السَّلاَ مُ عَلَيْكمُ ْوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: Prof. Dr. M. Ghalib M., M.A
Advertisements

MEMILIH METODE PENELITIAN
DAN INSTRUMEN KARYA ILMIAH
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN SAHABAT
PENGANTAR STUDI ISLAM APA ITU PENGANTAR STUDI ISLAM (PSI)?
Penjelasan GBPP & Kontrak Perkuliahan
MPS PENDEKATAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF.
Wahyu tuhan, teks dan ijtihad akal manusia; aspek ushul dan Furu’ dalam Islam Muhlisin.
Penelitian Kualitatif
Fiqih Kelas VIII Semester 2
Metodologi Penelitian Kualitatif
RAGAM DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS NABI SAW
Materi Pertemuan 10 Sejarah Hukum Islam I
Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora
Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
SISTEMATIKA PROPOSAL PTK Oleh : Terry Irenewaty, M.Hum. Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang, Agustus 2011.
Pendidikan Agama Hadits sebagai ajaran islam February 28,
Metode Penelitian Kualitatif
MATA KULIAH SEMINAR TUJUAN MATA KULIAH SEMINAR , 2 SKS DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBEKALI MAHASISWA AGAR TERBIASA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENYELESAIKAN MASALAH.
Teknik Penelitian Kualitatif
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Bab 1. PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS
AIK PROGRAM PASCASARJANA (S-2 dan S-3) PTM
METODE PENELITIAN KEBUDAYAAN TENTANG PARADIGMA-PARADIGMA/ANALISIS-ANALISIS KEBUDAYAAN MENURUT PANDANGAN PROF. DR. HEDDY SHRI AHIMSA-PUTRA, M.A., M.Phil.
Model metode penelitian
Metode Penelitian Ilmu Politik & Pendekatan Kualitatif
Pendekatan ilmiah vs non ilmiah
PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF
METODOLOGI PENELITIAN
MEMILIH METODE PENELITIAN
PENELITIAN KUALITATIF
BAB I : Pondasi Penelitian Kualitatif
Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat
METODOLOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF
Pertemuan ke -11 Kerangka Teoritik- Landasan Teori
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF
Penelitian Kualitatif
BAHASAN HARI INI PENGERTIAN & FUNGSI AL-SUNNAH & AL-HADITS
PENDEKATAN KUALITATIF: METODE PENELITIAN ETNOGRAFI
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBUKUAN (ABAD VII-X M)
M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag Dosen Jurusan TH Fak. Ushuluddin
Review Pertemuan I Ciri metode penelitian kualitatif
Memahami hakikat ilmu pengetahuan
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
HAKIKAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STUDI KITAB HADIS Muhammad Alfatih Suryadilaga
KLASIFIKASI AYAT AL-QUR’AN (MAKKIYAH MADANIYAH)
METODE PENELITIAN DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Kesempurnaan Islam.
PARADIGMA PENELITIAN Apakah Paradigma Penelitian itu……?
PERSPEKTIF SOSIOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
PENELITIAN KUALITATIF
HOW TO DO MEDIA & CULTURAL RESEARCH
Materi Pertemuan 10 Sejarah Hukum Islam I
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
Metode Penelitian Komunikasi – 2
PENELITIAN KUALITATIF. DEFINISI Penelitian yang pada umumnya menjelaskan dan memberi pemahaman dan interpretasi tentang berbagai perilaku dan pengalaman.
M. SABIR RAMADHAN NENI MULYANI.  Etnografi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan pola suatu pola kelompok.
MENGUMPULKAN DATA KUALITATIF PROGRAM DOKTOR FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG NOVEMBER 2017 Oleh : Muhammad Sabir.
PENELITIAN KUALITATIF
Oleh : Said Al Zubaidy, S.Ag, M.PdI Dosen METODOLOGI STUDI ISLAM.
Metode Penelitian Sastra
HUBUNGAN HUKUM ISLAM DG AGAMA ISLAM. Pendahuluan Sebelum masuknya hukum Islam, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistemnya dan.
PERAN GURU PAI DALAM PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VII A DISEKOLAH MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI KECAMATAN BENGKONG ”.
Transcript presentasi:

السَّلاَ مُ عَلَيْكمُ ْوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

Profil Muhammad Alfatih Suryadilaga Lamongan, 26-01-1974 Wakil Dekan AUPK FUSAP UIN Dosen IAT, Sos Fishum , PPS IV/b Lektor Kepala Mk. Hadis 770 kum. Asesor BAN-PT, 2010-sekarang Trainer Penyusunan Anggaran Responsif Gender (ARG) Prop. DIY, 2009-sekarang Ketua Redaksi Jurnal Esensia Sekretaris Redaksi Jurnal Musawa

Penelitian living hadis Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.Ag.

