional, maka persyaratan mutu yang diminta oleh konsumen luar negeri semakin ketat, misal : Kandungan nikotin, Tar, TSNA, Residu Pestisida tertentu, dll. b. Standar mutu tembakau telah ditetapkan dengan SNI, namun dalam praktek di lapangan masih sulit diterapkan, karena secara teknis petani belum mampu melakukan sortasi yang cukup rumit, disamping memerlukan biaya yang tinggi c. Dalam praktek masing-masing pabrikan/eksportir mengunakan standar mutu sendiri-sendiri, yang dapat berbeda antara pengusaha yang satu dan lainnya. d. Masalah mutu ini perlu di sikapi secara realistis oleh masyarakat tembakau di Indonesia

Perkembangan Areal dan Produksi Tembakau Periode 1988 – 2007 Areal dan produksi Tembakau Madura dari tahun ke tahun menunjukkan trend meningkat. Pada tahun 1993, 1994, 1995 luas areal terjadi paling rendah yaitu  30.000 ha, namun pada tahun-tahun tertentu (tahun 1991, 1996, 2002) terjadi ledakan areal mencapai  65.000 ha Areal dan produksi Tembakau Virginia mengalami penurunan yang cukup tajam. Kalau pada tahun 1988 luas areal 38.000 ha dan pada tahun 1991 puncak mencapai areal tertinggi 42.000 ha, pada saat ini (5 tahun terakhir) hanya  10.000 ha Tembakau Jawa mengalami peningkatan areal hingga mencapai areal tertinggi tahun 2002 seluas 19.000 ha dan saat ini 18.000 ha, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya areal hanya berkisar 2.000 – 10.000 ha Fluktuasi arreal Tembakau Kasturi tidak terlalu tajam sekitar 5.000 – 8.000 ha, puncak terjadi areal tertinggi pada tahun 1991 seluas 13.000 ha

Areal Tembakau Paiton cenderung naik Areal Tembakau Paiton cenderung naik. Areal terendah terjadi pada tahun 1993 sebesar 1.250 ha, areal tertinggi pada tahun 2002 seluas 15.000 ha, rata-rata areal antara 5.000 – 10.000 ha, sedangkan pada 3 tahun terakhir  12.000 ha Areal Tembakau White Burley tergantung dari pesanan pabrik rokok, dan arealnya tidak terlalu luas 1.000 – 2.500 ha Areal Tembakau Lumajang-VO mengalami penurunan. Pada tahun 1992 pernah mencapai areal 1.750 ha, 2 tahun terakhir tinggal  100 ha Areal Tembakau Besuki NO terus menerus mengalami penurunan. Pada tahun 1992 mencapai areal seluas 17.000 ha, lima tahun terakhir hanya  5.000 ha

PERKEMBANGAN AREAL TEMBAKAU VO PERIODE 1988 - 2007 TEMBAKAU MADURA TEMBAKAU VIRGINIA TEMBAKAU JAWA

PERKEMBANGAN PRODUKSI TEMBAKAU VO PERIODE 1988 - 2007 TEMBAKAU MADURA TEMBAKAU VIRGINIA TEMBAKAU JAWA

LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUH 1. Peningkatan Produksi dan Mutu : Aspek Budidaya Pola tanam yang tepat sesuai dengan kondisi lahan dan iklim/curah hujan untuk masing-masing jenis tembakau Penggunaan teknologi budidaya sesuai anjuran Penggunaan benih bermutu Penggunaan pupuk yang benar Pestisida yang tidak berlebihan, guna menghindari efek residu yang tinggi Paska Panen Penanganan panen dan angkutan Proses pengeringan dengan benar Aspek Kelembagaan Pembinaan kelembagaan kelompoktani dalam rangka meningkatkan posisi tawar dalam pemasaran tembakau Mendorong pabrikan/eksportir untuk meningkatkan kemitraan dengan para petani 2. Mengupayakan terjadinya keseimbangan supply dan demand melalui SE Gubernur tentang perencanaan areal tembakau berdasarkan kebutuhan tembakau oleh pabrik rokok 3. Melaksanakan program substitusi tembakau 4. Mendorong program kemitraan antara pengusaha (pabrikan/eksportir) dengan kelompok tani

DANA CUKAI ROKOK UNTUK JAWA TIMUR Dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Propinsi Jawa Timur Penerimaan cukai rokok untuk Jawa Timur ± Rp. 35 T x 2 % = Rp. 700 Milyard Alokasi Dana Cukai Rokok : 40 % Kota/Kab penghasil cukai, sekitar Rp.280 M. 30 % Kota/Kab penghasil tembakau, sekitar Rp.210 M. 30 % untuk Propinsi, sekitar Rp.210 M. Dana Propinsi diperuntukkan bagi biaya pembangunan sebesar 80 % dan biaya pembinaan sebesar 20 % (Rp. 40 M) Biaya pembinaan diperuntukkan untuk menunjang kegiatan bidang Penelitian, On Farm dan Off Farm, sosial, ketenagakerjaan, kesehatan, pemberantasan cukai ilegal, dsb Kegiatan On Farm (Disbun); Off Farm (Disperindag)

KEGIATAN DANA CUKAI ROKOK Pembinaan penyediaan benih bermutu seluas 8 ha di Kabupaten Jombang, Bojonegoro, Probolinggo, Bondowoso, Pamekasan dan Sumenep Uji coba tembakau varietas unggul seluas 5 ha di Kabupaten Bojonegoro, Probolinggo, Bondowoso, Pamekasan, Sumenep Percontohan Intensifikasi Tembakau seluas 900 ha ; Tembakau Virginia seluas 350 ha di Kabupaten Jombang, Bojonegoro, Lamongan Tembakau Madura seluas 400 ha di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep Tembakau Paiton seluas 250 ha di Kabupaten Probolinggo dan Situbondo Tembakau Kasturi seluas 200 ha di Kabupaten Bondowoso dan Jember Tembakau Jawa seluas 400 ha di Kabupaten Mojokerto, Jombang, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Nganjuk, Tulungagung, Blitar Tembakau Lumajang VO seluas 50 ha Tembakau Besuki NO seluas 150 ha di Jember Bantuan alat perajang tembakau; Pengering tembakau dengan bahan bakar briket batubara; dan Pompa air Pengembangan penelitian bersama BALITTAS

HARAPAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR Kepada Petani/Asosiasi Tembakau a. Mengusahakan tanaman tembakau luasannya sesuai kebutuhan tembakau oleh Pabrik Rokok b. Menanam tembakau pada lahan yang sesuai persyaratan teknis (terutama tidak di lahan sawah basah dipinggir pantai c. Melakukan budidaya sesuai standar teknis, agar mutu hasil sesuai permintaan konsumen.

Kepada Pabrik Rokok Meningkatkan kuantitas program kemitraan (secara bertahap 50 %) Memberikan data kebutuhan tembakau lebih awal dan transparan (awal tahun) Kepada Instansi di Kabupaten Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan Terkait dengan perencanaan areal, produksi dan budidaya tembakau.

LAMPIRAN DATA

AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU VIRGINIA TAHUN 1988 – 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU JAWA TAHUN 1988 - 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU KASTURI TAHUN 1988 - 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU MADURA TAHUN 1988 - 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU PAITON TAHUN 1988 - 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU WHITE BURLEY TAHUN 1988 - 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU LUMAJANG VO TAHUN 1988 - 2007

PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU BESUKI NO TAHUN 1988 - 2007