KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh : KADISKES PROV. KALTENG 3 Desember 2016
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN ↙ angka kematian ↙ angka kemiskinan ↙ angka kesakitan Pencapaian MDGs dan Post 2015 ↗ akses pelayanan Pelayanan yang terstruktur Pelayanan yang efisien & efektif Implementasi JKN Derajat kesehatan rakyat yg setinggi-tingginya Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan terdapat dua hal tantangan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan rakyat yang setinggi-tingginya yaitu : - Pencapaian MDGs dan Post 2015, yaitu : Menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi Menurunkan angka kemiskinan Menurunkan angka kesakitan penyakit infeksi - Implementasi JKN yang meliputi : Meningkatkan akses pelayanan Melakukkan restrukturisasi Pelayanan melalui penataan system rujukan Meningkatkan pelayanan menjadi lebih efisien & efektif
MDGs yang belum seluruhnya tercapai Tantangan: Rancangan Agenda Pembangunan Pasca-2015 MDGs yang belum seluruhnya tercapai 1 Mengakhiri Kemiskinan 2 Memberdayakan Anak Perempuan, Kaum Perempuan dan Pencapaian Kesetaraan Gender 3 Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Penerapan Belajar Seumur Hidup 4 Menjamin Hidup Sehat 5 Menjamin Ketahanan Pangan dan Gizi Baik 6 Menjamin Tersedianya Akses Air Bersih dan Sanitasi 7 Membangun Ketahanan Energi Berkelanjutan 8 Menciptakan Lapangan Kerja, Penghidupan Berkelanjutan, dan Pertumbuhan Berkeadilan 9 Mengelola Aset Sumber Daya Alam secara Berkelanjutan 10 Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dan efektif 11 Menjamin Kehidupan Bermasyarakat yang Aman dan Damai 12 Menciptakan Lingkungan Global yang Kondusif sebagai Katalisator Pembiayaan Jangka panjang + MDGs berakhir 2015 Target yg belum tercapai dilanjutkan di SDGs
LATAR BELAKANG MDGs merupakan komitmen nasional dan global Millennium Development Goals (MDGs) Sebuah paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan target terukur untuk penanganan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan dasar, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, kematian anak, kesehatan ibu, pengendalian penyakit menular, kelestarian lingkungan dan pengembangan kemitraan pembangunan
LATAR BELAKANG Upaya percepatan pencapaian target MDGs menjadi prioritas pembangunan nasional dan sinergis antara perencanaan nasional di pusat dan daerah Sebagian besar pencapaian MDGs Indonesia (on track). Namun demikian, masih ada beberapa target MDGs yang memerlukan upaya keras untuk mencapainya.
Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan TARGET 1C MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI PENDUDUK YANG MENDERITA KELAPARAN DALAM KURUN WAKTU 1990-2015 Yang perlu mendapat Perhatian Khusus: Prevalensi Balita Gizi Buruk, Kondisi sekarang 6,6% Target MDGs 3,60% (2015) sedangkan .Prevalensi balita gizi kurang akan tercapai. Kasus Gizi Buruk di Provinsi Kalimantan Tengah cukup, tinggi berdasarkan hasil riskesdas tahun 2013 sebesar 6,6% target 3,6% sedangkan gizi kurang 16,7% target 15%. Gizi buruk diperoleh dari Berat Badan dibandingkan Umur.
TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Trend angka kematian balita, bayi, neonatal, 1991-2012 Provinsi Kalimantan Tengah Perlu Perhatian Khusus Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup saat ini 49 target Mdgs 29 serta Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup saat ini 49, target 25 Salah satu target MDGs adalah Menurunkan Angka Kematian Balita hingga dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Di Kalimantan Tengah, walaupun dikatakan dalam psosi on track, tetapi mencapai target MDGs 4 pada tahun 2015 memerlukan upaya dan strategi yang tepat untuk mencapainya. Masih tingginya Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita terkait akses masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh hambatan finansial, hambatan geografi dan faktor ketidak-tahuan, Perilaku pencarian pertolongan serta distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan yang tidak merata.
