BERIRAMA (BERSIH, INDAH, RAPI, AMAN, MAKMUR) “PURWOREJO” BERIRAMA (BERSIH, INDAH, RAPI, AMAN, MAKMUR)
KABUPATEN PURWOREJO Adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukota berada di kota Purworejo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di timur), Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kebumen di sebelah Barat.
KABUPATEN PURWOREJO Terletak di provinsi Jawa Tengah Dasar hukumnya adalah UU No. 13/1950 Bupatinya bernama Drs. H Mahsun Zain M.Ag Suku bangsa Jawa Menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa Kode area telepon 0275 Situs web http://www.purworejokab.go.id
GEOGRAFI Bagian selatan wilayah Kabupaten Purworejo merupakan dataran rendah. Bagian utara merupakan pegunungan, bagian dari pegunungan serayu. Di perbatasan dengan DIY, membujur Pegunungan Manoreh. Purworejo berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api, dengan stasiun terbesar nya di Kutoarjo.
PEMBAGIAN ADMINISTRATIF Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 469 desa dan 25 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kabupaen Purworejo. Kecamatan di Kabupaten Purworejo adalah: Bagelen Banyuurip Bayan Bener Bruno Butuh Gebang Grabag Kaligesing Kemiri Kutoarjo Loano Ngombol Pituruh Purwodadi Purworejo
PEREKONOMIAN Pertanian: Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Purworejo menjadi salah satu sentra penghasil rempah- rempah (Bahasa Jawa: empon-empon), yaitu kapulaga, kemukus, temulawak, kencur, kunyit dan jahe yang sekarang merupakan komoditas biofarmaka binaan Direktorat Jendral Holtikultura. Sekitas 75 pabrik jamu di Jawa Tengah mengandalkan bahan baku dari kabupaten ini.
PEREKONOMIAN Perkebunan: Kelapa merupakan tanaman perkebunan rakyat sebagai sumber penghasil kedua setelah padi bagi senagian besar petani di Kabupaten Purworejo. Komoditas perkebunan yang lain yaitu kopi, karet, kakao, vanili (tanaman tahunan) dan tebu serta nilam (tanaman semusim).
PEREKONOMIAN Peternakan: Ternak yang menjadi khas Purworejo adalah kambing peranakan etawa, yakni kambing dari india yang memiliki postur tinggi besar. Peternakan kambing ini terutama di Kecamatan Kaligesing. Setiap tahun ribuan kambing dipasarkan keluar Purworejo, termasuk ke Jawa Timur, Sumatera, Riau, dan Kalimantan. Bahkan pada 2005-2006 pernah ekspor ke Malaysia.
PARIWISATA Purworejo mengandalkan pantainya di sebelah selatan yang bernama Pantai Ketawang, Pantai Keburuhan (pasir puncu), dan Pantai Jatimalang. Gua Seplawan terdapat di Kecamatan Kaligesing banyak diminati wisatawan karena keindahan goa yang masih asli dan juga keindahan pemandangan alamnya. Disamping itu terdapat air terjun Curug Muncar dengan ketinggian 40m terletak di Kecamatan Bruno.
MAKAN KHAS DAERAH Dawet hitam : sejenis cendol yang berwarna hitam. Tahu kupat : berbahan dasar tahu dengan bumbu pedas yang terbuat dari gula jawa cair dan sayuran. Geblek : terbuat dari tepung singkong yang dibentuk seperti angka 8. Clorot : makan trbuat dari tepung beras dan gula merah yang dimasak dalam pilinan daun kelapa yang masih muda. Lanting : bahan dan bentuknya hapir sama dengan geblek, hanya saja ukurannya lebih kecil. Kue Lompong : berwarna hitam dari gandum berisi kacang dan dibungkus dengan daun pisang yang telah mengering.
MAKANAN KLANTING GEBLEK DAWET IRENG KUE LOMPONG CLOROT
KESENIAN Tari dolalak merupakan tarian khas dari daerah Purworejo. Tari ini merupakan tarian percampuran antara budaya Jawa dan budaya Barat. Pada masa penjajahan Belanda, para serdadu Belanda sering menari-nari dengan mengunakan seragam militernya dan diiringi dengan nyanyian yang berisi sindiran. Kata dolalak sebenarnya berasal dari notasi Do La La yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak.
DOLALAK
TOKOH DARI PURWOREJO Jan Toorop, pelukis Belanda. A.J.G.H. Kostermans, pakar botani Indonesia. Ahmad Yani, pahlawan revolusi. Wilopo, perdana menteri Indonesia ke-7. Sarwo Edhie Wibowo, mertua SBY. Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Kasman Singodimedjo, tokoh pergerakan 1945.