Pengantar: living hadis” tampaknya belum begitu mendapat perhatian di lingkungan masyarakat akademis, terutama STAIN/IAIN/UIN dan kampus-kampus Islam lainnya. Kajian-kajian akademik mahasiswa jurusan Tafsir-Hadis di UIN Sunan Kalijaga lebih banyak menekankan pada kajian-kajian teks, baik teks sumber (al-Qur’an dan hadis) maupun teks-teks produk pemikiran tentang al-Qur’an dan hadis.

RAGAM KAJIAN STUDI HADIS PTAI Ilmu Hadis Penelitian Hadis Syarah Hadis IRH IMH Hadis Kitab Hadis (UH-K, UH-M, UNH, O, dll) Masyarakat Hermeunika Hadis Ma’anil Hadis Hadis Mawdu’i

Hadis –sanad dan matan- Penelitian Hadis Hadis –sanad dan matan- KH: UH-Klasik KH: UH-Modern

Lanjutan-2 KH: UNH KH: Orientalis KH: masyarakat KH: kawasan

Penelitian Hadis Sanad Matan Kitab Mu’tabarah Kitab Antologi Kitab Non-Ul Hadis Kitab Modern Kitab Orienta-lis Kitab di Masy Kitab Kawasan

Living Hadis mulai menarik setelah diadakan sebuah seminar di UIN Sunan Kalijaga oleh FKMTHI (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir-Hadis se-Indonesia) dengan mengambil tema “Living Qur’an: Al-Qur’an sebagai Fenomena Sosial-Budaya” pada tanggal 13-15 Maret 2005.

Pengertian: living hadis” dapat dimaknai sebagai gejala yang nampak di masyarakat berupa pola- pola prilaku yang bersumber dari maupun respons sebagai pemaknaan terhadap hadis Nabi Muhammad saw. Di sini terlihat adanya pemekaran wilayah kajian, dari kajian teks kepada kajian sosial- budaya yang menjadikan masyarakat agama sebagai objeknya

Berawal dari Hadis yang diusung oleh figur Nabi Muhammad saw. Berpijak dari adanya dalil perintah untuk patuh kepada Rasulullah saw. Fenomena kecenderungan mengikuti Rasulullah saw. yang semakin meluas

dari kelahirannya tidak saja memunculkan variasi teks-teks hadis Sejarah panjang hadis dari kelahirannya tidak saja memunculkan variasi teks-teks hadis dalam khazanah keilmuan hadis tetapi juga mewariskan sejumlah tradisi yang hidup di masyarakat

Dalam sejarah Islam, tindakan sahabat Rasulullah saw Dalam sejarah Islam, tindakan sahabat Rasulullah saw. yang tidak disyari’atkan oleh nabi dikenal dengan sebutan awwaliyat Namun istilah tersebut tidak lazim dipakai dalam tradisi ilmu fiqih atau hadis. Tradisi sahabat yang tidak ada pada masa Rasulullah saw. sebetulnya banyak sekali, namun yang terekam oleh Sarafudin al-Musawi dalam al-Nash wa al-Ijtihad 97 buah yang dapat diprinci sebagai berikut: masa Abu Bakar 15 kasus, Umar ibn al-Khattab 55 kasus, Usman ibn Affan 2 kasus, Aisyah 13 kasus, Khalid ibn Walid 2 kasus, Mu’awiyah 10 kasus

misalnya stakbir empat dalam salat janazah, khutbah Jum’at dengan duduk, sholat Id belakangan baru khutbahnyaahalat tarawih

Ragam Kajian Non Teks atas Hadis Teks-teks QH dalam keseharian (everyday life) “Tindakan” sebagai sebuah “teks” Deduktif: Fakta: ayat menjadi “teori dalam bertindak” (sadar) Teks QH sebagai internalisasi (sengaja dijadikan doktrin, propaganda untuk menumbuhkan etos) dan obyektifikasi (mengapa “hidup”, di kalangan siapa, dalam konteks sosial apa, untuk tujuan apa) Contoh tema : teks-teks kaligrafi, teks rajah, Teks QH favorit dalam khutbah jum’at di pasar, di lingkungan ahmadi/nu/muhammadiyah, dst Induktif : Ada tindakan, kemudian “dibaca”, ditafsir, dihubungkan dengan teks QH (nirsadar, sudah menjadi “etos”) Teks QH sebagai Eksternalisasi (Tindakan itu ternyata tanpa sadar terkait dengan “teks QH) Contoh tema : Akulturasi Islam dan budaya lokal dalam arsitektur Jawa, Etos Islam dalam kultur bertani, Etos Islam dalam kearifan lingkungan masyarakat, dst...