ARAH, DASAR DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
PARADIGMA SEHAT PENGUATAN YANKES JKN DTPK VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA PROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA Saudara-saudara, Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada visi misi Presiden. Visi Presiden adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong". Upaya untuk mewujudkan visi ini dilakukan melalui 7 misi pembangunan, dimana pada misi ke-4 adalah mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dalam pembangunan nasional 2015-2019 kita juga ingin membangun kemandirian di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang dikenal dengan TRISAKTI. Untuk mewujudkan TRISAKTI tersebut maka ditetapkan 9 agenda prioritas (NAWACITA), dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan dicapai melalui program Indonesia pintar, program Indonesia sehat dan program Indonesia kerja dan program Indonesia sejahtera. Program Indonesia sehat terdapat 3 komponen yang akan kita lakukan yaitu: 1) Mewujudkan paradigma sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan; dan 3) Jaminan Kesehatan Nasional. Dalam rangka penguatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan perbatasan maka Kemenkes akan menempatkan tenaga kesehatan secara tim yang kita namakan program “nusantara sehat”. PARADIGMA SEHAT PENGUATAN YANKES JKN DTPK
STRATEGI PEMBANGUNAN NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA Membangun untuk manusia Mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan ekologi yang berkelanjutan Memulihkan & menjaga keseimbangan antarsektor, wilayah dan kel. sosial dalam pembangunan Mewujudkan perekonomian yang inklusif, berbasis IPTEK, dan keunggulan SDM 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pendidikan Kesehatan Perumahan DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman Pariwisata dan Industri DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah Bapak –Ibu sekalian; Pembangunan kesehatan saat ini telah memasuki RPJMN III yaitu tahun 2015-2019; dimana arah pembangunan untuk peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap. Arah pengembangan upaya kesehatan dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan. Arah pembangunan kesehatan dilaksanakan sesuai strategi pembangunan kabinet kerja seperti yang ditampilkan pada slide ini. KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
PETA STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT NAWA CITA NO.5 T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLIN-DUNGAN MASY THD RISIKO SOSIAL & FINANSIAL DI BIDANG KESEHATAN AKI, AKB, % BBLR, % RMH TANGGA PHBS, Masyarakat Sehat Mandiri & Berkeadilan Out of pocket peserta JKN, responsiveness KEBIJAKAN & STRATEGI NASIONAL (RPJMN 2015-2019) KERANGKA REGULASI: SASARAN STRATEGIS/PROGRAM Meningkatnya Kesehatan masyarakat Meningkatnya Pengendalian Penyakit Percepatan Regulasi Penyempur naan Sistem JKN Meningkatnya Akses & Mutu Fasyankes (1) (2) (3) KEBIJAKAN KEMENKES Penguatan primary health care (UKP dan UKM) Continum of care thru life cycle Intervensi berbasis health risk Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan Pemerataan Tenaga Kesehatan Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar) & Alkes KERANGKA PENDANAAN: (4) (5) PROGRAM GENERIK & TEKNIS KEMENTERIAN Peningkatan Pendanaan Preventif & Promotif Peningkatan Efektivitas Pembiayaan Kesehatan Meningkatnya Dayaguna Kemitraan (DN & LN) (7) Meningkatnya Sinergitas Antar K/L Pusat & Daerah (6) Meningkatnya Koordinasi & Efektivitas Litbangkes Meningkatnya Integrasi Perencanaan, Bimtek & Monev (8) Dari Peta strategsi Pencapaian Visi 2019 Kementerian Kesehatan, dapat dilihat bahwa : Sasaran Strategi Prpgram yaitu : Meningkatnya Kesehatan Masyarakat Meningkatnya pengendalian penyakit Meningkatnya akses dan mutu pasyankes Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan Meningkatnya kemandirian akses dan mutu sediaan farmasi Dilakukan untuk menudukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yaitu: Meningkatnya status kesehatan masyarakat Meningkatnya responsiveness dan perlindungan masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial dibidang kesehatan (9) KERANGKA KELEMBAGAAN: Peningkatan Efektivitas Organisasi Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih Meningkatnya Kom-petensi & Kinerja Aparatur Kemenkes Meningkatnya Sistem Informasi Kes. Terintegrasi (10) (11) (12) LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL
PROGRAM INDONESIA SEHAT Paradigma Sehat Program Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan Prom prev sebagai pilar utama upaya kesehatan Pemberdayaan masyarakat Indikator Kota Sehat Kecamatan Sehat Penguatan Yankes Peningkatan Akses Regionalisasi Rujukan Peningkatan Mutu Jumlah Kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi JKN Benefit Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong Kendali Mutu dan Kendali Biaya Sasaran: PBI dan Non PBI Indikator: Total coverage Tanda kepesertaan KIS – Kartu BPJS Dalam menjalankan RPJMN III dan mendukung program kerja “Kabinet Kerja”. Kementerian Kesehatan melaksanakan pembangunan kesehatan melalui “Program Indonesia Sehat”. Program Indonesia Sehat adalah upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Program Indonesia Sehat terdiri atas: 1) Paradigma Sehat 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer 3) Jaminan Kesehatan Tujuan Pembangunan Indonesia Sehat, yaitu : Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujud bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. PERAN PELAYANAN KESEHATAN adalah mendukung: Peningkatan AKSES dan MUTU Pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui Penguatan Sistem Rujukan, Pelaksanaan JKN dan Pencapaian Indikator Kesehatan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan PETA STRATEGI KEMENTERIAN KESEHATAN INTERGRATIF-HARMONISASI Meningkatnya Kesehatan Masyarakat Meningkatnya Pengendalian Penyakit Meningkatnya Akses & Mutu Fasyankes (PROMOTIF) (DETEKSI DINI) (KURATIF&REHABILITATIF) Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan Pemerataan Tenaga Kesehatan (PP-SDM) Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar) & Alkes Penelitian dan Pengembangan Kesehatan PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOMUNIKASI PUBLIK
PROGRAM PRIORITAS A. Peningkatan Akses Penguatan Puskesmas melalui peningkatan sarana-prasarana, alat kesehatan sesuai standar Inovasi pelayanan, khususnya di daerah terpencil dan sangat terpencil : a. RS Pratama, b. Pelayanan Kes Bergerak (FHC), c. Telemedicine, d. Penempatan nakes berdasarkan Team based (Tim Nusantara Sehat) 3.Penguatan RSU Daerah melalui peningkatan sarana prasarana sesuai standar Penguatan RS Rujukan Nasional, RS Rujukan Provinsi, dan RS Rujukan Regional melalui: peningkatan sarana prasarana, alat kesehatan sesuai standar pemenuhan SDM kompeten pemenuhan persyaratan akreditasi dll sesuai ketentuan
PROGRAM PRIORITAS 3. Pembinaan Akreditasi FKTP dan FKRTL B. Peningkatan Mutu 1. Peningkatan kompetensi SDM Kesehatan di pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan antara lain : Dokter Layanan Primer, Akreditasi, Manajemen Puskesmas, Pelayanan intensif dan kegawatdaruratan 2. Penerapan Integrasi Data Rekam Medik antara RS Rujukan Nasional dengan RS Rujukan Regional 3. Pembinaan Akreditasi FKTP dan FKRTL
PENETAPAN RS RUJUKAN 110 RUMAH SAKIT RS RUJUKAN NASIONAL (Kepmen No. HK.02.02/Menkes/390/2014) RS RUJUKAN REGIONAL (Kepmen No. HK.02.02/Menkes/391/2014) No Nama RS Provinsi RS Rujukan Nasional 1 RSUP HAM Sumatera Utara 2 RSUP M. Djamil Sumatera Barat 3 RSUP M. Hoesin Sumatera Selatan 4 RSUPN CM DKI Jakarta 5 RSUP HS Jawa Barat 6 RSUP Kariadi Jawa Tengah 7 RSUP Sardjito DI Yogyakarta 8 RSUD Soetomo Jawa Timur 9 RSUP Sanglah Bali 10 RSUD Soedarso Kalimantan Barat 11 RSUD W. Syahranie Kalimantan Timur 12 RSUP WH Sulawesi Selatan 13 RSUP Kandou Sulawesi Utara 14 RSUD Dok II Papua 110 RUMAH SAKIT RS Rujukan Regional = 110 RS RS Kelas A 3 RS RS Kelas B 48 RS RS Kelas C 52 RS RS Kelas D 7 RS
PRIORITAS PADA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN) * Alokasi Anggaran pada Penguatan Infrastruktur terkait dengan Regionalisasi Pelayanan
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN PENINGKATAN AKSES PENINGKATAN MUTU REGIONALISASI RUJUKAN PENGUATAN DINKES KAB/KOTA, PROVINSI DUKUNGAN LINTAS SEKTOR Pemenuhan tenaga Peningk sarana pelayanan primer Pemenuhan prasarana pendukung Inovasi pelayanan di terpencil & sangat Terpencil Penyediaan NSPK/SOP Peningkatan kemampuan nakes Program Dokter Layanan Primer Program Akreditasi FKTP Sistem Rujukan Regional dan Provinsi Sistem Rujukan Nasional Sosialisasi Advokasi Capacity Building Dukungan Regulasi Dukungan Infrastruktur (transportasi, listrik, air, komunikasi) Dukungan pendanaan PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN, dilaksanakan melalui 5 upaya, yaitu Peningkatan akses, melalui Pemenuhan tenaga Meningkatkan sarana pelayanan primer (Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter Praktek Mandiri). Pemenuhan prasarana pendukung (alkes, obat, BHP, dll) Inovasi untuk pelayanan didaerah terpencil dan sangat terpencil, dengan pendekatan pelayanan kesehatan bergerak, gugus pulau, telemedicine. Peningkatan mutu, melalui: Penyediaan NSPK/SOP, Peningkatan kemampuan nakes, Dokter Layanan Primer dan Akreditasi FKTP Regionalisasi rujukan, melalui penguatan Sistem Rujukan Tingkat kabupaten, Sistem Rujukan Regional, Sistem Rujukan Nasional Penguatan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi melalui:Sosialisasi, Advokasi, dan Capacity building Dukungan lintas sektor terkait Dukungan regulasi (Kemendagri, Kemenpan-RB, Kemenkeu, Kemen-PU, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemenristek dan Dikti, dll). Dukungan infrastruktur (transportasi, listrik, air, komunikasi). Dukungan pendanaan
INTEGRASI PROGRAM / KEGIATAN Program prioritas: Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi) Perbaikan Gizi khususnya stunting Pengendalian Penyakit Menular (ATM: HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria) Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas dan Kanker)
Prioritas kegiatan diutamakan ke Promotif dan Preventif, termasuk kegiatan pro-aktif menjangkau sasaran ke luar gedung Puskesmas. Perlu dilakukan kunjungan rumah: home visit / home care. Dana diarahkan untuk pemenuhan semua kegiatan promotif-preventif, sisanya baru digunakan untuk kuratif.