Ragam Living Hadis: Tradisi Tulis Tradisi Lisan Tradisi Praktik

Tradisi Tulis Tulis menulis tidak hanya sebatas sebagai bentuk ungkapan yang sering terpampang dalam tempat-tempat yang strategis seperti bus, masjid, sekolahan, pesantren, dan fasilitas umum lainnya. Di masa kampanye presiden di Makassar banyak spanduk terpampang dengan tulisan لن يفلح قوم ولو امرهم إمرأة Jargon tersebut muncul untuk menanggapi pesaing politik Golkar yaitu Megawati Soekarno Putri tahun 1999

Tradisi lisan Lahir seiring dengan praktik yang dijalankan oleh umat Islam. Seperti bacaan dalam melaksanakan shalat shubuh di hari jum'at. Di kalangan pesantren yang kiayinya hafiz al-Qur’an, shalat shubuh hari jum'at relatif panjang karena di dalam shalat tersebut dibaca dua ayat yang panjag yaitu hamim al-sajadah dan al-insan, puji-pujian menjelang shalat rawatib, shalawat tarhim menjelang shubuh atau shalat lainnya,

Contoh: Di pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, ada tradisi pembacaan Kitab Sahih al-Bukhari selama bulan puasa, di Magelang ada Bukhorenan, membaca hadis dengan cara muqoddaman, joged shalawat mataram, dan lain-lain

Muqoddaman di PP Luqmaniyah

Joged Sholawat Mataram

Tradisi Praktik Tadisi praktik dalam living hadis ini cenderung banyak dilakukan oleh umat Islam. Hal ini didasarkan atas sosok Nabi Muhammad saw. dalam menyampaikan ajaran Islam. Salah satu persoalan yang ada adalah masalah ibadah shalat dan sebagainya sebagai impolementasi keyakinan ketaatan pada Allah swt. dan Rasul-Nya

Contoh:

Khitan perempuan

Contoh Skripsi Living Hadis Ali Wasik, "Fenomena Pembacaan al-Qur’an dalam Masyarakat (Studi Fenomenologis atas Masyarakat Srumbung Segoroyoso Pleret Bantul)" Skripsi di Jur Tafsir-Hadis Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005 Afa Prasetyo, "Fenomena Pembacaan al-Qur’an di Makam Sunan Giri (Cara Pandang Masyarakat terhadap Hadis Nabi saw.)" Skripsi di Jur Tafsir-Hadis Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 200. Nazilatur Rahmah, "Khitan Perempuan di Masyarakat Banjar Anyar Paciran Lamongan", Skripsi di Jur. Tafsir-Hadis Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Syamsul Kurniawan, "Hadis Jampi-jampi dalam kitab Mujarrabat Melayu dan Taj al-Muluk Menurut Pandangan Masyarakat Kampung Seberang Kota Pontianak Propinsi Kalbar " Skripsi di Jur. Tafsir-Hadis Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Farhan Abdullah, "Hadis-hadis tentang Jimat: Studi atas Pemaknaan dan Pengamalannya di Desa Rambutan Jambi" Skripsi di Jur. Tafsir-Hadis Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005

Pengertian Etnografi . Dari aspek bahasa , etnografi berarti deskripsi atau gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu komunitas. Etnografi adalah karya tulis ilmia yang disusun untuk mendiskripsikan keadaan suatu masyarakat atau komunitan.

Ciri ciri khusus penelitian etnografi Sumber data bersifat ilmia Bersifat deskritif ( pemerian ) Saat di lapangan , peneliti harus bertingkah laku sebagaimana masyarakat yang ditelitinya Menggunakan purposive sampling dalam hal pengumpulan data, bukan menggunakan probabilitas statistik Peneliti merupakan intrumen yang terpenting dalam pengumpulan data 6. Menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif 7. Studi kasus untuk memahami bentuk-bentuk tertentu 8. Titik berat perhatian harus pada pandangan emik 9. Data dan informan harus berasal dari tangan pertama

Fenomena living hadis di Masjid Besar Mataram Kotagede : fenomena ziarah kubur di pemakaman (pesarean) Panembahan Senopati; fenomena seputar praktik shalat (praying cycle), dibatasi hanya pada shalat Jumat; fenomena transkripsi kaligrafi hadis rukun Islam.

fenomena living hadis di Pondok Pesantren Krapyak (Ali Maksum dan Al-Munawwir): fenomena seputar praktik shalat, dibatasi hanya pada shalat Jumat; fenomena pembacaan kitab-kitab hadis selama bulan Ramadhan; dan fenomena pembelajaran al-Qur’an.

Pendekatan: Historis-filosofis, yakni upaya untuk menelisik persoalan ini dari kacamata historis terutama ketika menjelajahi rekaman perjalanan living hadis. Tidak lupa pula, pendekatan filosofis juga diambil ketika menelaah nilai-nilai yang abadi dan yang boleh berubah dalam prinsip dasar living hadis kaitannya dengan sumber ajaran Islam. Akulturasi juga perlu dipakai untuk mengetahui proses dan hasil interaksi antara ajaran-ajaran yang ada dalam hadis dengan sistem kepercayaan atau budaya lokal dalam suatu masyarakat. Keilmuan hadis, dari sudut penilaiannya yang normatif, tidak dialpakan untuk melihat bagaimana proses pemaknaan masyarakat Islam terhadap hadis.

Pendekatan fenomenologi digunakan untuk mencari atau mengamati fenomena living hadis sebagaimana yang tampak. Dalam hal ini ada tiga prinsip yang tercakup di dalamnya: (1) sesuatu itu berwujud; (2) sesuatu itu tampak; (3) karena sesuatu itu tampak dengan tepat maka ia merupakan fenomena. Penampakan itu menunjukkan kesamaan antara yang tampak dengan yang diterima oleh si pengamat, tanpa melakukan modifikasi.

Living hadis, dalam perspektif keilmuan UIN Sunan Kalijaga, tidak lagi menggunakan ilmu- ilmu hadis (mus}t}alah}a>t al-hadi>th) saja. Tetapi memadukannya dengan ilmu-ilmu sosial-historis untuk mengamati dan menjelaskan bagaimana suatu fenomena hadis terjadi dan berkembang di masyarakat Islam. Sehingga dari sudut penilaiannya, tidak berhenti pada aspek normatif-doktrinal semata, namun lebih pada menjelaskan proses pembentukan suatu fenomena keagamaan sebagai bagian dari historisitas Islam.

Lanjutan: Penelitian ini bersifat deksriptif- analitis. Maksud dari deskrptif di sini adalah usaha untuk menggambarkan konsep dasar living hadis dan mencari bentuk dan ragam living hadis serta menganalisis faktor pembentukan fenomena living hadis tersebut.

Metode induktif. Yaitu pola pikir yang berangkat dari nilai-nilai khusus yang bersifat partikular untuk selanjutnya diturunkan pada sejumlah kasus umum. Fenomena-fenomena hadis dianalisis dan kemudian disimpulkan dalam rumusan-rumusan umumnya.

Lanjutan Metode: IPD menggunakan observasi partisipan, kecuali untuk fenomena pembacaan kitab-kitab hadis selama bulan Ramadhan. Instrumen lainnya adalah wawancara dan dokumen (tertulis dan tidak tertulis). Variabel atau unsur yang menentukan sesuatu sebagai fenomena living hadis adalah bahwa fenomena tersebut berhubungan atau bersumber, baik langsung maupun tidak langsung, dari hadis-hadis Nabi Muhammad saw.

Pertanyaan: Arif STAIN pekalongan ada 14 skripsi, hadis/tafsir/living hadis, perayaan asyurah di komunitas Pekalongan, Implikasi Zakat di Desa, dll. Pengampu Mk. Metodologi Studi Hadis Kerangka teoritik antropologi, psikologi, sosiologi. Kebingungan mencari landasan dalam melakukan penelitian. Format mk. Antropologi/sosiologi/psikologi. Pengalaman di Lapangan: masih di lingkup teks, liv. Hadis di bukan komunitasnya, syi’ah dan salafi. Cara terjun di lapangan bagaimana?

Siti Jazirah/Afiatul Azkiya’ Liv. Qur’an dan Hadis, latar belakangnya? Banyak mana ke Liv. Qur’an atau Hadis? Pen Liv. Qur’an dan Hadis? Apa selainnya ditutup? Apakah batasan-batasan dalam LQH? LQH, apakah tidak membuat adanya justifikasi bahwa yang dilakukan di masyarakat merasa benar.

Ulama modern dan klasik, apakah memiliki keunggalannya.