Menjangkau sasaran utamanya dengan pendekatan keluarga. Untuk sasaran tertentu dilengkapi dengan pendekatan lainnya: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) untuk sasaran anak sekolah (SD, SMTP, SMTA) UKUK (Upaya Kesehatan Usia Kerja) untuk sasaran para pekerja baik formal maupun informal Upaya kesehatan usia lanjut
SINERGITAS ATM KEGIATAN SASARAN INOVASI 357.646 ORANG 514 KAB TB 48 KAB ( 64 KAB) 47 KAB ( 149 KAB) Family Folder Bidan, Perawat Kesmas per desa/RW (Rumah Desa Sehat) VCT ARV PENGETAHUAN CAKUPAN IMS HIV/AIDS 130 RS RUJUKAN PENEMUAN KASUS AKTIF PELATIHAN NAKES PENGOBATAN / OAT, EDUKASI RISET OPERASIONAL 357.646 ORANG 514 KAB KEMENSOS TB POM KEMENDAGRI DIKBUD TNI/POLRI KEMENKO PMK Strategi akselerasi (54 kab/kota) Intensifikasi (120 kab/kota) Eliminasi ( 337 kab/kota) 300 KAB / KOTA ELIMINASI 2019 MALARIA
HASIL REVIEW PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN INDIKATOR STATUS AWAL CAPAIAN TARGET 2014 STATUS Prevalensi HIV dan AIDS (%) 0,2 0,3 <0,5 Persentase penduduk 15 tahun ke atas memiliki pengetahuan tentang HIV dan AIDS 66,2 79,51) 90 Menurunnya angka kasus malaria (Annual Parasite Insidence- API) 1,85 1,692) 1,0 1 2 1.04 Sumber : 1) SDKI, 2012; 2) Laporan Kemenkes, 2012; 3) Susenas, 2011
Inovasi PTM 514 kab/kota Prioritas 64 kab 10.000 Posbindu diintegrasikan dengan Rumah Desa Sehat Hypertensi DM Kanker Obesitas Merokok Pemeriksaan (BB/TB; tensi;gula& lingkar perut) di 7 tatanan ( sekolah,TTU,Tempat kerja,…? Program IVA Mencantumkan Peringatan GGL (gula garam, lemak) pada kemasan makanan Upaya berhenti merokok (UBM) di Puskesmas, Integrasi dengan program UKS- dokter kecil Mengeluh Sakit = 30 % Sehat = 70 % Pola hidup sehat internal kemenkes, kantin, rokok (UBM)
Hasil RISKESDAS 2010 (WANITA >15 THN) Kalteng “JUARA MEROKOK”
PEROKOK PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA
Kisah unik ini datang dari Indonesia yang menjadi pemberitaan internasional. Masih ingat dengan Aldi Rizal. Bocah asal Sumatra yang sempat menyita perhatian dunia, karena di usianya yang masih 2 tahun mampu menghabiskan 40 batang rokok dalam sehari. Kini di usianya yang menginjak lima tahun, Aldi telah berhenti merokok. Namun, kebiasaanya masih menjadi sorotan karena kini dia berubah menjadi pencandu makanan
SEHAT ITU MAHAL TETAPI SAKIT LEBIH MAHAL LAGI Terima Kasih